LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
" : ' «..: ;. low-izi!* = r»;*iij. PU5RT PERYUUIHRR PERIRRIRn BRDRO PERYUIUHRR ORR PERGEfllBRRGRR 5001 PERTRRIflfl

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP Badan PPSDMP Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

KEMENTERIAN PERTANIAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012

Rencana Kinerja Tahunan 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740

PENDAHULUAN Latar belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

RENCANA KINERJA TAHUNAN BIRO PERENCANAAN TAHUN 2012

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH?

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN BERPRESTASI

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2015

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 16/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

perencanaannya yang harus mengacu pada Rencana Strategis SKPD, pelaksanaan teknis di lapangan, maupun pengawasan/ monitoringnya.

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN INFORMASI PENYULUHAN PERTANIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 20

KATA PENGANTAR Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) sebagai salah satu unit kerja/organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahun. LAKIP Pusluhtan Tahun 20 ini disusun guna memberikan pertanggungjawaban atas tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 20. Tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan Pusluhtan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi digambarkan dalam kesatuan bab dalam format laporan yang berisi: Ringkasan Eksekutif; Bab I. Pendahuluan (A. Latar Belakang, B. Tugas dan Fungsi, Organisasi dan Tata Kerja, D. Lingkungan Strategi Organisasi); Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja (A. Rencana Strategis, B. Rencana Kinerja Tahunan, C. Penetapan Kinerja); Bab III. Akuntabilitas Kinerja (A. Hasil Pengukuran Kinerja, B. Analisis Pencapaian Kinerja, C. Evaluasi Kinerja, D. Kinerja Analisis Efisiensi Capaian Indikator); Bab IV. Penutup. Hasil pengukuran kinerja Pusluhtan, Nilai Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan 88,5% (berhasil) dan Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 88,04% (berhasil). Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan Akuntabilitas Pusluhtan Tahun 20 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saran-saran dari berbagai pihak terkait untuk penyempurnaannya sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Jakarta, Februari 202 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir. MOMON RUSMONO, MS NIP. 960524.98603..003 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 i

RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Tahun 20 merupakan bentuk pertanggungjawaban tugas dan fungsi Pusluhtan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dasar hukum pembentukan Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 6/Permentan/OT.40/0/200 tanggal 4 Oktober 200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 8/Permentan/OT.40//20 tanggal 30 November 20 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Eselon IV lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Adapun fungsi Pusluhtan adalah: () pengembangan program dan informasi ; (2) penataan kelembagaan dan ketenagaan, dan (3) pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Visi Pusluhtan adalah menjadikan Pusat Penyuluhan Pertanian andal untuk mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang profesional, kreatif inovatip dan berwawasan global. Adapun misi Pusluhtan adalah : () mengembangkan program dan informasi sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; (2) mengembangkan kelembagaan dan yang profesional; (3) memberdayakan kelembagaan petani dan usahatani yang kuat, mandiri dan berdaya saing. Tujuan yang ingin dicapai oleh Pusluhtan adalah: () Mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; (2) Mengembangkan metoda, materi, sarana prasarana dan pembiayaan sesuai programa ; (3) Menata dan mengembangkan kelembagaan yang andal; (4) Meningkatkan jumlah dan kompetensi penyuluh sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; (5) Menata dan mengembangkan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri; (6) Menata dan mengembangkan usaha tani yang mandiri dan berdaya saing. Sasaran strategis yang ingin dicapai: () Tersedianya program yang mendukung 4 (empat) sukses pembangunan ; (2) Tersedianya pedoman penyelengaraan ; (3) Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (ketenagaan, kelembagaan dan kelembagaan tani), dan sistem informasi melalui cyber extension di 2.000 Balai Penyuluhan Kecamatan; (4) Tersedianya meteri-materi melalui media cetak dan media elektronik; (5) Terfasilitasinya 9 Badan Koordinasi Penyuluhan, 200 Badan Pelaksana Penyuluhan, 500 Balai Penyuluhan Kecamatan (model), dan 28.304 Pos Penyuluhan Desa/ Kelurahan; (6) Terfasilitasinya pembentukan 4 Badan koordinasi Penyuluhan, 280 Badan Pelaksana Penyuluhan, 322 Balai Penyuluhan Kecamatan, dan 6.696 Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan; (7) Terfasilitasinya pemenuhan kebutuhan tenaga penyuluh di setiap desa (penyuluh PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian dan penyuluh swadaya/swasta); (8) Terfasilitasinya pembinaan karier bagi 27.922 orang penyuluh PNS,.237 Penyuluh Pertanian Honorer, dan 23.350 orang LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 ii

