PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI PROBING PROMPTING KELAS VIIB SMP NEGERI 33 PURWOREJO Diyan Puspita Sari, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: diyan_poes@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: peningkatan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri Tahun 2014/2015 sebanyak 33 siswa. Penelitian ini menggunakan model probing prompting berbantu kartu soal. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Semua data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian menujukkan keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I rata-rata keaktifan siswa mencapai 62,58 dimana siswa terlibat cukup aktif interaksi tanya jawab masih ragu, siswa berani menyampaikan pendapat meski harus ditunjuk terlebih dahulu. Pada siklus II menjadi 85,45 sehingga siswa lebih aktif, interaksi kepada teman lebih aktif, dan dengan lancar menjawab pertanyaan dari guru serta berani memberikan pendapat dalam proses pembelajaran. Rerata hasil belajar siklus I mencapai 65,67 dengan ketuntasan klasikal 42,4%, pada siklus II rerata hasil belajar mencapai 75,41 dengan ketuntasan klasikal 81,3%. Kata kunci: keaktifan, probing prompting, kartu soal PENDAHULUAN Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan salah satu guru Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri diketahui bahwa masih banyak dijumpai partisipasi peserta didik pasif, peran guru masih dominan dalam pembelajaran, banyak peserta didik pada kelas VII B yang tidak disiplin seperti membuat gaduh meskipun sudah ditegur oleh guru, malas dalam mengerjakan soal latihan yang sudah diberikan guru dan bosan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat diketahui dari hasil nilai ujian akhir semester yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72. Selain itu jumlah siswa yang belum memenuhi KKM masih terbilang sangat banyak yaitu mencapai 29 siswa atau 87,87 % dari 33 siswa. Dalam kaitannya dengan kinerja mengajar, Wina Sanjaya dalam 140
Ahmad Susanto (2013: 32) mengemukakan guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Keaktifan merupakan unsur penting dalam meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar. Keaktifan adalah bentuk dari pada aktivitas peserta didik. Menurut Anurrahman (2012: 119) menyatakan bahwa keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, didasari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya keaktifan menekankan pada aktivitas peserta didik tersebut yang dapat melalui aktivitas fisik, mental, emosional dan intelektualnya yang mengarah pada peningkatan hasil belajar. Sedangkan menurut Wasliman dalam Ahmad Susanto (2013: 12) hasil belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal dan faktor eksternal. Dengan demikian hasil belajar adalah patokan untuk mengukur kemampuan penyelesaian masalah dalam belajar untuk mengetahui perubahan-perubahan terhadap manusia setelah belajar yang dipengaruhi faktor dari dalam maupun luar. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan keaktifan dan hasil belajar matematika yaitu dengan model Probing Prompting berbantu media kartu soal. Model ini dengan memberikan serangkaian pertanyaan yang bersifat menuntun pada siswa. Sedangkan media kartu soal adalah media permainan yang berisi paket soal yang berbeda untuk didiskusikan bersama dengan kelompok. Keaktifan belajar siswa merupakan suatu kemampuan yang penting yang berpengaruh pada hasil belajar. Sehingga tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan pada penelitian lain yang relevan adalah Megariati (2010) berjudul peningkatan hasil belajar matematika pada materi turunan fungsi menggunakan teknik probing prompting di kelas XI IPA 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Palembang, yaitu pada siklus 1 ratarata kelas 65,9 meningkat pada siklus 2 menjadi 78,8. Ketuntasan belajar klasikal dengan KKM yang ditetapkan 75%, pada siklus 1 belum terpenuhi yaitu hanya 68,25% namun pada siklus 2 menjadi 85,0%. 141
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kualitatif yang dipadukan dengan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP N 33 Purworejo tahun pelajaran 2014/2015, sebanyak 33 siswa. Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran melalui model probing prompting berbantu media kartu soal dalam peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar matematika siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi keaktifan belajar dan tes hasil belajar. Analisis data yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan pada setiap siklus diperoleh peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa takut dalam menjawab pertanyaan dari guru dan belum tepat serta bingung dalam menyampaikan, hanya ada beberapa siswa yang mau bertanya pada guru dan temannya dalam mencari informasi, siswa tidak berani menyampaikan pendapatnya hanya siswa-siswa tersebut saja yang memberikan pendapat atau sanggahannya meski harus ditunjuk oleh guru terlebih dahulu, siswa sudah terlibat dalam proses interaksi tanya jawab meskipun dalam menjawab masih terlihat ragu dan tidak sesuai. Sampai siswa mampu siswa sudah siap mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan dari guru karena guru menuntun dengan wajah ramah sehingga siswa tidak gugup dalam menyampaikan, siswa sudah lebih aktif dalam bertanya kepada temannya untuk mendapatkan informasi dengan guru mengatur strategi pembagian kelompok pada siklus II, siswa sudah memiliki keberanian dalam menyampaikan dan memberi sanggahan kepada kelompok yang presentasi tanpa disuruh oleh guru terlebih dulu, siswa sudah lebih tenang dalam mengerjakan soal pada kartu soal. Untuk rataratakeaktifan belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I nilai rata-rata siswa 62,58 dan pada silklus II rata-rata keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 85,45 dapat dilihat pada diagram berikut. 142
Gambar 1. Rerata Keaktifan Belajar Siswa Pada siklus I hasil belajar siswa ini dalam mengerjakan tes tidak menuliskan jawaban lengkap seperti apa yang diketahui, ditanyakan kemudian siswa menentukan keliling suatu gambar bangun segiempat pada bangun datar yaitu dengan menambahkan semua sisisisinya yang sudah diketahui saja, tanpa menghitung sisi-sisi lain yang belum diketahui, dalam mengerjakan tidak diperjelas dengan gambar, rumus serta langkah tiba-tiba langsung menuliskan jawabannya saja. Pada siklus II Dalam hal ini siswa sudah mengejakan tes dengan baik seperti menuliskan jawaban lengkap apa yang diketahui, di tanyakan, jawaban siswa sudah diperjelas dengan gambar dan langkah dalam menguraikan jawaban, siswa dalam menentukan keliling sudah mencari sisi yang belum diketahui dengan menggunakan phytagoras.untuk rerata hasil belajar siswa siklus I mencapai 65,67 dan pada siklus II rerata hasil belajar siswa mencapai 75,41 dengan dapat dilihat pada diagram sebagai berikut. Gambar 2. Rerata Hasil Belajar Siswa 143
Dari hasil rerata hasil belajar tersebut pada siklus I ketuntasan klasikal yang dicapai siswa kelas VII B mencapai 42,4% dengan jumlah anak yang tuntas 14 dari 33 siswa. Dan pada siklus II ketuntasan klasikal yang dicapai siswa kelas VII B mencapai 81,3% dengan jumlah anak yang tuntas 26 dari 32 siswa. Peningkatan ketuntasan siswa secara jelas dilihat melalui gambar sebagai berikut: Gambar 3. Persentase Ketuntasan Klasikal SIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran dengan probing prompting berbantu kartu soal menujukkan keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I rata-rata keaktifan siswa mencapai 62,58 di mana siswa terlibat cukup aktif interaksi tanya jawab masih ragu, siswa berani menyampaikan pendapat meski harus ditunjuk terlebih dahulu. Pada siklus II menjadi 85,45 sehingga siswa lebih aktif, interaksi kepada teman lebih aktif, dan dengan lancar menjawab pertanyaan dari guru serta berani memberikan pendapat dalam proses pembelajaran. Rerata hasil belajar siklus I mencapai 65,67 dengan ketuntasan klasikal 42,4%, pada siklus II rerata hasil belajar mencapai 75,41 dengan ketuntasan klasikal 81,3%. Oleh Karena itu dengan model probing prompting berbantu kartu soal dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, penulis menyampaikan beberapa saran yang dapat bermanfaat sebagai berikut: 144
1. Sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif pada proses pembelajaran dan metode yang tidak membuat peserta didik bosan selama mengikuti pembelajaran serta membuat semua peserta didik terlibat aktif dalam bekerja sama pada kegiatan kelompok. Dengan melalui model tersebut keaktifan belajar matematika peserta didik dapat dikembangkan. Salah satunya yaitu model pembelajaran probing prompting berbantu kartu soal. 2. Pada penggunaan media kartu soal dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran. Siswa dapat berinteraksi pada teman atau kelompok yang sama secara langsung dan dapat mengetahui informasi dari masalah yang ada dalam kartu soal yang diamatinya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabet. Huda,Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Megariati. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Turunan Fungsi Menggunakan Teknik Probing Prompting di Kelas XI Ipa 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Palembang. Skripsi, Universitas Negeri Sriwijaya. Dalam http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/download/822/235. Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendektan Kuantitatif, Kualitatif, dan RND. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. 145