BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemeriksaan dan tindakan yang diberikan kepada pasien.

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang. klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB V PEMBAHASAN. 19.2, dan MKI 19.3 dalam Akreditasi KARS di RSUD dr.soeselo Slawi dengan meninjau

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Pokok bahasan. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis dapat berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB 2 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT SIAGA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 5

Fungsi dan Tata Kelola RM dalam Pelayanan Kesehatan. Radita Ikapratiwi Fetty Siti N Tiara Melodi M

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

Pengembang Desain Instruksional : Ir. Anak Agung Made Sastrawan Putra, M.A., Ed.D.

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP PEREKAM MEDIS LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit 2.1.1 Sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Azwar, 1996) 2.1.2 Informasi a. Pengertian Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisis secara formal, dengan cara yang benar dan efektif, sehingga hasilnya bermanfaat dalam operasional dan manajemen, informasi dapat pula berarti data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. b. Kualitas Informasi Kualitas suatu informasi (quality of information) tergantung pada tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Akurat berarti suatu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi dari suatu sumber informasi sampai ke penerima kemungkinan akan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat karena informasi merupakan dasar atau landasan di dalam pengambilan suatu keputusan. Relevan berarti informasi yang disampaikan mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi 5

6 informasi untuk tiap-tiap orang/pemakai satu dengan lainnya dapat berbeda. 2.1.3 Rumah Sakit a. Pengertian Rumah sakit menurut Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Rumah sakit adalah suatu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya keseahtan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang, dengan tetap memperhatikan fungsi sosial, serta dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Jenis-jenis Rumah Sakit 1) Rumah Sakit Umum (RSU) Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 983/1992 Pasal 1 ayat 1 adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. 2) Rumah Sakit Khusus Menurut Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 Pasal 56 ayat 1, RS khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan pada satu bidang tertentu. Berdasarkan jenis penyakit atau disiplin ilmu tertentu. Misalnya: RS Kusta, RS Mata, RS Bersalin, dll. 3) Rumah Sakit Umum Pemerintah Menurut Keputusan Menteri kesehatan No. 983/1992, Rumah Sakit Umum Pemerintah adalah RSu milik pemerintah baik pusat, daerah, Departemen Hankam, maupun BUMN.

7 c. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah 1) Berdasarkan kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan: a) Rumah Sakit Umum Kelas A Adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan subspesialistik luas. Contoh : RSUPNCM, RS. Dr. Sutomo, RSUP Adam Malik dan RSUP Wahidin Sudiro Husodo b) Rumah Sakit Kelas B Adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 (sebelas) spesialistik dan subspesialistik terbatas. c) Rumah Sakit Kelas C Adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar d) Rumah Sakit Kelas D Adalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis dasar. 2) Berdasarkan fungsi: a) Rumah Sakit Umum Pendidikan Adalah RSU pemerintah kelas A dan B yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medis oleh Fakultas Kedokteran b) Rumah Sakit non Pendidikan

8 2.1.4 Sistem Informasi Rumah Sakit Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. (Sabarguna ; p11) 2.2 Rekam Medis 2.2.1 Pengertian Rekam Medis a. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (PerMenKes RI No. 269 tahun 2008) b. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (penjelasan Pasal 46 ayat (1) Undang-undang Praktik Kedokteran tahun 2004) c. Pasal 46 ayat (1) Undang-undang Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib membuat dalam menjalankan praktik kedokteran. 2.2.2 Falsafah dan Tujuan Rekam Medis Rumah sakit harus menyelenggarakan yang merupakan bukti tentang proses pelayanan medis kepada pasien. a. Rekam medis harus memuat informasi yang cukup dan akurat tentang identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan b. Rekam medis tersimpan baik dan disusun secara akurat, tepat waktu, mudah didapat serta mudah dianalisis untuk keperluan statistik dan informasi.

9 c. Rekam medis bersifat rahasia, aman dan berisi informasi mutakhir yang dapat dipertanggung jawabkan, mudah dibaca dan dilengkapi. 2.2.3 Tujuan Rekam Medis Tujuan adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit (Wijono, 1999). 2.2.4 Kegunaan Rekam Medis Ada beberapa kegunaan yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu: a. Aspek Administrasi Berkas dikatakan mempunyai nilai administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. b. Aspek Medis Berkas menjadi suatu landasan atau pedoman dalam merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. c. Aspek Hukum Berkas mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan. d. Aspek Keuangan Berkas mempunyai nilai uang karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan

10 e. Aspek Penelitian Berkas mempunyai nilai penelitian karena dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan f. Aspek Pendidikan Berkas mempunyai nilai pendidikan, karena isi rekam medis merupakan informasi yang kronologis (terurut) sehingga informasi tesebut dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran di bidang profesi. g. Aspek Dokumentasi Berkas merupakan sumber ingatan kegiatan yang didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. 2.2.5 Kegunaan Rekam Medis Secara Umum a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien. b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit. d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian dan evaluasi terhadap kualifikasi pelayanan yang diberikan kepada pasien. e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan

11 g. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan 2.2.6 Isi Rekam Medis Rawat Jalan Menurut PerMenKes No. 269 tahun 2008 Isi untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat: a) Identitas pasien b) Tanggal dan waktu c) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan Riwayat penyakit. d) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik e) Diagnosis f) Rencana penatalaksanaan g) Pengobatan dan atau tindakan h) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik j) Persetujuan tindakan bila diperlukan 2.2.7 Tata Cara Penyelenggaraan a. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat b. Rekam medis sebagaimana dimaksud diatas harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan c. Pembuatan dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien d. Setiap pencatatan ke dalam harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.

12 e. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan f. Pembetulan sebagaimana dimaksud diatas hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang bersangkutan 2.2.8 Pertanggung Jawaban Terhadap Rekam Medis a. Dokter yang merawat (UU no 29 tahun 2004) 1) Pasal 46 ayat 1 Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat. 2) Pasal 46 ayat 2 Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. 3) Pasal 46 ayat 3 Setiap catatan medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. 4) Pasal 47 ayat 1 Dokumen sebagaimana dimaksuk dalam pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi milik pasien. 5) Pasal 47 ayat 2 Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. b. Petugas Rekam Medis, Pimpinan Rumah Sakit dan Staff Medis 1) Pasal 10 ayat 1 Permenkes No. 269 Tahun 2008: Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan

13 2) Pasal 10 ayat 3 Permenkes No. 269 Tahun 2008: Permintaan untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (penggunaan informasi ) harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan. 2.2.9 Standar dalam Program Menjaga Mutu a. Pengertian Standar Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang harus dicapai. (SPM-Depkes, 2008) b. Pengertian Program Menjaga Mutu Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan c. Bentuk Program Menjaga Mutu 1) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance) Adalah program yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan. perhatian utama lebih ditujukan pada standar masukan serta standar lingkungan. Untuk menjamin terselengggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, dilakukan pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana dan sarana, disamping terhadap kebijakan organisasi dan manajemen institusi kesehatan. Prinsip-prinsip pokok program menjaga mutu prospektif ini tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah: a) Standarisasi (Standardization) Standarisasi institusi kesehatan ditetapkan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan yang telah memenuhi standar yang

14 telah ditetapkan sehingga dapat terhindar dari berfungsinya institusi kesehatan yang tidak memenuhi syarat. b) Perizinan (Licensure) Untuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu, standarisasi perlu diikuti dengan perizinan yang dipantau secara berkala. Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang tetap memenuhi standar yang telah ditetapkan. Jika standar tersebut tidak dipenuhi, izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan dapat dicabut. c) Sertifikasi (Certification) Sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan sertifikat (pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang benar-benar telah dan atau tetap memenuhi persyaratan. Untuk hasil yang optimal, sertifikasi ini juga ditinjau serta diberikan secara berkala. d) Akreditasi (Accreditation) Akreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya lebih tinggi. Umumnya akreditasi terebut dilakukan secara bertingkat, sama dengan sertifikasi, akreditasi ini juga ditinjau serta diberikan secara berkala. 2) Program Menjaga Mutu Konkuren (Concurrent Quality Assurance) Program menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yaitu memantau dan menilai tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu. 3) Program Menjaga Mutu Retrospektif (Retrospective Quality Assurance)

15 Program menjaga mutu retrospektif adalah program yang diselenggarakan setelah selesainya pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yaitu memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan. jika penampilan tersebut berada di bawah standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu. Beberapa contoh Program Menjaga Mutu Retrospektif adalah Review Rekam Medis (Record review), Review Jaringan (Tissue Review) dan Survai Klien (Client Survey) 2.2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kelengkapan Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kelengkapan sangat dipengaruhi faktor-faktor sumberdayatenaga kesehatan, termasuk antara lain tenaga, sarana, metode, teknologi yang digunakan dan pembiayaan. Berhasil tidaknya peningkatan mutu tergantung monitoring faktor-faktor diatas dan umpan balik dari hasil pelayanan yang dihasilkan untuk perbaikan lebih lanjut. (Wasistho, 1993) a. Faktor sumber daya tenaga kesehatan, terutama dokter, paramedis perawat dan petugas lainnya dalam ketaatan pengisian. karakteristik tenaga pengisi tersebut antara lain pendidikan, pelatihan tentang, masa kerja petugas, pembagian tugas yang sesuai dengan beban kerja. b. Faktor Sarana dan Prasarana untuk pengisian adalah alat tulis, komputer, lembar status pasien dan tempat penyimpanan rekam medis. c. Faktor prosedur Standard Operational Procedures (SOP) untuk pengisian agar pengisian sesuai dengan standar yang ada. Perlu adanya pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan dan konsekuen terhadap prosedur kerja.

