Arrizal dan Syafrizal 2

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

INDUSTRI DAN PEMASARAN PERTEMUAN III MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD

ANALISIS PEMASARAN UDANG EKSPOR PADA PT. KARIMATA SAMUDRA MAKASSAR. SUDIRMAN, SE., M.Si STIE-YPUP PENDAHULUAN

(Studi Kasus di Taman Wisata Goa Maharani Paciran Lamongan) Oleh: M. Nadhor, SE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. pembaruan tata nilai masyarakat dan pranata sosial sangat penting artinya.

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi tuntutan konsumen untuk dipuaskan semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

STRATEGI PEMASARAN DALAM PERSAINGAN BISNIS FOFON JASMAN S1 TI 2H STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

APAKAH PEMASARAN ITU?

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan seperti: produksi, pemasaran, pembelanjaan, riset dan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang efektif sangat dibutuhkan setiap perusahaan untuk menunjang. keahlian manajemen perusahaan dalam bidang pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era perekonomian global dewasa ini, ilmu pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan survei pada tahun 2012, jumlah perusahaan industri besar dan

KONSEP DASAR PEMASARAN. MINGGU KE DUA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kotler, dalam bukunya Marketing Management (The Millenium

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang telah lama berdiri wajar jika mengalami kekhawatiran, bahwa

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah kaidah yang mendasari suatu gejala yang sudah melalui

BAB I PENDAHULUAN. pasar Indonesia. Minuman Isotonik Pocari Sweat merupakan minuman Isotonik

BAB V PENUTUP. Selama melaksanakan kegiatan magang pada Perum Bulog Divisi Regional

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK

PENGARUH HARGA JUAL, PROMOSI DAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PP. SETIA KAWAN DI PURWOKERTO

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

Oleh : Hari Winarto STRATEGI PEMASARAN. Hari Winarto

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha. Konsumen merupakan daya belinya dan berubah pola konsumsinya sehingga

PENDAHULUAN. membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DIKOTA PADANG. Oleh: MIKE YOLANDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Philip Kotler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

PENGARUH PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGKONSUMSI HIDANGAN PADA RUMAH MAKAN PADANG RAYA DI SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

PEMASARAN APLIKASI UNTUK SOCIAL ENTERPRISE

MINGGU PERTAMA FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

PENDAHULUAN. A. PENGERTlAN PEMASARAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN POLIS ASURANSI AXA MANDIRI DI KLATEN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP HASIL PENJUALAN KERUPUK PADA PERUSAHAAN KERUPUK PALEMBANG

PENGARUH HARGA, DISTRIBUSI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PADA NOLIMA PUTRA SANTOSA MOTOR BANJARNEGARA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan seadanya melainkan mulai bergeser menjadi kebutuhan fashion,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan

BAB II. LANDASAN TEORI

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN MARKETING ( STUDI KASUS KOPERASI SIMPAN PINJAM X )

AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN. ends

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO. Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dasar bagi penyusunan strategi pemasaran pada perusahaan. dalam keputusan pembelian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Hargo Utomo. Manajemen Pemasaran.Penerbit Gunadarma. Jakarta. 1993, hlm. 39

KEWIRAUSAHAAN. Merancang Strategi Pemasaran. Modul ke: DAFTAR PUSTAKA AKHIRI PRESENTASI STRATEGI PEMASARAN. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI DIVERSIFIKASI PRODUK TERHADAP TINGKAT OMZET PENJUALAN Studi Kasus pada PT. Surya Pelita Pratama

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 Rumah Sakit adalah salah satu sarana

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PADA PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan

Abstract. Pendahuluan. Era globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan karena persaingan yang semakin ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen. nilai lebih tinggi dibanding pesaing kepada konsumen, seperti harga yang

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi

UPAYA MENINGKATKAN PANGSA PASAR MAKANAN TRADISIONAL KERUPUK BAWANG IRIS MELALUI PENERAPAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan yang terjadi pada perusahaan yang bergerak dalam

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP WARUNG MAKAN INDOMIE DI WILAYAH MRICAN PERCEPTION CONSUMER OF WARUNG MAKAN INDOMIE IN MRICAN REGION

PENGARUH PELAKSANAAN DISTRIBUSI GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN (Studi pada CV Percetakan Putri Mandiri Surabaya) Ach.