THL-TB Penyuluh Pertanian, dan peningkatan kompentensi bagi 8.09 orang penyuluh swadaya/swasta; (9) Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan tani (279.523 Poktan, 30.636 Gapoktan,.365 Asosiasi tani); (0) Terfasilitasinya penumbuhan kelembagaan tani (8.092 Poktan, 39.364 Gapoktan, 960 Asosiasi tani); () Terfasilitasinya pengembangan manajemen usaha tani bagi 30.636 Gapoktan menjadi kelompok usaha yang berorientasi agribisnis; dan (2) Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan ekonomi petani berbasis komoditi unggulan bagi.365 Asosiasi tani. Arah kebijakan Pusluhtan adalah: () Penyuluhan diarahkan untuk mendukung terwujudnya 4 (empat) sukses pembangunan ; (2) Pemantapan programa diarahkan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan ; (3) Pengembangan sistem informasi diarahkan melalui pendekatan pemajuan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; (4) Pengembangan kelembagaan diarahkan untuk membangun kelembagaan yang andal dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan agribisnis; (5) Pemantapan sistem Penyuluhan Pertanian diarahkan untuk peningkatan kompetensi penyuluh yang bersifat Polivalen di tingkat desa dan Spesialis di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat; (6) Penempatan satu penyuluh satu desa untuk mendukung kebijakan satu desa satu komoditas unggulan dengan mengoptimalkan peran penyuluh PNS, penyuluh Swadaya, dan penyuluh Swasta; (7) Pemantapan ditujukan untuk memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengubah pola pikir dari sistem usaha tani tradisional ke arah yang lebih modern, peningkatan usaha tani serta penumbuhan dan penguatan kelembagaan tani. Program Pusluhtan Tahun 200 204 meliputi: () Pengembangan program dan informasi ; (2) Pengembangan kelembagaan dan ketenagaan ; (3) Pemberdayaan kelembagaan petani dan usaha tani. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa Nilai Rata-Rata Capaian Kinerja Kegiatan 88,5% (berhasil) dan Nilai Rata-Rata Capaian Kinerja Sasaran 88,04% (berhasil). LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Tugas dan Fungsi... C. Organisasi dan Tata Kerja... 4 D. Lingkungan Strategis Organisasi... 4 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 6 A. Rencana Strategis (Renstra)... 6 A. Visi... 6 A.2 Misi... 6 A.3 Tujuan... 6 A.4 Sasaran... 7 A.5 Kebijakan... B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)... C. Penetapan Kinerja... 3 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 6 A. Hasil Pengukuran Kinerja... 6 B. Analisis Pencapaian Kinerja... 8 C. Evaluasi Kinerja... 8 D. Kinerja Analisis Efisiensi Capaian Indikator... 8 BAB IV. PENUTUP...... 20 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 iv

DAFTAR TABEL Tabel. Sasaran Strategis dan Indikator Pusluhtan selama Tahun 200-204... 8 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian... 2 Tabel 3. Penetapan Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20... 4 Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20... 6 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 v

DAFTAR LAMPIRAN. Jumlah Aparatur Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 2. Dukungan Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berlakunya UU No. 22 Tahun 999 yang diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan ini menyangkut aspek perencanaan kelembagaan, ketenagaan, program, manajemen, kerjasama dan anggaran. Adapun pemerintah pusat memiliki peranan dalam: () menyusun kebijakan nasional ; (2) merumuskan pedoman, norma dan peraturan-peraturan di bidang ; (3) merumuskan standar minimal, akreditasi ketenagaan dan kelembagaan, sarana, prasarana dan pembiayaan ; dan (4) mengembangkan kerjasama dalam dan luar negeri. Namun demikian peta kewenangan dan tanggung jawab di antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan telah berubah dengan terbitnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) pada tanggal 5 November 2006. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, kelembagaan di pusat mempunyai tugas: () menyusun kebijakan nasional, programa nasional, standardisasi dan akreditasi tenaga penyuluh, sarana dan prasarana, serta pembiayaan ; (2) menyelenggarakan pengembangan, pangkalan data, pelayanan, dan jaringan informasi ; (3) melaksanakan, koordinasi, penyeliaan, pemantauan dan evaluasi, serta alokasi dan distribusi sumber daya ; (4) melaksanakan kerja sama nasional, regional, dan internasional; dan (5) melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya, dan swasta. B. Tugas dan Fungsi Dasar hukum pembentukan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian (Pusbangluhtan) adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 299/Kpts/OT.40/7/2005 tanggal 25 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian yang selanjutnya dijabarkan dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 34/Kpts/OT.40/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. Selanjutnya rincian tugas pekerjaan Unit Eselon IV lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 6/Permentan/ OT.40/0/200 tanggal 4 Oktober 200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Tugas pokok Pusluhtan adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program,, serta pemantauan, evaluasi dan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20

