eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi"

Transkripsi

1 eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi

2 BAB I : PENDAHULUAN

3 Latar Belakang Jaminan dalam suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang penting karena proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang yang tergolong besar dan kompleks. Selain itu, kegiatan konstruksi juga terkenal sebagai kegiatan dengan tingkat risiko yang cukup tinggi. Tingginya risiko dalam proyek konstruksi dapat berdampak kepada pihak-pihak yang terlibat maupun bangunannya sehingga dapat menimbulkan kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu perlu adanya jaminan proyek konstruksi, salah satunya dalam bentuk asuransi.

4 Identifikasi Masalah Belum maksimalnya pengetahuan mengenai Asuransi Erection All Risks (EAR) yang mengakibatkan kurang optimalnya penggunakan Asuransi Erection All Risks (EAR) jika terjadi kerusakan atau kerugian pada proyek konstruksi.

5 Rumusan Masalah Bagaimana peranan Asuransi Erection All Risks (EAR) dalam menjamin risiko apabila terjadi kerugian pada proyek jasa konstruksi? Apa saja Risiko yang dijamin dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) serta pengecualian risikonya?

6 Tujuan Penulisan Tujuan makalah ini adalah memberikan informasi mengenai peranan Asuransi Erection All Risks (EAR) agar keuntungan dari jaminan konstruksi dapat digunakan secara maksimal

7 Batasan Masalah Objek pengamatan makalah hanya meliputi Asuransi Erection All Risks (EAR) Pembahasan dibatasi untuk mencari tahu apa saja risiko yang tertanggung dan tidak tertanggung agar Asuransi Erection All Risks (EAR) dapat digunakan secara optimal.

8 Manfaat Penulisan Membuka wawasan terhadap peranan Asuransi Erection All Risks (EAR). Menambah wawasan mengenai bagaimana cara mengefektifkan Asuransi Erection All Risks (EAR) untuk mendapatkan jaminan yang maksimal

9 BAB II : KAJIAN PUSTAKA

10 Aspek Hukum Jasa Konstruksi Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi sendiri adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

11 Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri atas pengguna jasa dan penyedia jasa. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi. Umumnya, penyedia jasa dan pengguna jasa saling terikat dalam kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

12 Asuransi Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).

13 Asuransi Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung empat unsur, yaitu: Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. Pihak tertanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak menentu. Suatu peristiwa (accident) yang tidak tertentu (tidak diketahui sebelumnya). Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu.

14 Tujuan Asuransi Pengalihan Risiko Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung. Cara Pembayaran dari Ganti Rugi Jika suatu ketika sungguh sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah asuransinya. Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh sungguh diderita.

15 Berlakunya Asuransi Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan. Penutupan asuransi dalam prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau ditandatanganinya kontrak sementara (cover note) dan dibayarnya premi. Selanjutnya sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, penanggung atau perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi (Pasal 255 KUHD).

16 BAB III : PEMBAHASAN

17 Asuransi Erection All Risks (EAR) Kebijakan dari Asuransi Erection All Risks (EAR) dirancang khusus untuk menutupi kerugian atau kerusakan proyek-proyek yang melibatkan pemasangan atau instalasi pabrik, mesin, dan peralatan mulai dari pendirian satu komputer untuk pembangkit listrik besar. Asuransi Erection All Risks (EAR) adalah salah salah satu kebijakan All Risk yang meliputi berbagai kegiatan pemasangan atau instalasi, pengujian, dan komisi atas pabrik dan peralatannya (kecuali dengan pengecualian tertentu seperti yang disebutkan dalam polis).

18 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) 1. Pemilik Merupakan suatu badan hukum ataupun seseorang yang mempunyai kegiatan pemasangan mesin dengan instalasinya dalam proyek yang dikerjakan oleh satu maupun beberapa kontraktor dan sub-kontraktor tersebut. Pemilik merupakan majikan dari kontraktor yang biasa disebut dengan kata Main Contractor (Kontraktor Utama).

19 2. Perencana (Arsitek / Konsultan) Merupakan suatu badan hukum maupun seseorang yang mempunyai keahlian dalam merencanakan pemasangan mesin dalam proyek yang dikerjakan atau dapat juga sebagai penasehat utama yang membuat kontrak mengenai suatu perencanaan konsultasi maupun pengawasan pemasangan mesin dan instalasinya dalam proyek tersebut. Arsitek atau Konsultan sebagai perencana dapat menjadi pihak tertanggung maupun tidak. Ia dapat menjad pihak yang tertanggung jika perencana memiliki kepentingan dan keterlibatan di pemasangan mesin serta instalasinya dalam proyek tersebut.

