Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Perbaikan Jumlah Personil, Metode dan Stasiun Kerja Pada Area Proses X & Y PT. Z, Tbk

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah bagi produk sehingga dapat dijual dengan harga kompetitif di

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB II LANDASAN TEORI

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

DESAIN STASIUN KERJA

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

Perancangan Sistem Kerja&Ergonomi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN ANALISA

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RANCANGAN ERGONOMIS FASILITAS KERJA DI STASIUN PENGEMASAN PADA PT. FLORINDO MAKMUR UNTUK MEREDUKSI MUSCULOSKELTAL DISORDERS (MSDs)

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

Usulan Perbaikan Performansi Lini Produksi PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006 Lab.E&PSK-TI-FTI-ITS-2006 Surabaya, 29 Juli 2006 ISBN : 979-545-040-9 Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Erlinda Muslim 1, Dienni Nuragustin 2 1.Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 2.Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok Kontak Person: Dienni Nuragustin Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia Telp:021-78888805, Fax:021-78888805, E-mail: dienni_ti02@yahoo.com Abstrak Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja yang baik, efektif, aman dan nyaman, dengan tujuan agar manusia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan nyaman dan sehat [1]. Sistem kerja yang ada disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia. Jika semua elemenelemen yang terkait dalam suatu proses produksi telah sesuai dengan prinsip ergonomi maka diharapkan pekerjaan dapat berjalan dengan baik. Dari Occupational Health Service PT XYZ didapatkan data hasil anamnesa ergonomi pekerja pada packaging line produk bumbu A, pabrik 1 yang menyatakan adanya keluhan sakit pada bagian tubuh tertentu saat bekerja. Hal ini menjadi indikasi bahwa pekerja merasa tidak nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga mengganggu produktivitas dan efisiensi kegiatan produksi. Penelitian ini memberikan usulan metode kerja dan rancangan tempat kerja yang disesuaikan dengan prinsip ergonomi. Diharapkan dengan usulan ini operator dapat bekerja lebih nyaman sehingga efisiensi dan produktivitas kerja dapat tercapai. Data awal dikumpulkan berupa data work environment, ukuran work station serta peralatan kerjanya, dan metode kerja. Data work environment yang ada, dibandingkan dengan standar dalam ergonomi yang berlaku. Hasil perbandingan menyatakan bahwa keadaan awal work environment telah sesuai dengan standar ergonomi kecuali untuk iluminasi. Ukuran work station awal digunakan sebagai acuan pengembangan desain work station. Dalam pengembangannya, diterapkan prinsip ergonomi, motion economy, dan data antropometri, serta digambarkan dengan menggunakan software AutoCAD. Setelah didapatkan desain work station yang ergonomis, maka metode kerja pun disesuaikan dengan desain work station yang diusulkan. Untuk mengetahui apakah desain work station dan metode kerja yang diusulkan dapat meningkatkan produktivitas, maka dilakukan pengujian dengan mengukur waktu kerja dengan metode MTM-1. Perhitungan menunjukkan pada work station awal waktu dalam 1 siklus adalah 1425,65 TMU. Sedangkan work station usulan membutuhkan waktu 1374,7 TMU. Sehingga produksi meningkat dari 561 fibrite/work station menjadi 581 fibrite/work station. Kata kunci: desain work station, desain metode kerja, desain lingkungan kerja, MTM-1 B 08 1

