MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah penggunaan metode berpasangan dapat meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa SMA Negeri 2 Limboto. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa SMA Negeri 2 Limboto dalam melakukan Pukulan backhand dalam permainan tenis meja, dengan indikator kinerja apabila telah mencapai 85% siswa telah menunjukan peningkatan dalam melakukan Pukulan backhand dengan kategori nilai 79%-95%. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 2 Limboto yang berjumlah 20 orang (laki-laki 12 orang dan perempuan 8 orang). Berdasarkan hasil observasi awal, ternyata kemampuan siswa SMA Negeri 2 Limboto baru mencapai 56,23% sehingga dilaksanakan siklus I. Setelah diberikan tindakan maka mengalami peningkatan yakni mencapai 71,725% akan tetapi pada siklus I belum juga mencapai target yang diharapkan yakni 79%-95% sehingga dilanjutkan ke siklus II. Dengan diberikan tindakan dan memperbaiki serta menyempurnakan kembali proses pembelajaran maka target yang diharapkan telah tercapai yakni meningkat hingga 86,2% sehingga penelitian dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil penelitian maka ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode berpasangan dapat meningkatkan keterampilan pukulan backhand pada siswa SMA Negeri 2 Limboto. Dengan demikian dapat disarankan bahwa metode berpasangan sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar dalam meningkatkan keterampilan pukulan backhand dalam permainan tenis meja.
PENDAHULUAN Latar Belakang Tenis meja adalah Olahraga yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di China, nama resmi Olahraga ini ialah bola ping pong. Permainan yang pada awalnya lebih dikenal dengan sebutan ping-pong ini termasuk permainan yang sudah cukup memasyarakat di Indonesia. Ia menjadi salah satu permainan yang cukup digemari karena relatif ringan, mudah dipelajari, dan enak ditonton. Cukup populernya permainan tenis meja ini bisa kita lihat langsung dan sering dipertandingkannya permainan ini, baik ditingkat Dunia, Nasional, Daerah, Pelajar, bahkan sampai ketingkat masyarakat yang biasanya diadakan guna meramaikan suasana ketika memperingati hari Kemerdekaan RI setiap Bulan Agustus. Para penggemar tenis meja ada yang menjadikannya sekedar permainan hiburan, akan tetapi ada juga yang menggelutinya dengan serius. Mereka yang menjadikan tenis meja hanya sekedar permainan hiburan biasanya tidak begitu memperhatikan teknik, taktik, ataupun strategi permainan. Bagi mereka, yang terpenting adalah bermain tenis meja itu menyenangkan. Namun lain halnya bagi mereka yang menggeluti permainan tenis meja ini dengan serius. tentu saja teknik, taktik, strategi serta aturan bermain menjadi sangat penting. Aturan bermain pun dibutuhkan untuk memastikan cara bermain yang baik dan benar, sedangkan teknik, taktik, dan strategi dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan. Dengan bermain tenis meja maka akan berkembang dengan baik unsur-unsur daya pikir seseorang, kemampuan, serta perasaannya. Di samping itu, kepribadian pun akan berkembang dengan baik terutama disiplin, rasa kerjasama, serta rasa tanggung jawab terhadap apa yang dibuatnya. Dalam permainan tenis meja seorang pemain haruslah memiliki kesegaran jasmani yang tinggi sehingga dapat bermain dengan baik dan seefisien mungkin tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Sebagaimana dengan hasil observasi awal saya di SMA Negeri 2 Limboto khususnya kelas X mengenai dengan permainan tenis meja, semua siswa kelas X sangat antusias mengikuti olahraga tenis meja, tetapi semua siswa mempunyai pukulan yang dimana dibawa rata-rata kurang sehingga saya melakukan penilitian di SMA Negeri 2 Limboto. Di sini saya melakukan penilitian mengenai pukulan backhand. Pada observasi awal saya, kemampuan siswa kelas X hanya mencapai 56,23%. Harapan saya, disini saya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan tenis meja khususnya pukulan backhand dengan memberikan tindakan. Sehingga siswa SMA Negeri 2 Limboto khusunya kelas X mengetahui bagaimana permainan tenis meja tersebut. Di SMA Negeri 2 Limboto khususnya kelas X permainan tenis meja ini bukan hanya menjadi permainan hiburan yang menyenangkan bagi para siswa, akan tetapi juga merupakan permainan yang harus ditekuni oleh para siswa. Hal ini dikarenakan oleh permainan tenis meja ini merupakan salah satu materi pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang termasuk dalam kurikulum pembelajaran. Sesuai dengan pengalaman peneliti di SMA Negeri 2 Limboto pada saat pelaksanaan program praktek pengalaman lapangan (PPL 2), terlihat siswa kelas X begitu antusias ketika menerima materi pelajaran pendidikan jasmani khususnya tenis meja. Akan tetapi, mereka tersebut tidak menjamin bahwa mereka mampu bermain tenis meja dengan baik dan benar lebih khususnya lagi dalam melakukan pukulan backhand dalam permainan tenis meja. Menurut pengamatan peneliti, hal ini lebih disebabkan oleh karena para siswa belum dapat sepenuhnya memahami unsur-unsur pendukung yang memungkinkan agar pukulan backand
tersebut dapat terlaksana dengan baik dan benar. Adapun unsur-unsur pendukung yang dimaksudkan oleh peneliti tersebut adalah : (1) Sikap siap, (2) Posisi kaki, (3) Gerakan memukul, (4)Gerakan lanjutan. permasalahan ini jika dibiarkan sampai berlarut-larut tanpa pemecahannya maka akan mengakibatkan kemampuan pukulan backhand siswa rendah. Hal tersebut tentunya layak mendapatkan perhatian, terutama dari guru mata pelajaran sebagai pemegang peran utama dalam proses pembelajaran mata pelajaran tersebut di sekolah. Karena proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peran dan keterampilan guru sebagai organisatoris, mediator, dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan di dalam kelas maupun yang di luar kelas. Dalam sistem dan proses pendidikan mana pun, guru akan tetap memegang peran penting. Karena siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan dari seorang guru yang mampu mengemban dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Melihat sedemikian besarnya peran seorang guru terhadap keberhasilan siswa dalam memahami tugas-tugas gerak, maka guru mata pelajaran perlu untuk mengupayakan suatu alternatif ataupun jalan keluar guna mengatasi masalah rendahnya kemampuan pukulan backhand siswa tersebut. Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membelajarkan pukulan backhand kepada siswa dengan menggunakan metode berpasangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk mengaktifkan siswa dalam belajar maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode berpasangan. Berdasarkan permasalahan yang telah dideskripsikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan formulasi judul Meningkatkan Kemampuan Pukulan BackhandPada Permainan Tenis Meja Melalui Metode Berpasangan Di Kelas X SMANegeri 2 Limboto. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan penggunaan metode pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto? Cara Pemecahan Masalah Masalah rendahnya kemampuan pukulan backhand pada siswa di kelas X SMA Negeri 2 Limboto dapat diupayakan pemecahannya melalui metode berpasangan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memimpin siswa melakukan warming-up (gerakan pemanasan). 2) Guru menunjuk langsung pasangan masing-masing siswa guna proses pembelajaran. 3) Guru menjelaskan cara pelaksanaan pukulan backhand yang baik dan benar. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pukulan backhand secara berpasangan. Yaitu, dimana dalam satu meja tenis hanya ada 2 pemain yang bermain (1 pasangan), dan kedua pemain tersebut saling mengarahkan bola kearah sisi pukulan backhand pasangannya. Hal ini dilakukan agar nantinya siswa dapat memahami yang mengakibatkan peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan backhand.
5) Guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan pukulan backhand. 6) Guru mengumpulkan siswa serta mengadakan koreksi dan evaluasi. 7) Guru menutup pelajaran dengan cooling down(gerakan pendinginan). Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto dengan menggunakan metode berpasangan. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk siswa dalam meningkatkan kemampuan pukulan backhand dengan baik dan benar pada permainan tenis meja. b. Bagi Guru Dapat menjadi bahan masukan yang obyektif bagi guru mata pelajaran penjaskes tentang perlunya penerapan metode berpasangan dalam proses pembelajaran tenis meja. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini menjadi sumbangsih yang baik bagi pihak sekolah guna pembangunan ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran penjaskes. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, guna memenuhi persyaratan ujian Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk siswa dalam meningkatkan kemampuan pukulan backhand dengan baik dan benar pada permainan tenis meja. b. Bagi Guru Dapat mengupayakan segala ilmu yang diterapkan oleh guru kepada siswa tanpa harus menjelaskan panjang lebar dan tanpa harus membuat suatu permasalahan yang luas dan susah untuk dimengerti. c. Bagi sekolah Sangat bermanfaat dan sangat diperlukan karena sebagian besar sekolah yang ada, hampir semuanya menggunakan cara instan atau praktis dalam penerapan ilmu pengetahuan. d. bagi Peneliti Dalam penelitian yang sering dilakukan, cara praktis adalah suatu cara yang paling banyak digunakan. Karena praktis itu sendiri merupakan cara yang paling dominan dan paling membantu proses penelitian dalam bidang apapun.
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teoritis Hakikat Pukulan Backhand Pukulan backhand adalah memukul bola dengan telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang atau posisi punggung tangan yang memegang bet menghadap ke depan, dengan posisi tangan seperti berjabat tangan bila menggunakan pegangan shakehand grip. Pukulan ini yang dilakukan dengan menggerakan bet ke arah kiri siku bagi pemain yang menggunakan tangan kanan dan kebalikannya bagi pemain yang menggunakan tangan kiri. Menurut Sarjiyanto (2010:20) pukulan backhand dilakukan dengan cara telapak tangan menghadap kebelakang. Caranya, dengan sikap melangkah menyamping, kaki kanan di depan, badan agak condong ke depan, bet ditempatkan di samping depan badan, bola di letakkan di telapak tangan di depan dada, kemudian dilambungkan lalu dipukul ke arah meja hingga memantul dan melampaui net. Selanjutnya menurut Mashar (2010:24) pukulan backhand yaitu saat memukul bola,punggung tangan yang memegang bet menghadap ke depan. Pukulan backhand dapat diterapkan untuk melakukan servis. 1. Berdiri dengan sikap melangkah 2. Letakan bola di telapak tangan 3. Bet dipegang dengan posisi shakehand grip atau penhold grip 4. Selanjutnya lambungkan bola ke atas 5. Saat bola turun, pukul bola dengan pukulan backhand Menurut Wisahati (2010:30), jenis pukulan backhand block dilakukan dari sikap berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu, dan kedua lutut direndahkan rileks. Tangan yang memegan bet membentuk 90 0 antara lengan atas dan bawah. Pegangan bet dipegang statis kemudian sedikit digerakan kedepan. Pukulan ditahan setelah bola memantul rendah. Selanjutnya, menurut Sujarwadi (2010:29), teknik pukulan backhand, pukulan ini dilakukan dengan posisitubuh yang tidak dominan. Cara melakukan sebagai berikut : 1. Sikap siap dengan posisi kuda-kuda, dan badan agak diputar condong ke kiri. 2. Pandangan tertuju pada arah datangnya bola, dan kedua lutut agak direndahkan dengan sikap rileks. 