pelaporan pelaksanaan kegiatan, sedang fungsi Pusluhtan adalah sebagai berikut:. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, serta informasi pelaksanaan kegiatan ; 2. pelaksanaan penyelenggaraan ; 3. pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan ; 4. pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan kelembagaan petani dan usahatani. Uraian mengenai tugas dan fungsi masing-masing bidang/sub bidang lingkup Pusluhtan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 6/Permentan/OT.40/0/200 sebagai berikut: Pusat Penyuluhan Pertanian terdiri atas:. Bidang Program dan Informasi; 2. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan; 3. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani; dan 4. Kelompok Jabatan Fungsional. Bidang Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pemantauan, evaluasi dan pelaporan, serta informasi pelaksanaan kegiatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Program dan Informasi menyelenggarakan fungsi:. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana daan program, kerjasama, dan pemantauan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang ; dan 2. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi, serta penyiapan materi di bidang. Bidang Program dan Informasi terdiri atas:. Subbidang Program dan Kerjasama; dan 2. Subbidang Informasi dan Materi. Subbidang Program dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, kerjasama, dan pemantauan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang. Subbidang Informasi dan Materi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi, serta penyiapan bahan materi di bidang. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 2

Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengembangan dan ketenagaan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian menyelenggarakan fungsi:. penyiapan pengembangan di bidang kelembagaan ; dan 2. penyiapan pengembangan di bidang ketenagaan. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan terdiri atas:. Subbidang Kelembagaan Penyuluhan; dan 2. Subbidang Ketenagaan Penyuluhan. Subbidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan di bidang kelembagaan. Subbidang Ketenagaan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan di bidang ketenagaan. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani menyelenggarakan fungsi:. penyiapan pemberdayaan dan pengembangan di bidang kelembagaan petani; dan 2. penyiapan pemberdayaan dan pengembangan di bidang usahatani. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani terdiri atas:. Subbidang Kelembagaan Petani; dan 2. Subbidang Usahatani. Subbidang Kelembagaan Petani mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberdayaan dan pengembangan di bidang kelembagaan petani. Subbidang Usahatani mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberdayaan dan pengembangan di bidang usahatani. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas jabatan fungsional Penyuluh Pertanian. Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, mempunyai tugas:. melakukan penyelenggaraan ; dan 2. melakukan kegiatan lainnya sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 3

Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk Kepala Pusat atas persetujuan Kepala Badan. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Pusluhtan dipimpin oleh satu Kepala Pusat dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Bidang, 6 (enam) Kepala Sub Bidang dan Kelompok Penyuluh Pertanian dengan total jumlah pegawai 9 orang. Adapun struktur organisasi sebagai berikut. Struktur Organisasi Pusluhtan sebagai berikut. Kelompok Penyuluh 2. KAPUSLUHTAN Kabid Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan 3. Kabid Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani 4. Kabid Program dan Informasi Kasubbid Kelembagaan Penyuluhan Kasubbid Ketenagaan Penyuluhan Kasubbid Kelembagaan Petani Kasubbid Usahatani 5. Kasubbid Program dan Kerjasama Kasubbid Informasi dan Materi D. Lingkungan Strategis Organisasi Lingkungan strategis organisasi Pusluhtan terdiri dari strategis internal dan eksternal, baik yang bersifat positif maupun negatif. Dalam konteks organisasi, lingkungan internal yaitu kekuatan (strength) yang dimiliki Pusat Penyuluhan Pertanian yang dalam pelaksanaannya pengembangan SDM Pertanian meliputi :. Pusat Penyuluhan Pertanian terdiri dari 3 (tiga) Bidang yaitu: (a) Bidang Program dan Informasi; (b) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan; dan (c) Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usahatani; dan (satu) Kelompok Jabatan Fungsional. Kemudian Kepala Bidang pada Pusat Penyuluhan Pertanian didukung oleh 6 (enam) Sub Bidang yaitu: (a) Kasubbid Kelembagaan Penyuluhan; (b) Kasubbid Ketenagaan Penyuluhan; (c) Kasubbid Kelembagaan Petani; (d) Kasubbid Usahatani; (e) Kasubbid Program dan Kerjasama; dan (f) Kasubbid Informasi dan Materi; 2. Jumlah aparatur Pertanian di Pusluhtan sebanyak 85 orang dengan komposisi: SLTA kebawah sebanyak 9 orang (22,35 %) dan lulusan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 4

