Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Bambang Supriyanto 36

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1130 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA TIPE JIGSAW TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

BAB III METODE PENELITIAN

Inayatul Uliya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SD N 4 TANGGUNG KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanggung sebanyak 10 siswa terdiri dari laki-laki 5 siswa dan perempuan 5 siswa. Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda dan isian singkat, sedangkan bentuk non tes adalah observasi dan portopolio. Indikator keberhasilannya yaitu hasil belajar di atas KKM dicapai oleh lebih dari 70% dari jumlah seluruh siswa kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA yang dicapai melalui strategi pembelajaran inkuiri siswa kelas IV SD N 4 Tanggung semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar tersebut dilihat dari Penilaian hasil belajar melalui tes dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada siklus 2 dapat mencapai indikator yang diharapkan yaitu > 70% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai 58 (KKM=58). Bahkan dari penelitian tindakan ini mencapai 90% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai 58. Penilaian proses belajar melalui pengamatan percobaan, diskusi, dan presentasi dari siklus 1 dan siklus 2. Kata kunci: strategi pembelajaran inkuiri, hasil belajar IPA A. PENDAHULUAN IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin tinggi tingkat sekolah, semakin kompleks pula materi yang harus dikuasai. Mata pelajaran IPA menarik untuk dipelajari, karena berhubungan dengan cara mempelajari diri sendiri dan alam sekitar untuk mendukung terciptanya pembelajaran bermakna. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 65

Pembelajaran yang bermakna maksudnya yaitu supaya pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat bermanfaat untuk merancang dan membuat karya melalui penerapan konsep IPA secara ilmiah dan bijaksana dengan melihat perkembangan IPTEK yang semakin mutakhir. Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna, peran guru dalam merencanakan pembelajaran sangat dibutuhkan agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dilibatkan baik secara fisik maupun secara emosional selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanggung pada mata pelajaran IPA masih cukup banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM IPA yaitu 58. Ada 5 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dan 5 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan rata-rata nilai siswa yaitu 56. Hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri 4 Tanggung kurang memuaskan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) siswa belum tahu tujuan mempelajari materi tersebut; (2) siswa cenderung pasif saat guru menjelaskan materi. Bahkan isi materi yang diajarkan oleh guru hanya bersifat pengetahuan saja; dan (3) kurangnya penggunaan alat peraga yang dapat membuat siswa tertarik pada pembelajaran IPA. Permasalahan yang telah diuraikan tersebut perlu dicari solusi pemecahannya. Salah satu langkah awal untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, materi ajar, lingkungan fisik, dan kebutuhan. Strategi yang pada hakikatnya berfokus pada peran siswa secara aktif (berpusat pada siswa) dalam pembelajaran IPA di SD dan sejalan dengan pendekatan keterampilan proses yaitu strategi pembelajaran inkuiri. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan strategi pembelajaran Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 66

inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015. Dapat menambah pengetahuan mengenai strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 4 Tanggung. 1. Bagi siswa Dapat membawa siswa dalam situasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan bimbingan guru menuju pada pembelajaran bermakna sehingga hasil belajar dapat meningkat. 2. Bagi guru Dapat memberikan pandangan kepada guru mengenai strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD N 4 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian penggunaan strategi pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Tanggung yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 10 siswa terdiri dari laki-laki 5 siswa dan perempuan 5 siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah suatu perencanaan untuk mencapai pembelajaran bermakna sehingga siswa kelas IV dapat menemukan konsep atau prinsip dalam pembelajaran IPA melalui kegiatan: a) identifikasi dan merumuskan masalah, b) menyusun hipotesis, c) merancang dan melaksanakan kegiatan (percobaan), d) analisis data, e) penyajian hasil percobaan, dan f) penarikan kesimpulan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar siswa sebagai evaluasi yang digunakan untuk mengukur perkembangan belajar siswa meliputi penilaian proses belajar (hasil pengamatan meliputi: percobaan, diskusi, presentasi, dan LKS percobaan) serta penilaian hasil belajar (tes). Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral, yang dikemukakan oleh C. Kemmis dan Mc. Taggart melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 67

tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui gambar 3.1 berikut. Gambar 1. Model Spiral dari Kemmis S. dan Mc. Taggart Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Tes Tes yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mengukur besarnya nilai belajar IPA pada kompetensi selesai diajarkan. Instrumen tes tertulis yang digunakan yaitu soal tes baik berupa soal pilihan ganda maupun soal isian singkat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Indikator keberhasilannya yaitu hasil belajar di atas KKM dicapai oleh lebih dari 70% dari jumlah seluruh siswa kelas IV. KKM mata pelajaran IPA yaitu 58. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Deskriptif Komparatif yaitu teknik statistik dengan membandingkan hasil dari siklus 1 dan siklus 2 dan atau siklus selanjutnya dengan menggunakan skor rata-rata, skor minimal, skor maksimal, dan persentase. B. PEMBAHASAN 1. Perkembangan Kognitif a. Analisis Belajar Prasiklus Analisa Belajar Prasiklus (Kondisi Awal) didapatkan data nilai belajar siswa pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Belajar Siswa Pada Prasiklus 2. Nontes Sisw Ran Nil Mea Teknik nontes yang digunakan yaitu a ge ai Mak n observasi unjuk kerja (percobaan, Mi s. diskusi, dan presentasi) dan portofolio. n. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 68

Prasikl us 10 65 20 85 56 Dari tabel di atas tampak bahwa nilai belajar dari jumlah 10 siswa pada mata pelajaran IPA prasiklus nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 20, sedangkan nilai tertinggi adalah 85. rata-rata yang diperoleh yaitu 56 dengan rentang nilai tertinggi dan terendah yaitu 65. Untuk distribusi nilai belajar siswa prasiklus disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Belajar Siswa (x) Siswa x < 58 5 50% Pada Prasiklus Prosentase Keterangan Belum tercapai yaitu >70% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai 58 belum mencapai. Hanya ada 5 siswa yang mendapat nilai 58, jika dipersentase maka hanya ada 50% dari jumlah seluruh siswa yang mendapat nilai 58. b. Analisis Belajar Penelitian Siklus 1 Berdasarkan proses belajar mengajar dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri pada siklus 1 didapatkan data nilai hasil belajar pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Belajar Siswa Pada Siklus 1 Siswa Range Min. Maks. Mean x 58 5 50% Jumlah 10 100% Tercapai Siklus 1 10 70 20 90 61,5 Tabel 4.2 mendiskripsikan hasil tes dari 10 siswa kelas IV menunjukkan hasil berikut; jika sudah menggunakan indikator keberhasilan yang ditargetkan, maka ada 5 siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan dan 5 siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan yaitu nilai 58. Akan tetapi, untuk target indikator keberhasilan Dari tabel 4.3 tampak bahwa nilai belajar dari jumlah 10 siswa pada mata pelajaran IPA siklus 1 nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 20, sedangkan nilai tertinggi adalah 90. rata-rata yang diperoleh yaitu 61,5 dengan rentang nilai tertinggi dan terendah yaitu 70. Untuk distribusi hasil belajar siswa siklus 1 disajikan pada tabel 4.4. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 69

Persentase Jumlah Siswa Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Dalam Siklus 1 x< 58 4 40% x 58 6 60% Persentase Keterangan Belum tercapai Tercapai 80% 60% 40% 20% 0% Hasil Belajar Siswa Siklus 1 40% 60% <58 58 KKM Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Jumlah 10 100% Tabel 4.4 mendeskripsikan hasil tes dari 10 siswa kelas IV menunjukkan hasil sebagai berikut; ada 4 siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti dan 6 siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti yaitu nilai 58. Akan tetapi, untuk target indikator keberhasilan yaitu >70% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai 58 belum tercapai. Hanya ada 6 siswa yang mendapat nilai 58, jika dipersentase maka hanya ada 60% dari jumlah seluruh siswa yang mendapat nilai 58. Diagram hasil belajar siswa siklus 1 disajikan pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus 1 1) Analisis Hasil Belajar Penelitian Siklus 2 Berdasarkan proses belajar mengajar dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri pada siklus 2 didapatkan data nilai hasil belajar pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2 Siklus 2 Siswa Range Min. Maks. 10 65 25 90 69 Mean Dari tabel 4.5 tampak bahwa hasil belajar dari jumlah 10 siswa pada mata pelajaran IPA siklus 2 nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 25, sedangkan nilai tertinggi adalah 90. rata-rata yang Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 70