STRATEGI PEMASARAN DALAM PERSAINGAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang bagi pelaku bisnis. Tantangannya, perusahaan harus tetap survive

Pengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang

STRATEGI PEMASARAN GAS ELPIJI DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENJUALAN TABUNG ELPIJI KEMASAN 5,5 KG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya yang amat tinggi. Berdasarkan artikel pada Harian

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT 1 Arrizal dan Syafrizal 2 ABSTRACT This marketing management training for pumpkin crispy small industry entrepreneur in Matur Subdistrict, Agam Regency, Province of West Sumatera was aimed to upgrade and improve competency of pumpkin crispy small industry entrepreneurs to solve pumpkin crispy marketing management phenomenon themselves. This marketing management training was worked at August 10, 2009 in hall of subdistrict head office, Matur Subdistrict, Agam Regency, Province of West Sumatera. This marketing management training trained 28 entrepreneurs. This marketing management training used five training method there were lecture method, seminar method, case study method, role playing method, and business consulting method. This marketing management training used four evaluation methods there were activity evaluation, result evaluation, process evaluation, and effect evaluation. The result of the training showed this marketing management training upgraded and improved competency of pumpkin crispy small industry entrepreneurs to solve pumpkin crispy marketing management phenomenon themselves. PENDAHULUAN Kecamatan Matur merupakan satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat. Kecamatan Matur memiliki tradisi bisnis industri kerupuk labu (keripik labu). Di samping bisnis pertanian dan peternakan bahwa bisnis industri kerupuk labu merupakan salah satu bisnis paling menonjol dalam kehidupan masyarakat Kecamatan Matur. Masyarakat Kecamatan Matur yang menggantungkan kehidupan perekonomiannya pada bisnis industri kerupuk labu ini sebanyak 75 kepala keluarga. Bahan baku produk kerupuk labu ini adalah buah labu. Pemasaran 1 Dibiaya oleh Dan DP2M Dikti Depdiknas Program IPTEKS TA 2009 2 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

22 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 kerupuk labu yang sudah dilakukan selama ini yaitu Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar, dan Padang. Perusahaan industri kerupuk labu di Kecamatan Matur ini tergolong perusahaan industri kecil. Perusahaan industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur mempekerjakan rata-rata 6 orang tenaga kerja dan memiliki nilai kekayaan (asset) sebesar Rp 10 juta sampai dengan maksimum Rp. 600.000.000,- tidak termasuk nilai tanah dan nilai bangunan yang ditempati dan memiliki penjualan kurang dari Rp 2 milyar tiap tahun. Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah Propinsi Sumatera Barat (2006) mendefinisikan bahwa perusahaan industri kecil adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis industri yang memiliki skala bisnis kecil, yaitu mempekerjakan 5 19 orang tenaga kerja dan memiliki nilai asset lebih dari Rp 10 juta sampai dengan maksimum Rp. 600.000.000,- tidak termasuk nilai tanah dan nilai bangunan yang ditempati dan memiliki penjualan maksimum Rp 2 milyar tiap tahun. Perusahaan industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur mempunyai dampak terhadap pengentasan kemiskinan. Dengan kalimat lain, perusahaan industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur mempunyai dampak terhadap kesempatan kerja, pendapatan masyarakat dan nilai tambah (value added) buah labu. Perusahaan industri kecil kerupuk labu telah mempekerjakan sebanyak 75 orang kepala keluarga. Dengan perusahaan industri kecil kerupuk labu ini, pendapatan kepala keluarga dan pendapatan masyarakat lebih meningkat dibandingkan dengan pendapatan bisnis pertanian terutama bisnis pertanian padi sawah. Kemudian, perusahaan industri kecil kerupuk labu telah meningkatkan nilai tambah (value added) buah labu yang harga jualnya murah menjadi produk kerupuk labu yang harga jualnya mahal.

Pelatihan Manajemen Pemasaran 23 Para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam mengembangkan bisnis menghadapi masalah manajemen pemasaran, yaitu masalah kemasan, label, merek, harga, distribusi dan promosi. Pada hakekatnya masalah manajemen pemasaran produk kerupuk labu ini adalah kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu belum maksimal dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Dengan kalimat lain, masalah manajemen pemasaran produk kerupuk labu ini adalah pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu belum maksimal dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Secara khusus masalah manajemen pemasaran produk kerupuk labu yaitu memasarkan produk kerupuk labu yang (1) tidak memiliki kemasan yang menarik, label dan merek (2) harga penjualan produk kerupuk labu belum mendatangkan laba yang wajar (3) saluran distribusi (perantara) belum mampu menyalurkan (mendistribusikan) produk kerupuk labu dalam skala besar (4) belum melakukan promosi produk kerupuk labu. Kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu belum maksimal, artinya pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu belum maksimal dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri ternyata berhubungan sangat erat dengan latar belakang pendidikan bisnis, pelatihan bisnis dan pengalaman bisnis para pengusaha industri kecil kerupuk labu itu sendiri yang memang belum maksimal. Dengan demikian pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dapat dimaksimalkan (ditingkatkan) melalui pendidikan bisnis, pelatihan bisnis dan pengalaman bisnis. Berdasarkan analisis situasi ini, maka pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability)