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan 1 PENDAHULUAN Persaingan dunia industri consumer goods yang semakin ketat sekarang ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya produk consumer goods di pasaran, menyebabkan produsen seperti PT XYZ berlomba-lomba untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses produksinya. Suatu proses produksi memiliki sistem kerja terdiri dari kesatuan manusia, mesin/peralatan, bahan dan lingkungan [2]. Pada jenis manufaktur semi otomatis, dimana faktor manusia memiliki peranan yang penting dalam proses produksinya, adanya keluhan rasa sakit saat bekerja menyebabkan operator tidak bekerja secara optimal sehingga menjadi penghambat dalam pencapaian produktivitas dan efisiensi proses produksi. Dari divisi kesehatan, occupational health service PT XYZ didapatkan data hasil anamnesa ergonomi terhadap pekerja pada packaging line produk A, pabrik 1, PT XYZ. Data hasil anamnesa ergonomi menunjukkan adanya rasa sakit atau nyeri yang dikeluhkan pekerja pada beberapa bagian tubuh saat bekerja, hal ini menandakan bahwa kesehatan pekerja terganggu dan ketidaknyamanan dalam melaksanakan pekerjaan. Untuk itu perlu diadakan tindak lanjut untuk mengurangi keluhan sakit dari operator. Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan pendekatan ergonomi. Ergonomi merupakan suatu ilmu yang memperhitungkan faktor manusia dalam suatu sistem kerja yang memiliki tujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses produksi [3]. Dengan menganalisis dan melakukan perbaikan suatu sistem kerja yang berkaitan dengan metode dan tempat kerja dari segi ergonomi, dimana sistem kerja yang ada disesuaikan dengan sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia, bukan manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat, lingkungan dan bahan [2], diharapkan tingkat keluhan sakit saat bekerja dapat berkurang serta efisensi dan produktivitas kerja dapat tercapai. Penerapan ergonomi sekecil apapun dapat memberikan hasil tertentu dalam hal produktivitas dan kesehatan pekerja [4]. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan desain tempat dan metode kerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi, lebih produktif serta efisien dari keadaan awal, dengan batasan tidak memperhitungkan faktor biaya. 2 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, perbaikan ergonomi dimulai dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tempat dan metode kerja secara ergonomi, yang terdiri dari data kesehatan pekerja, data work environment, data work station, dan data metode kerja. Data kesehatan pekerja didapat dari divisi kesehatan, occupational health service, PT XYZ merupakan hasil anamnesa ergonomi yang dilakukan pada bulan November 2005 terhadap seluruh operator yang ada pada seluruh pabrik PT XYZ. Data hasil anamnesa ergonomi ini memberikan informasi bagian tubuh mana dari packer yang mengalami sakit atau nyeri akibat dari pekerjaan. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi permasalahan rasa sakit yang ditimbulkan dari desain tempat kerja yang tidak ergonomis. Tabel 1 merupakan data banyaknya keluhan sakit dari para packer yang berada pada lini packaging pabrik 1 serta bagian-bagian tubuh yang mengalami sakit. Dengan keterangan tingkat keparahan 1 = ringan, 2 = sedang, 3 = berat dan 4 = sangat berat. Sedangkan untuk frekuensi kejadian A = jarang, B = sering, dan C = selalu. Pabrik tersebut selain memproduksi A, juga memproduksi produk B dan C. Tabel 1. Data anamnesa ergonomi operator packaging line pabrik 1 B 08 3

Erlinda Muslim, Dienni Nuragustin Kanan Kiri Bagian Tubuh Keparahan Frekuensi Keparahan Frekuensi 1 2 3 4 A B C 1 2 3 4 A B C Tangan 13 24 3 1 32 2 19 9 15 2 2 17 5 6 Pergelangan 5 17 1 0 16 0 0 4 11 2 0 9 3 5 Siku 6 9 1 0 12 1 3 6 7 1 0 9 1 4 Bahu 4 18 3 0 16 5 4 6 12 3 1 10 8 4 Kaki 9 14 5 0 20 6 2 7 14 4 0 15 8 2 1 2 3 4 A B C Punggung 15 17 5 0 31 6 0 Leher 10 8 2 0 17 3 0 Kepala 10 5 1 0 14 2 0 Mata 7 7 4 0 11 5 1 Data faktor lingkungan kerja merupakan data sekunder yang diperloleh dari divisi safety & yard food factory PT XYZ. Data ini terdiri atas faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi pekerja secara fisik maupun psikologis saat bekerja, seperti dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Data faktor lingkungan kerja lini packaging A Faktor lingkungan kerja Hasil pengukuran Kebisingan Temperatur Iluminasi 84.8 dba 25.7 0 C 210 lux Humidity 65.80% Faktor lingkungan kerja Warna lantai dinding perlengkapan Hasil pengamatan Data work station merupakan data primer yang diperoleh dengan pengukuran secara manual dengan menggunakan alat meteran terhadap komponen-komponen yang terdapat dalam satu work station serta alat pendukungnya yang terdapat pada lini packaging A. Komponen dalam satu work station terdiri dari meja besar, meja kecil, konveyor produk, konveyor fibrite, kursi operator, lembaran produk A, fibrite atau kotak, serta perlengkapan pendukung yang terdiri dari alat plester, hanger, refill plester, kertas nomor, dan tempat lem. Gambar 1 berikut ini adalah bentuk 3 dimensi dari work station keadaan awal. hijau putih biru Gambar 1. Bentuk 3 dimensi work station keadaan awal B 08 2

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Data metode kerja merupakan data primer yang diperoleh dengan melakukan pilot time study dan motion study. Dimana pilot time study dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh operator yang memiliki kinerja sama dengan rata-rata dari kinerja yang dimiliki keseluruhan operator yang ada. Selanjutnya dilakukan perekaman terhadap gerakan operator tersebut untuk kemudian dilakukan motion study untuk mendapatkan urutan dan metode kerja dari kedua belah tangan yang dijabarkan kedalam two hands process chart. Dari hasil motion study, proses packaging produk A terdiri atas 23 elemen kerja utama. Setelah dilakukan pengumpulan data maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Untuk data hasil anamnesa ergonomi diubah bentuknya kedalam bentuk histogram, dengan tujuan untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang paling banyak dikeluhkan sehingga dapat dijadikan prioritas dalam memodifikasi desain work station dan metode kerja. Setelah diubah kedalam bentuk histogram, dilakukan analisis dengan menghubungkannya dengan keadaan awal work station dan metode kerja yang dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit tersebut. Kegiatan menganalisis keadaan awal dengan membandingkan terhadap prinsip ergonomi, motion economy dan data antropometri yang digunakan dilakukan dengan menggunakan check list yang berisi prinsip ergonomi dalam desain tempat kerja dan motion economy. Dari hasil analisis dapat diketahui faktor desain work station yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi, sehingga modifikasi terhadap desain tempat kerja yang terdiri dari work station dan lingkungan kerja serta metode kerja dapat dilakukan dengan mengacu kepada prinsip ergonomi, motion economy dan data antropometri orang Indonesia. Setelah mendapatkan desain work station dan metode kerja yang diusulkan maka dilakukan pengujian terhadap desain metode dan work staion usulan dengan menggunakan perhitungan waktu secara tidak langsung (predetermined time system) dengan metode MTM-1 (Method Time Measurement -1). Time study dilakukan terhadap desain awal dan usulan. Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah desain work station dan metode kerja yang diusulkan lebih efisien dan lebih produktif dari keadaan sebelumnya. 3.1 Hasil analisis terhadap keadaan awal 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari segi desain dan prinsip ergonomi, work station awal memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah: Permukaan kerja yang terlalu rendah. Posisi kerja yang tidak nyaman. Kursi yang tidak nyaman (terlalu keras dan tidak dapat disesuaikan). Letak benda kerja tidak dalam jangkauan normal packer. Dari segi motion economy, metode kerja memiliki kekurangan dimana terdapat ketidakseimbangan kerja antara kedua belah tangan dan gerakan tangan yang tidak berasal dan menuju pusat tubuh. Sedangkan dari segi faktor lingkungan kerja terdapat tingkat iluminasi yang berlebihan untuk pekerjaan packaging yang tidak membutuhkan ketelitian tingkat tinggi. 3.2 Hasil pengolahan data anamnesa ergonomi Dari data keluhan seluruh packer pabrik 1 yang terdiri dari lini packaging produk A, B, dan C, dilakukan pensortiran untuk mengetahui data keluhan dari packer lini packaging A. Pada tabel 3. dibawah ini terdapat informasi mengenai jumlah keluhan dari packer A berdasarkan tingkat keparahan dan frekuensi kejadian pada bagian-bagian tubuh yang berkaitan dengan pekerjaan. Tabel 3. Hasil anamnesa ergonomi operator packaging line A B 08 5