3. Tarik bet ke samping melalui depan saat bola akan datang. Kepala bet agak menghadap kebawah lengan agak kebawah dan pergelangan tangan lurus. 4. Pukul bola saat saat bola di meja memantul dan melambung dengan ayunan penuh kedepan atas hingga bet menggesek bagian belakang bola. 5. Pada akhir gerakan, berat badan bertumpu pada kaki depan, dan lengan yang digunakan memukul lurus kedepan sejajar bahu. Selanjutnya menurut Simpson (2009), ada beberapa pukulan Backhandyaitu : Backhand Push 1. Stellan Bengtsson mengambil sikap stance yang persegi empat, dimana jarak antara kedua belah kaki lebih lebar daripada jarak bahu kita. Stellan memukul dengan tangan kiri, karena itu kaki sebelah kirinyalah yang menghadap arah pukulan bola. Kedua lengan yang bebas siap memukul berada pada posisi siku 90 0. 2. Mengatur posisi sedemikian rupa sehingga memungkinkan memukul bola disebelah depan kanan dari tubuh. Reket memukul dengan sudut terbuka, digerakan oleh pergerakan siku. Sekarang bergerak ke arah bola, bola dipukul pada saat si bola berada
pada titik pada pantulan tertinggi. Memukul sehingga blade (permukaan reket) bagaikan jari telunjuk yang menunjuk kemana arah kita memukul bola. 3. Stroke ini diakhiri demikian, sehingga siku lengan yang memukul tidak terjulur sejauh mungkin, tetapi berhenti pada posisi sudut 160 0. Sementara itu berat tubuh telah dialihkan ke depan, pada kaki sebelah kiri. Stroke ini relatif pendek, sehingga lengan yang bebas masih berada di sisi tubuh dalam posisi yang seimbang. Backhand Drive 1. Melakukan backhand drive, dengan posisi permulaan square stance. Dengan square stance dimaksudkan dengan posisi siap sedia, dimana kedua kaki terbuka sedikit lebih lebar daripada jarak kedua bahunya. Lengan kiri (memukul dengan tangan kiri) membentuk sudut 160 0 pada siku, sehingga dengan sendirinya reket berada di bawah bola. 2. Bola datang, reket digerakan ke atas dengan bantuan gerakan siku sehingga sudut siku berubah dari 160 0 menjadi 90 0. Bola dipukul pada waktu mencapai titik ketinggiannya. Sementara berat badan dialihkan ke depan. 3. Stroke ini dimainkan dengan gerakan yang mengarah ke depan. Di sini sudut siku tak dibiarkan tergerak dengan bebas, tetapi ditahan sedikit. 4. Segera ia kembali pada posisi siap sedia untuk memainkan stroke yang berikutnya. Backhand Loop 1. Mengambil posisi scuare stance (jarak kedua kaki lebih lebar dari kedua bahu). Kaki sebelah kiri lebih kedepan dibandingkan dengan kaki kanan. 2. Memainkan stroke dengan gerakan yang kuat sekali, tetapi bolanya hanya disapu ringan sekali. Dengan cara ini bola akan melaju dengan spin semaksimal mungkin. Stroke ini ditunjang dengan gerakannya mengarah kedepan. 3. Sekarang pergelaran tangannya telah berputar balik dan stroke ini diselesaikannya dengan follow throwhgt (gerakan akhir) yang manis. Backhand Backspin (Backhand Chop) 1. Raket diangkat setinggi bahu kemudian bahu diputar, siap menerima bola. 2. Bola dipukul dengan timing yang lambat (pada saat bola turun) dengan gerakan yang mengarah ke depan dan ke bawah. Stroke ini ditunjang oleh siku dengan raket menghadap ke arah tempat tujuan bola. 3. Bola itu di pukul dengan timing yang lambat sambil memindahkan berat badan ke kaki sebelah kiri. Lengan yang bebas terayun jauh ke sisi, sehingga tubuh berada dalam keadaan seimbang dan stabil. Backhand Lob 1. Melakukan backhand Lob, mengambil posisi side stance, dengan kaki kiri membentuk sudut. Dengan demikian berat badan ditopangkan pada kaki kiri tersebut. 