Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jangkauan Sistem peringatan dini / EWS Sektor Desa Luas Wilayah Desa (Km 2 )

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan masih aktifnya proses erupsi dan peningkatan aktifitas

7.2. Saran Penelitian Lanjutan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

BAB VI PENUTUP. Pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010, Pemerintah Pusat melalui Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PROPOSAL : PEMBANGUNAN RUMAH SAHABAT SALIMAH PW SALIMAH DIYOGYAKARTA 2010

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB I PENDAHULUAN. Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian Selatan dan Timur Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB IV DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun

PERUBAHAN KONDISI FISIK PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI DESA GLAGAHARJO PROVINSI DIY

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEADAAN UMUM WILAYAH. koorditat 07 º 40 42,7 LS 07 º 28 51,4 LS dan 110º 27 59,9 BT - 110º 28

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tabel 7.1. Pembagian Kemompok Prioritas. Perlengkapan umum. Pangan non beras

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 86 desa sebagian besar berada pada kawasan rawan bencana baik. yang berasal dari Gunung Merapi, gempa bumi, banjir lahar maupun

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Kajian Struktur Ruang Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

TUGAS AKHIR KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB 3 ANALISIS PERENCANAAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BAHAYA ERUPSI UNTUK PENGELOLAAN KEBENCANAAN DI LERENG SELATAN GUNUNGAPI MERAPI

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi

PERENCANAAN FASILITAS GUDANG PENYALUR LOGISTIK PADA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan

Rapid Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi Tahun 2010

PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA GLAGAHARJO PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr.Ir. Gunawan Budiyanto (2) PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan the ring of fire. Wilayah ini berupa sebuah zona

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MANAJEMEN BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI OLEH BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi


BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1

BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Evakuasi

Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pascaerupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MIGRASI SEDIMEN AKIBAT PICUAN HUJAN ( KASUS KALI GENDOL GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA )

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT ALIRAN LAHAR DINGIN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GENDOL KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN HASIL UJICOBA LAPANGAN CHILD PROTECTION RAPID ASSESMENT dalam Situasi Darurat Kabupaten Sleman, Yogyakarta - Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua

MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI BERBASIS DESA BERSAUDARA (SISTER VILLAGE) DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

DAFTAR ISI. Instisari... i Abstrak...ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar...viii Daftar Lampiran...

Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan

BAB IV GAMBARAN UMUM

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN

Penggunaan Sistem Informasi Geografi Untuk Mengetahui Perubahan Penggunaan Lahan Permukiman dan Dampak Letusan Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

XI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi DIY dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERUBAHAN STATUS SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PENGUNGSI DESA KEPUHARJO DI SHELTER DESA WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN, D.

Transkripsi:

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013 1

Kebijakan Teknis Evakuasi Kebijakan teknis evakuasi merupakan bagian dari Skenario Rencana Penanggulangan Bencana Erupsi Gunungapi Merapi Menyusun sistem pengelolaan evakuasi yang didasarkan pada : 1. Skenario Erupsi Gunungapi Merapi 2. Zonasi wilayah KRB 3. Karakter lokal masyarakat di KRB Sistem pengelolaan evakuasi tersebut terdiri dari : 1. SOP Evakuasi Mandiri 2. Penentuan dan Pengaturan Jalur Evakuasi Pelaksanaan penyusunan sistem dengan melibatkan masyarakat KRB dan instansi terkait 2

3

Skenario Erupsi Gunungapi Merapi Skenario Erupsi Gunungapi Merapi disusun oleh BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian dan Geologi) Yogyakarta, yang mendasarkan pada kajian vulkanologi Skenario Erupsi Gunungapi Merapi, terdiri dari : 1. Skenario Efusif 2. Skenario Eksplosif Kedua skenario erupsi tersebut diolah BPBD Kab. Sleman dengan memperhatikan aspek sosial dan aspek spasial menjadi : 1. Skenario Plan A (Efusif) 2. Skenario Plan B (Efusif) 3. Skenario Plan C (Eksplosif) 4

Skenario PLAN A 1. Letusan mendatang akan menuju sektor selatan-tenggara 2. K. Gendol-K. Opak (10 Km), K. Woro (8 Km), dan K. Kuning (8 Km) 3. Perkiraan Area Terdampak Langsung : Desa Umbulharjo, Kepuharjo dan Glagaharjo 5

Skenario PLAN B 1. Perluasan area Skenario Plan A 2. Perkiraan Area Terdampak Langsung : Desa Umbulharjo, Kepuharjo, Glagaharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto dan Wonokerto 6

Skenario PLAN C 1. Letusan mendatang akan kesegala arah dan masuk ke semua alur sungai 2. Dominan menuju sektor selatan-tenggara mengarah ke alur K. Gendol-Opak dengan jarak luncur maksimal 15 Km. Untuk K. Woro dan K. Kuning diperkirakan jarak luncur maksimal 10 Km. Sungai yang lain jarak luncur maksimal 5 Km 3. Perkiraan Area Terdampak Langsung : Seluruh dusun di 14 Desa 7

Zonasi Wilayah KRB Zinasi wilayah KRB didasarkan Peta KRB Gunungapi Merapi, yang dipilah menjadi 5 SEKTOR berdasarkan sungai yang berhulu di Gunungapi Merapi 1. Sektor A : batas kabupaten sebelah barat Kali Boyong 2. Sektor B : Kali Boyong Kali Kuning 3. Sektor C : Kali Kuning Kali Opak 4. Sektor D : Kali Opak Kali Gendol 5. Sektor E : Kali Gendol batas kabupaten sebelah timur Penentuan sungai sebagai basis pemilahan didasarkan pada karakter ANCAMAN erupsi Gunungapi Merapi 8

PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI 9

10

SOP Evakuasi Mandiri Masyarakat di KRB III Gunungapi Merapi bersama BPBD Kab. Sleman menyusun Standard Operating Procedure Evakuasi bagi masyarakat dan hewan ternak di level DUSUN Unsur SOP Evakuasi Mandiri 1. Tim Tanggap Darurat Dusun 2. Titik Kumpul Dusun 3. Titik Tujuan Pengungsian (masyarakat dan ternak) 4. Mekanisme Komunikasi Tanggap Darurat Dusun SOP Evakuasi Mandiri level Dusun merupakan bagian dari Skenario Penanggulangan Bencana level Kabupaten Sleman Per Desember 2013, sudah ada 21 Dusun yang memiliki SOP Evakuasi Mandiri 11

Penentuan Jalur Evakuasi Penentuan Jalur Evakuasi didasarkan pada SOP Evakuasi Mandiri level Dusun yang dibahas bersama dengan BPBD Kab. Sleman Jalur evakuasi dipilih berdasarkan : 1. Jarak dan waktu tempuh evakuasi 2. Topografi jalan 3. Ketersediaan sarana transportasi evakuasi 4. Jumlah Pengungsi dan jumlah hewan ternak 12

13

SEKTOR A No Dusun/ Jumlah Penduduk Huntap (jiwa) 1 Tunggularum 595 2 Ngandong 884 3 Nganggring 815 4 Turgo 836 5 Ngepring 887 6 Kemiri 611 JUMLAH 4.628 14

Jalur Tunggularum 6 km Baik Jalur Ngandong, Ngangring 5 km Baik Jalur Turgo, Ngepring, Kemiri 8,5 km Baik 15

SEKTOR B No Dusun/ Huntap Jumlah Penduduk (jiwa) 1 Kaliurang Barat 1.054 2 Kaliurang Timur 1.429 3 Boyong 794 4 Ngipiksari 850 JUMLAH 4.127 16

Jalur Kaliurang Barat, Kaliurang Timur, dan Boyong 6,6 km Baik Jalur Ngipiksari 8,2 km Baik 17

SEKTOR C No Dusun/ Huntap Jumlah Penduduk (jiwa) 1 Pangukrejo 457 2 Gondang 672 3 Balong 528 4 Karangkendal 212 JUMLAH 1.869 18

Jalur Pangukrejo, Gondang, Balong 7,3 km Baik Jalur Karangkendal 4,7 km Rusak Berat, belum ditentukan sebagai Jalur Evakuasi oleh DPU 19

SEKTOR D No Dusun/ Huntap Jumlah Penduduk (jiwa) 1 Kopeng 176 2 Batur 349 3 Huntap Batur 636 4 Kepuh 306 5 Manggong 126 6 Pagerjurang 177 JUMLAH 1.770 20

Panjang jalur 7 km 3,2 km Rusak Berat 2014 ABPBN BPBD Kab. Sleman 3,8 km Baik Sebagian Jalan Propinsi 21

SEKTOR E No Dusun/ Huntap Jumlah Penduduk (jiwa) 1 Kalitengah Lor 312 2 Kalitengah Kidul 313 3 Srunen 445 4 Singlar 346 5 Glagahmalang 277 6 Gading 276 7 Jetissumur 247 JUMLAH 2.216 22

Panjang jalur 8,6 km 4,6 km Rusak 4 km Rusak Berat 2014 (BNPB BPBD KLATEN) 23

Rekapitulasi Barak Pengungsian Barak Kapasitas Dusun Pengungsi Kekurangan Wonokerto 200 Tunggularum 576 (432) Girikerto 300 Ngandong & Ngangring 1.114 (814) Purwobinangun 500 Turgo. Ngepring, Kemiri 2.285 (1.685) Shelter ACT 1.400 Kaliurang Barat, Kaliurang Timur, Boyong 3.277 (2.437) Candibinangun 300 Ngipiksari 850 (550) Brayut 300 Pangukrejo, Gondang 1.129 (829) Plosokerep 300 Balong, Karangkendal 740 (440) Kiyaran 300 Kopeng, Batur, Huntap batur 1.161 (661) Wukirsari 320 Kepuh, Manggong, Pagerjurang 609 (409) Glagaharjo 100 Kalitengah Lor, Kalintangah Kidul, Srunen 1.070 (870) Gayam 300 Singlar, Glagahmalang, Gading. Jetissumur 1.146 (846) 4.320 13.957 (9.973) Terdapat perbedaan Daya Tampung Pengungsi 24

Ketersediaan Tempat Pengungsian Jumlah Tempat Pengungsian berdasar jenisnya Jenis Efusif Eksplosif Jumlah Balai Desa 5 5 10 Barak 10 9 19 Non Balai Desa Non Barak 1 5 6 Jumlah 16 19 35 Daya Tampung Tempat Pengungsian Jenis Efusif Eksplosif Jumlah Balai Desa 1.020 1.550 2.570 Barak 2.750 3.050 5.800 Non Balai Desa Non Barak 1.400 Belum ada data 1.400 Jumlah 5.170 4.600 9.770 25

Rekapitulasi Jalur Evakuasi Sektor Jumlah Penduduk (jiwa) Panjang Jalur Evakuasi A 4.628 19,5 km Baik B 4.127 14,8 km Baik C 1.869 12 km Baik Kondisi D 1.770 7 km 3,2 km Rusak Berat 3,8 km Baik E 2.216 8,6 km JUMLAH 14.610 61,9km 4,6 km Rusak 4 km Rusak Berat 26

Peta Jalur Evakuasi Skenario Efusif (Plan A dan Plan B) Dusun yang diungsikan Barak Pengungsian & Barak Ternak Jalur Evakuasi Sungai 27

Rekapitulasi Kondisi Jalur Evakuasi Kondisi jalur evakuasi sbb: 1. Rusak Berat 11,63% 2. Rusak sepanjang 7,43% 3. Baik sepanjang 80,94% Yang akan diperbaiki pada tahun 2014 1. Ruas Cakran Kopeng sepanjang 4,2 km Ruas jalan yang belum ditentukan sebagai Jalur Evakuasi oleh DPUP : 1. Ruas Babadan Ngandong (3 km) 2. Ruas Nganggring Barak Girikerto (Baik) 3. Ruas Ngepring Kemiri (Rusak Ringan 2 km) 4. Ruas Karangkedal Barak Plosokerep (Rusak Berat 2 km) 5. Ruas Watuadeg Barak Kiyaran (Baik) 28

Evakuasi Ternak Untuk jalur evakuasi ternak IDENTIK dengan jalur evakuasi penduduk Untuk penentuan lokasi Barak Ternak masih akan dilakukan kajian lebih lanjut dengan mempertimbangkan: 1. Lokasi Barak Penduduk 2. Ketersediaan Tanah Lapang 3. Ketersediaan Air 4. Ketersediaan Pakan 29

Peta Wilayah yang Diungsikan Skenario Eksplosif (Plan C) 30

Jalur Evakuasi Skenario Eksplosif Untuk penentuan Ruang dan Jalurnya masih dikaji lebih lanjut dengan mempertimbangkan : 1. Jumlah penduduk yang diungsikan 2. Jumlah ternak yang diungsikan 3. Lokasi dan daya tampung Tempat Pengungsian 4. Kondisi jalan yang ada 31

Pengaturan Jalur Evakuasi Jalur evakuasi merupakan jalan yang sangat vital dalam penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Merapi (dan Banjir Lahar Hujan) Jalur evakuasi harus dalam kondisi baik, agar memberi jaminan dapat digunakan dengan aman saat SOP Evakuasi dijalankan Jalur evakuasi dipisahkan (tidak digunakan) sebagai jalur transportasi penambangan pasir (jalur normalisasi) Perlu SK Bupati atau Perbup dalam pengaturannya. 32

Kondisi Jalur Evakuasi Ruas Kopeng Batur - Pagerjurang 33

Terima kasih 34