BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT

BAB 1 PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

Kontrak Asuransi DOKUMENTASI ASURANSI FUNGSI PROPOSAL FORM :

BAB VI POLIS ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

Prinsip Dasar Informasi Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,

PENGALIHAN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi

PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN RISIKO UNTUK PENGADAAN ASURANSI CONTRACTOR'S ALL RISK (CAR)

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BROKERAGE INSURANCE CONTRACT PRESENTATION. By : Riani Dwi Puteri

HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN

VOL. 01 / FEBRUARY 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN

VOL. 01 / FEBRUARY 2015 HEALTH INSURANCE GUIDE PANDUAN MEMILIH ASURANSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance.

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

PETUNJUK PELAKSANAAN SESI STATISTIK BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2013

BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2015

UNDERWRITING & RATING Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

BAB IV SYARIAH. besarnya premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi produk personal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ASURANSI DAN MANAJEMEN RISIKO 2 (FAK EKONOMI - D3 MANAJEMEN KEUANGAN) KODE / SKS

PRUlink assurance account

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah

6. RENEWAL AND CANCELLATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 5 PENANGGULANGAN RISIKO

PRUlink assurance account

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

PRUlink assurance account

PRUlink assurance account

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

Asuransi Jiwa

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

BAB V PENUTUP. Jakarta (studi kasus proyek pembangunan Gedung Kesehatan RS Pendidikan. IRNA-3 RSUP Dr. Kariadi oleh PT PP dengan PT ASEI), maka dapat

ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY

Minggu Ke III ASURANSI JIWA

PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM.

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. dari penjualan polis atau penerimaan premi dapat ditanamkan sebagai investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

PRUlink syariah assurance account

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini akan disampaikan kesempulan dan saran. 1. Pembagian Tanggung Jawab Mengenai Risiko Dalam Hal Terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar segala bidang tersebut tentu akan membawa banyak perubahan yang sangat

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

DESKRIPSI MANFAAT. Manfaat Meninggal Dunia. Pertanggungan berakhir. Manfaat Hidup. BiayaAsuransi Bulanan *)

TM POWER LINK DATA UMUM CALON PEMEGANG POLIS DAN TERTANGGUNG DESKRIPSI MANFAAT JUMLAH PREMI INFORMASI PRODUK

DESKRIPSI MANFAAT. Manfaat Meninggal Dunia. Pertanggungan berakhir. Manfaat Hidup. BiayaAsuransi Bulanan *)

DESKRIPSI MANFAAT. Manfaat Meninggal Dunia. Pertanggungan berakhir. Manfaat Hidup. BiayaAsuransi Bulanan *)

DESKRIPSI MANFAAT. Manfaat Meninggal Dunia. Pertanggungan berakhir. Manfaat Hidup. BiayaAsuransi Bulanan *)

DESKRIPSI MANFAAT. Manfaat Meninggal Dunia. Pertanggungan berakhir. Manfaat Hidup. BiayaAsuransi Bulanan *)

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUIS Q NEW EDUCATION

PENYELESAIAN KEGAGALAN KONTRAKTOR DALAM MELAKSANAKAN KONTRAK DI BIDANG KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR

PRUlink syariah assurance account

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pembangunan Hotel Harris dan Yello di Jakarta Pusat. Adapun

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUIS Q SMART LIFE

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PRUlink syariah assurance account

BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

PENGARUH PENGGUNAAN ASURANSI CONTRACTOR ALL RISK TERHADAP PENGALIHAN POTENSI RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI

PRUlink syariah assurance account

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai. tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

166 Simulasi rencana..., Beta Patrianto, FT UI, 2009

ASURANSI KESEHATAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang bergantung padanya. Tetapi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

FAQ (Frequently Asked Question)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

BAB V PENUTUP. 1. Kesimpulan. Dari uraian yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, penulis. mengambil kesimpulan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 K e s i m p u l a n Dari hasil studi literatur, analisa dan evaluasi masalah dalam tugas akhir ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang terdapat didalam Contractor s All Risk ( CAR ) dibagi dalam 3 kategori yaitu : a. Risiko yang pasti dijamin berupa jaminan pokok / jaminan wajib atau jaminan dasar. b. Risiko yang dapat dijamin berupa jaminan tambahan. c. Risiko yang tidak dapat dijamin / dikecualikan

145 2. Besarnya premi asuransi Contractor s All Risk yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi tergantung dari cakupan risiko yang dijamin dalam schedule polis asuransi, semakin banyak cakupan risiko yang ingin dijamin maka total rate premi asuransi makin besar, dengan demikian premi yang harus dibayarkan semakin besar pula. Walaupun demikian asuransi CAR dengan pengalihan risiko (risk transfer) ini merupakan salah satu alternatif pembiayaan risiko (risk financing) yang sangat murah. Hasil analisa dan evaluasi penulis membuktikan bahwa untuk mengcover kerugian / kerusakan harga total proyek hanya diperlukan 0.2 % alokasi dana dari total harga proyek dengan rate yang ditetapkan PT Jasindo dan 0.61705 % alokasi dana dari total harga proyek dengan rate yang ditetapkan Munich Re Standard. 3. Penerapan endorsement dalam schedule sangat mempengaruhi cakupan suatu jaminan, karena endorsement tersebut dapat berfungsi sebagai perluasan jaminan apabila diterapkan extension of basic cover, dapat pula membatasi suatu cakupan jaminan dengan persyaratan tertentu apabila diterapkan special condition atau warranty, atau bahkan pembatalan jaminan sekalipun risiko itu termasuk jaminan pokok / jaminan dasar apabila diterapkan exclusion. 4. Asuransi CAR Model Munich Re ini masih mengacu kepada situasi dan kondisi di negara Jerman, terutama dalam hal penentuan rate premi yang berada didalam Underwriting and Rating Directives, sehingga harga premi yang dihasilkan terlalu mahal untuk kondisi di negara Indonesia. Begitupun dalam permasalahan Cakupan risiko istilah All Risk ternyata tidak mengcover