2. Pukulan stroke mengarah ke atas, dan merupakan koordinasi antara gerakan lengan, bahu dan siku. Bola dilambungkan setinggi mungkin dan kaki diluruskan. Hakikat Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan permainan yang sangat cepat. Permainan ini menuntut kekuatan fisik yang cukup besar. Terlebih lagi dengan adanya peraturan baru, dimana poin game yang diraih hanya sampai 11. Hal ini menuntut konsentrasi yang lebih tinggi lagi. Dipandang dari sudut
pandang ilmu keolahragan, tenis meja merupakan permainan yang sangat sulit dilakukan. Untuk menjadi pemain tingkat mahir diperlukan waktu antara 4 8 tahun. Inipun jika dibina oleh seorang pelatih yang benar-benar memiliki kemampuan. Bola yang datang sangat cepat dan selalu berubah-ubah arahnya, variasi bola sulit untuk diprediksi dengan tepat kekuatannya. Kemudian ukuran meja permainan yang relatif kecil serta peraturan hitungan dengan really point yang dipersingkat. menggunakan bet yang dilapisi karet untuk memukul bola agar melewati net yang dibentangkan di atas meja. Tenis meja dikenal pula dengan ping pong. Selanjutnya menurut Atmasubrata (2012:90). tenis meja adalah olahraga yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di China, nama resmi olahraga ini ialah Ping Pong. Berdasarkan hakikat permainan tenismeja yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan tenis meja adalah suatu olahraga yang dimainkan didalam gedung (Indoor Game) oleh dua atau empat orang pemain yang menggunakan bet dari kayu yang dilapisi karet untuk memukul bola hingga melewati net yang terbentang pada meja. Permainan tenis meja ini menggunakan peralatan sebagai berikut : 1. Meja : meja yang dapat dipergunakan untuk kompetisi mempunyai ukuran standar : panjang 2,74 meter dan lebarnya 1,525 meter. Sedangkan tingginya harus 76 cm diatas permukaan lantai. Tebal kayu yang dipergunakan penting sekali, karena tebal meja inilah yang akan menentukan pantulan bola. Biasanya berkisar antara 15 sampai 25 mm. Yang terbaik adalah tebal 25 mm, bola akan dipantulkan dengan sempurna. Bola yang dijatuhkan dari ketinggian dari 30.5 cm akan terpantul setinggi 22 sampai 25 cm. 2. Perangkat Net : Net ini berfungsi sebagai pembagi meja menjadi dua bagian yang sama luasnya. Di kiri kanan dipasang dua tiang penyangga yang berukuran 15 sampai 25 cm tingginya dan berjarak 15 sampai 25 cm dari garis pinggir. Tiang penyangga ini berguna untuk mengikatkan tali penopang net tersebut. Tinggi net berkisar antara 15 sampai 25 cm diatas permukaan meja. Sedangkan dibagian bawahnya harus dipasang sedekat mungkin dengan permukaan meja tersebut. 3. Alat-alat : alat alat yang digunakan dalam permainan tenis meja adalah sebagai berikut : a. Kayu Pemukul (Bet) reket tenis meja mungkin saja berbeda ukuran, bentuk dan berat, tetapi blade (bagian reket yang berbentuk bulat)harus terbuat dari kayu, rata, kaku, dan sama ukurannya. Blade ini harus dilapisi dengan bahan karet yang berleku-leku, keluar ataupun kedalam. Bagian permukaan ini kadangkala dilekatkan di atas selapis karet lain lagi yang termasuk jenis karet celuloid (selulosa). Tebal kedua lapisan karet ini tak boleh melebihi 44 mm. Jadi di kiri kanan blade tersebut terdapat lapisan karet tebal 44 mm, sehingga jumlah tebal keseluruhan tak boleh lebih daripada 88 mm. b. Bola Ada berbagai jenis bola tenis meja. Ada yang dibuat khusus untuk keperluan kompetisi, ada diperlukan untuk sebagai permainan rekreasi saja. Bola khusus pertandingan terbuat dari plastik dari bola dari celuloid berbeda pantulannya. Bola ping pong dibagi dalam dua tingkatan, dan diberi tandan dengan tingkatan masing-masing. Bola yang terbaik yang diberi tanda tiga buah simbol, itu jenis