20 3. Kontraktor Merupakan suatu badan hukum maupun seseorang yang melaksanakan kegiatan pemasangan mesin dan instalasinya dalam suatu proyek. Kontraktor termasuk dalam pihak yang tertanggung karena adanya tanggung tawab dari kontraktor kepada owner atau pemilik mesin yang digunakan jika terjadi hal-hal berikut: Terjadi kerusakan dalam pelaksanaan kegiatan pemasangan mesin maupun instalasinya sehingga menyebabkan kerugian Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pemasangan mesin dan instalasi Hasil dari pengerjaan pemasangan mesin dan instalasi tidak maksimal (cacat)

21 4. Lembaga Keuangan Merupakan suatu badan hukum baik pemerintah maupun swasta yang terlibat dalam hal menanggung pendanaan keuangan dari asuransi. Kegiatan pendanaan keuangan kepada debitor dalam pengurusan mesin tersebut terjadi apabila ia mempunyai keterlibatan dalam proyek tersebut sehingga pihak kreditor secara langsung mempunyai insurable interest atas jaminan proyek yang dikerjakan oleh para kontraktor dan sub-kontraktor. Dalam polis Erection All Risks (EAR), yang menjadi pihak tertanggung dapat berjumlah satu orang maupun lebih dari satu, dilihat dari jumlah pihak yang terlibat di kegiatan pemasangan mesin dan instalasi dalam proyek tersebut.

22 Objek dari Pertanggungan Asuransi Erection All Risks (EAR) Mesin yang dipasang Merupakan mesin yang dipasang sekaligus instalasinya. Contohnya adalah mesin-mesin tekstil maupun laboratorium, Air Conditioner, eskalator, lift, antena, dan lain-lain. Peralatan dan perlengkapan sebelum pemasangan Merupakan peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam pengerjaan kegiatan konstruksi yang dilakukan sebelum pelaksanaan pemasangan mesin dan instalasi. Properti sekitar yang berkepemilikan Merupakan bangunan-bangunan maupun harta benda yang dimiliki oleh pemiliknya (owner) di daerah sekitar proyek tempat pemasangan mesin dan instalasi.

23 Penentuan Harga Pertanggungan Asuransi Erection All Risks (EAR) 1. Nilai mesin dan Erection cost Harga pertanggungan disini adalah harga dari mesin yang akan dipasang (Harga Mesin + Freight + Tax) ditambah dengan biaya-biaya yang diperlukan untuk pemasangan mesin tersebut. Pada umumnya harga pertanggungan disini disesuaikan dengan apa yang tercantum didalam perjanjian kerja (disesuaikan dengan nilai yang telah diperjanjikan).

24 2. Properti sekitar yang berkepemilikan Penentuan nilai pertanggungan umumnya ditentukan berdasarkan perkiraan kerugian pertama (First Loss Basis) yang ditetapkan oleh tertanggung, berdasarkan perkiraannya mengenai jumlah kerugian tertinggi yang mungkin akan dideritanya atas barang-barang miliknya tersebut. 3. Biaya pekerja ahli Penentuan besarnya nilai pertanggungan untuk biaya-biaya para ahli ini ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu dari nilai pertanggungan untuk pekerjaan pokok atau berda-sarkan jumlah tertentu yang ditetapkan tersendiri.

25 4. Debris of Removal (R.o.D.) Besarnya harga pertanggungan biasanya dinyatakan dalam prosentase tertentu terhadap harga pertanggungan untuk pekerjaan pokok atau berdasarkan jumlah tertentu yang ditentukan tersendiri. Umumnya maksimum sebesar 10 % dari nilai pertanggungan proyek pokok. 5. Third Party Liability (T.P.L.) Jumlah limit liability (batas kewajiban) terhadap pihak ketiga ini umumnya ditetapkan dibawah kontrak peker-jaan antara pemilik dengan kontraktor. Third Party Legal Liability ini menjamin kemungkinan timbulnya tuntutan menurut hukum atas kerugian yang diderita pihak ketiga baik berupa Property Damage (Kerusakan harta benda) maupun Bodily Injury (Luka badan) sehubungan dengan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh Tertanggung.