16 d. Faktor pembiayaan, perlu adanya anggaran yang memadai untuk pengisian, baik untuk petugas, sarana/prasarana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat kerangka teori sebagai berikut: Input Proses Output - SDM - Sarana/Prasarana - Prosedur - Pembiayaan Proses Pencatatan Rekam Medis Mutu Rekam Medis yang Lengkap (Sumber: Wasistho, 1993)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka teori, maka peneliti menentukan kerangka konsep. Penelitian ini melihat interaksi antara input, process dan output. Identifikasi input dilakukan berdasarkan 5M (man, money, material, method dan machine) Input Proses Output 1. SDM: a. Pengetahuan dokter, perawat dan petugas pendaftaran tentang : - Isi rawat jalan - Manfaat rawat jalan b. Pelatihan yang didapatkan oleh dokter, perawat, petugas pendaftaran dan petugas 2. Pembiayaan 3. Sarana dan Prasarana a. Ketersediaan dokumen rekam medis beserta formulir rekam medis b. Tempat dan Fasilitas 4. Metode: Sistem Pengawasan dan evaluasi rawat jalan 5. Standard Operational Procedures (SOP) Proses Pengisian Rekam Medis di Pendaftaran pasien dan poliklinik 1. Kelengkapan rawat jalan Psikiatri Periode Jan-Mei 2009 RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor 2. Pemanfaatan Rekam Medis Rawat Jalan 17

18 3.2 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur 1. SDM INPUT Pengetahuan dokter, perawat dan petugas pendaftaran tentang isi Rekam Medis Rawat Jalan Kemampuan informan dalam menjawab apa yang dimaksud dengan isi rawat jalan yang disusun berdasarkan pedoman wawancara sesuai profesi petugas yaitu dokter, perawat dan petugas pendaftaran wawancara Hasil Wawancara dibandingkan dengan PerMenkes no. 269 tahun 2008 pada Bab II pasal 3 tentang isi rawat jalan Diketahui gambaran pengetahuan petugas kesehatan Baik : jika jawaban informan sesuai dengan ketentuan PerMenkes no.269 Bab II pasal 3 Kurang : jika jawaban informan tidak sesuai dengan ketentuan PerMenkes Bab II pasal 3 Pengetahuan petugas kesehatan (dokter, perawat, petugas pendaftaran dan petugas ) tentang manfaat rekam medis Kemampuan informan dalam menjawab apa manfaat rekam medis rawat jalan yang disusun berdasarkan pedoman wawancara sesuai profesi petugas yaitu dokter, perawat dan petugas pendaftaran wawancara Hasil Wawancara dibandingkan dengan Manual Rekam Medis dari Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2006 pada Bab III tentang manfaat Diketahui gambaran Pengetahuan Petugas Kesehatan mengenai manfaat rawat jalan Baik: Jika Jawaban Informan sesuai dengan Manual Rekam Medis dari Konsil Kedokteran Indonesia pada Bab III tentang manfaat rekam medis Kurang: jika jawaban informan tidak sesuai dengan Manual Rekam Medis dari Konsil kedokteran Indonesia pada Bab III tentang manfaat Pelatihan petugas kesehatan Kesesuaian Pelatihan yang didapat dengan profesi: Dokter dan perawat: pelatihan tata wawancara, penelusuran dokumen Hasil Wawancara dan penelusuran dokumen dibandingkan dengan instrument akreditasi tahun 2007 pada standar 6 yaitu: Semua staf mempunyai kesempatan utk mengikuti Diketahui gambaran Pengembangan staf dan program pendidikan Baik: Semua staf pernah memdapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan

19 cara mengisi yang tepat Petugas pendaftaran: pelatihan customer service dalam mendapatkan data identitas pasien Petugas rekam medis: pelatihan manajemen informasi kesehatan pendidikan berkelanjutan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tugas di RS Kurang: ada yang belum mengikuti pendidikan sesuai dengan tugas di RS 2. Pembiayaan Pembiayaan Ketersediaan alokasi anggaran dalam pengadaan perlengkapan seperti sampul dokumen, formulirformulir, alat tulis kantor, komputer, wawancara Wawancara mendalam untuk mengetahui ada atau tidaknya alokasi anggaran Diketahui gambaran alokasi dana untuk penyelenggaraan Baik: jika ada alokasi anggaran Kurang: Jika tidak ada alokasi anggaran rekam medis 3. Sarana dan Prasarana Fasilitas dan Peralatan yang digunakan Ketersediaan : 1. Sampul dokumen RM untuk pasien baru 2. Formulir : yaitu wawancara, observasi Hasil Wawancara, observasi dan penelusuran dokumen dibandingkan dengan standar 4 instrumen akreditasi rekam medis tahun 2007 yaitu fasilitas dan peralatan yang cukup harus disediakan agar tercapai pelayanan yang efisien Gambaran ketersediaan fasilitas dan peralatan yang diperlukan Baik: Jika jawaban informan dan penelusuran dokumen sesuai dengan standar 4 instrumen akreditasi tahun 2007 Ringkasan riwayat klini dan catatan poli (catatan dokter) Kurang: Jika jawaban informan dan penelusuran dokumen belum sesuai standar 4 instrumen akreditasi tahun 2007 3. Ketersediaan komputer pada pendaftaran pasien dan

20 ruang rekam medis 4. Metode Sistem pengawasan dan evaluasi rawat jalan Ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan mengoreksi masalah yang ada wawancara Hasil Wawancara dibandingkan dengan standar 7 instrumen akreditasi untuk Rekam Medis RS tahun 2007 Ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan mengoreksi masalah yang ada Diketahui gambaran sistem pengawasan dan evaluasi rawat jalan. Baik: memenuhi standar akreditasi tahun 2007 yaitu: Ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan mengoreksi masalah yg ada Kurang: Jika tidak ada prosedur baku untuk menilai kualitas pelayanan dan mengoreksi masalah yang ada 5. Ketersediaan SOP rekam medis ketentuan tertulis yang bersifat mengikat, disahkan oleh pimpinan RS untuk dilaksanakan mengenai penyelenggaraa n wawancara, penelusuran dokumen Hasil Wawancara dan penelusuran dokumen dibandingkan dengan Standar 1 Akreditasi rumah sakit tahun 2007 Diketahui gambaran ketersediaan SOP rekam medis Baik : Jika jawaban informan dan hasil penelusuran dokumen jika sesuai dengan standar akreditasi RS tahun 2007 Kurang: Jika jawaban informan dan hasil penelusuran dokumen belum sesuai dengan standar akreditasi RS tahun 2007 PROSES Proses pengisian Tahapan yang dilakukan untuk mencatat rekam medis pasien wawancara, observasi dan penelusuran dokumen Hasil wawancara mendalam dan observasi dibandingkan dengan prosedur tertulis yang disahkan oleh pimpinan rumah sakit Diketahui gambaran pelaksanaan alur yang berlaku Baik: jika jawaban informan dan observasi sesuai dengan prosedur yang berlaku di rumah sakit Kurang : jika jawaban informan dan observasi belum sesuai dengan prosedur yang berlaku di rumah sakit OUTPUT

21 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan Psikiatri RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi periode Januari-Mei 2009 Formulir yang digunakan pada pengisian seluruh rekam medis rawat jalan yaitu identitas pasien, formulir ringkasan riwayat klinik, catatan dokter/catatan poli Daftar Tilik Wawancara Hasil observasi dibandingkan dengan PerMenKes no. 269 tahun 2008 tentang isi rekam medis rawat jalan Diketahui gambaran kelengkapan rawat jalan. Dinyatakan lengkap jika dalam dokumen rekam medis rawat jalan terdapat: 1. Identitas pasien 2. No. RM dan nama pasien pada setiap formulir 3. Tanggal dan jam kunjungan 4. Nama dokter, tanda tangan, anamnesis, diagnosis dan tindakan pada lembar catatan dokter Dinyatakan tidak lengkap jika terdapat salah satu dari variabel diatas yang tidak diisi. Pemanfaatan RM rawat jalan Penggunaan data rekam medis rawat jalan bagi dokter, pasien, instalasi rekam medis dan rumah sakit wawancara Hasil wawancara dibandingkan dengan manual dari konsil kedokteran tahun 2006 Diketahui gambaran pemanfaatan rawat jalan di RS. Dr. H. Marzoeki mahdi