yang paling baik, dan biasanya khusus diperuntukan bagi kompetisi. Bola dengan dua buah simbol cukup baik untuk latihan biasa sehari-hari. Menurut Mashar (2010:24), tenis meja merupakan permainan kecil yang menggunakan meja sebagai lapangannya. Selain meja, perlengkapan yang dibutuhkan adalah bola dan pemukul bola atau bet. Tenis meja dimainkan oleh dua atau empat pemain.selanjutnya menurut kurniawan (2011:74), tenis ternyata merupakan olahraga yang sangat tua. Terekan pada pahatan yang dibuat sekitar 1500 Tahun sebelum Masehi di dinding sebuah kuil di Mesir yang menunjukan representasi dari permainan bola tenis dan dimainkan pada saat upacara keagamaan. Permainan ini kemudian meluas keseluruh daratan Eropa pada Abad ke-8. Selanjutnya, menurut Wisahati (2010:28), tenis meja merupakan cabang olahraga yang dilakukan didalam gedung (in door) yang dilakukan secara tunggal atau ganda. Permainan ini dilakukan diatas meja dengan ukuran yang telah ditentukan dengan cara menyeberangkan bola ke jaring dan jatuh di lapangan lawan. Permainan tenis meja diawali dengan pukulan servis dan setiap pemain melakukan du kali berturut-turut. Permainan ini dibatasi dengan game, setiap setnya terdiri dari 11 point dengan sistem rally point dimana pemain yang mendapat nilai sebelas lebih dulu dinyatakan sebagai pemenangnya. Adapun unsur-unsur pendukung pelaksanaan dari pukulan backhand tersebut adalah sebagai berikut: a. Sikap siap Berdiri menghadap endline (garis di ujung meja). b. Posisi kaki Kaki sedikit ditekuk, kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, usahakan tumit tidak menyentuh lantai. Dalam berdiri, pemain harus dapat menjaga posisi tubuh agar selalu seimbang walaupun dengan posisi badan yang agak yang sedikit dicondongkan. Semakin tinggi badan, maka semakin perlu untuk menekuk lutut. ini membuat tubuh memendek dan memungkinkan untuk memutar kesegala arah dengan cepat. c. Gerakan Memukul Putar tubuh kearah kanan dengan bertumpu pada pinggang, dengan tangan yang diayunkan kearah luar. Jagalah agar siku tetap berada didekat pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan saat mengayunkan tangan ke belakang, jaga agar bet tetap tegak lurus dengan lantai. Lakukan ayunan kearah depan dengan memutar berat badan ke depan kaki kiri. Pada saat yang bersamaan, putar pinggang dan tangan kearah depan, jaga agar siku tidak berubah. Kemudian lakukan kontak saat kira-kira bola berada pada bagian puncak pantulan. d. Gerakan lanjutan Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bet hingga ke bagian dahi atau sedikit kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti gerakan yang lebih rendah, berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri dengan bahu yang diputar ke arah kiri. Hipotesis Tindakan Dengan melihat kajian teoritis diatas maka hipotesis tindakan untuk penelitian ini adalah : jika menggunakan metode berpasangan dalam pembelajaran maka kemampuan pukulan backhand pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto Akan meningkat. Indikator Kinerja Apabila telah terjadi peningkatan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limbotosebesar 85% dari siswa yang menjadi sampel penelitian ini dengan perolehan nilai rata-rata 85 ke atas, maka penelitian ini dinyatakan selesai.
METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan karakteristik penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Limboto dalam beberapa siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari dua kali tindakan. Apabila kemampuan pukulan backhand siswa belum dapat mencapai target yang diharapkan (85%) maka akan dilanjutkan pembelajarannya kesiklus berikutnya. Namun bila kemampuan pukulan backhand siswa tersebut sudah dapat mencapai/melebihi target yang diharapkan maka penelitian akan dihentikan. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei tahun pelajaran 2013 Karakteristik subjek penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 limboto dengan jumlah siswa 20 orang siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Input, yang meliputi kegiatan guru merencanakan pembelajaran serta kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan pukulan backhand. 2. Variabel Proses, yaitu yang meliputi kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan dan aktifitas siswa yang dilaksanakan selama proses pembelajaran kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja. 3. Variabel Output, meliputi daya serap atau hasil belajar siswa pada materi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perolehan skor melalui praktek kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja. Adapun yang menjadi bagian dari variabel penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Peningkatan kemampuan pukulan backhand yang diukur dengan indikator sebagai berikut: FORMAT PENILAIAN NO NAMA SISWA ASPEK YANG DINILAI 1 A B C D 2 3 4 5 JUMLAH RATA- RATA KETERANGAN : Posisi Siap Posisi Kaki Gerakan Memukul Gerakan Lanjutan a) Sikap Siap : Berdiri menghadap Endline (garis di ujung meja). b) Posisi Kaki : Kaki sedikit ditekuk, kaki kanan diletakkan sedikit kebelakang, usahakan tumit tidak menyentuh lantai. Dalam berdiri, pemain harus dapat menjaga posisi tubuh agar selalu seimbang walaupun dengan posisi badan yang agak sedikit dicondongkan. Semakin tinggi badan, maka semakin perlu lagi untuk menekuk lutut. Ini membuat tubuh memendek dan memungkinkan memutar ke segala arah dengan cepat. c) Gerakan Memukul : Putar tubuh kearah kanan dengan bertumpu pada pinggang, dengan tangan yang diayunkan kearah luar. Jaga agar siku tetap berada di dekat
pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan saat mengayunkan tangan ke belakang, lakukan ayunan kearah depan dengan memutar berat badan ke depan kaki kiri, pada saat yang bersamaan putar pinggang dan tangan kearah depan, jaga agar siku tidak berubah dan lakukan kontak saat kira-kira bola berada pada puncak pantulan d) Gerakan lanjutan : Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bet hingga ke bagian dahi atau kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti gerakan yang lebih rendah. Berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri dengan bahu yang diputar kearah kiri. Guru terlebih dahulu menjelaskan, mempraktekkan tentang cara sikap siap, posisi kaki, gerakan memukul, dangerakan lanjutan dengan baik dan benar yang dipraktekkan tanpa menggunakan bola serta memberikan tugas gerak secara berpasangan kepada siswa agar siswa memperoleh pengalaman langsung setelah melihat, melakukan dan merasakan sendiri. Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Mengumpulkan siswa untuk mengadakan koreksi dan evaluasi. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Limboto pada kelas X dengan jumlah 20 orang. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2-3 kali tindakan dan dilakukan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode berpasangan. Pada saat dan akhir pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran (kegiatan guru dan siswa) serta evaluasi kemampuan pukulan backhand siswa. Data yang diperoleh disetiap siklus kemudian akan direfleksi kembali dengan tujuan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran, untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai upaya pengoptimalan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: (Jadwal penelitian disajikan pada lampiran 1). Hasil Observasi Awal Pelaksanaan kegiatan observasi awal ini dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam melakukan pukulan backhand yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pelaksanaan observasi awal ini diawali dengan melakukan gerakan pemanasan sebagai upaya dalam menyiapkan siswa secara fisik dan mental untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberi apersepi, yakni penyampaian sesuatu hal yang mengarah kepada materi yang akan dipelajari (menggali pengetahuan awal siswa) sehingga siswa merasa terpancing untuk mencari tahu tentang materi yang akan dipelajarinya nanti, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru memberi motivasi agar siswa bersemangat dalam belajar. Tahap berikutnya adalah penerapan metode berpasangan dalam proses pembelajaran, yakni guru menjelaskan materi secara lisan yang disertai dengan mendemonstrasikan pukulan backhand. Kemudian guru menugaskan siswa untuk melaksanakan pukulan backhand secara berpasangan. Apabila terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam
melakukan pukulan backhand maka guru secepat mungkin melakukan koreksi kemudian melakukan perbaikan pola gerak siswa tersebut. Setelah selesai kegiatan pembelajaran maka dilakukan proses evaluasi berupa tes unjuk kerja siswa. Dengan selesainya pelaksanaan evaluasi maka diakhiri dengan gerakan pendinginan sebagai upaya relaksasi terhadap otot-otot setelah melakukan tugas-tugas gerak. Pembahasan Penelitian tindakan kelas di kelas X SMA Negeri 2 Limboto ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pukulan backhand siswa dengan menggunakan metode berpasangan dalam pembelajarannya dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan (85%). Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti menggunakan skala nilai 0-100 untuk pengamatan dalam melakukan penilaiannya, sebab di samping setiap aspek yang hendak dinilai itu terdiri atas lima kriteria penilaian juga untuk membedakan hasil belajar siswa dalam penelitian ini. Menrut Aunurrahman Dalam Menginterpretasi skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan pendekatan PAP, maka terlebih dahulu di tentukan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan, sebagai contoh salah satu kriteria nilai yang digunakan dalam rentang skor berikut : Adapun kriteria penilaian tersebut yaitu : 1. 0-39 Kriteria kurang sekali 2. 40-59 Kriteria kurang 3. 60-74 Kriteria cukup 4. 75-89 Kriteria baik 5. 90-100 Kriteria sangat baik Berdasarkan standar penilaian tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukkan hasil seperti terlampir pada observasi awal kemampuan pukulan backhandsiswa yakni klasifikasi cukup baik dicapai sebanyak 8 (40%) orang dengan nilai rata-rata 63,8125. Klasifikasi kurang baik dicapai sebanyak 12 (60%) orang dengan nilai rata-rata 51,1875. Pada siklus I kemampuan pukulan backhand siswa meningkat yakni, 5 (25%) orang dalam klasifikasi baik dengan nilai rata-rata 60,88. 15 (75%) orang dengan skor/nilai rata-rata 70,26 berada pada kriteria cukup baik. Pada siklus II kemampuan pukulan backhand siswa telah meningkat yakni, 5 (25%) berada pada klasifikasi sangat baik dengan nilai rata-rata 90,5. Kemudian 15 (75%) berada pada klasifikasi baik dengan nilai rata-rata 22,604. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, jelaslah sudah bahwa penerapan metode berpasangan dalam proses pembelajaran dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kemampuan pukulan backhand pada permainan tenis meja di siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Dengan melihat hasil capaian dari pelaksanaan observasi awal, siklus I dan siklus II di atas, untuk semua aspek kemampuan pukulan backhand maka dapat dikategorikan berhasil karena telah mengalami peningkatan hingga mencapai target yang ditentukan yakni 85%. Dengan demikian, hipotesis di dalam penelitian tindakan kelas ini yang menyatakan bahwa Dengan menggunakan metode berpasangan maka kemampuan pukulan Backhand siswa pada permainan tenis meja di kelas X SMA Negeri 2 Limboto akan meningkat, dapat diterima. Karena telah teruji kebenarannya.
KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan hasil capaian meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi Dengan menggunakan metode berpasangan maka kemampuan pukulan Backhand pada permainan tenis meja di kelas X SMA Negeri 2 Limboto akan meningkat, dapat diterima karena telah teruji kebenarannya. 2. Metode berpasangan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran materi tenis meja khususnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan backhand. 3. Pada siklus I kemampuan pukulan backhand siswa mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni 5 (25%) orang siswa berada dalam klasifikasi baik dengan nilai rata-rata 60,88 dan 15 (75%) dalam klasifikasi cukup baik dengan nilai rata-rata 70,2. sedangkan daya serap klasikal mencapai 71,725 meningkat dari daya serap klasikal pada saat observasi awal yang hanya 56,23. 4. Pada siklus II kemampuan pukulan backhand siswa pun mengalami peningkatan yakni 5 (25%) orang berada dalam klasifikasi sangat baik dengan nilai rata-rata 90,5 dan 15 (75%) dengan nilai rata-rata 22,604,berada dalam klasifikasi baik. Sedangkan daya serap klasikal meningkat menjadi 86,2 dari daya serap klasikal siklus I yang hanya 71,725. Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Sebagai seorang guru hendaknya dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas, hal ini dimaksudkan sebagai koreksi dan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan/proses belajar mengajar di kelasnya, sehingga pencapaian peningkatan mutu pendidikan dan kualitas guru dalam mengajar dapat terwujud. 2. Penerapan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini agar kiranya mendapat perhatian dan dukungan penuh dari semua unsur yang terlibat dalam Penelitian Tindakan Kelas tersebut (Kepala Sekolah, Guru, serta Siswa itu sendiri). Karena Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan / pembelajaran di sekolah tersebut.