D sebanyak orang(,7 %), dan S3 ke bawah sebanyak 65 orang (76,47 %). Secara rinci disajikan pada Lampiran ; 3. Dukungan anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Per Desember 20 disajikan pada Lampiran 2. Adapun lingkungan internal organisasi yang negatif, yaitu kelemahan (weaknesses) dalam pelaksanaan pengembangan SDM Pertanian yang dirasakan hingga saat ini :. Terbatas dan belum meratanya kesempatan pengembangan kemampuan bagi petugas; 2. Belum optimalnya dukungan kerjasama dengan pihak terkait; 3. Dukungan sarana dan prasarana belum optimal. Kemudian lingkungan strategis eksternal organisasi yang positif, yaitu peluang (opportunities) dalam pengembangan SDM meliputi:. Keberadaan lembaga-lembaga di daerah yang mendukung pelaksanaan pengembangan SDM Pertanian seperti: Bakorluh, Bapelluh, Dinas Pertanian, Gabungan Kelompoktani (Gapoktan), dan Kelompoktani (Poktan); 2. Keberadaan petugas dan penyuluh di daerah seperti Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Pertanian Honorer, Penyuluh Swadaya, dan Tenaga Harian Lepas Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP); 3. Dukungan atau sharing pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penyuluha dan pengembangan SDM ; 4. Dukungan kerjasama internasional dalam penyelenggaraan dan pengembangan SDM (FEATI). Sedangkan lingkungan strategis eksternal organisasi yang negatif, yaitu tantangan (threats) dalam pelaksanaan pengembangan SDM meliputi:. Kualitas sebagian besar SDM (petani) yang masih rendah, terutama dari segi pendidikan formal; 2. Berkurangnya minat generasi muda pada sektor ; 3. Lemahnya aksesbilitas petani pada lembaga permodalan, lembaga penyedia sarana produksi, lembaga pemasaran dan sumber informasi/teknologi; 4. Kemiskinan, pengangguran dan penyediaan lapangan kerja di bidang. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis (Renstra) Rencana Strategis Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 200-204 disusun dengan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan sebagai berikut:. Visi Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor: 24 tahun 200, nomenklatur Badan Pengembangan SDM Pertanian berubah menjadi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Mengacu pada peraturan tersebut, struktur organisasi kelembagaan Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian di tingkat pusat berubah menjadi Pusat Penyuluhan Pertanian dengan fungsi: ) pengembangan program dan informasi ; 2) penataan kelembagaan dan ketenagaan ; dan 3) pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Sesuai fungsi Pusat Penyuluhan Pertanian dan memperhatikan potensi, capaian hasil pada periode sebelumnya, serta tantangan dan permasalahan yang ada, maka visi Pusat Penyuluhan Pertanian periode 200-204 adalah Menjadikan Pusat Penyuluhan Pertanian andal untuk mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global. 2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Pusat Penyuluhan Pertanian menetapkan misi sebagai berikut. a. Mengembangkan program dan informasi sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; b. Mengembangkan kelembagaan yang andal, dan ketenagaan yang profesional; c. Memberdayakan kelembagaan petani dan usaha tani yang kuat, mandiri dan berdaya saing. 3. Tujuan Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, Pusat Penyuluhan Pertanian menetapkan tujuan sebagai berikut: a. Mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; b. Mengembangkan metoda, materi, sarana prasarana dan pembiayaan sesuai programa ; LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 6

c. Menata dan mengembangkan kelembagaan yang andal; d. Meningkatkan jumlah dan kompetensi penyuluh sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha; e. Menata dan mengembangkan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri; f. Menata dan mengembangkan usaha tani yang mandiri dan berdaya saing. 4. Sasaran Sasaran strategis yang ingin dicapai Pusat Penyuluhan Pertanian dalam kurun waktu 200 204 adalah: a. Tersedianya program yang mendukung 4 (empat) sukses pembangunan ; b. Tersedianya pedoman penyelengaraan ; c. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan (ketenagaan, kelembagaan dan kelembagaan tani), dan sistem informasi melalui cyber extension di 2.000 Balai Penyuluhan Kecamatan; d. Tersedianya meteri-materi melalui media cetak dan media elektronik; e. Terfasilitasinya 9 Badan Koordinasi Penyuluhan, 200 Badan Pelaksana Penyuluhan, 500 Balai Penyuluhan Kecamatan (model), dan 28.304 Pos Penyuluhan Desa/ Kelurahan; f. Terfasilitasinya pembentukan 4 Badan koordinasi Penyuluhan, 280 Badan Pelaksana Penyuluhan, 322 Balai Penyuluhan Kecamatan, dan 6.696 Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan; g. Terfasilitasinya pemenuhan kebutuhan tenaga penyuluh di setiap desa (penyuluh PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian dan penyuluh swadaya/swasta); h. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi 27.922 orang penyuluh PNS,.237 Penyuluh Pertanian Honorer, dan 23.350 orang THL-TB Penyuluh Pertanian, dan peningkatan kompentensi bagi 8.09 orang penyuluh swadaya/swasta; i. Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan tani (279.523 Poktan, 30.636 Gapoktan,.365 Asosiasi tani); j. Terfasilitasinya penumbuhan kelembagaan tani (8.092 Poktan, 39.364 Gapoktan, 960 Asosiasi tani); k. Terfasilitasinya pengembangan manajemen usaha tani bagi 30.636 Gapoktan menjadi kelompok usaha yang berorientasi agribisnis; l. Terfasilitasinya pengembangan kelembagaan ekonomi petani berbasis komoditi unggulan bagi.365 Asosiasi tani. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 7

Rincian sasaran strategis dan indikator Sasaran Pusat Penyuluhan Pertanian selama tahun 200-204 disajikan pada Tabel berikut. Tabel. Sasaran Strategis dan Indikator Pusat Penyuluhan Pertanian Selama Tahun 200-204 Sasaran Strategis Indikator Kinerja 200 20 202 203 204. Tersedianya program 2. Terfasilitasinya peraturan perundangundangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraa an 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa. Jumlah Programa Pertanian Nasional 2. Jumlah pedoman penyelenggaraa n yang tersusun. Jumlah Turunan peraturan perundangundangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraa n. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model programa 5 pedoman 3 programa 5 pedoman 2 programa 5 pedoman 2 programa 5 pedoman 2 programa 5 pedoman 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan 4 4 4 4-4 4 laporan 4 laporan 4 laporan 4 laporan 4 laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 8

Sasaran Strategis Indikator Kinerja 200 20 202 203 204 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraa n 5. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di 28.304 posluhdes dan pengembangan manajemen 8.304 posluhdes. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan) 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan 2 laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 9

Sasaran Strategis Indikator Kinerja 200 20 202 203 204 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber extension. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraa n PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pen dampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 3 kali (33 prov) 00 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 66 orang 66 orang 66 orang 66 orang 66 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 0rang 33 orang 33 0rang 33 0rang 33 0rang - laporan - - - laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan laporan 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 33 orang 7 6 0.000 eks 7 6 0.000 eks 7 6 0.000 eks 7 6 0.000 eks 7 6 0.000 eks LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 0