26 Selain faktor-faktor yang tercantum dalam polis asuransi diatas, ada beberapa faktor luar yang dapat mempengaruhi penentuan harga pertanggungan asuransi Erection All Risks (EAR), yaitu: Besar kecilnya proyek pemasangan mesin dan instalasinya. Lokasi proyek yang berada di dalam atau luar kota besar, dimana pembuangan puing-puning sisa kerusakan proyek dalam kota besar membutuhkan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan proyek luar kota besar. Peraturan daerah setempat yang berlaku di lokasi proyek tersebut seperti larangan adanya kendaraan besar melintas di jalan tertentu sehingga perlu memutar atau menggunakan kendaraan lainnya.

27 Periode Pertanggungan Asuransi Erection All Risks (EAR) 1. Erection Period Merupakan periode yang dimulai dari pembongkaran mesin atau material-material pendukung berada di lokasi dan berakhir pada saat kegiatan pelaksanaan pemasangan mesin tersebut selesai dikerjakan. 2. Testing and Commisioning Period Merupakan masa testing atau masa percobaan yang dilakukan setelah masa pemasangan selesai dilakukan atau sampai saat dumana pekerjan pemasangan mesin dan instalasi diserahkan kepada pemilik mesin atau owner. Masa Testing Period ini biasanya berkisar antara satu minggu sampai satu bulan lamanya. Pada masa percobaan ini terdapat dua jenis test, yaitu Cold Test dan Hot Test

28 Risiko yang Dijamin dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) Major Perils Merupakan bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh alam dan tidak dapat dikontrol oleh manusia (Act of God) seperti gempa bumi, angin topan, letusan gunung berapi, dan bencana lainnya yang tidak dapat dicegah oleh manusia. Minor Perils Merupakan bahaya-bahaya yang dapat dikontrol atau ditangani oleh manusia seperti kebakaran, pencurian, tabrakan, kecelakaan yang tidak disengaja yang terjadi selama masa pembangunan, dan lain-lain.

29 Pengecualian Risiko dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) Pengecualian risiko dalam Asuransi Erection All Risks (EAR) sama seperti pengecualian risiko dalam Asuransi Contractor All Risks (CAR). Pengecualian risiko terdiri dari tiga pengecualian, yaitu: Pengecualian Umum Pengecualian Bagian I: Kerusakan Material Pengecualian Bagian II: Third Party Liability

30 Pengecualian Umum Pengecualian ini berlaku untuk penghentian pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya dan pengecualian berlaku mulai sejak penghentian pekerjaan proyek pemasangan mesin dan instalasi dilakukan. Jika ada penghentian sebagian ataupun seluruh pekerjaan, penanggung tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang terjadi pada pelaksanaan proyek pemasangan mesin dan instalasi, apapun alasannya.

31 Pengecualian Bagian I: Kerusakan Material Deductible (Pengurangan) Deductible adalah suatu jumlah tertentu yang menjadi tanggungan tertanggung dalam setiap kerugian atau kerusakan yang terjadi yang bertujuan agar pihak tertanggung lebih berhati-hati. Consequential Loss Konsekwensi atas kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan kegiatan pemasangan mesin dan instalasinya. Wear & Tear, Corrosion, Oxidation, Deterioration Pengecualian risiko atas kerugian yang diakibatkan oleh cuaca, karat, oksidasi, cacat maupun perubahan material karena kurang dipergunakan.

32 Uang, material, dan surat berharga lainnya Tidak tertanggung karena uang dan yang Air Craft, Water Craft, Hover Craft Pengecualian risiko yang dikarenakan bendabenda tersebut sudah ditanggung dalam Aviation Insurance atau Marine Hull Insurance sebagai objek pertanggungannya. Mechanically Propelled Vehicle Kendaraan bermotor yang sudah punya ijin untuk digunakan di jalan umum dikecualikan dari pertanggungan karena kendaraan bermotor sudah menjadi objek pertanggungan asuransi kendaraan bermotor.

33 Defective Workmanship of Materials Pengecualian risiko yang dapat Mechanical & Electrical Breakdown Pengecualian risiko yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya peralatan mekanik dan maupun listrik. Defective Design, Plan, Specification or Advice Pengecualian risiko yang dapat menimbulkan kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh kejelekan penyelesaian pekerjaan itu sendiri oleh pihak tertanggung.

34 Bagian pekerjaan yang diserahkan / digunakan Jika hal tersebut terjadi maka penanggung tidak bertanggung jawab atas segala kerugian dan kerusakan yang terjadi pada Unexplained Shortage Kehilangan atau kekurangan dari bahan atau material tidak tertanggung apabila tidak disertai bukti atau alasan yang kuat. Vibration, Weakening of Support Pengecualian risiko dari segala kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat adanya getaran atau lemahnya struktur penyangga yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan mesin tersebut.

35 Pengecualian Bagian II: Third Party Liability (TPL) Deductible Pengurangan ini hanya dikenakan khusus untuk kerugian atas kerusakan properti atau barang saja, tidak termasuk untuk cacat badan. Kecelakaan atas karyawan tertanggung Pengecualian risiko karena hal tersebut sudah menjadi objek pertaggungan dari Asuransi Tenaga Kerja. Property in Care, Custody & Control

36 Pekerjaan itu sendiri Pengecualian risiko karena hal tersebut telah dijamin dalam Pengecualian Bagian I dan termasuk juga dalam kelalaian Tertanggung. Penaggung hanya memberikan ganti rugi untuk perbaikan dari kerusakan namun tudak untuk kerugian dari kerusakan tersebut (Consequential Loss) Kejelekan bahan dan penyelesaian pekerjaan oleh Tertanggung Kendaraan bermotor yang mempunyai ijin untuk digunakan di

37 BAB IV : PENUTUP

38 Kesimpulan Asuransi Erection All Risks (EAR) adalah salah salah satu kebijakan All Risk yang meliputi berbagai kegiatan pemasangan atau instalasi, pengujian, dan komisi atas pabrik dan peralatannya (kecuali dengan pengecualian tertentu seperti yang disebutkan dalam polis). Yang menjadi objek pertanggungan adalah mesin yang dipasang, peralatan/perlengkapan serta pekerjaan konstruksi sebelum kegiatan pemasangan, properti sekitar yang berkepemilikan, serta biaya pembersihan puing atau Debris of Removal (R.o.D.).

39 Kesimpulan Polis Erection All Risks (EAR) mulai berlaku sejak dimulainya pekerjaan atau setelah dibongkarnya barang di lokasi dan berakhir terhadap bagian dari kontrak pekerjaan yang telah diserahterimakan atau setelah pelaksanaan uji coba pertama atau uji beban (testing and commissioning). Risiko yang dijamin dapat berupa bahayabahaya yang diakibatkan oleh alam dan tidak dapat dikontrol oleh manusia (Act of God) maupun yang dapat dikontrol atau ditangani oleh manusia itu sendiri.

40 Saran Asuransi Erection All Risks (EAR) merupakan salah satu bentuk jaminan yang dapat berguna apabila terjadi kerusakan atau kerugian pada mesin dan instalasi serta kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam atau manusia lainnya. Karena itu pihak kontraktor perlu memahami betul mengenai persyaratan jaminan asuransi Erection All Risks (EAR) serta risiko-risiko yang tertanggung agar asuransi ini dapat digunakan secara optimal

41 Daftar Pustaka Anonim. Asuransi. Otoritas Jasa Keuangan. < Anonim. Asuransi Erection All Risk. Website Bumida. < Anonim. Masa Pemeliharaan dan Jaminan Konstruksi. Ilmusipil.com Media Berbagi Ilmu Teknik Sipil dan Arsitektur. < Asuransi MSIG Indonesia. Erection s All Risk (E.A.R.). Website P.T. Asuransi MSIG Indonesia. < AXA Insurance. Erection All Risk Insurance. AXA Redefining Insurance Official Website. < Budi, Afrianto. Asuransi Pemasangan Mesin: Erection All Risk Insurance. Akademi Asuransi. 20 Oktober < Musjab, Imam. Asuransi Erection All Risks (EAR). Ahli Asuransi. 17 Juli < Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.

