BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, kota Medan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005)

Perencanaan pada Manajemen. Ima Yudha Perwira, SPi, MP

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan

VISI DAN MISI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN SISTEM, PENDEKATAN DAN FUNGSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

KARYA ILMIAH USAHA AYAM KREMES NIM :

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian dan (2) pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia.

PERENCANAAN (planning)

BAB I PENDAHULUAN. Mie, siapa sih yang tidak mengenalnya? Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa makanan ini mulai digemari anak anak

Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING)

Pengertian Perencanaan

3/30/2012 nts/mu/fti UAJM

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah

BAB VI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Perencanaan (Planning)

Materi 7 Perencanaan: Dasar - Dasar Perencanaan/Planning

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB VI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 8 FOUNDATIONS OF PLANNING

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

PENGERTIAN DAN WAWASAN DASAR TEORI PERENCANAAN

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN PERTEMUAN DAN KUIZ MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM) STRATEGIK

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

Pengertian : Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Perencanaan Strategis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyak yang berkata bahwa kesehatan itu sangatlah mahal harganya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Manajemen. Pengantar. Manajemen. dan Organisasi. Bab. edisi kesepuluh. Penerbit Erlangga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. jika dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan ketegangan emosi serta

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 7 Perencanaan: Dasar - Dasar Perencanaan/Planning Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia usaha umumnya, maka banyak. perusahaan-perusahaan yang mengalami pertumbuhan (growth) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB 5 PROSES PERENCANAAN

School of Communication & Business Telkom University

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: PENGANTAR MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi beroperasi secara efektif dan efisien atau sebaliknya. Dalam

Distinctive Strategic Management

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku usaha untuk berlomba-lomba memberikan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB II KAJIAN TEORI. yang membahas tentang manajemen maupun di bidang administrasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

TUGAS ONLINE PENGANTAR BISNIS MENGELOLA PERUSAHAAN BISNIS SEKSI 11. DOSEN PEMBIMBING : JATMIKO Ir.,MBA.,MM. DISUSUN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 230 juta merupakan. pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Dalam sepuluh tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bebek Kaleyo Sumber : 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memerlukan suatu pembagian tugas atau. pembagian kerja yang jelas. Masing-masing bagian yang membangun

LAPORAN TUGAS PROPOSAL USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (AYAM GORENG KREMESAN)

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

PROPOSAL USAHA KECIL MENENGAH (KRIPIK IKAN MUJAIR)

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan dan perdagangan/bisnis dengan mobilitas yang cukup tinggi. Sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, kota Medan berkembang cukup pesat. Sebagai pusat perdagangan/bisnis, kota Medan telah memiliki sarana dn prasarana sebagai kota yang modern. Berbagai hotel berbintang, pusat perbelanjaan (mall), restoran dari segala macam menu serta industri kuliner yang sedang marak saat ini sampai ke daerah perbatasan ataupun pinggiran kota. Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan berorientasi pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian makro terpaksa harus menganggur atau terkena PHK. Dengan demikian, tujuan dari pengembangan usaha itu sendiri ada dua yaitu Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial. Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara Aspek Sosial adalah untuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran.

Usaha dalam bidang makanan sangatlah menguntungkan dan mempunyai prospek yang cerah kedepannya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan zaman dimana laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif besar serta besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap industri kuliner. Maka bisnis Ayam Kremes ini di anggap sangat bagus untuk dikembangkan mengingat pasar yang ada sangatlah mendukung. Apalagi inovasi yang akan disajikan oleh penulis memiliki banyak pilihan baru didalam pemilihan menu, yang pasti dapat menarik perhatian pencinta kuliner kota Medan. Dengan rasa yang khas, bumbu yang gurih, renyah, tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Kremes ini. Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil dan sepeda motor yang melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah cukup terkenal di Medan rata-rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang. Maka dapat diambil kesimpulan sementara, bahwa Ayam Goreng Kremes cukup laris di masyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan. Data tersebut diatas juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremes yang kurang terkenal yang notabene adalah produk tiruan dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremes terkenal di Medan dimana setiap hari rata-rata menjual lebih dari 400 potong ayam. Dari keadaan tersebut dan berdasarkan pantauan penulis bahwa maraknya pilihan makanan yang enak dan bergizi tidak banyak dijumpai, maka penulis merasa akan menjadi suatu potensi kedepannya bila usaha Ayam Kremes ini dapat dikembangkan melalui perencanaan yang matang. Dengan ini penulis ingin

mengangkat perencanaan bisnis tersebut dalam tugas akhir dengan judul PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES. 1.2 Pengertian Perencanaan, Rencana, dan Sasaran Membahas tentang perencanaan tidak lepas dari manajemen, karena perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Manajemen (management) adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005). Perencanaan terjadi disemua jenis usaha atau kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perencanaan dalam organisasi adalah essensial, karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibandingkan fungsi manajemen lain yang sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan. Dalam perencanaan, manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta siapa yang melakukannya. Salah satu aspek penting perencanaan adalah perbuatan keputusan, proses pengembangan dan penyelesaian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan. Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat

mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana diperoleh dari hasil perencanaan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya.

Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi. Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame. Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.

Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain. Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan. Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya. Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih

terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu. Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.

1.3 Pengelolaan Bisnis a. Bisnis dan Analisis SWOT Bisnis dalam bentuk skala apapun besar, menengah atau kecil haruslah dikelola dengan baik, meskipun untuk itu diperluan dana yang cukup besar. Bisnis yang tidak dikelola dengan baik sangat riskan terhadap gejolak pasar yang sangat fluktuatif. Sebelum usaha bisnis dimulai ada beberapa pendekatan, misalnya melalui pendekatan Analisis SWOT yaitu dengan mempertimbangkan Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (tantangan). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal (dalam) berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sedangkan faktor eksternal (luar) adalah peluang yang dapat ditangkap dan tantangan yang dihadapi. Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan bila sudah lebih dahulu ditentukan dengan jelas bisnis apa yang akan dijalankan, tujuan yang ingin dicapai dan tolak ukur yang dipergunakan. Sebagai instrumen perencanaan strategic analisis SWOT dalam praktik kurang memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena visi dan misi serta ukuran/target yang tidak jelas. Hal itu diperburuk lagi dengan data dan informasi yang tidak lengkap dan kurang akurat.

b. Langkah-langkah Menyamakan Persepsi Semua komponen mulai dari tingkat atas (top manager) sampai ke lapisan paling bawah harus mempunyai satu persepsi terhadap usaha bisnis tersebut. Langkah yang dapat dilakukan seperti diskusi, latihan, pemaparan brain storming dan analisis. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Menganalisis faktor kekuatan. Kekuatan itu dapat berupa keahlian, keunggulan, sumberdaya maupun teknologi 1.4. Manfaat Perencanaan Bisnis Adapun manfaat membuat perencanaan bisnis ini adalah sebagai berikut: a. Diharapkan perencanaan bisnis ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang b. Diharapkan perencanaan bisnis ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan usaha pada periode-periode selanjutnya c. Diharapkan prencanaan bisnis ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang