BAB I PROFIL KOPERASI. Koperasi ABC didirikan pada tahun 1967 sebagai langkah untuk membantu usahausaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROSES BISNIS

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.3053/BH/PAD/KWK.10/VI/1998 koperasi ini bernama Koperasi Pegawai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB II PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum Koperasi Karyawan Perguruan Tinggi Swasta ABC

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

Menimbang : a. Mengingat : 1.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN. berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.

BAB II PROFIL KOPERASI SERBA USAHA WIRA KARYA LESTARI SMK HKBP. A. Sejarah Ringkas Koperasi Serba Usaha Wira Karya Lestari SMK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pentingnya Koperasi bagi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERMODALAN EKONOMI RAKYAT PROVINSI RIAU PEKANBARU. A. Sejarah PT. Permodalan Ekonomi Rakyat Provinsi Riau Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas, karena keberhasilan seorang pemimpin

RARANCANGAN) (Disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB III PERMASALAHAN DI KOPERASI

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II. KOPERASI UNIT DESA SAWIT JAYA UUO (Unit Usaha Otonom) Kampar. Untuk menuju ke Desa ini kita melewati Sembilan bukit, oleh karena

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KEWIRAUSAHAAN KELUARGA. Oleh: Dr. Iis Prasetyo, MM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

WALIKOTA TASIKMALAYA,

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Perjalanan ekonomi Indonesia telah berlangsung hampir sepuluh tahun

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN. A. Sejarah Pendirian KJKS BMT Istiqlal Pekalongan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

Kebijakan Manajemen Risiko

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. dari sekian banyak koperasi yang terdapat dipropinsi Riau.Koperasi ini bergerak

Anggaran Dasar ASASI DEKLARASI

*35696 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 33 TAHUN 1998 (33/1998) TENTANG MODAL PENYERTAAN PADA KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

PENGURUS. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan.

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

Transkripsi:

BAB I PROFIL KOPERASI 1.1 Sejarah Perusahaan Koperasi ABC didirikan pada tahun 1967 sebagai langkah untuk membantu usahausaha mikro dan kecil yang mayoritas mengalami kesulitan dalam permodalan dan belum memiliki akses ke Bank. Banyak usaha kecil yang menjadi korban lintah darat sehingga keuntungan usaha habis untuk membayar bunga pada rentenir. Atas dasar hal inilah, Koperasi ABC didirikan sebagai upaya ririungan (bersama sama) untuk saling membantu. Selain itu koperasi didirikan dengan tujuan untuk memperbaiki kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan akibat praktik ekonomi kapitalis. Para pendiri melihat kaum konglomerat memiliki berbagai kemudahan dari bank dengan nominal yang besar dan suku bunga yang relatif kecil sementara kaum pengusaha kecil dan mikro dihadapkan pada kondisi yang sebaliknya sehingga sulit untuk berkembang. Atas dasar hal tersebut koperasi ini didirikan. Selain menyalurkan dana koperasi juga memberikan program pelatihan dalam rangka meningkatkan wawasan pengusaha kecil. Dalam proses pendiriannya Koperasi ABC mendapatkan dukungan dari organisasi sosial setempat, dan sampai Juni 2006 lalu tercatat jumlah pengurus dan anggota telah mencapai 417 orang. Koperasi ABC termasuk jenis koperasi multi purpose atau Koperasi Serba Usaha (KSU) dimana usahanya diawali oleh kegiatan pembiayaan usaha usaha kecil atau pemberian kredit pada anggota koperasi. 6 bulan setelah didirikan Koperasi ini sudah memroses lebih dari 190 pinjaman mikro dengan nilai dibawah Rp 250.000. Kemudian mulai merambah ke pengembangan usaha yang dikelola langsung oleh koperasi salah satunya adalah toko sembako. 1

Berbeda dengan koperasi lainnya yang lahir karena keinginan pemerintah contohnya koperasi pegawai, yang sifatnya kedalam dan tertutup yaitu hanya berkisar pada dirinya masing masing dan anggotanya. KSU ini lahir dengan mencoba membuat terobosan baru dengan mengembangkan koperasi yang lebih terbuka dalam arti pemikiran dan langkah langkah di usahanya. Hal ini terlihat dari kegiatan usahanya yang tidak hanya simpan pinjam saja namun merambah ke berbagai usaha, kedepannya KSU ini berencana untuk membuat beberapa anak perusahaan dengan membidik pangsa pasar umum tidak terbatas pada anggota koperasi saja, dengan demikian pangsa pasar bertambah luas. Hal tersebut menuntut pembangunan manajerial koperasi yang baik sehingga dapat bersaing secara terbuka dengan usaha sejenis lainnnya. Dalam pembentukan KSU ini para pendiri koperasi membuat sebuah skenario yang dibagi dalam tahapan tahapan yang dimulai dari proses pendirian sampai dengan pengembangan usaha yang dapat dilihat pada gambar 1.1 Menurut mereka (para pelopor) banyak koperasi yang bermunculan dan tidak lama kemudian tenggelam. Sebagai upaya preventif agar hal itu tidak terjadi di Koperasi ABC ini maka dibuatlah tahapan tahapan yang berfungsi sebagi milestone sebelum melangkah ke tahapan berikutnya. Tahapan tersebut secara umum terdiri dari pra legalisasi dan pasca legalisasi. Tahapan tahapan tersebut adalah tahap merintis yang terjadi antara tahun 1966 1967, tahapan ini adalah tahapan yang penting bagi koperasi karena pada tahapan inilah terkumpul mitra yang loyal, sehat dan pembangunan awal manajerial koperasi. Tahapan merintis tersebut dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:. 2

1966 1967 1968 sekarang Masa pra legalisasi Masa pasca legalisasi Pembangunan Manajemen Legalisasi Pengumpulan Anggota Mitra usaha Gambar 1.1 Tahapan Koperasi ABC Terlihat pada gambar diatas tahapan pertama pada KSU ini bukan mengurus legalisasi dahulu akan tetapi mengumpulan mitra usaha dan anggota dan setelah matang barulah diurus masalah legalisasi. Penjelasan dari ke 4 tahapan tersebut adalah sbb: 1. Mitra Usaha yaitu mengajak mitra usaha untuk menjadi anggota koperasi dan kemudian ikut membantu mengembangkan usahanya. Prioritas pendanaan Koperasi yaitu pada usaha yang telah berjalan dan memiliki permintaan yang bagus sementara mereka mengalami keterbatasan dana. Dengan cara seperti ini maka resiko dari koperasi menjadi rendah. 2. Pengumpulan Anggota yaitu tahap publikasi tentang syarat, prosedur, aturan main dan pemerataan informasi tentang koperasi pada tahap ini pendiri mencari dan mengumpulkan anggota yang memiliki komitmen untuk bekerjasama. Tahap pengumpulan anggota ini dianggap selesai ketika jumlah anggota aktif minimal 25 orang. 3

3. Legalisasi, yaitu setelah jumlah anggota aktif terkumpul sebanyak 25 orang dan mitra usaha semakin bertambah maka barulah menuju tahap berikutnya yaitu tahap pembentukan badan usaha yang legal dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi sebelum tahap ini menurut perundang undangan perkumpulan hanya sebatas perkumpulan seperti halnya bisnis klub. Setelah tahap ini selesai maka keberadaan koperasi diakui dan dicatat di dinas koperasi Indonesia. Sehingga koperasi ini berhak atas berbagai bentuk bantuan dari pemerintah. 4. Pembangunan Manajemen yaitu membangun sistem manajemen yang jelas sesuai dengan kesepakatan bersama dalam rapat anggota. Hasil rapat anggota inilah yang menjadi dasar dalam menentukan arah koperasi kedepannya. Pada tahap ini diharapkan koperasi sudah memiliki sistem yang profesional sebagaimana halnya perusahaan swasta lain agar dapat meningkatkan daya saing dalam dunia bisnis. Para pendiri menyadari bahwa pembangunan manajemen adalah sebuah proses yang terus berlanjut dan dinamis sesuai dengan perubahan lingkungan baik dalam maupun luar. Sejauh ini Koperasi ABC masih terus memperbaiki kemampuan manajemennya dan mencoba menyesuaikan terhadap perubahan. Hal ini dilakukan dalam rangka menambah daya saing didalam dunia bisnis sesuai dengan tujuan awalnya. Cita cita dari para pelopor adalah profesionalisme pengelolaaan koperasi yang sama dan sejajar dengan perusahaan lain pada umumnya seperti perseroan terbatas. 1.2 Lingkup Bidang Usaha Lingkup usaha dari Koperasi ABC ini dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu simpan pinjam, pendanaan usaha mikro dan toko konsumsi. Kegiatan simpan pinjam dan pendanaan dikhususkan untuk anggota saja, itupun yang memiliki 4