24 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dapat dimaksimalkan (ditingkatkan) melalui pelatihan manajemen pemasaran. Masalah yang dihadapi oleh para pengusaha industri kecil kerupuk labu dapat diidentifikasi dan dirumuskan adalah kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu belum maksimal dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Dengan kalimat lain, masalah yang dihadapi oleh para pengusaha industri kecil kerupuk labu adalah pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu belum maksimal dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Secara khusus masalah yang dihadapi oleh para pengusaha industri kecil kerupuk labu yaitu : 1. Para pengusaha industri kecil kerupuk labu memasarkan produk kerupuk labu yang tidak memiliki kemasan yang menarik, label dan merek. 2. Para pengusaha indusri kecil kerupuk labu memasarkan produk kerupuk labu dengan harga penjualan belum mendatangkan laba yang wajar. 3. Para pengusaha industri kecil kerupuk labu memasarkan produk kerupuk labu menggunakan saluran distribusi (perantara) yang belum mampu menyalurkan (mendistribusikan) produk kerupuk labu dalam skala besar. 4. Para pengusaha industri kecil kerupuk labu memasarkan produk kerupuk labu belum melakukan promosi. Perusahaan industri kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini tergolong perusahaan industri kecil, yaitu mempekerjakan rata-rata 6 orang tenaga kerja dan memiliki nilai asset lebih dari Rp 10 juta sampai dengan maksimum Rp. 600.000.000,- tidak termasuk nilai tanah dan nilai bangunan yang ditempati dan memiliki penjualan kurang

Pelatihan Manajemen Pemasaran 25 dari Rp 2 milyar tiap tahun. Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat (2006) mendefinisikan bahwa perusahaan industri kecil adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis industri yang memiliki skala bisnis kecil, yaitu mempekerjakan 5 19 orang tenaga kerja dan memiliki nilai asset lebih dari Rp 10 juta sampai dengan maksimum Rp. 600.000.000,- tidak termasuk nilai tanah dan nilai bangunan yang ditempati dan memiliki penjualan maksimum Rp 2 milyar tiap tahun. Di samping masalah manajemen strategis, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen sumberdaya manusia bahwa masalah manajemen pemasaran (marketing management phenomena) merupakan masalah peringkat pertama yang dihadapi pengusaha industri kecil di Sumatera Barat (Said, 1991) termasuk pengusaha industri kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Asosiasi Pemasaran Amerika (The American Marketing Association) dalam dalam buku Marketing Management (Kotler, 2002) mengemukakan definisi pemasaran (marketing) yaitu proses perencanaan (planning) dan pelaksanaan (executing) konsep harga (pricing), promosi (promotion), dan distribusi (distribution) gagasan (ideas), barang (goods), dan jasa (services) untuk menciptakan pertukaran (exchanges) yang memuaskan (satisfy) tujuan individu dan organisasi. Stanton (1978) mengemukakan manajemen pemasaran yaitu suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, termasuk pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Definisi pemasaran (marketing) oleh Kotler (2002) dan Stanton (1978) di atas menunjukkan bahwa inti kegiatan pemasaran adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) ialah kombinasi empat kegiatan yang merupakan inti kegiatan pemasaran yakni produk (product), harga (price), distribusi

26 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 (distribution / place) dan promosi (promotion). Bauran pemasaran (marketing mix) ini sering disebut empat P yaitu product, price, place, dan promotion. Berdasarkan definisi pemasaran (marketing) oleh Kotler (2002) dan Stanton (1978) di atas, maka dapat diketahui bahwa masalah inti kegiatan pemasaran adalah masalah bauran pemasaran (marketing mix phenomena). Masalah bauran pemasaran (marketing mix phenomena) ialah kombinasi empat masalah kegiatan yang merupakan masalah inti kegiatan pemasaran yakni masalah produk (product phenomena), masalah harga (price phenomena), masalah distribusi (distribution / place phenomena) dan masalah promosi (promotion phenomena). Masalah bauran pemasaran (marketing mix phenomena) ini sering disebut masalah empat P yaitu product phenomena, price phenomena, place phenomena, dan promotion phenomena. Dengan demikian ada empat masalah manajemen pemasaran (marketing management phenomena) yaitu masalah produk (product phenomena), masalah harga (price phenomena), masalah distribusi (distribution / place phenomena) dan masalah promosi (promotion phenomena). Pertama, masalah produk (product phenomena). Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2002) termasuk kemasan, merek, label, warna, prestise perusahaan, prestise pengencer, pelayanan perusahaan dan pelayanan pengencer. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Kedua, masalah harga (price phenomena). Swastha (1981) dalam bukunya Azas-azas Marketing mengemukakan bahwa harga (price) adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta pelayanannya. Contohnya, 1 kg kerupuk labu berharga Rp. 60.000,-. Ketiga, masalah distribusi (distribution / place phenomena). Swastha (1981) dalam

