PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

Pemahaman dan Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB III METODE PENELITIAN

Pemahaman dan Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

A. KRITERIA AUDIT SMK3

Pengertian (Definisi) Bahaya

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

MANAJEMEN RISIKO K3 (Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko)

RISK MANAGEMENT PROCESS. Proses Manajemen Risiko

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN SERTA PMT

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan oleh pohon karet. Lateks terdapat pada bagian kulit, daun dan biji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

Identifikasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) dan Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan OHSAS (Studi Kasus di PT. Vopak Terminal Merak)

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR: PER.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

KUISIONER PENELITIAN

Naila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

PENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR

Identifikasi Bahaya. Oleh : Agung Wahyudi B., ST, MT

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM MANAJEMEN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

STANDARD OPERATING PROCEDURE INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN PERBAIKAN & PENCEGAHAN

1. Melakukan kajian situasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

ARINA ALFI FAUZIA

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

V,rr. \ qsc -u. KESELAMATAN KEzuA DAN PENANGANAN KECELAKAAN KERJA. .b4t_. _b4t_ \ QS( -/ Prepared by Checked by Approved by

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

Analisis Probabilitas Human Error Pada Pekerjaan Grinding dengan Metode HEART dan SLIM-ANP di Perusahaan Jasa Fabrikasi dan Konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

Transkripsi:

No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan non rutin, produk, jasa, personil yang mempunyai akses ke tempat kerja, peraturan dan persyaratan lain yang berlaku, fasilitas, peralatan, manajemen perubahan, lingkungan kerja, cara kerja (human behaviour), bahaya dari luar tempat kerja dan menetapkan klasifikasi risiko 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini mencakup persiapan Tim Manajemen Risiko, Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko, Menentukan Pengendalian Risiko, Pemantauan Tindakan Pengendalian Risiko dan Tinjauan Pengendalian 3. DEFINISI 3.1. Pekerjaan rutin adalah pekerjaan yang dilakukan secara rutin dari hari ke hari dan dalam kondisi normal 3.2. Pekerjaan non rutin adalah pekerjaan yang dilakukan tidak rutin (sesekali, kadang- kadang seperti perbaikan fasilitas, pemeliharaan, overhoul mesin) 3.3. Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan dengan suatu potensi kerugian yang berkenaan dengan cedera pada manusia atau penyakit akibat kerja atau kombinasinya 3.4. Identifikasi bahaya adalah proses mengenali bahwa bahaya ada dan menentukan karakteristiknya 3.5. Penyakit akibat kerja adalah suatu kondisi pisik atau mental yang menjadi lebih buruk disebabkan oleh akivitas kerja dan atau situasi pekerjaan terkait 3.6. Insiden adalah keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang mengakibatkan cedera atau penyakit akibat kerja tanpa memperhatikan keparahan atau fatality atau dapat terjadi (cedera, penyakit akibat kerja, tidak ada penyakit akibat kerja, fatality, near miss, kejadian berbahaya dan situasi darurat) 3.7. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dari suatu kondisi bahaya yang terjadi dan tingkat keparahan pada cedera atau penyakit akibat kerja yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan 3.8. Penilaian Risiko adalah proses evaluasi risiko yang terjadi dari suatu bahaya, memperhitungkan kecukupan dari pengendalian saat ini dan memutuskan apakah ada atau tidak ada risiko yang dapat diterima

