BAB I PENDAHULUAN. tujuan tidak perlu ada organisasi. Tujuan organisasi bermacam-macam, tergantung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan pada kondisi ekonomi suatu perusahaan. Agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan sistem-sistem organisasi yang menghasilkan output yang menurutkan tingkat

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam kinerja, kesuksesan, dan kefektifan organisasi. Perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB I PENDAHULUAN. sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama pengunjung. semakin ketat dalam lingkungan kerja yang ada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. juga luar negeri. Selain persaingan antar perusahaan dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang bersifat sosial

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan kompetitif

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh untuk menanggulanginya, niscaya bangsa-bangsa akan

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan perlu mengambil posisi dan peran nyata yang dinamis, proaktif,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju juga perusahaan dalam melihat peruntungan dimasa depan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

BAB III LANDASAN TEORI. dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. kompensasi harus dibedakan jenis-jenisnya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sering disebut sebagai human resource, tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor terpenting yang dimiliki perusahaan yang berhasil dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat dari perusahaan-perusahaan yang di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa sumber daya yang dapat dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peringkat manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. ketat, kinerja perusahaan dituntut harus terus meningkat agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan disegala bidang, agar tetap menjadi pelaku pasar dalam jangka

BAB II URAIAN TEORITIS. Rosita Dewi (2008) jurnal dengan judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Sejak permulaan abad ke-20, perhatian terhadap faktor produksi sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bersama. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dengan seriring

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

perusahaan tidak hanya pada sektor produksi, pemasaran, keuangan dan

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1. Tabel penelitian terdahulu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi bisa dikatakan sebagai wadah tempat di mana dua orang atau lebih bekerja sama untuk mencapai tujuan, maka dapat dipastikan bahwa tanpa tujuan tidak perlu ada organisasi. Tujuan organisasi bermacam-macam, tergantung dari banyaknya yang berkepentingan (stakeholder) dengan kehadiran organisasi itu. Pihak-pihak yang berkepentingan itu antara lain, terdiri atas para pemegang saham, karyawan, pemasok, pemakai, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan organisasi bagi pemegang saham adalah untuk meningkatkan keuntungan. Bagi konsumen adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan, bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab kepada masyarakat, dan bagi pemerintah adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak. Bagi karyawan adalah untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan agar pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan dan juga kinerja organisasi (Panggabean : 2002) Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut serta pengembangan karir, maka perlu ada kegiatan dan untuk melaksanakan kegiatan itu diperlukan sumber daya. Sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya keuangan, sumber daya waktu, dan sumber daya manusia. Sumber daya keuangan sangat dibutuhkan, misalnya untuk menyelenggarakan kursus karir. Sumber daya waktu dibutuhkan guna melibatkan karyawan dan manajer dalam aktivitas perencanaan karir. Sumber 1

2 daya manusia dibutuhkan untuk konseling dan pemberian nasihat (Simamora, 1997). Dan selain dari pada itu, untuk mencapai tujuan organisasi, karyawan tidak hanya mengalami kepuasaan untuk mencapai tujuannya secara individu, akan tetapi juga harus seimbang dengan tujuan organisasi ( Chester:1886-1961 dalam Gunawan, 2011). Dalam era globalisasi saat ini menuntut kinerja organisasi yang tinggi untuk bertahan hidup ditengah-tengah persaingan yang ketat (hypercompetition) antar organisasi. Perlu dilakukan perubahan oleh perusahaan dalam menjaga konsistensi persaingan terhadap internal organisasi terutama pada SDM yang ada. Diakui keberadaan SDM dalam sebuah organisasi sangat penting karena mereka yang memprakarsai terbentuknya organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan kelangsungan hidup organisasi itu. Namun, sumber daya manusia tersebut tidak dengan sendirinya tertarik untuk mau menjadi anggota dari sebuah organisasi, dan setelah bergabung mereka juga tidak dengan sendirinya dapat berprestasi. Dalam artikel Gunawan (2011) Ulrich ( 1998 ) mengatakan bahwa kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia sebagai inisiator dan agen perubahan terus menerus, pembentukan proses serta budaya secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Adanya keanekaragaman yang cukup tinggi tersebut berarti kemapuan sebagai agent of change juga akan berbeda-beda. Namun demikian, usaha perubahan organisasi yang membutuhkan partisipasi semua karyawan akan tercapai bila ada juga

3 kemauan dari masing-masing individu karyawan untuk berperan sebagai agen perubahan, tidak hanya sekedar mengandalkan kemampuan saja. Kemampuan tanpa adanya kemauan, tidak akan ada peningkatan apapun. Perusahaan mengharapkan, untuk mencapai keunggulan harus mengusahakan kinerja individual setinggi-tingginya, karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Kinerja yang baik menuntut perilaku sesuai karyawan yang diharapkan oleh organisasi. Perilaku yang menjadi tuntutan organisasi saat ini tidak hanya in-role, tetapi juga perilaku extra-role. Perilaku extra-role ini disebut Organizational Citizenship Behavior ( OCB ). OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan, sehingga ia dapat disebut sebagai anggota yang baik (Sloat, 1999). Perilaku cenderung melihat seseorang ( karyawan ) sebagai makhluk sosial (menjadi anggota organisasi), dibandingkan dengan makhluk individual yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain serta lingkungannya dan menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki lingkungannya untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik. Terlebih lagi, untuk melakukan segala sesuatu yang baik, manusia tidak selalu digerakkan hal-hal yang menguntungkan dirinya, misalnya seseorang mau membantu orang lain jika ada imbalan tertentu. Jika karyawan dalam organisasi memiliki OCB, maka usaha untuk mengendalikan karyawan menurun, karena

4 karyawan dapat mengendalikan perilakunya sendiri atau mampu memilih perilaku terbaik untuk kepentingan organisasinya. Beberapa penelitian tentang kinerja extra-role mengungkapkan bahwa dampak kinerja extra-role mampu meningkatkan efektifitas dan kesuksesan organisasi, sebagai contoh biaya operasional yang rendah, waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat, dan penggunaan sumber daya secara optimal. Oleh sebab itu, berdasarkan peran dan manfaat kinerja extra-role, manager atau akademisi sumber daya manusia berusaha mendorong atau menumbuhkan kinerja extra-role dalam organisasi melalui berbagai macam cara seperti memasukkan kriteria kinerja extra-role dalam penilaian kinerja (Hannah, 2006) Ada beberapa penyebab munculnya kinerja extra-role antara lain adalah kepuasan kerja. Individu yang merasakan kepuasan akan menunjukkan perilaku extra-role sebagai balasan atas apa yang telah diberikan organisasi kepadanya sementara sebaliknya individu yang merasa tidak puas terhadap pekerjaannya cenderung tidak mau menunjukkan perilaku extra-role di organisasi. Kepuasan kerja dapat diartikan suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspekaspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan

5 dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, dan pendidikan (Anwar,2005:117) Kepuasan kerja akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya dari tempatnya bekerja. Persepsi pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kepuasan kerja melibatkan rasa aman, rasa adil, rasa menikmati, rasa bergairah, status dan kebanggaan. Dalam persepsi ini juga dilibatkan situasi kerja pekerja yang bersangkutan yang meliputi interaksi kerja, kondisi kerja, pengakuan, hubungan dengan atasan, dan kesempatan promosi. Selain itu di dalam persepsi ini juga tercakup kesesuaian dengan antara kemampuan dan keinginan pekerja dengan kondisi organisasi tempat mereka bekerja yang meliputi jenis pekerjaan, minat, bakat, penghasilan, dan insentif (Johan, 2002 dalam Gunawan, 2011 ). Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, dapat digunakan Job Descriptive Index (JDI) yang menurut Luthans (1995) dalam Triton (2009:164) ada lima, yaitu pembayaran seperti gaji dan upah, pekerjaan itu sendiri, promosi pekerjaan, kepenyeliaan (supervisi), dan rekan sekerja. Dalam membentuk perilaku extra-role atau OCB, perusahaan dapat melakukan kebijakan-kebijakan yang mana karyawan dapat merasakan kepuasan kerja, salah satunya adalah kebijakan kompensasi. Menurut Hannah (2006) dalam artikelnya tentang Organzational Citizenship Behaviour dan Kebijakan Kompensasi, menjelaskan bahwa penggunaan kebijakan kompensasi dapat menumbuhkan kinerja extra-role dalam organisasi. Hal ini didasari oleh pendapat

6 Lawler III (2000) yang mengatakan bahwa sistem upah/gaji dapat berperan sebagai agen perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, apabila organisasi menginginkan suatu perilaku baru/tambahan melakukan kinerja extra-role dari pekerjaannya, maka kebijakan kompensasi dapat digunakan untuk menumbuhkan perilaku kinerja tersebut. Maka dari itu, guna mendorong karyawan untuk mempunyai perilaku Organizational Citizenship Behaviour (OCB), perusahaan dapat membuat kebijaksanaan agar karyawan mendapati kepuasan kerja, salah satunya dengan pemberian kompensasi. Pemberian kompensasi oleh perusahaan kepada karyawan akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan karena karyawan akan merasa dihargai atas kontribusi kinerjanya. Kompensasi itu sendiri adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh pegawai atas pekerjaan yang telah dikerjakannya ( Teguh,dkk,.2003:206). Program kompensasi penting bagi perusahaan karena mencerminkan upaya perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusia sebagai komponen utama, dan merupakan komponen biaya yang paling penting. Disamping pertimbangan tersebut, kompensasi juga merupakan salah satu aspek yang berarti bagi pegawai, karena bagi individu/pegawai besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para pegawai itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Bila kompensasi diberikan secara benar, pegawai akan termotivasi dan lebih terpusatkan untuk mencapai sasaran organisasi.

7 Menurut Hadari Nawawi (1996:316) kompensasi dibedakan jenis-jenisnya sebagai berikut : 1. Kompensasi Langsung, yakni penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap. 2. Kompensasi tidak langsung (Inderect Compensation), yakni pemberian bagian keuntungan/manfaat lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang, seperti THR, atau yang lainnya. 3. Insentif, yakni penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktuwaktu. Berkaitan dengan hal itu, salah satu perusahaan yang mungkin masih memiliki karyawan yang melaksanakan OCB adalah usaha berbentuk koperasi. Hal ini dikarenakan karyawan koperasi mempunyai komitmen lebih tinggi dibanding karyawan yang bekerja diperusahaan selain koperasi. Di dalam koperasi karyawan juga menjadi anggota koperasi yang mempunyai hak untuk memperoleh keuntungan dari hasil usaha diluar gaji, serta juga mempunyai kewajiban untuk membayar iuran wajib pada koperasi. Tentu hal ini akan menjadi nilai lebih bagi koperasi untuk mampu bertahan dalam persaingan usaha serta meningkatkan produktivitas. Salah satu koperasi yang masih bertahan dalam persaingan usaha adalah Koperasi Unit Desa (KUD) BATU. KUD yang bertempat di kawasan Kota Wisata Batu ini mempunyai beberapa unit usaha diantaranya unit simpan pinjam, unit susu sapi perah, unit listrik, unit lebah, unit KPPS (Kios Pemasaran Produk

8 Susu), unit sapronak, unit waserda, unit Batu Resto dan unit pengolahan susu. Dengan banyaknya jumlah unit tersebut, tentu koperasi ini mempunyai target tinggi untuk memperoleh laba, sehingga menuntut karyawan untuk selalu meningkatkan kinerja sebaik mungkin. Bahkan pada saat tertentu perlu dilakukan kerja lembur serta kerjasama antar karyawan. Meskipun dengan gaji yang rata-rata dibawah Rp 1.000.000,-, serta dengan pemberian insentif atau bentuk kompensasi lain, karyawan KUD BATU tetap melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Hal itu dapat menunjukkan bentuk kepuasan kerja karyawan KUD, meskipun nilai kompensasi tidak begitu tinggi.. Tentu hal ini jarang dimiliki oleh karyawan pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil judul Pengaruh Kompensasi Langsung dan Kompensasi Tidak Langsung terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) melalui Kepuasan Kerja (Studi Pada Karyawan KUD BATU Kota Wisata Batu). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, masalah yang akan ditelii dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kompensasi langsung dan tidak langsung berpengaruh langsung signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan KUD BATU secara parsial maupun simultan?

9 2. Apakah kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung berpengaruh tidak langsung terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) karyawan KUD BATU melalui kepuasan kerja? 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh langsung signifikan kompensasi langsung dan tidak langsung terhadap kepuasan kerja secara parsial maupun simultan. 2. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kompensasi langsung dan kompensasi tak langsung terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) melalui kepuasan kerja. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Perusahaan a. Dapat memberikan informasi sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan kompensasi. b. Penelitian ini dapat memberikan motivasi terhadap karyawan agar memiliki Organizational Citizenship Behaviour (OCB). 2. Bagi Peneliti a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kompensasi, kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behaviour (OCB).

10 b. Penulis dapat mengaplikasikan ilmunya secara langsung dengan menghadapi kondisi nyata di lapangan dan mengasah kemampuan peneliti dengan menggunakan metode ilmiah. 3. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan referensi untuk penelitian yang sejenis. b. Sebagai bahan pertimbangan untuk setiap kebijakan yang berhubungan dengan kompensasi.