Pelatihan Manajemen Pemasaran 27 buku Azas-Azas Marketing mengemukakan bahwa distribusi (distribution) adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen. Keempat, masalah promosi (promotion phenomena). Swastha (1981) dalam buku dan Azas-Azas Marketing mengemukakan bahwa promosi (promotion) adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan konsumen untuk membeli. Karena masalah peringkat pertama perusahaan industri kecil termasuk perusahaan industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat adalah masalah manajemen pemasaran (marketing management phenomena) maka prioritas peringkat pertama kebutuhan pelatihan adalah pelatihan manajemen pemasaran (marketing management training) (Said, 1991). Pembinaan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil di Sumatera Barat dapat berbentuk kemitraan, penyuluhan, magang, studi banding, pelatihan, dan konsultasi. Pembinaan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dipilih berbentuk pelatihan manajemen pemasaran (marketing management training). Manajemen pemasaran mencakup empat kegiatan yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion) (Kotler, 2002 ; Stanton, 1978 ; Swastha, 1981). Masalah manajemen pemasaran (marketing management phenomena) mencakup empat masalah yaitu masalah produk (product phenomena), masalah harga (price phenomena), masalah distribusi (distribution / place phenomena) dan masalah promosi (promotion phenomena). Berdasarkan masalah manajemen pemasaran (marketing management phenomena) itu, maka pelatihan manajemen pemasaran (marketing management training) mencakup empat pelatihan yaitu pelatihan produk (product training), pelatihan harga (price training), pelatihan distribusi (distribution / place training) dan pelatihan promosi (promotion training). Dengan demikian prioritas peringkat pertama kebutuhan

28 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 pelatihan bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat adalah pelatihan manajemen pemasaran (marketing management training). Tujuan pelatihan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini adalah : 1. Tujuan Umum Secara umum pelatihan manajemen pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan (meningkatkan) kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Dengan kalimat lain, pelatihan manajemen pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan (meningkatkan) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. 2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan pelatihan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini adalah : a. Pelatihan manajemen pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan kecakapan (ability) memasarkan produk kerupuk labu yang memiliki kemasan yang menarik, label dan merek.

Pelatihan Manajemen Pemasaran 29 b. Pelatihan manajemen pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan kecakapan (ability) memasarkan produk kerupuk labu dengan harga penjualan produk kerupuk labu yang mendatangkan laba yang wajar. c. Pelatihan manajemen pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan kecakapan (ability) memasarkan produk kerupuk labu dengan menggunakan saluran distribusi (perantara) yang mampu menyalurkan (mendistribusikan) produk kerupuk labu dalam skala besar. d. Pelatihan manajemen pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan kecakapan (ability) memasarkan produk kerupuk labu dengan melakukan promosi. METODE PENGABDIAN Realisasi Pemecahan Masalah Realisasi pemecahan masalah manajemen pemasaran kerupuk labu yang dihadapi oleh para pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat telah dikerjakan melalui pelatihan manajemen pemasaran pada tanggal 10 Agustus 2009. Acara pelatihan manajemen pemasaran ini bertempat di Aula Kantor Camat, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Khalayak Sasaran Antara yang Strategis Khalayak sasaran antara yang strategis adalah para pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 28 orang pengusaha industri kecil kerupuk labu.

30 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 Metode Kegiatan Pelatihan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu ini menggunakan lima metode pelatihan yaitu metode ceramah, metode konperensi, metode studi kasus, metode permainan bisnis, dan metode konsultasi bisnis. Evaluasi Kegiatan Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan manajemen pemasaran ini dalam memaksimalkan (meningkatkan) kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu, artinya memaksimalkan (meningkatkan) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu, maka digunakan sistem evaluasi yang terdiri dari empat macam evaluasi yaitu evaluasi kegiatan, evaluasi hasil, evaluasi proses, dan evaluasi dampak. HASIL DAN PEMBAHASAN Di samping masalah manajemen strategis, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen sumberdaya manusia bahwa masalah manajemen pemasaran merupakan masalah peringkat pertama yang dihadapi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Karena masalah manajemen pemasaran merupakan masalah peringkat pertama yang dihadapi pengusaha industri kecil kerupuk labu, maka prioritas peringkat pertama pelatihan bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu adalah pelatihan manajemen pemasaran. Pembinaan pengusaha industri kecil kerupuk labu dapat berbentuk kemitraan, penyuluhan, magang, studi banding, pelatihan, dan konsultasi.