No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 2 dari 6 3.9. Tempat Kerja adalah setiap lokasi fisik dimana suatu aktivitas terkait dengan pelaksanaan pekerjaan di bawah pengendalian organisasi 3.10. Acceptable Risk adalah risiko yang telah dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diterima oleh organisasi dengan memperhitungkan peraturan dan kebijakan HSE organisasi 3.11. Pengendalian Risiko adalah pengendalian atau pengelolaan setiap sumber yang dapat mengakibatkan kerugian melalui eliminasi risiko, pengurangan risiko, pemindahan risiko atau penerimaan risiko. 3.12. Hirarki Pengendalian : - Eliminasi (menghilangkan) bahaya - Substitusi (mengganti) - Rekayasa (engineering) - Pengendalian Administrasi (prosedur, pelatihan, pengaturan jam kerja dll) - Alat Pelindung Diri (APD) 3.13. Pihak yang berkepentingan adalah probadi atau kelompok yang peduli dengan atau dipengaruhi oleh kinerja HSE organisasi 3.14. Sasaran HSE adalah target yang berkenaan dengan kinerja HSE dimana ditetapkan sendiri oleh organisasi untuk dicapai 3.15. Kinerja HSE adalah hasil yang terukur dari manajemen organisasi terhadap risiko HSE 3.16. Ketidaksesuaian adalah tidak terpenuhinya suatu persyaratan 3.17. Tindakan Perbaikan adalah Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian 3.18. Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian 3.19. Tim Manajemen Risiko (TMR) adalah tim penilaian risiko yang terdiri dari pegawai dan atau manajemen dan bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko 4. REFERENSI 4.1. Standar OHSAS 18001 4.2. Manual HSE

No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 3 dari 6 5. TANGGUNG JAWAB 5.1. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dilaksanakan oleh Tim yang berpengalaman dan beranggotakan perwakilan masing-masing bagian ditetapkan oleh Management Representative 5.2. Tim Manajemen Risiko dibantu oleh MR mengidentifikasi area yang ada dengan formulir yang telah disediakan. 5.3. Sumber bahaya yang diidentifikasi adalah kegiatan dari pihak eksternal, proses/aktivitas, peralatan/mesin, produk, perilaku manusia, manajemen perubahan, tempat kerja/lingkungan kerja, pekerjaan rutin dan non rutin yang dapat menyebabkan terjadinya cedera dan penyakit akibat kerja, meliputi : 5.3.1. Bahaya fisik yaitu berupa keadaan konstruksi bangunan, mesin, peralatan, perlengkapan kerja, bahan dan tindakan-tindakan tidak aman. 5.3.2. Bahaya Kimia yaitu keadaan penanganan, penyimpangan, penggunaan dan kebocoran bahan kimia serta pembuangan limbah yang dapat menimbulkan bahaya. 5.3.3 Bahaya biologis yaitu keadaan biologis dari bahan baku, setiap orang yang berada ditempat kerja dan lingkungan sekitarnya, yang dapat menimbulkan alergi, penularan penyakit dan sebagainya. 5.3.4 Bahaya Ergonomi yaitu cara kerja dan kondisi yang tidak sesuai dengan postur dan posisi tubuh yang dapat menimbulkan bahaya maupun penyakit akibat kerja. 5.3.5. Bahaya psykologist yaitu keadaan dimana orang yang berada di tempat kerja dan lingkungan sekitarnya terganggu kejiwaannya ( stress ), keadaan tempat kerja yang tidak nyaman, hubungan kerja antara setiap orang dan pimpinannya dan atau faktor lain yang dapat menimbulkan bahaya kejiwaannya. 5.3.6. Bahaya kebakaran yaitu kondisi dan tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran. 5.3.7. Bahaya penyakit akibat kerja yaitu kondisi dan tindakan yang dapat menyebabkan penyakit pada setiap orang yang berada di tempat kerja atau lingkungan sekitarnya. 5.4. Hasil identifikasi diregister sesuai dengan tata cara pencatatan / registrasi, dan harus direview minimal satu tahun sekali. 6. 6.1. Identifikasi Bahaya 6.1.1. Mengidentifikasi bahaya, menggunakan formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko dengan cara : a. Memperhatikan kegiatan, material, jasa, fasilitas, alat/mesin, lingkungan kerja, cara kerja.