146 seluruh risiko proyek tetapi ada pengecualian-pengecualian umum ( general exclusion ) dan pengecualian khusus ( special exclusion ). 5. Risiko yang dijamin dalam proyek yang sama misalnya proyek Circular Culvert didalam studi kasus ini, belum tentu mempunyai cakupan jaminan risiko yang sama apabila dijamin oleh perusahaan yang lain, hal ini tergantung dari kehandalan dan keberanian menanggung risiko hasil perkiraan underwriter perusahaan tersebut dalam memperhitungkan risikorisiko yang akan terjadi untuk menerima dan menolak penutupan polis tersebut, serta kemungkinan harga premi yang lebih murah atau lebih mahal mungkin saja terjadi. Apalagi untuk proyek yang berbeda jelas standard perhitungan premi dan cakupan risikonyapun pasti berbeda. 6. Tujuan utama penerapan deductible adalah supaya tertanggung tidak menjadikan kerugian atau kerusakan yang terjadi sebagi bahan ajang bisnis yang mempunyai nilai untung dan rugi, tetapi penerapan deductible hanya menerapkan fungsi asuransi sebagai lembaga yang mengambil pembiayaan risiko yang memang secara fisik sudah diluar pengendalian tertanggung dan terjadi bukan dengan kesengajaan. Jadi pengendalian risiko proyek yang terjadi merupakan tanggung jawab bersama, risiko dibawah nilai deductible ditanggung oleh tertanggung sedangkan risiko diatas deductible adalah tanggungan penanggung (perusahaan asuransi) setelah dikurangi deductible yang tertera didalam schedule.

147 5.2 S a r a n S a r a n 1. Sebelum melakukan negosiasi hendaknya calon pihak tertanggung (owner dan kontraktor) mempunyai pengetahuan tentang asuransi dan mengetahui tentang manajemen risiko sehingga menentukan cakupan risiko yang sesuai dengan kebutuhan di proyek dan hanya menegosiasikan bahaya yang mempunyai potensi yang besar yang tidak bisa diretensi lewat pengontrolan risiko secara finansial, serta mempunyai nilai insurable sehingga alokasi dana untuk risiko tersebut bisa lebih ekonomis. Pemahaman mengenai isi polis dan endorsement secara umum diperlukan agar calon pihak tertanggung dapat mengetahui sampai sejauh mana risiko proyeknya dapat dialihkan serta hubungannya dengan alokasi biaya yang akan dikeluarkan akibat pengalihan risiko tersebut. 2. Dari analisa dan evaluasi studi kasus terlihat bahwa Contractor s All Risk Munich Re Standard belum sesuai benar dengan kondisi negara Indonesia, hal ini perlu dipikirkan oleh para ahli konstruksi baik dari instansi pemerintah, konsultan, kontraktor, para pakar manajemen konstruksi beserta ahli statistik dan ahli aktuarianya, yang bekerja sama dengan praktisi hukum konstruksi untuk menentukan rate dan cakupan risiko yang berlaku umum sesuai dengan kebutuhan Industri konstruksi di Indonesia. Hal ini untuk mencegah terjadinya ketidak sehatan persaingan perusahan asuransi dalam menetapkan nilai premi sesuai rate dan cakupan risiko yang sebenarnya didasarkan kepada data statistik rata-rata terjadinya potensi risiko dalam jenis konstruksi tertentu dilapangan. Dalam menentukan tarif harus diupayakan terciptanya tarif yang ideal yang dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan untuk mengganti

148 kerugian yang terjadi dan memberikan sedikit keuntungan untuk kelangsungan hidup perusaahan yang bersangkutan. Tarif yang ideal harus mempunyai prinsip : a. Adequate artinya premi tersebut harus menghasilkan cukup uang untuk membayar kerugian-kerugian yang mungkin diderita oleh subyek darimana uang itu dikumpulkan. b. Notexcessive artinya bahwa tarif jangan berlebih-lebihan, tetapi harus memperhatikan kepentingan pembeli, kondisi persaingan dan sebagainya. c. Equity, artinya tarif tersebut tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya ( harus adil ), bila kualitas exposurenya sama tarifnya harus sama. d. Flexible, artinya tarip yang ditentukan harus selalu disesuaikan dengan keadaan, bila keadaan berubah tarifnya harus diubah pula. e. Incentives, artinya harus ada faktor perangsang dalam penentuan tarif untuk suatu obyek asuransi, karena faktor ini biasanya cukup berpengaruh terhadap keputusan calon tertanggung untuk mempertanggungkan kepentingannya.