Pelatihan Manajemen Pemasaran 31 Pelatihan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini telah dapat memaksimalkan (meningkatkan) kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Dengan kalimat lain, pelatihan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ini telah dapat memaksimalkan (meningkatkan) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Secara khusus, ada empat hasil pelatihan manajemen pemasaran bagi pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat yaitu : 1. Pelatihan manajemen pemasaran telah dapat memaksimalkan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memasarkan produk kerupuk labu yang memiliki kemasan yang menarik, label dan merek. 2. Pelatihan manajemen pemasaran telah dapat memaksimalkan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memasarkan produk kerupuk labu dengan harga penjualan produk kerupuk labu yang mendatangkan laba yang wajar. 3. Pelatihan manajemen pemasaran telah dapat memaksimalkan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memasarkan produk kerupuk labu dengan

32 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 menggunakan saluran distribusi (perantara) yang mampu menyalurkan (mendistribusikan) produk kerupuk labu dalam skala besar. 4. Pelatihan manajemen pemasaran telah dapat memaksimalkan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu dalam memasarkan produk kerupuk labu dengan melakukan promosi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan, yaitu : Pertama, pelatihan manajemen pemasaran ini telah dapat memaksimalkan (meningkatkan) kompetensi para pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Dengan kalimat lain, pelatihan manajemen pemasaran ini telah dapat memaksimalkan (meningkatkan) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen pemasaran para pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dalam memecahkan masalah manajemen pemasaran kerupuk labunya sendiri. Kedua, di samping pelatihan manajemen pemasaran, maka pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat masih membutuhkan empat jenis pelatihan yaitu pelatihan manajemen strategis, pelatihan manajemen produksi, pelatihan manajemen keuangan, dan pelatihan manajemen sumberdaya manusia.

Pelatihan Manajemen Pemasaran 33 Saran Berdasarkan kesimpulan maka dapat disarankan, yaitu : Pertama, disarankan supaya pelatihan manajemen pemasaran ini dapat dimaksimalkan (ditingkatkan) dengan pelatihan manajemen pemasaran khusus (specific) yaitu pelatihan produk, pelatihan kemasan, pelatihan merek, pelatihan label, pelatihan harga, pelatihan distribusi, dan pelatihan promosi. Kedua, di samping pelatihan manajemen pemasaran, maka disarankan supaya pengusaha industri kecil kerupuk labu di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat dapat mengikuti empat jenis pelatihan, yaitu pelatihan manajemen strategis, pelatihan manajemen produksi, pelatihan manajemen keuangan, dan pelatihan manajemen sumberdaya manusia. Lima pelatihan manajemen ini bertujuan untuk menciptakan pengusaha industri kecil kerupuk labu yang memiliki kompetensi maksimal dalam memecahkan masalah manajemen perusahaan kerupuk labunya sendiri. Pengusaha industri kecil kerupuk labu yang memiliki kompetensi maksimal adalah pengusaha industri kecil kerupuk labu yang memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) manajemen strategis, manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen sumberdaya manusia, dan manajemen pemasaran dalam memecahkan masalah manajemen perusahaan kerupuk labunya sendiri. DAFTAR PUSTAKA Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah Propinsi Sumatera Barat. 2006. Pokok-pokok Kebijakan Pembinaan Pengusaha Kecil. Dinas Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah Propinsi Sumatera Barat. Padang Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : Penerbit Erlangga

34 Warta Pengabdian Andalas Volume XVI, Nomor 24 Juni 2010 Kompas. 20 Juni 2006. Strategi Ekonomi, Pemerintah Prioritaskan 10 Komoditas. Kompas. Jakarta Swastha, Basu DH. 1981. Azas-Azas Marketing. Edisi Kedua Revisi. Yogyakarta : Penerbit Liberty Swasta, Basu DH dan Irawan. 1983. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Penerbit Liberty Stanton, William J. 1978. Fundamentals of Marketing. Edisi Kelima. Tokyo : Kogokusha, Mc Graw-Hill Book Company Singgalang. 21 Nopember 1995. 41.405 Usaha Kecil di Sumbar. Singgalang. Padang Said, Nurmal. 1991. Pola Pembinaan Industri Kecil di Sumatera Barat. Dalam Syahrial Syarif. 1991. Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. Pusat Penelitian Universitas Andalas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Padang