BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BIOPESTISIDA TERHADAP DAYA KENDALI SERANGAN HAMA KUTU PADA TANAMAN CABE RAWIT OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA Botani

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia.

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

A. Struktur Akar dan Fungsinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

Hama penghisap daun Aphis craccivora

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

BAB I PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman yang. termasuk dalam family Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan),

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Budidaya Kacang Panjang. Klasifikasi tanaman kacang panjang menurut Anto, 2013 sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampah atau limbah baik rumah tangga, pabrik, maupun industri lainnya. Sampah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Cara Menanam Cabe di Polybag

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Cabai Tanaman cabai pada dasarnya terbagi atas dua golongan utama, yaitu cabai besar (Capsicum annum L.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Cabai besar terbagi menjadi dua golongan, yaitu cabai pedas (hot pepper) dan cabai paprika (sweet pepper). Cabai (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena selain buahnya dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C (Yudi, 2007). Cabai merupakan komoditas yang dibutuhkan sehari-hari, mampu berproduksi di dataran rendah maupun dataran tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit. Harganya tidak begitu bergejolak. Beberapa kelebihannya cabai bisa dijadikan komoditas pilihan dalam beragribisnis (Setiadi, 2005). 2.2 Morfologi dan Botani Klasifikasi botani tanaman cabai adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Family : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Solaneceae 6

Genus : Capsicum Spesies : Capsicum annuum L (Kurnianti, 2010). Cabai merupakan tanaman musiman dengan tinggi dapat mencapai satu meter, daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter dengan daun bunga putih. Tanaman cabai keriting merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang biak didataran tinggi maupun dataran rendah (Setiadi, 2005). Morfologi dari tanaman cabai adalah sebagai berikut : 1) Akar Perakaran tanaman cabai merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar laterl (sekunder), dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35-50 cm. Akar lateral menyebar dengan panjang berkisar 35-45 cm (Kurnianti, 2010). 2) Batang Batang utama tanaman cabai tegak lurus dan kokoh, tinggi sekitar 30-40 cm, dan diameter batang sekitar 1,5-3,0 cm. Batang utama berkayu dan berwarna cokelat kehijauan. Pada budidaya cabai intensif pembentukan kayu pada batang utama mulai terjadi pada umur 30-40 hari setelah tanam (HST). Pada setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada umur 10-15 HST. Namun pada budidaya cabai intensif, tunas-tunas baru itu haru dirempel. Pertambahan panjang tanaman cabai diakibatkan oleh pertumbuhan kuncup secara terus-menerus. Pertumbuhan seperti ini disebut pertumbuhan simpodial. Cabang primer akan membentuk percabangan 7

sekunder dan cabang sekunder membentuk percabangan tersier terus- menerus. Pada budidaya cabai secara intensif akan terbentuk sekitar 11-17 percabangan pada satu periode pembungaan (Kurnianti, 2010). 3) Daun Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian-set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3-11 cm, dengan lebar antara 1-5 cm (Kurnianti, 2010). 4) Bunga dan Buah Seperti umumnya famili Solanaceae, bunga tanaman cabai berbentuk terompet (hyporcrateriformis). Bunga tanaman cabai tergolong bunga yang lengkap (completus) karena terdiri dari kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corrola), benang sari (stamen), dan putik (pistillium). Alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) pada tanaman cabai terletak dalam satu bunga sehingga disebut berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga cabai tumbuh di percabangan (ketiak daun), terdiri dari 6 helai kelopak bunga berwarna hijau dan 5 helai mahkota bunga berwarna putih. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang 8

ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. (Kurnianti, 2010). Tangkai putik berwarna putih dengan kepala putik berwarna kuning kehijauan, dalam satu bunga terdapat satu putik dan enam benang sari. Tangkai sari berwarna putih dengan kepala sari berwarna biru keunguan. Setelah penyerbukan akan terjadi pembuahan. Saat pembentukan buah, mahkota bunga rontok tetapi kelopak bunga tetap menempel pada buah. Bentuk buah bervariasi, tergantung pada varietasnya (Kurnianti, 2010). 2.3 Hama Aphids (Aphis gossypii) Kutu aphid merupakan serangga super kecil (ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci). Walaupun kecil, tapi masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Di bagian mulutnya memiliki tindik penghisap. Aphid menyerang daun cabai (dan banyak tanaman budidaya lainnya) dengan cara menghisap cairan dalam daun, terutama pada daun muda dan pucuk. Aphid juga menyerang jaringan batang tanaman yang lunak, mencuri nutrisi di dalamnya (Romaito, 2011). Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Berbeda dengan mite, kutu aphid memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan. Serangan 9

dan pembiakan aphid biasa meningkat terutama pada musim panas dan kering (Romaito, 2011). Sumber : Halil, 2011 Gambar 1. Kutu Aphid (Aphis gossypii) Aphid ini ada 2 macam yaitu aphid bersayap dan tidak bersayap, perbedaan ini dikarenakan adanya kompetisi makanan. Jika populasi aphid dalam 1 rumpun tanaman sangat banyak maka tubuh aphid ini akan membentuk sayap untuk memudahkan bermigrasi ke tempat yang lebih menguntungkan. Perpindahan aphid sejauh 5 meter per hari apabila berjalan, 5 km per hari untuk aphid yang bersayap dan apabila dibantu oleh hembusan angin dapat mencapai 200 km per hari (Imbran, 2011). Secara umum, aphid menimbulkan sejumlah dampak pada tanaman cabe yaitu daun melengkung ke atas, keriput, atau memelintir, daun berbintik-bintik, daun 10

menguning, layu, dan rontok, pertumbuhan terhambat, tanaman menjadi kerdil, tunas dan percabangan tidak berkembang, tanaman gagal berbunga, sehingga produktivitas/hasil panen sangat rendah. Aphid juga adalah vektor kepada penyakit virus terhadap tanaman. Ini berlaku semasa aphid menghisap cairan dari tanaman, aphid juga boleh menyuntik kandungan toksin dan memindahkan virus kepada tanaman, terutama dari aphid dewasa yang bersayap. Tanaman yang dijangkiti penyakit virus akan terbantut dan kehijauan daun tidak seragam. Daun kelihatan berbelak-belak hijau tua dan hijau muda. Tulang utama daun akan berkelot (keriting) dan daun muda menjadi tirus serta keras (Ristyadi, 2011). Aphid juga mendatangkan penyakit lain seperti kulat (cendawan). Ini berlaku bilamana manisan (sisa buangan, madu) yang dikeluarkan oleh aphid secara berlebihan akan mengenai bunga, daun, buah dan batang pokok. Dalam kebanyakan keadaan, pada kebiasaannya dimana terdapat kaloni aphid yang mengerumuni tanaman, maka akan juga terdapat kehadiran semut (semut hitam) yang bertindak melindungi aphid dari serangan pemangsa. Ini karena semut akan memperoleh manisan (madu) dari pada sisa buangan yang dikeluarkan oleh aphid (Ristyadi, 2011). Para penyelidik mendapati hasil dari pada keakraban dan kerjasama ini, semut akan mengiringi sambil melindungi aphid ke daun atau pokok yang baru. Populasi semut juga hendaklah di hapuskan karena semut seringkali menjadi sahabat baik dan pelindung bagi aphid dari serangga pemusnah seperti ladybird, laba-laba dan larva lalat jala (Ristyadi, 2011). 11

2.4 Penggunaan Pestisida Nabati Berkembangnya penggunaan pestisida sintesis (menggunakan bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis oleh para pencinta tanaman untuk mengobati tanamannya yang terserang hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri. Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida sintesis antara 44.000-2.000.000 orang bahkan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif lain dari penggunaan pestisida sintesis diantaranya adalah : 1. Meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida 2. Membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida 3. Penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak Cukup tingginya bahaya dalam penggunaan pestisida sintetis, mendorong usaha untuk menekuni pemberdayaan pestisida alami yang mudah terurai dan tidak mahal. Penyemprotan terhadap hama yang dapat mengakibatkan rasa gatal, pahit rasanya atau bahkan bau yang kurang sedap ternyata dapat mengusir hama untuk tidak bersarang di tanaman yang disemprotkan oleh pestisida alami. Oleh karena itu jangan heran bila penggunaan pestisida alami umumnya tidak mematikan hama yang ada, hanya bersifat mengusir hama dan membuat tanaman yang kita rawat tidak nyaman ditempati (Gunungsari, 2013). Penggunana pestisida nabati lebih efektif kerena pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang sebenarnya 12

yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik yaitu : a. Merusak perkembangan telur, larva dan pup b. Menghambat penggantian kulit c. Mengganggu komunikasi serangga d. Menyebabkan serangga menolak makan e. Menghambat reproduksi serangga betina f. Mengurangi nafsu makan g. Memblokir kemampuan makan serangga h. Mengusir serangga i. Menghambat perkembangan patogen penyakit (Harysaksono, at al 2008). Namun demikian pestisida nabati masih memiliki beberapa keunggulan maupun kekurangan. 1. Keunggulan dari pestisida nabati diantaranya adalah sebagai berikut : Murah dan mudah dibuat oleh petani Relatif aman terhadap lingkungan Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia (Harysaksono, at al 2008). 13

2. Kekurangannya dari pestisida nabati diantaranya adalah sebagai berikut : Daya kerjanya relatif lambat Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung Tidak tahan terhadap sinar matahari Tidak tahan disimpan Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang (Harysaksono, at al 2008). Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama terpadu, dan hanya digunakan bila diperlukan (tidak digunakan jika tidak terdapat hama yang merusak tanaman). Perlu diketahui bahwa ada berbagai macam tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati, dalah salah satunya adalah brotowali (Baharuddin, 2011). 2.5 Tanaman Brotowali Brotowali merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai 2,5 m atau lebih, biasa tumbuh liar dihutan,ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar dan biasanya ditanam sebagai tumbuhan obat. Batang sebesar jari kelingking, berbintilbintil rapat,dan rasanya pahit. Daun tunggal,bertangkai dan berbentuk seperti jantung atau agak membundar, berujung lancip dengan panjang 7-12 cm dan lebar 5-10 cm. Bunga kecil, berwarna hijau muda atau putih kehijauan (Baharuddin, 2011). 14

Brotowali menyebar merata hampir diseluruh wilayah Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Tenggara dan India. Brotowali tumbuh baik di hutan terbuka atau semak belukar didaerah tropis (Baharuddin, 2011). Sumber : Baharuddin, 2011 Gambar 2. Daun Brotowali Kandungan kimia brotowali yaitu batang dan daun brotowali mengandung alkaloid, dammar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, dan palmatin. Akarnya mengandung alkaloid, berberin, dan kolumbin (Barker, 2013). 15