No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 4 dari 6 b. Identifikasi bahaya yang berpotensi terjadi seperti : - Bahaya fisik - Bahaya Kimia - Bahaya Biologi - Bahaya Psikologis - Bahaya Ergonomi - Bahaya Kebakaran, Ledakan - Bahaya Penyakit Akibat Kerja 6.2. Penilaian Risiko 6.2.1. Semua kegiatan yang telah diidentifikasi dan dinilai terhadap risiko yang ditimbulkan selanjutnya dijadikan acuan untuk mengambil tindakan perbaikan guna mengurangi risiko yang ditimbulkan sampai batas diterima (acceptable risk). 6.2.2. Penilaian risiko dilakukan dengan memperhitungkan pengendalian saat ini, penilian risiko awal (initial risk assessment) dan penilaian risiko sisa (residual risk assessment), 6.2.3. Semua yang tercantum dalam daftar identifikasi bahaya, diberikan nilai tingkat risiko yang ditimbulkan. 6.2.3. Penentuan nilai risiko didasarkan pada standart atau methode penilaian secara semi kuantitatif sebagai berikut Tabel.1 Peluang/Kemungkinan Terjadi Tingkatan Kriteria Penjelasan A Almost certain Suatu kejadian akan terjadi pada semua /Hampir pasti kondisi/setiap kegiatan yang dilakukan. B Likely /Mungkin terjadi Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi C Moderate /Sedang Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu. D Unlikely Suatu kejadian mungkin terjadi pada beberapa /Kecil kondisi tertentu, namun kecil kemungkinan kemungkinannya terjadinya E Rare /Jarang sekali Suatu kejadian mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi yang khusus/luar biasa/setelah bertahuntahun.

No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 5 dari 6 Tabel.2 Akibat/Keparahan Tingkatan Kriteria Penjelasan 1 Tidak signifikan/ Tidak ada cidera dan penyakit akibat kerja Insignificant/ 2 Minor/ Minor Memerlukan perawatan P3K, ringan/sedang langsung dapat ditangani 3 Sedang/Moderate Memerlukan perawatan medis, dapat ditangani dengan bantuan pihak luar 4 Mayor/Major Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh secara total, 5 Bencana /Catastropic Menyebabkan kematian, bahan toksik dan efeknya merusak, Tabel.3 Matriks Penilaian Risiko Akibat Peluang 1 2 3 4 5 A H H E E E B M H H E E C L M H E E D L L M H E E L L M H H Risk Level: E H M L Risiko Ekstrim/ Extreme Risk, memerlukan penanganan/tindakan segera Risiko Tinggi/High Risk, memerlukan perhatian pihak Manajemen Puncak Risiko Menengah/Moderate Risk, harus ditentukan tanggung jawab manajemen terkait Risiko Rendah/Low Risk, kendalikan dengan prosedur rutin 6.3. Pengendalian Risiko Berdasarkan hasil penilaian risiko, maka dilakukan tahapan seleksi tingkat risiko dan menentukan prioritasnya dengan menggunakan methode tindakan pengendalian melalui Hirarki Pengendalian Risiko. 6.3.1. Segala usaha tindakan pengendalian untuk memperkecil kemungkinan terjadi bahaya kerja dari kegiatan-kegiatan yang sudah disusun

No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 6 dari 6 6.3.2. Peralatan tambahan tambahan harus ditambahkan dalam tindakan pengendalian dan hal-hal yang belum dapat dilakukan dengan segera dibuat program untuk pelaksanaan pengendaliannya. 6.3.3. Menetapkan Prosedur dan atau IK, disosialisaikan kepada tenaga kerja 6.4. Tinjauan Status Pengendalian Risiko 6.4.1. Status pengendalian risiko yang diterapkan harus ditinjau untuk memastikan pengendalian risiko diterapkan. 6.4.2. Apabila hasil pengendalian risiko belum diterapkan, maka harus dilaporkan ke Management Representative 7. LAMPIRAN 7.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (F.PK.HSE.01.01) 7.2. Tinjaun Status Pengendalian Risiko (F.PK.HSE.01.02)