5. Kebijakan a. Penyuluhan diarahkan untuk mendukung terwujudnya 4 (empat) sukses pembangunan ; b. Pemantapan programa diarahkan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan ; c. Pengembangan sistem informasi diarahkan melalui pendekatan pemajuan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; d. Pengembangan kelembagaan diarahkan untuk membangun kelembagaan yang andal dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan agribisnis; e. Pemantapan sistem Penyuluhan Pertanian diarahkan untuk peningkatan kompetensi penyuluh yang bersifat Polivalen di tingkat desa dan Spesialis di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat; f. Penempatan satu penyuluh satu desa untuk mendukung kebijakan satu desa satu komoditas unggulan dengan mengoptimalkan peran penyuluh PNS, penyuluh Swadaya, dan penyuluh Swasta; g. Pemantapan ditujukan untuk memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengubah pola pikir dari sistem usaha tani tradisional ke arah yang lebih modern, peningkatan usaha tani serta penumbuhan dan penguatan kelembagaan tani. B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah proses penetapan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan kebijakan/program pada Rencana Strategis (Renstra). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMenPan dan RB) Nomor 29 Tahun 200 tanggal 3 Desember 200 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, format RKT mengalami penyederhanaan dibandingkan dengan peraturan sebelumnya (Keputusan Kepala LAN Nomor 239/2003). Unsur RKT hanya terdiri dari 3 bagian, yaitu: () sasaran strategis, yaitu sasaran strategis yang terdapat dalam Rencana Strategis (Renstra); (2) Indikator Kinerja; dan 93) Target dari indikator kinerja pada tahun 20. Secara menyeluruh, muatan yang terkandung dalam RKT disajikan pada Tabel 2 berikut. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan Pusat Penyuluhan Pertanian Unit Eselon II : Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun : 20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2. Jumlah pedoman penyelenggaraan yang tersusun.. Tersedianya program. Jumlah Programa Pertanian Nasional; programa 5 pedoman 2. Terfasilitasinya peraturan perundang-undangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraaan 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah Turunan peraturan perundangundangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006.. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraan.. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan ; 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional; 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan ; 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan; 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model; 5. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di 28.304 posluhdes dan pengembangan manajemen 8.304 posluhdes.. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan). 2 2 laporan 4 4 laporan laporan laporan laporan 2 laporan laporan 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraan 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun; 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan ; 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tersusun.. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi laporan laporan laporan 3 kali (33 prov) LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 2

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target extension. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraan PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf ; 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional; 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi; 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional.. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat; 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pendampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi.. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak; 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor ; 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer. 00 orang 33 orang 66 orang 33 orang 33 orang laporan laporan laporan 33 orang 7 6 0.000 eks C. Penetapan Kinerja Penetapan kinerja merupakan pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja antara Kepala Badan dan Pusat Penyuluhan untuk mewujudkan kinerja tertentu. Dokumen penetapan kinerja memuat 2 (dua), yaitu: () Pernyataan Penetapan kinerja; (2) Lampiran Formulir Penetapan Kinerja. Penetapan disusun setelah DIPA diterbitkan dan dijadikan lampiran pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja dengan rincian pada Tabel 3 sebagai berikut. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 3

Tabel 3. Penetapan Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 Unit Eselon I : Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun : 20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya program 2. Terfasilitasinya peraturan perundaang-undangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraaan 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraan 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber extension. Jumlah Programa Pertanian Nasional 2. Jumlah pedoman penyelenggaraan yang tersusun. Jumlah Turunan peraturan perundang-undangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraan. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di 28.304 posluhdes dan pengembangan manajemen 8.304 posluhdes. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan) 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tersusun. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi programa 5 pedoman 2 2 laporan 4 4 laporan laporan laporan laporan 2 laporan laporan laporan laporan laporan 3 kali (33 prov) LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 4

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraan PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pendampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer 00 orang 33 orang 66 orang 33 orang 33 orang laporan laporan laporan 33 orang 7 6 0.000 eks Jumlah Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran 20 sebesar Rp. 47.567.648.000,- LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 5