Persentase Jumlah Siswa Persentase Jumlah Siswa diperoleh yaitu 69 dengan rentang nilai tertinggi dan terendah yaitu 65. Untuk distribusi hasil belajar siswa siklus 2 disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2 100% 50% 0% Hasil Belajar Siswa Siklus 2 10% 90% <58 58 KKM Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Jumlah Siswa x< 58 1 10% x 58 9 90% Persentase Jumlah 10 100% Keterangan Belum tercapai Tercapai Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus 2 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil belajar siswa pada prasiklus merupakan kondisi awal sebelum Tabel 4.6 mendeskripsikan hasil tes dari 10 siswa kelas IV menunjukkan hasil sebagai berikut; hanya ada 1 siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti dan 9 siswa sudah menggunakan strategi pembelajaran inkuiri, sedangkan siklus 1 sudah menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA, dan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti yaitu nilai 58. Untuk target indikator keberhasilan yaitu >70% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai 58 sudah tercapai. Ada 9 siswa yang mendapat nilai 58, jika dipersentase maka Perbandingan Hasil Belajar Siswa 100% 80% 60% 40% 20% 0% 60% 50% 50% 40% 10% < 58 58 KKM 90% Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 sudah ada 90% dari jumlah seluruh siswa yang mendapat nilai 58. Diagram hasil belajar siswa siklus 1 disajikan pada gambar 4.3. Hasil perbandingan antara prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 menunjukan adanya perbedaan hasil belajar siswa yaitu peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (58). Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 71

Peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 58 dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 bertururt-turut yaitu 10% (50%- 60%), dan 30% (60%-90%). Dengan adanya peningkatan tersebut menyebabkan penurunan jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah 58 dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 berturut-turut yaitu 10% (50%- 40%) dan 30% (40%-10%). C. SIMPULAN Hal yang menunjukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA untuk siswa SD kelas IV di SD N 4 Tanggung dapat mencapai indikator keberhasilan pada siklus 2 yaitu lebih dari 70% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai lebih dari 58 (KKM). Bahkan pada penelitian tindakan ini dapat melebihi indikator keberhasilan dengan perolehan 90% dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai lebih dari 58 (KKM). Itu artinya ada 9 siswa yang mendapat nilai di atas 58, dan 1 siswa mendapat nilai di bawah 58. Hal ini lebih baik daripada kondisi awal dengan 5 siswa mendapat nilai di atas 58, dan 5 siswa mendapat nilai di bawah 58. Ada 1 siswa yang mendapat nilai di bawah 58 memang sejak awal pembelajaran kurang termotivasi mengikuti pelajaran dan sering tertinggal dengan temannya. Anak tersebut lemah dalam menerima materi pelajaran. Selain mengukur kemampuan siswa dari hasil belajarnya, peneliti juga mengamati proses belajar siswa ketika menggunakan pembelajaran inkuiri. Pengamatan tersebut dilakukan pada saat siswa dalam kelompok melakukan kegiatan percobaan, diskusi menjawab pertanyaan pada LKS, dan presentasi hasil diskusi. Pengamatan tersebut dilakukan oleh rekan sejawat peneliti sebagai guru. Hasil yang diperoleh dari pengamatan tersebut tampak ada peningkatan aktifitas yang semakin baik dari setiap pertemuan yang dirata-rata pada satu siklus kemudian dilakukan perbandingan dengan rata-rata siklus berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Djamaroh, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2006 Sudjana, Nana, Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaj Rosdakarya, 2009 Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 72

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 73