42 Terima Kasih atas Perhatiannya

BAB IX ASURANSI ANEKA

BAB IX ASURANSI ANEKA BAB IX ASURANSI ANEKA Jika di depan telah dipaparkan tentang asuransi jiwa dan asuransi kerugian secara panjang lebar, berikut ini akan dipaparkan asuransi aneka. Uraian-uraian berikut ini mencakup macam-macam

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA)

SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA) SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA Sesuai peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. PER-01/BL/2011 INFORMASI UMUM Untuk Nasabah Perorangan 1 Nama : 2 NPWP : 3 Alamat (sesuai

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A. PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A. LATAR BELAKANG 1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun

Lebih terperinci

PIHAK-PIHAK YANG DAPAT MENJADI TERTANGGUNG.

PIHAK-PIHAK YANG DAPAT MENJADI TERTANGGUNG. UMUM Asuransi Konstruksi Adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan atau proteksi atas kegagalan suatu proyek pembangunan Tehnik Sipil baik itu Tehnik Sipil basah maupun Tehnik Sipil

Lebih terperinci

BAB III JENIS ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI BAB III JENIS ASURANSI A. Objek dan Jenis Asuransi Objek Asuransi: Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Jakarta (studi kasus proyek pembangunan Gedung Kesehatan RS Pendidikan. IRNA-3 RSUP Dr. Kariadi oleh PT PP dengan PT ASEI), maka dapat

BAB V PENUTUP. Jakarta (studi kasus proyek pembangunan Gedung Kesehatan RS Pendidikan. IRNA-3 RSUP Dr. Kariadi oleh PT PP dengan PT ASEI), maka dapat 154 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian mengenai pelaksanaan asuransi CAR dalam proyek pembangunan gedung yang ditangani oleh PT Cakra Manggilingan Jaya Jakarta (studi kasus proyek pembangunan

Lebih terperinci

2 P a g e ( )

2 P a g e ( ) Pendahuluan Pesatnya perekonomian Indonesia saat ini mendukung ekspansi bisnis. Sebagai pimpinan perusahaan, mempekerjakan dan mempertahankan orang-orang terbaik merupakan tugas yang penting. Karyawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok

Lebih terperinci

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT Dida Cahyadiana NRP : 8721008 NIRM : 41077011910198 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir.MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 I. Nama Produk : Motor Vehicle Insurance II. Jenis Produk : Asuransi Kendaraan Bermotor III. Nama Penerbit : IV. Data Ringkas Asuransi

Lebih terperinci

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) Mata Kuliah : Manajemen Risiko Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unikom Tahun Akademik 2009-2010 Ilustrasi : Pada hari minggu 26 Desember 2004 jam

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ASURANSI CONTRACTOR ALL RISK TERHADAP PENGALIHAN POTENSI RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI

PENGARUH PENGGUNAAN ASURANSI CONTRACTOR ALL RISK TERHADAP PENGALIHAN POTENSI RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PENGARUH PENGGUNAAN ASURANSI CONTRACTOR ALL RISK TERHADAP PENGALIHAN POTENSI RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI Tania Agustin Eka Putri 1), Bambang Endro Yuwono 2) Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. Bagi orang yang berkepentingan, dia merasa perlu untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 K e s i m p u l a n Dari hasil studi literatur, analisa dan evaluasi masalah dalam tugas akhir ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang terdapat didalam

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputeramuda 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 sub (1) UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dinyatakan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah

Lebih terperinci

CHAPTER 4 HOUSEHOLD INSURANCE:BUILDINGS & CONTENTS II A1. DEFINITION

CHAPTER 4 HOUSEHOLD INSURANCE:BUILDINGS & CONTENTS II A1. DEFINITION CHAPTER 4 HOUSEHOLD INSURANCE:BUILDINGS & CONTENTS II A1. DEFINITION Contents: Barang-barang rumah tangga dan pribadi milik tertanggung atau yang menjadi tanggung jawab tertanggung di dalam suatu rumah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi Nama Produk : RaksaEarthquake Insurance / Asuransi Gempa Bumi Jenis Produk : Asuransi Harta Benda Nama Penerbit : PT. Asuransi Raksa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi 1. Pengertian Asuransi Apabila seseorang menginginkan supaya sebuah resiko tidak terjadi, maka seharusnyalah orang tersebut mengusahakan

Lebih terperinci

6. RENEWAL AND CANCELLATION

6. RENEWAL AND CANCELLATION 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Terjemahan dari The Principles & Practices of Insurance 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Pertanyaan (Questions) Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut

Lebih terperinci

ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY

ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY Disampaikan oleh : Komite Advokasi PII Jakarta, 11 Oktober 2016 Latar Belakang Undang-Undang no 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran mempertegas dampak hukum dari pelaksanaan