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Hasil Pengukuran Kinerja Secara menyeluruh, hasil pengukuran kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 20 Unit Eselon II : Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun : 20 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %. Tersedianya program pertania n 2. Terfasilitasinya peraturan perundang-undangan 3. Terfasilitasinya pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraaan 4. Tersusunnya data dan profil kelembagaan dan ketenagaan serta kelembagaan petani 5. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan di tingkat provinsi dan kab/kota dan kecamatan/ desa 6. Terfasilitasinya pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah Programa Pertanian Nasional 2. Jumlah pedoman penyelenggaraan yang tersusun. Jumlah Turunan peraturan perundang-undangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 6/2006. Jumlah laporan hasil pertemuan rencana kegiatan penyelenggaraan. Jumlah data profil kelembagaan dan ketenagaan 2. Jumlah data dan profil kelembagaan petani dan usahatani. Jumlah laporan hasil pertemuan komisi tingkat nasional 2. Jumlah laporan hasil pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan 3. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan di kecamatan 4. Jumlah laporan hasil pemberdayaan 522 BPP Model 5. Jumlah laporan hasil pemberdayaan di 28.304 posluhdes dan pengembangan manajemen 8.304 posluhdes. Jumlah laporan hasil pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani (gapoktan) programa programa 00,00 5 pedoman 5 pedoman 00,00 2 2 00,00 2 laporan 2 laporan 00,00 00,00 4 2 50,00 4 laporan 2 laporan 50,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 2 laporan 2 laporan 00,00 laporan laporan 00,00 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 6

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 7. Terfasilitasinya pemberdayaan THL-TB Penyuluhan Pertanian 8. Terfasilitasinya pengembangan profesionalisme penyuluh 9. Tersedianya pedoman penyelenggaraan 0. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan melalui cyber extension. Terfasilitasinya pembinaan karier bagi penyuluh, petani, penyuluh swadaya, dan staf 2. Terfasilitasinya penyelenggaraan PENAS XIII 3. Terfasilitasinya pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat dan gapoktan 4. Terfasilitasinya pemberian penghargaan petani dan kelompoktani 2. Jumlah laporan hasil pertemuan gapoktan dalam peningkatan kualitas manajemen kelembagaan petani. Jumlah laporan hasil Pengawalan dan pendampingan THL-TB Penyuluhan Pertanian di setiap provinsi. Jumlah laporan hasil pengembangan profesionalisme penyuluh. Jumlah pedoman pemberdayaan kelembagaan petani dan usahatani yang tersusun 2. Jumlah pedoman pembinaan perkembangan kelembagaan dan ketenagaan 3. Jumlah rencana kegiatan pengembangan sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha yang tersusun. Jumlah pelaksanaan Apresiasi Sistem Informasi. Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme staf 2. Jumlah Penyuluh Pertanian yang menjadi Teladan Nasional 3. Jumlah peserta pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya 4. Jumlah Petani dan Kelembagaan Tani yang Berprestasi 5. Jumlah Penyuluh Swadaya yang Berprestasi Tingkat Nasional. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan PENAS XIII. Jumlah laporan hasil pembinaan wilayah kerja penyuluh pusat 2. Jumlah laporan hasil pengawalan/pendampingan gapoktan PUAP pada 33 provinsi. Jumlah petani dan kelembagaan petani yang berprestasi laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 00,00 00,00 00,00 3 kali 3 kali 00,00 (33 prov) (33 prov) 00 orang 00 orang 00,00 33 orang 33 orang 00,00 66 orang 66 orang 00,00 33 orang 33 orang 00,00 33 orang 33 orang 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 laporan laporan 00,00 33 orang 33 orang 00,00 LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 7

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 5. Tersedianya materi-materi melalui media cetak dan media elektronik. Jumlah materi untuk 7 subsektor dalam bentuk tercetak 2. Jumlah materi cyber extension dari sektor 3. Jumlah majalah penyuluh semi ilmiah populer 7 7 00,00 6 6 00,00 0.000 eks 20.000 eks 200,00 Jumlah Anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran 20: Rp. 47.567.648.000,- Realisasi Anggaran TA.20: Rp. 42.766.442.769,- (89,9%). B. Analisis Pencapaian Kinerja Penilaian terhadap penilaian kinerja menggunakan kriteria yaitu: () nilai >85-00 adalah memuaskan; (2) nilai >75-85 adalah sangat baik; (3) nilai >65-75 adalah baik, perlu sedikit perbaikan; (4) nilai >50-65 adalah cukup baik (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar; (5) nilai >30-50 adalah agak kurang, perlu banyak perbaikan; dan (6) nilai 0-30 adalah kurang, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar. Secara keseluruhan penilaian terhadap penilaian kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian adalah 87,76% adalah sangat baik. C. Evaluasi Kinerja Nilai pencapaian kinerja sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 tercatat berkisar antara 75,00% - 85,00% dengan rata-rata 87,76% dan pada tahun 200, nilai pencapaian kinerja sasaran Pusat Penyuluhan Pertanian tersebut mencapai kisaran 85,00%-00,00% dengan rata-rata 99,69%. Capaian pada tahun terakhir (20) menunjukkan jarak yang tidak terlalu jauh antara realisasi tahun 200 dan 20 yaitu,93%. Hal ini mencerminkan kondisi pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam arti kesenjangan yang terjadi tidak terlalu besar. D. Kinerja Analisis Efisiensi Capaian Indikator Efisiensi capaian indikator kinerja dapat dilihat dari perbandingan proporsi antara besarnya capaian indikator kinerja sasaran yang diperoleh dengan besarnya masukan/input yang digunakan (proporsi Output/Input). Efisiensi terjadi apabila nilai rasio output dibandingkan dengan input mencapai atau lebih dari. Perbandingan proporsi capaian global indikator kinerja sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian dengan input yang digunakan pada tahun 20 adalah 87,76% berbanding 89,9%. Dengan demikian nilai efisiensi yang diperoleh adalah 2,5%. Nilai angka tersebut mengindikasikan bahwa capaian yang diperoleh tersebut kedalam kategori efisien. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 meliputi : LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 8