Erlinda Muslim, Dienni Nuragustin Tingkat Keparahan Frekuensi 1 2 3 4 A B C Persentase Tangan Kanan 6 5 1 10 1 1 80.00% Tangan Kiri 3 2 3 1 1 33.33% Pergelangan Kanan 2 4 5 1 40.00% Pergelangan Kiri 3 2 4 1 33.33% Siku Kanan 3 1 3 1 26.67% Siku Kiri 3 1 3 1 26.67% Bahu Kanan 3 3 5 1 40.00% Bahu Kiri 4 1 5 33.33% Kaki Kanan 3 2 5 33.33% Kaki Kiri 3 2 5 33.33% Punggung 4 4 1 10 66.67% Leher 2 3 3 2 33.33% Kepala 3 1 4 26.67% Mata 1 2 2 1 20.00% Dari data sekunder yang didapat, dibuat histogram yang berfungsi untuk melihat bagian tubuh mana yang paling banyak dikeluhkan oleh packer dan selanjutnya dihubungkan dengan desain metode kerja dan work station keadaan awal yang kurang ergonomis seperti yang dapat dilihat pada gambar 2. Jumlah Keluhan 14 12 10 8 6 4 2 0 Histogram Data Keluhan 12 10 6 6 5 5 5 5 5 5 4 4 Bagian Tubuh yang Dikeluhkan Tangan Kanan Punggung Pergelangan Kanan Bahu Kanan Tangan Kiri Pergelangan Kiri Bahu Kiri Kaki Kanan Kaki Kiri Leher Siku Kanan Siku Kiri Gambar 2. Histogram anamnesa ergonomi operator packaging line A 3.3 Hasil modifikasi work station Work station usulan yang terdapat pada gambar 3, didesain dengan mengacu kepada data antropometri orang Indonesia usia 20-65 tahun, hasil penelitian dari Achrully Patria Noor, 1999, yang berjudul Desain Kursi Kantor yang Ergonomis Berdasarkan Data Antropometri Orang Indonesia. Sedangkan untuk tata letak dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat mendukung prinsip ergonomi yang ada. Sesuai dengan prinsip ergonomi, work station usulan ini mendukung fleksibilitas dalam postur kerja, dimana operator dapat melakukan pekerjaan dalam postur rileks dan postur berdiri. Untuk itu dilakukan beberapa modifikasi terhadap komponen work station yang terdiri dari perubahan letak, ketinggian, bentuk dan ukuran, dengan pertimbangan jenis desain rata-rata (50 th percentile) pada permukaan kerja, adjustable pada sit/stands stools yang digunakan untuk menggantikan fungsi kursi operator dan menggunakan desain ekstrim minimum (5 th percentile) untuk jangkauan, dan desain ekstrim maksimum (95 th percentile) untuk daerah tempat operator berada, dan dudukan pada stools. B 08 4

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan 3.4 Hasil modifikasi metode kerja Gambar 3. Bentuk 3 dimensi desain work station usulan Setelah mendapatkan desain work station yang baru maka metode kerja pun disesuaikan. Urutan dan proses kerja pada lini packaging yang diusulkan sama dengan metode kerja awal, akan tetapi terdapat perbedaan pada gerakan tangan. Gerakan yang berbeda terdapat pada elemen kerja pengambilan kotak dan pengambilan produk A. Selain perbedaan gerakan, jarak yang ditempuh pun berbeda-beda menyesuaikan dengan desain work station yang diusulkan serta menerapkan motion economy keseimbangan gerak antar kedua belah tangan dan gerakan tangan yang bermula dan kembali ke pusat tubuh seperti yang terdapat pada tabel 4, 5, 6, dan 7. No Urutan 1 Tabel 4. Elemen mengambil kotak metode kerja awal DESCRIPTION-LEFT HAND idle Mengambil Kotak DESCRIPTION-RIGHT HAND Mencapai Kotak Memegang Kotak Membawa Kotak Tabel 5. Elemen mengambil kotak metode kerja usulan No Urutan DESCRIPTION-LEFT HAND DESCRIPTION-RIGHT HAND 1 Mengambil Kotak Mencapai kotak Memegang kotak idle Membawa kotak ke tangan kanan Menerima kotak dari tangan kiri idle Membawa kotak ke meja besar Melepaskan Tabel 6. Elemen mengambil produk A metode kerja awal B 08 7

Erlinda Muslim, Dienni Nuragustin No Urutan DESCRIPTION-LEFT HAND Mencapai A baris 1 Mengambil produk A DESCRIPTION-RIGHT HAND 2 Menggenggam A baris 1 Memposisikan A ke 1 disatukan dengan baris A ke 2 Menggenggam A baris 2 Memposisikan A ke 1 & 2 disatukan dengan baris A ke 3 Menggenggam A baris 3 Memposisikan A ke 1,2 & 3 disatukan dengan baris A ke 4 Menggenggam A baris 4 Memposisikan A ke 1,2,3 & 4 disatukan dengan baris A ke 5 Menggenggam A baris 5 idle Tabel 7. Elemen mengambil produk A metode kerja usulan No Urutan DESCRIPTION-LEFT HAND DESCRIPTION-RIGHT HAND Mengambil produk A 1 Mencapai A baris 1 Mencapai A baris 1 Menggenggam A baris 1 Menggenggam A baris 1 Memposisikan A ke 1 disatukan dengan baris A ke 2 Memposisikan A ke 1 disatukan dengan baris A ke 2 Menggenggam A baris 2 Menggenggam A baris 2 2 Memposisikan A ke 1 & 2 disatukan dengan baris A ke 3 Memposisikan A ke 1 & 2 disatukan dengan baris A ke 3 Menggenggam A baris 3 Menggenggam A baris 3 Memposisikan A ke 1,2 & 3 disatukan dengan baris A ke 4 Memposisikan A ke 1,2 & 3 disatukan dengan baris A ke 4 Menggenggam A baris 4 Menggenggam A baris 4 Memposisikan A ke 1,2,3 & 4 disatukan dengan baris A ke 5 Memposisikan A ke 1,2,3 & 4 disatukan dengan baris A ke 5 Menggenggam A baris 5 Menggenggam A baris 5 3.5 Hasil pengujian metode dan tempat kerja yang diusulkan B 08 8

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Pengujian dilakukan dengan menggunakan perhitungan waktu secara tidak langsung dengan metode MTM-1. Perhitungan ini dilakukan terhadap metode dan desain work station kerja awal dan usulan. Pengujian ini dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: - penjabaran elemen kerja kedalam gerakan dasar Therbligs - menentukan jarak tempuh serta jenis beban dari gerakan tersebut dalam satuan inci - menentukan notasi MTM dari gerakan dasar ini. Dengan notasi sebagai berikut: a b c dimana, a: elemen gerak yang bekerja b: jarak yang ditempuh c: kelas dari gerakan yang bersangkutan - menyesuaikan notasi MTM dengan tabel MTM untuk mendapatkan waktu dari tiap elemen kerja dengan satuan Time Measurement Unit (TMU) dimana 1 TMU sama dengan 0.036 detik. - menjumlahkan waktu dari tiap elemen kerja untuk mendapatkan waktu dalam satu siklus Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa dengan menggunakan metode awal waktu yang dihabiskan adalah 1425,65 TMU atau 51,32 detik sedangkan dengan metode usulan waktu yang dihabiskan sebesar 1374,7 TMU atau 49,48 detik. Dalam satu shift produksi metode awal akan menghasilkan 561,31~561 fibrite sedangkan metode usulan menghasilkan 581,95~581 fibrite. 3.6 Desain work environment usulan Faktor lingkungan kerja yang diusulkan dapat dilihat pada tabel 8 adalah lingkungan kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan packaging yang tidak membutuhkan ketelitian tingkat tinggi dan postur kerja yang diusulkan. Untuk tingkat humidity, kebisingan, dan warna telah sesuai dengan standar ergonomi. Sedangkan untuk iluminasi dan temperatur disesuaikan dengan jenis pekerjaan packaging ini. Tabel 8. Desain work environment usulan Faktor lingkungan kerja Usulan Kebisingan 85dBA Temperatur 23 0 C Iluminasi 170 lux Humidity 50%-70% 4 KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya: 1. Telah dirancang sebuah metode dan tempat kerja usulan yang sesuai dengan prinsip ergonomi, motion economy dan data antropometri orang Indonesia. 2. Berdasarkan perhitungan waktu secara tidak langsung metode MTM-1. Desain metode dan tempat kerja usulan mengurangi waktu produksi sebesar 50.95 TMU dan meningkatkan output produksi sebesar 20 fibrite / work station / shift. 3. Telah dirancang keadaan lingkungan kerja yang sesuai dengan pekerjaan packaging dan dengan postur kerja yang diusulkan. B 08 9

Erlinda Muslim, Dienni Nuragustin DAFTAR PUSTAKA [1] Sutalaksana, Iftikar. Z., (1982), Teknik Tata Cara Kerja, Bandung: KMTI ITB, pp. 65. [2] Sulistyadi, Kohar., (2003), Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, pp. 1,43. [3] Niebel, Benjamin W., (1999), Methods, Standard and Work Design. USA: McGraw-Hill, pp. 181. [4] Harsanto, Umar Faruk, Murtiono., (1985). Increase of Productivity and Reduction of Medical Complaints by Practice of Simple Ergonomics Technique, Indonesian Journal of Industrial Hygiene, Occupational Health and Safety, Jakarta, pp.37-41. B 08 8