Lebih terperinci

CHAPTER 6 TRAVEL INSURANCE & OTHER PERSONAL INSURANCES A. INTRODUCTION

CHAPTER 6 TRAVEL INSURANCE & OTHER PERSONAL INSURANCES A. INTRODUCTION CHAPTER 6 TRAVEL INSURANCE & OTHER PERSONAL INSURANCES A. INTRODUCTION Risiko yang dihadapi di dalam perjalan antara lain: o Kematian dan luka badan o Biaya medis o Kehilangan bagasi o Tanggungjawab hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Kemungkinan manusia menghadapi kehilangan atau kerugian itu merupakan suatu risiko.

Lebih terperinci

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan 1 BAB I` PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan pembangunan suatu gedung merupakan kebutuhan yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini, hal ini disebabkan karena tingkat pembangunan suatu

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce 1. Bagaimana keamanan transaksi e commerce Asuransi Bintang? Sangat aman, karena Bintang telah bekerja sama dengan Acquiring Bank, Payment Gateway dan di support

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU

Lebih terperinci

101: PRAKTEK ASURANSI

101: PRAKTEK ASURANSI www.akademiasuransi.org Soal-Jawaban K.651210. 101.01 101: PRAKTEK ASURANSI 2006 s.d. April 2015 Disusun oleh: Afrianto Budi P, SS MM (dari berbagai sumber) Persiapan Ujian LSPP - September 2015 KUMPULAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat,

BAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat dalam usaha perniagaan membuat maraknya usaha asuransi akhir-akhir

Lebih terperinci

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06 KLAUSUL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN ATAU RODA TIGA Dengan ini dicatat dan disepakati, bahwa : 1. Menyimpang dari definisi kendaraan bermotor yang dicantumkan dalam Polis, kata kendaraan bermotor harus

Lebih terperinci

POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA

POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA TIM ADHOC REVISI PSAKBI POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA Tim Adhoc Revisi PSAKBI Jakarta, 04 Oktober 2016 AAUI 1 Historical Perubahan 1974: Polis Standar Pertama 1986: Polis Standar

Lebih terperinci

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010 MANAJEMEN RISIKO MEMINDAHKAN RISIKO KERUGIAN ASURANSI OUTLINE 2 Pengertian Asuransi Macam-macam macam Usaha Asuransi Perbedaan Asuransi Jiwa dengan Tabungan Perbedaan Asuransi dengan Perjudian Perbedaan

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Asuransi 3 02 Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? 5 5 03 Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? 6 7 04 Siapa yang Perlu Melakukan Perlindungan Asuransi? 8 Bagaimana

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi III. METODELOGI PENULISAN 3.I Objek Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi Parolamas Lampung yang terletak di jalan W.R. Monginsidi No 122 Bandar Lampung. Penulis melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila terjadi

Lebih terperinci

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan PENGENALAN ASURANSI Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan APAKAH ASURANSI ITU? Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah) kepada penanggung (pihak asuransi). Dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat yang alamiah, mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan lebih dulu secara tepat. Dengan demikian keadaan termaksud

Lebih terperinci

INDEMNITY. - Cash Payment:

INDEMNITY. - Cash Payment: INDEMNITY 1. Definisi Indemnity as a mechanism by which the insurer provide financial compensation in an attempt to place the insured in the same pecuniary position after the loss as he enjoyed immediately

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RINGKASAN INFORMASI PRODUK a Nama dan Jenis Produk Asuransi b Nama Penerbit (Perusahaan Asuransi) c Data Ringkas : Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia : PT. KSK Insurance Indonesia : PT. KSK Insurance

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG \IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151 amanitanovi@uny.ac.id A. PENGERTIAN Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko dimasa mendatang. Apabila risiko itu benar-benar terjadi,

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

Dokumen Perjanjian Asuransi

Dokumen Perjanjian Asuransi 1 Dokumen Perjanjian Asuransi Pada prinsipnya setiap perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dalam perjanjian asuransi perlu dilandasi dokumen perjanjian. Dari dokumen tersebut akan dapat diketahui berbagai

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia meliputi berbagai bidang kehidupan diantaranya idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Asuransi Parolamas merupakan salah satu perusahaan asuransi nasional yang bergerak khususnya dalam asuransi kerugian (general insurance). PT. Asuransi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Kedudukan para pihak : a. Hubungan hukum antara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Nama Githa Maharani Sembiring NPM : 093112330050065 Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi yang baik