catatan simpanan wajib yang lancar. Perbedaan simpan pinjam dan pendanaan terletak pada sistemnya. Kredit simpan pinjam memiliki bunga tertentu sementara pendanaan tidak menggunakan sistem bunga tetapi bagi hasil. Mulai maret 2005 lalu kegiatan pendanaan tidak hanya ditujukan pada anggota saja tapi juga non anggota. Hal ini dimaksudkan untuk menambah kinerja koperasi, karena ternyata tidak semua anggota dapat menggunakan dana sebaik baiknya. Mayoritas dari anggota tidak mau diajak menjadi mita dengan sistem bagi hasil, padahal untuk menjaga profitabilitas koperasi dibutuhkan mitra usaha. Atas dasar inilah pendiri tidak mengandalkan mitra usaha dari anggota koperasi saja. Jenis usaha yang ketiga adalah toko konsumsi, ini adalah jenis usaha yang dikelola langsung oleh koperasi, dan melayani masyarakat secara terbuka. Toko ini didirikan ditengah tengah masyarakat luas dan melayani anggota dan bukan anggota. Kegiatan simpan pinjam koperasi adalah kegiatan yang paling umum yang dilakukan koperasi koperasi di Indonesia. Di Koperasi ABC sendiri kegiatan inilah yang paling dominan dari keseluruhan kegiatan koperasi. Koperasi ABC biasanya mengeluarkan suku bunga yang kurang lebih sama dengan bank perkreditan rakyat namun tanpa menggunakan agunan. Pendanaan usaha mikro koperasi dibangun dengan prinsip bagi hasil atau profit/loss sharing bukan sistem bunga. Sehingga penyaluran dananya bersifat financing atau pendanaan usaha mikro dan kecil bukan untuk keperluan konsumtif. Bagi hasil dari usaha ditentukan secara proporsional sesuai dengan kontribusi masing masing pihak. Bagi hasil ini dibagikan perbulan. Untuk memberikan informasi keuangan maka koperasi ABC menggunakan indikator yang dinamakan Persen Keuntungan atau dalam istilah keuangan disebut sebagai ROI (Tingkat Pengembalian Investasi) bukan bunga/interest. 5

Toko Konsumsi ini adalah jenis usaha yang baru untuk KSU Suka Mulya, khusus untuk anggota koperasi toko ini berfungsi sebagai grosir yang menyalurkan kebutuhan sehari hari. Dengan demikian anggota yang ingin menjadi agen dapat mengambil barang dari grosir ini. Toko konsumsi ini berlokasi di Ciwastra. 1.3 Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Motto, dan Fungsi Dalam Anggran Dasar dan Anggaran Rumah tangga koperasi ABC disebutkan visi misi, tujuan serta strategi untuk mencapainya. Anggaran rumah tangga telah 2 kali mengalami revisi, revisi terakhir terjadi pada tahun 2001. 1.3.1 Visi Menjadi pusat atau tempat untuk memenuhi kebutuhan anggota dan menjadi koperasi yang profesional yang sejajar dengan perusahaan swasta lainnya. 1.3.2 Misi 1. Membantu usaha usaha mikro dan kecil 2 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan 3 Memupuk semangat kebersamaan 4 Meningkatkan kemakmuran anggota 5 membina kerjasama dengan organisasi sosial untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat 6 Tempat untuk saling bertukar pikiran untuk kemajuan bersama 1.3.3 Tujuan 1. terbentuknya usaha koperasi yang maju 2. terwujudnya sumber daya yang siap dan berkualitas 3. terwujudnya mitra mitra usaha koperasi yang selaras dengan arah dari koperasi 6

1.3.4 Strategi Sejak awal Koperasi ABC didesain sebagi koperasi multi purpose yaitu koperasi dengan banyak usaha. Langkah stratgis yang dilakukan dimulai dengan membangun kemitraan, langkah ini dilakukan dengan mencari mitra usaha baik yang berada dilingkungan sekitar maupun diluar. Setelah kemitraan terjalin barulah koperasi mengembangkan usaha yang dimiliki dan dikelola langsung oleh koperasi sendiri, hal ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi tawar koperasi ABC ini. Langkah strategis berikutnya adalah membantu mitra usaha dalam mengembangkan usahanya sehingga skalanya berubah dari mikro menjadi menengah. Sehingga dengan langkah langkah stategis tersebut diharapkan tujuan koperasi untuk menjadi perusahaan yang sejajar dengan perusahaan swasta lain dapat tercapai. 1.3.5 Moto Bersama sama untuk maju menuju kehidupan yang lebih baik 1.3.6 Peranan Menurut pasal 3 UU No 12 tahun 1967 tentang Pokok Pokok Perkoperasian, disebutkan bahwa Koperasi Indonesia adalah Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang orang atau badan hukum Koperasi yang nerupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan 7

1.4 Struktur Organisasi Dewan Penasehat Ketua Sekretaris Bendahara Manajer Seksi Survei Adm& SDM Seksi Simpan Pinjam Seksi Pendanaan Seksi Retail Seksi Pembiayaan Gambar 1.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi diatas bersifat fungsional, kedepannya jika lingkup usaha semakin berkembang maka organisasi tersebut berubah sesuai dengan keadaaan. Pengurus hanya berkewajiban menjalankan tugasnya sementara keputusan tertinggi dipegang oleh rapat anggota. Setiap anggota wajib mengikuti setiap kesepakan dan mempunyai hak suara yang sama dalam memberikan masukan dalam memutuskan 1.4.1 URAIAN TUGAS DAN WEWENANG Dewan Penasehat Memberikan masukan terutama dalam hal manajemen koperasi. 8

Ketua 1. Membagi dan mendistribusikan tugas kepada setiap divisi dan manajer 2. mengontrol dan mengevaluasi kinerja setiap divisi 3. mengadakan rapat anggota secara berkala Manajer Utama 1. Mempunyai wewenang sebagai wakil ketua, manajer berhak mengajukan usul usul pengangkatan karyawn dalam divisi atau seksi 2. aktif nelakukan bimbingan dan pembinaan terhadap para karyawannya, melakukan pengawasan langsung terhadap para karyawan dan stafnya 3. meninjau kinerja seksi retail dan seksi pendanaan 4. memberikan pandangan objektif tentang usaha mikro dan kecil dalam rapat anggota Sekretaris 1. Membuat dokumentasi dan kearsipan koperasi 2. Membuat media komunikasi intern dan esktern koperasi Bendahara 1. mencatat setiap transasksi koperasi 2. merekap dan membuat laporan keuangan 1.5 Sumber Daya Secara umum sumber daya koperasi terdiri dari manusia, teknologi, keuangan, sarana dan prasarana. Sumber daya manusia adalah anggota dan pengurus yang merupakan pemilik koperasi dan juga manajer yang di outsource dari luar koperasi ABC ini. Penjelasan yang lebih rinci dari sumber daya tersebut seperti dibawah ini: 9

1.5.1 Sumber Daya Manusia Komposisi SDM koperasi ini dapat dibagi menurut: 1. Komposisi Anggota Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan dapat dilihat Komposisi Pendidikan diploma 9% S1 4% SD 13% SMA 35% SMP 39% Gambar 1. 3 KomposisiPendidikan 2. Komposisi Anggota berdasarkan kegiatan usaha Komposisi Usaha 34% 27% 16% Warung Sayur Mayur Kantin Lain-lain 23% Gambar 1. 4Komposisi Usaha 10

Secara umum SDM koperasi memilki latar belakang pendidikan yang standar yaitu wajib belajar 9 tahun. Hanya 13% yang tidak memenuhi standar wajib belajar 9 tahun. Dari gambar 1.4 diatas terlihat jenis jenis usaha anggota koperasi. Mayoritas adalah usaha retail seperti warung atau toko toko mini. Toko toko mini ini ada yang dimiliki anggota ada pula yang dimiliki koperasi. 1.5.2 Sumber Daya Teknologi Pemanfaatan teknologi pada koperasi ini masih sangat minim belum ada penggunaaan sistem komputerisasi untuk pengelolaaan kegiatan koperasi. Pelaporan keuangan, anggota dan kegiatan usaha masih menggunakan cara manual. Padahal melihat pertumbuhan koperasi ABC ini sepertinya sudah saatnya menggunakan sistem komputerisasi, sehingga pengelolaannya menjadi lebih efektif dan efisien. 1.5.3 Sumber Daya Keuangan Sumber daya keuangan koperasi sebagian besar diperoleh secara berurutan yaitu dari penyertaan modal, pinjaman diterima dari bank dan publik dan simpanan sukarela. Selain dari sumber tersebut juga diperoleh dari sumber lainnya seperti : 1. Simpanan Pokok 2. Simpanan wajib 3. Dana hibah Secara sistematis komposisi sumber dana koperasi ABC dapat digambarkan sebagai berikut: 11

Tabel 1.1 Komposisi Keuangan Simpanan pokok 7% modal Simpanan wajib 16% Penyertaan modal 20% Dana hibah 8% pinjaman Pemerintah 6% Bank 16% Publik 14% Simpanan Sukarela 13% 1.5.4 Sarana dan Prasarana Untuk menunjang aktifitas koperasi seperti pendaftaran, tempat rapat dan tempat diskusi baik formal maupun informal dibuatlah sarana dan prasarana koperasi seperti dibawah ini: 1. Kantor Administrasi 2. Balai pertemuan anggota 3. Kantin koperasi I.6 Tantangan Bisnis Kegiatan usaha koperasi sebenarnya sama dengan bisnis murni yang dilakukan pihak swasta atau BUMN yang selalu menghadapi berbagai tantangan dan dinamika bisnis. Tugas koperasi lebih berat dari perusahaan bisnis karena koperasi tidak hanya berbisnis tapi juga harus mampu memenuhi dan menjaga kebutuhan anggotanya. Koperasi ABC mengalami berbagai masalah baik dari internal maupun eksternal. Berikut berbagai tantangan bisnis yang dihadapi Koperasi ABC: Internal : Banyaknya jumlah SDM Banyaknya jumlah SDM di Koperasi ABC menjadi masalah tersendiri bagi pihak manajemen. Di satu sisi semakin banyak anggota semakin baik karena 12

semakin banyak modal yang terkumpul. Namun disisi lain tuntutan dan harapan dari masing masing anggota terhadap koperasi ABC kurang proporsional karena tidak disesuaikan dengan berbagai keterbatasan koperasi. Memilki captive market yaitu anggota koperasi Jenis kebutuhan yag diakomodasi oleh Koperasi ABC disesuaikan dengan kebutuhan anggotanya. Sehingga sejak awal koperasi sudah memiliki pangsa pasar yang pasti akan membeli barangnya (captive market) yaitu anggota, berbeda dengan jenis usaha retail lainnya. Sifat keanggotaan yang terbuka Masyarakat umum dapat menjadi anggota koperasi, tidak ada proses seleksi dalam penerimaannya. Keterbukaan anggota dalam koperasi seringkali menimbulkan polemik. Karena siapapun dapat menjadi anggota dan memberikan masukannya. Heterogennya jenis usaha anggota koperasi Heterogennya jenis usaha koperasi akan memperkaya portofolio aset koperasi itu sendiri. Dengan demikian dituntut manajemen yang handal untuk mengelolanya. Pemanfaatan teknologi yang belum optimal Pemanfaatan teknologi masih belum optimal, penggunaan sistem informasi teknologi manajemen masih seadanya sebagai contoh penyusunan database belum tersusun rapi sehingga belum bisa memberikan informasi yang bermanfaat. 13

Eksternal : Bantuan dan dukungan dari pemerintah Saat ini pemerintah melalui Unit UMKM dan Koperasi sedang gencar memberikan bantuan dana hibah kepada koperasi koperasi untuk mengembangkan usahanya. Ditambah lagi berbagai kemudahan akses kepada pihak pihak perbankan. Persaingan yang semakin kuat diberbagai lini, bersaing dengan usaha sejenis seperti retail, yayasan mikrofinancing, dan juga bank perkreditan rakyat yang saat ini petumbuhan semakin gencar. 14