. Terlambatnya penerbitan DIPA tahun 20; 2. Terlambatnya SK Satker P2K; 3. Kualitas/Jumlah maupun kualitas Pusat Penyuluhan belum memadai, khususnya di daerah (Satker Dekonsentrasi di Provinsi dan Satker Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota); 4. Masih terjadinya revisi anggaran sampai dengan bulan Oktober 20; 5. Terdapat wilayah kerja yang masih sulit dijangkau oleh transportasi darat sehingga memerlukan sarana transportasi udara yang berimplikasi pada tingginya biaya operasional, sedangkan anggaran tersedia tidak cukup; 6. Kurang seimbangnya antara peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana yang dimiliki Satker dengan peningkatan penyelenggaraan kegiatan; 7. Sering terlambatnya pengumpulan data karena adanya perubahan kode Satker serta sering terjadinya penggantian petugas atau pejabat penanggungjawab Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di daerah. Menyikapi kondisi permasalahan yang masih terjadi tersebut, maka langkah antisipasi yang harus dilakukan untuk tahun-tahun mendatang adalah: () segera menyusun jadwal palang kegiatan dan serapan anggaran secara lebih cermat setelah DIPA terbit; (2) menyempurnakan mekanisme dan tata hubungan kerja antara unit kerja terkait dalam rangka mempercepat pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 9

BAB IV PENUTUP Laporan akuntabilitas kinerja Pusat Penyuluhan Pertanian tahun 20 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas fungsi yang diemban Pusat Penyuluhan Pertanian selama tahun 20. Pada tahun 20, sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian terangkum kedalam 5 sasaran strategis yang dipayungi Program Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian. Kinerja sasaran strategis Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 secara global mencapai 87,76% dengan kisaran 85,00% - 00,00%, sedangkan realisasi serapan anggaran mencapai 89,9%. Hasil analisis efesiensi capaian indikator Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 menunjukan nilai yang efisien atau lebih besar dari, yaitu 2,5%.Diisi lain mencapai realisasi serapan anggaran Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 sebesar 89,9%. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 20 diantaranya: ) terlambatnya penerbitan SK KPA Satker Pusat, sehingga awal pelaksanaan kegiatan mengalami keterlambatan; 2) kuantitas/jumlah maupun kualitas SDM pelaksanaan belum memadai, khususnya di daerah (Satker Dekonsentrasi di provinsi dan Satker Tugas Perbantuan di Kabupaten/Kota), 3) masih terjadinya revisi anggaran sampai dengan bulan Oktober 20; dan 4) terdapatnya wilayah kerja masih sulit dijangkau oleh alat transportasi darat sehingga memerluhan sarana transportasi udara yang berimplikasi pada tingginya biaya operasional, sedangkan anggaran yang tersedia tidak mencukupi, kurang seimbangnya antara peningkatan kuantitas dan kualitas serana prasarana yang dimiliki Satker dengan peningkatan penyelenggaraan kegiatan, serta sering terlambatnya pengumpulan data karena adanya perubahan kode Satker serta sering terjadinya pengantian petugas atau pejabat di Daerah. LAPORAN LAKIP PUSLUHTAN 20 20