Lebih terperinci

MANFAAT. Asuransi Alat Berat memberikan ganti rugi atas kerusakan / kecelakaan yang disebabkan antara lain oleh : PENGECUALIAN

MANFAAT. Asuransi Alat Berat memberikan ganti rugi atas kerusakan / kecelakaan yang disebabkan antara lain oleh : PENGECUALIAN Raksa Pratikara Asuransi Alat Berat ( Heavy Equipment ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Asuransi Raksa Pratikara

Lebih terperinci

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010 MANAJEMEN RISIKO MENGURANGI KERUGIAN OUTLINE 2 Pengertian Mengurangi Kerugian Langkah-langkah Mengurangi Kerugian Langkah-langkah Khusus Kelayakan Ekonomis Pengertian Mengurangi 3 Kerugian Pendapat Mehr

Lebih terperinci

KONTRIBUSI. 3. Timbulnya kontribusi

KONTRIBUSI. 3. Timbulnya kontribusi KONTRIBUSI 1. Definisi Contribution: Contribution is a right of an insurer to call upon others, similarly, but neccesarily equally liable to the same insured, to share the cost of an indemnity payment.

Lebih terperinci

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO )

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Kami siap memberikan layanan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN

LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Harga Pengakhiran PEMBANGKIT 3. Biaya Pengakhiran 4. Pemindahan PEMBANGKIT

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8 MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : ------- Disusun oleh : Kelompok 8 Dickxie Audiyanto (125020305111001) Gatra Bagus Sanubari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya manusia selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok atau perorangan pasti ada risiko yang harus ditanggung. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi 29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Asuransi Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi terlibat dua pihak, yaitu orang yang satu sanggup menanggung atau menjamin,

Lebih terperinci

BAB VI POLIS ASURANSI

BAB VI POLIS ASURANSI BAB VI POLIS ASURANSI A. Pengertian Polis Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak yang mengadakan perjanjian. Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut:

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini akan disampaikan kesempulan dan saran. 1. Pembagian Tanggung Jawab Mengenai Risiko Dalam Hal Terjadinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini akan disampaikan kesempulan dan saran. 1. Pembagian Tanggung Jawab Mengenai Risiko Dalam Hal Terjadinya 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian dan pembahasan keseluruhan data-data yang diperoleh selama penelitian berdasarkan metode penelitian yang direncanakan, maka pada bab ini akan

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko dari nasabah

Lebih terperinci

PENGALIHAN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

PENGALIHAN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA PENGALIHAN RESIKO PROYEK KONSTRUKSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA Oleh : Apwiddhal Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang ABSTRAK Proyek konstruksi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester 4 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Asuransi Ramayana PT. Asuransi Ramayana Tbk. adalah perusahaan asuransi kerugian yang memiliki cabang asuransi dengan prinsip syariah, PT. Asuransi Ramayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan

Lebih terperinci

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013 I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo II. Jenis Produk : Asuransi Marine Cargo III. Nama Penerbit : IV.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A. Deny Guntara ASURANSI DAN KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM YANG MENGATURNYA Oleh: Deny Guntara Universitas Buana Perjuangan Karawang Email : deny.guntara@ubpkarawang.ac.id ABSTRACT In this paper outlined the

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung kerugian yang diderita nasabahnya ketika terjadi suatu musibah baik itu kecelakan, kebakaran, dan juga segala

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG I. PENDAHULUAN Pada proyek konstruksi memungkinkan adanya kasus hukum yang terjadi karena adanya penyimpangan terhadap kontrak. Kasus hukum tersebut berdampak bagi pihak yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi 1. Pengertian Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh R Sukardono diterjemahkan dengan pertanggungan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. LIG Insurance Indonesia merupakan perusahaan asuransi yang berbasis di Korea yang bergerak khusus di bidang asuransi non-jiwa. Berawal pada tahun

Lebih terperinci

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP)

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP) We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP) PENGERTIAN KLAIM Klaim asuransi adalah tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan

Lebih terperinci

RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUKO ( RAKSA STORECARE )

RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUKO ( RAKSA STORECARE ) RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUKO ( RAKSA STORECARE ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Kami siap memberikan layanan

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci