BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial atau social responsibility semakin meningkat. Timbul selaras dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYDISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. untuk fokus pada pengembangan hubungan sosialnya kepada stakeholders

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bisnis. Para stakeholders seperti investor, pemerintah, dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responcibility

KATA PENGANTAR. hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility. sosial perusahaan, serta prosedur pengukurannya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perindustrian (perusahaan), mengambil peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. (CSR) telah menjadi konsep yang kerap terdengar. Konsep yang digagas Howard

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungannya, yaitu : Perseroan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan ikut dalam berpartisipasi dan empathy terhadap berbagai masalah lingkungan dan sosial sekitar perusahaan. Dari keberadaan perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya selain memberi banyak manfaat tetapi juga banyak menimbulkan dampak negatif dari aktivitas perusahaan ditengah lingkungan. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat telah menyadari bahwa dampak negatif yang telah ditimbulkan dari pembangunan pabrik secara besar-besaran maupun limbah yang akan dihasilkan tersebut terutama dirasakan oleh masyarakat sekitar yang berada dekat dengan perusahaan tersebut. Membuat perusahaan tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan harus memperhatikan berbagai macam aspek yang meliputi aspek keuangan (profit), aspek sosial (people), dan aspek lingkungan (planet), yang biasa disebut triple bottom line. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep akuntansi yang dapat membawa perusahaan agar melaksanakan tanggungjawabnya terhadap lingkungan dan masyarakat. Menurut studi yang dilakukan oleh Jung (dalam Nursahid, 2006), kedermawanan sosial perusahaan pada umumnya dipengaruhi 1

2 oleh tiga faktor. Faktor pertama menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan, dimana perusahaan besar dan mapan cenderung lebih potensial memberikan sumbangan dari pada perusahaan kecil dan belum mapan. Kedua, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah, semakin buruk penataan pajak dalam negeri akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat. Ketiga, bentuk kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dimana kepemilikan dan pengelolaan perusahaan yang terpisah cenderung memiliki prakarsa untuk mendirikan yayasan sosial (Nursahid, 2006). The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara dunia, lewat publikasinya Making Good business Sense mendefinisikan CSR merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat lebih luas (Hadi, 2011). Perusahaan akan mendapatkan banyak dampak positif jika praktik dan pengungkapan CSR dilakukan secara berkesinambungan oleh perusahaan itu sendiri. Namun demikian, didalam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia sendiri sampai sekarang ini belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang sering terjadi di dalam praktik perusahaan

3 hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Untuk mengungkapkan informasi sosialnya, perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh dalam pengungkapannya tersebut. Jika didalam pengungkapan informasi perusahaan akan memeperoleh banyak manfaat lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasinya. Informasi yang akan diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Salah satu jenis informasi pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawasan. Yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Secara implisit Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2009) paragraf 12 menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut : Entitas dapat pula menyajikan, dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. (IAI, 2009). Pemerintah Indonesia sadar betul makna ramah lingkungan dan upaya pengurangan global warming, sehingga sepakat membuat aturan main yang yaitu

4 diterbitkannya Undang-Undang No. 40 tahun 2007. Pasal 74 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tersebut menyatakan bahwa Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang sumber daya alam dan bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Hadi, 2011). Undang-Undang tersebut tentu bukan hanya sekedar kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, melainkan juga mewajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial. Laporan tanggung jawab tersebut harus dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), terutama bagi perusahaan berbasis BUMN dan perusahaan lain yang bergerak dibidang eksploitasi sumberdaya alam dan perusahaan yang usahanya bersinggungan atau berkaitan dengan sumberdaya lain (Hadi, 2011). Dalam melakukan tindakan pengambilan keputusan investasi perusahaan, seringkali para investor melihat dari besar kecilnya suatu perusahaan yang selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Size atau ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan dalam menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, oleh karena itu perusahaan besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi dari pada perusahaan kecil. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai

5 wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Karena perusahaan besar cenderung memiliki resiko yang lebih besar terhadap kerusakan lingkungan sosial dari pada perusahaan kecil yang memiliki resiko lebih rendah. Profitabilitas merupakan salah satu alat ukur yang digunakan perusahaan dalam menilai keefektifan kinerja suatu perusahaan. Donovan dan Gibson (2000) menyatakan berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Jadi, profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya. Leverage merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan mempunyai tingkat resiko hutang tak tertagihnya kepada kreditur yang nantinya akan digunakan dalam membiayai aset perusahaan. (Watt dan Zimmerman, 1990) dalam (Scott, 1997) menyampaikan pendapat bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan

6 memaksimalkan laba sekarang. Kontrak utang biasanya berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan harus menjaga tingkat leverage tertentu (rasio utang/ekuitas), interest coverage, modal kerja dan ekuitas pemegang saham Kepemilikan Manajemen, konflik kepentingan yang sering terjadi antara pihak manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Dengan demikian, manajer akan terus berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan dengan kepentingan perusahaannya. Sebaliknya, semakin besar kepemilikan manajer di dalam suatu perusahaan maka semakin produktif tindakan yang akan dilakukan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image positif (brand) dari para pemangku kepentingan dapat dirasakan, serta membantu dalam pembangunan berkelanjutan meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray dan Maunders, 1988). Ukuran dewan komisaris, dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas. Dewan komisaris ini berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh menajemen (direksi). Dengan demikian dewan komisaris yang aktif menjalankan fungsinya dapat mencegah konsentrasi pengendalian yang terlalu banyak ditangan manajemen (direksi). (Mulyadi, 1993). Banyak penelitian yang malakukan penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Indonesia dan memunculkan hasil.

7 Banyak penelitian yang malakukan penelitian mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Indonesia dan memunculkan hasil yang beragam dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Seperti penelitian yang dilakukan Sembiring (2005), dan Apriwenni (2009) menunjukkan hasil bahwa variabel size berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan Veronica (2009) size berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne (1996) profitabilitas berpengaruh signifikan pengungkapan CSR. Sedangkan hasil penelitian tersebut berbeda seperti yang dilakukan oleh Donovan dan Gibson (2000) dan Hackston dan Milne (1996) Profitabilitas terbukti berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Jensen dan Meckling (1976) dan Apriwenni (2009) menunjukkan leverage berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan Belkaoui dan Karpik (1989) dan Febriana (2010) menunjukan leverage berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Gray dan Maunders (1988) menunjukan kemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan Said et al. (2009) menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajemen berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sembiring (2005) menunjukan ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan menurut Fahrizqi (2010) dalam Wijaya (2012) ukuran dewan komisaris berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR.

8 Dari hasil yang dilakukan penelitian terdahulu terdapat beberapa macam variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan CSR masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda dalam setiap penelitian yang dilakukan, bahkan saling bertentangan antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnnya. Hal inilah yang akan menjadi dasar dalam penelitian ini. Dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Apriwenni (2009). Penggunaan penelitian Apriwenni (2009) sebagai dasar penelitian dikerenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel size, leverage, persentase kepemilikan manajemen dan profitabilitas, terhadap pengungkapan laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan, seperti halnya dengan variabel yang digunakan dalam penelitian Sembiring (2005). Akan tetapi dalam penelitian ini akan menambahkan satu macam variabel, yaitu ukuran dewan komisaris. Penelitian-penelitian tersebut hasilnya tidak konsisten seperti yang dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukan ketertarikan untuk dilakukan penelitian ulang. Atas dasar alasan tersebut penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS for windows seri 16.0 untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Karateristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan utama pada penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil penelitian pada peneliti terdahulu.

9 Maka pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Size berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI? 2. Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI? 3. Apakah Leverage berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI? 4. Apakah Kepemilikan Manajemen berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI? 5. Apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI? 6. Apakah Size, Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Manajemen dan Ukuran Dewan Komisaris mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI?

10 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dimaksud untuk melakukan pengujian tentang pengungkapan informasi sosial suatu perusahaan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti secara empiris terhadap hal-hal tersebut diatas antara lain: 1. Untuk mengetahui apakah Size berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI. 3. Untuk mengetahui apakah Leverage berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI. 4. Untuk mengetahui apakah Kepemilikan Manajemen berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI. 5. Untuk mengetahui apakah Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh signifikan terhadap tingkat Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI. 6. Untuk mengetahui apakah Size, Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Manajemen dan Ukuran Dewan Komisaris mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI.

11 1.4 Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Kontribusi Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu sosial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Corporate Social Responsibility Disclosure atau pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. b. Kontribusi Praktis a. Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan manajemen mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang disajikan. b. Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada investor dan calon investor serta pelaku pasar lainnya tentang laporan keuangan tahunan perusahaan sehingga dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan keputusan investasi oleh pihak yang terkait. Penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang harus diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.

12 c. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bahwa suatu perusahaan wajib untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) dan memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan bagi penulis mengenai Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka peneliti perlu melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Dalam hal ini, peneliti membahas tentang Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dalam laporan tahunan perusahaan. Karakteristik perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan size, profitabilitas, leverage, kepemilikan manajemen serta ukuran dewan komisaris. 2. Perusahaaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011 secara berturut-turut dan menerbitkan laporan tahunan yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia.