Anang Kadarsah ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSEBARAN DAN PREFERENSI RAYAP TANAH TERHADAP JENIS KAYU YANG BERBEDA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGUMPANAN DI WILAYAH PURWOKERTO SKRIPSI

KERAGAMAN SPESIES RAYAP DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GUNUNGPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

Nama Responden Jabatan Pekerjaan Jenis Kelamin (P/L) Alamat JOSEPTIAN PURBA Direktur L Jl. Gaperta Ujung Perumahan Tosiro Indah No.

Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City

KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS RAYAP PADA TIPE PENGGUNAAN LAHAN YANG BERBEDA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN TEGUH PRIBADI

HASIL. lorong kembara di batang tanaman (b) Data ukuran sarang rayap yang ditemukan.

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut

ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh

KERAGAMAN SPESIES RAYAP TANAH DI JAKARTA BARAT DAN JAKARTA TIMUR KARA GUS LANTERA E

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya

Lampiran 1 Kunci identifikasi rayap kasta prajurit mayor Macrotermes gilvus (Haviland) (Ahmad 1965)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. Papan Partikel. Sorghum (Shorgum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kunci Pengenalan Genus dan Spesies (Nandika dkk., 2003)

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

POTENSI HUTAN TRIDHARMA USU SEBAGAI TEMPAT PENGUJIAN KEAWETAN KAYU

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan siklus hidup rayap dapat dilihat gamabar dibawah ini: Gambar 1. Siklus hidup rayap

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

IDENTIFIKASI SPESIES RAYAP PERUSAK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Termite Species Identification as Pests to Jatropha curcas L.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu, 1 kelompok perlakuan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

PENGUJIAN LABORATORIS EFIKASI UMPAN HEXAFLUMURON 0.5% TERHADAP RAYAP TANAH Coptotermes curvignathus Holmgren. (Isoptera: Rhinotermitidae)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman semusim dari Divisio Spermathophyta dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BIBIT MERANTI (Shorea leprosula Miq.) DI PERSEMAIAN. NGATIMAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.), CEMPEDAK (Artocarpus integer Merr.), DAN RAMBAI (Baccaurea montleyana Muell. Arg) HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS BIOATRAKTAN DARI BAHAN ALAMI TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. (C curvinagthus Holmgren) adalah sebagai berikut : Gambar 1 : Siklus hidup rayap Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati.

Berburu Kwangwung Di Sarangnya

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

Uji Daya Hidup Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) dalam Berbagai Media Kayu di Laboratorium

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Transkripsi:

BIOSCIENTIAE Volume 2, Nomor 2, Juli 2005, Halaman 17-22 http://bioscientiae.tripod.com STUDI KERAGAMAN RAYAP TANAH DENGAN TEKNIK PENGUMPANAN PADA TUMPUKAN JERAMI PADI DAN AMPAS TEBU DI PERUSAHAAN JAMUR PT. ZETA AGRO CORPORATION JAWA TENGAH Anang Kadarsah Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani km 35,8 Banjarbaru, Kalimantan Selatan ABSTRACT Subterranean termites is one kind of termites that live in the soil. This termites build their nest and find their food in the soil and the woods and trees is as a mainly food for their life. Because of their activities, the subterranean termites as a dangerous animals. The aims of study is looking for and found the kind and the diversity of subterranean termites that live under the rice straw and the bagasse.this research is done with cluster random sampling and collected by baiting technique. Seven kind of subterranean termites from genus Macrotermes, Microtermes, Odontotermes and Capritermes. All of the species is subterranean termites, except Capritermes are not potential to destroy the woods. Key words : diversity, subterranean termites, baiting technique. PENDAHULUAN Jerami padi adalah bahan sisa panen padi yang terdiri atas batang, pucuk, kelopak daun, dan daun yang biji serta butiran padinya telah dituai dengan kadar selulosa 59-67% (Sutrisno, 1993), sedangkan ampas tebu adalah serat kasar dan pendek sebagai residu sisa perasan tanaman tebu yang diolah dipabrik gula dan Program Studi Biologi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

BIOSCIENTIAE. 2005. 2(2): 17-22 memiliki kadar selulosa 55-60% (Muliah, 1975). Jerami padi dan ampas tebu biasanya ditumpuk begitu saja, untuk dijadikan bahan organik berupa kompos. Selain dipakai untuk kompos, jerami padi dan ampas tebu juga digunakan untuk bahan baku media tanam jamur kancing (champhignon). Salah satu perusahaaan yang memanfaatkan kedua bahan organik diatas adalah PT. Zeta Agro Corporation yang terletak di Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Tempat penimbunan jerami padi dan ampas tebu merupakan tempat yang menarik bagi kedatangan hewan-hewan pendegradasi selulosa seperti rayap tanah. Rayap tanah akan memakan serat-serat pendek jerami padi dan ampas tebu sehingga tidak bisa dipakai untuk bahan baku media tanam jamur. Apabila kondisi ini dibiarkan maka kapasitas produksi perusahaan dapat terganggu. Pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian rayap tanah yang ramah lingkungan. Dilakukan dengan menginduksikan racun slow action ke dalam kayu umpan, dengan sifat trofalaksisnya kayu tersebut dimakan rayap pekerja dan disebarkan ke dalam koloninya (French, 1994). Teknik pengumpanan selain untuk mengendalikan juga dapat digunakan untuk mempelajari keragaman rayap tanah. Pemakaian teknik pengumpanan apabila dibandingkan dengan teknik pengendalian rayap yang lain memiliki keunggulan antara lain: tidak mencemari tanah, sasaran bersifat spesifik, dan memudahkan pengambilan sampel (French, 1994). Penelitian ini bertujuan mempelajari jenis-jenis dan keragaman rayap tanah yang merusak jerami padi dan ampas tebu serta hidup di bawah tumpukannya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2001 sampai Pebruari 2002 di Desa Kayu Gadung Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah, kurang lebih 10 km arah Utara kantor pusat PT Zeta Agro Corporation. Tempat yang dikelola oleh Departemen Logistik ini memiliki dua blok, yaitu blok penyimpanan jerami padi dan ampas tebu masing-masing seluas 10 hektar. Jerami padi dan ampas tebu ditumpuk pada petak-petak terpisah seluas 10x10 meter persegi dengan 18

Kadarsah Rayap tanah pada jerami padi dan ampas tebu ketinggian tumpukan mencapai 5 meter. Tumpukan media jamur ini ditutup dengan atap rumbia untuk melindungi dari panas sinar matahari dan air hujan. Identifikasi dan analisis data dilakukan di Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey dan metode cluster random sampling. Untuk mengumpulkan dan menangkap rayap tanah digunakan teknik pengumpanan, yaitu dengan menanamkan kayu umpan pada tempat pengambilan data yang sebelumnya telah dikeringkan dalam oven. Pola penanaman patok kayu umpan didasarkan atas banyaknya tumpukan jerami padi dan ampas tebu yang telah disimpan selama satu tahun. Total patok yang ditanam adalah 30 buah. Pengamatan dan pengambilan sampel kayu dilakukan setelah satu bulan penanaman. Sampel penelitian diperoleh berdasarkan jumlah rayap tanah yang mengerumuni patok umpan dan berada disekitarnya. Pola analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan menghitung indeks keragaman rayap tanah. Identifikasi rayap tanah mengacu pada kunci identifikasi Ahmad (1959). Untuk menghindari kesalahan identifikasi dibandingkan dengan hasil penelitian Arthadi (1989). Langkah awal identifikasi secara umum digunakan untuk mengetahui jenisjenis rayap tanah, berdasarkan (1) ukuran rayap tubuh kasta prajurit, pekerja, dan reproduktif; (2) bentuk mandibula pada kasta prajurit. Alat yang digunakan adalah kayu umpan, oven, soil tester, luxmeter, dan soil termometer. Bahan yang digunakan adalah botol sampel, alkohol 70%, dan mikroskop binokuler. HASIL Identifikasi Rayap Tanah Rayap tanah yang ditemukan dideskripsikan sebagai berikut : a. Mandibula tipis; basis konkaf; antenna 12-15 ruas; spesies berukuran kecil; rayap prajurit lebih kecil daripada rayap pekerja. Dari ciri-ciri di atas berdasarkan Akhmad (1959) termasuk dalam genus Microtermes. 19

BIOSCIENTIAE. 2005. 2(2): 17-22 b. Mandibula tebal; basis tidak konkaf; mandibula kiri mempunyai satu gigi; antenna 15-19 ruas. Dari ciri-ciri diatas berdasarkan Akhmad (1959) termasuk dalam genus Odontotermes. c. Ujung labrum mempunyai lapisan hyalin; meso dan metanotum meluas ke lateral; prajurit dimorfis; caput gelap; kedua sisi bertemu di anterior; antenna 16-17 ruas; mandibula tidak punya gigi; spesies berukuran besar. Dari ciri-ciri diatas berdasarkan Akhmad (1959) termasuk dalam genus Macrotermes. d. Kepala tanpa penonjolan dari bagian depan ; mandibula asimetris; bagian tengah mandibula kiri sangat melengkung; ujung mandibula kiri meluas; tidak menekuk,seperti bentuk kait. Dari ciri-ciri diatas berdasarkan Akhmad (1959) termasuk dalam genus Capritermes. Keragaman Rayap Tanah di Bawah Tumpukan Jerami Padi dan Ampas Tebu. Keragaman rayap tanah di bawah tumpukan jerami padi dan ampas tebu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Keragaman rayap tanah di bawah tumpukan jerami padi dan ampas tebu. Lokasi Jerami Padi Ampas Tebu individu Spesies (ekor/lokasi penimbunan) Microtermes insperatus Kemner 708 Odontotermes javanicus Holmgren 523 Microtermes pallidus (Haviland) 217 Odontotermes Holmgreni Snyder&Emerson 198 Macrotermes gilvus (Hagen) 87 Microtermes insperatus Kemner 301 Microtermes pallidus (Haviland) 224 Odontotermes Holmgreni Snyder&Emerson 178 Odontotermes grandiceps Kemner 123 Capritermes buitenzorgi Kemner 14 20

Kadarsah Rayap tanah pada jerami padi dan ampas tebu DISKUSI Rayap tanah yang ditemukan dalam timbunan jerami padi dan ampas tebu berjumlah tujuh jenis. Pada jerami padi yang paling banyak adalah Microtermes, kemudian berturut-turut Odontotermes dan Macrotermes. Pada ampas tebu dijumpai Microtermes, Odontotermes, kemudian Capritermes. Jenis rayap tanah yang dikelompokkan dalam genus Microtermes karena mempunyai ciri-ciri antara lain: Mandibula tipis; basis konkaf; antenna 12-15 ruas; spesies berukuran kecil; rayap prajurit lebih kecil daripada rayap pekerja. Rayap ini beradaptasi dengan cara membuat bukit-bukit tanah diatas koloni induknya dan saluran kembara yang seperti terowongan, mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi tanah, walaupun rayap-rayap lain populasinya kecil (Sumarni dan Ismanto, 1988). Genus Odontotermes ditemukan sebanyak tiga jenis memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Mandibula tebal; basis tidak konkaf; mandibula kiri mempunyai satu gigi; antenna 15-19 ruas. Hasan (1984), telah menulis bahwa Odontotermes adalah rayap pembersih sampah yang sering memakan kayu maupun kulit kayu yang sudah mati atau membusuk. Penyerangan terhadap jaringan ini akan menghalangi penyembuhan luka-luka dan menyebabkan lubang-lubang di dalam batang. Rayap tanah Macrotermes ditemukan satu jenis dengan ciri-ciri : Ujung labrum mempunyai lapisan hyalin; meso dan metanotum meluas ke lateral; prajurit dimorfis; caput gelap; kedua sisi bertemu di anterior; antenna terdiri dari 16-17 ruas; mandibula tidak punya gigi; spesies berukuran besar. Natawiria (1979) melaporkan Macrotermes dapat hidup pada tanah keras, lembab dan basah pada waktu musim kering dimana rayap jenis lain tidak dapat hidup. Jenis ini juga diketahui memiliki kebiasaan memelihara dan membiakkan fungi di dalam sarangnya. Rayap lain yang ditemukan jumlahnya relatif sedikit yaitu genus Capritermes. Jenis ini tidak lazim menyerang kayu, sehingga tidak berpotensi merusak kayu bangunan, biasanya hanya memanfaatkan serasah di sekitar kayu, ranting atau batang pohon lapuk sebagai makanannya (Amir, 1981). 21

BIOSCIENTIAE. 2005. 2(2): 17-22 KESIMPULAN 1. Penelitian ini menemukan enam jenis rayap tanah perusak kayu bangunan genus Macrotermes, Microtermes, Odontotermes dan satu jenis diindikasikan rayap pendegradasi sampah dari genus Capritermes, 2. Rayap tanah genus Microtermes paling banyak ditemukan pada timbunan jerami padi dan ampas tebu. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, M. 1959. Key to The Indomalayan Termites. Departement of Zoology. University of The Punjabi, Lahore. Pakistan. Amir, M. 1981. Serangga Tanah dan Perombak Bahan Organik di Pekarangan di Daerah Teluk Naga Tangerang. Konggres Biologi, Semarang. Arthadi. 1989. Species Rayap (Ordo Isoptera) di Hutan Pinus KPH Banyumas Timur. Studi Kekerabatan dan Ciri-ciri Bioekologik. Thesis. Fakultas Pascasarjana UGM, Yogyakarta. French, J.R.J. 1994. Physical Barrier and Bait Toxicant : The Romeo and Juliet of Future Termite Control. Paper Prepared for The 25th Annual Meeting International Research Group on Wood Preservation. Hasan, T. 1984. Rayap dan Pemberantasannya (Penanggulangan dan Pencegahan). Yayasan Pembinaan Watak Bangsa, Jakarta. Muliah. 1975. Ampas Tebu dan Pengaruh Penyimpanannya. Berita Selulosa Vol. XI, No. 1. Pp 1-10. Lembaga Penelitian Selulosa, Bandung. Nandika, D.1982. Keragaman Jenis Rayap Subteran Yang Merusak Tegakan Serta Frekuensi Serangannya di Hutan Alam dan Hutan Tanaman Yanlappa. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Natawiria, Dj. 1979. Timbulnya Serangan Rayap Coptotermes travians Hav. Dan Coptotermes curvignathus Holmgren pada Tanaman Kehutanan di Indonesia. Lembaga Penelitian Hutan, Jakarta. Sumarni, G. dan Ismanto, A. 1988. Komunitas Rayap Tanah Pada Empat Lokasi di Jakarta dan Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol. 5 No. 1. Pp. 1-5. Supriyana, N. 1984. Rayap : Serangga Berukuran Kecil,Perusak Bangunan Besar. Berita Entomologi. Halaman 15-18. Sutrisno. 1993. Peningkatan Kualitas Jerami Sebagai Pakan (Tahap 1). Laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi 1992/1993. LPM UNDIP, Semarang. 22