Menentukan Jumlah Pelayanan yang Optimal pada Sistem Pengangkutan Sampah di Tempat Pembuangan Sementara Kobana Kota Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengembangan Simulasi Komputer Model Antrian Nasabah Untuk Menganalisa Unjuk Kerja Layanan Teller Bank 1

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

Model Antrian Pengangkutan Slag dengan Pendekatan Matematis: Studi Kasus pada PT. Inco Sorowako

Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

Pengembangan Simulasi Komputer Model Antrian Nasabah Untuk Menganalisa Unjuk Kerja Layanan Teller Bank 1

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Seminar Hasil Tugas Akhir

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT

MODEL SIMULASI KINERJA PRODUKSI TEH UNTUK MINIMISASI WORK-IN-PROCESS

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN PARKIR BERBASIS RFID (Radio Frequency Identification) DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. maka perlu dijelaskan mengenai cara-cara yang ditempuh selama proses

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PEMBAYARAN REKENING LISTRIK PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN RAYON MEDAN SELATAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI)

METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: Surakarta, 7-8 Mei 2018

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

Operations Management

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini, menuntut

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MERAK

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan permasalahan, sehingga perlu dijelaskan tentang cara-cara/ metode

Riana Sinaga 1 Alumni Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

Analisis Sistem Antrian di Plasa Telkom Solo dengan Metode Simulasi

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN BONGKAR MUAT DI KADE TERMINAL OPERASI II PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG TANJUNG PRIOK

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menyebabkan bertambahnya volume

Pengantar Proses Stokastik

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

OPTIMALISASI UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MELALUI SIMULASI APLIKASI PROMODEL BERDASARKAN ANTRIAN KENDARAAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Pengantar Proses Stokastik

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

Operations Management

BAB III METODE PENELITIAN

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

Transkripsi:

Statistika, Vol. 7 No. 1, 7 12 Mei 2007 Menentukan Jumlah Pelayanan yang Optimal pada Sistem Pengangkutan di Tempat Pembuangan Sementara Kobana Kota Bandung Denta Anggakusuma, Septiadi Padmadisastra, Bernik Maskun Universitas Padjadjaran, Bandung Abstrak Tulisan ini, merupakan pemecahan masalah dalam mengatasi penumpukan sampah di TPS, sehingga sistem pengangkutan sampah bisa berjalan dengan baik. Studi dilakukan di TPS Kobana, Kota Bandung yang melibatkan tiga jenis pelanggan yang harus dilayani dalam sistem priority service non-preemptive oleh lima server, ketika fasilitas pelayanan (truk) berada dalam sistem. Taksiran distribusi dan parameter dari data hasil observasi, digunakan untuk membangun model simulasi. Dengan penentuan model yang tepat dan taksiran parameter yang baik, model simulasi dapat menggambarkan sistem sebenarnya. Melalui model simulasi akan diperoleh efektivitas dan optimalisasi sistem untuk pemecahan permasalahan pengangkutan sampah. Kata kunci : pelayanan optimal, sistem pengangkutan sampah, priority service non-preemptive, 1. Pendahuluan Pelayanan yang diberikan Perusahaan Daerah Kebersihan (PDK) Kota Bandung dalam sistem pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kobana Kecamatan Regol, merupakan gambaran keadaan yang menuntut pelayanan yang memadai tetapi terbatasi oleh jumlah dan waktu pelayanan. Kadar air dalam sampah perkotaan di Indonesia, yang mencapai 70% sampai dengan 80% [Sudradjat, 19: 2006], memiliki resiko menimbulkan penyakit dan bau busuk yang tinggi. Jika sistem pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terhambat, maka sampah akan terkumpul secara kumulatif di TPS maupun di lingkungan masyarakat. Volume sampah Kota Bandung yang tidak terangkut sekitar 3.000 m 3 dalam sehari [Bramono: 2005]. PDK Kota Bandung dihadapkan dengan minimnya jumlah fasilitas pelayanan (truk) yang dimiliki. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan mengemukakan penyelesaian dari permasalahan penentuan jumlah pelayanan yang optimal dan waktu pelayanan yang tepat pada sistem pengangkutan sampah di TPS Kobana Kecamatan Regol. Penelitian yang dilakukan pada sistem pengangkutan sampah di TPS kobana ini, memiliki manfaat yaitu untuk mengatasi penumpukan pelanggan di TPS. 2. Deskripsi Sistem Kegiatan di TPS dimulai dari pukul 07.00 WIB setiap harinya dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. Kedatangan sampah ke TPS Kobana diangkut menggunakan roda sampah dan mobil pick-up. yang berasal dari rumah tangga dan industri datang ke TPS menggunakan roda sampah yang berkapasitas 1 m 3 dengan jumlah 93 unit dan setiap roda datang ke TPS maksimal sekali dalam sehari. dari fasilitas umum dan pemerintahan diangkut ke TPS dengan 20 roda sampah berkapasitas 1 m 3 yang datang maksimal sekali dalam sehari. Sedangkan sampah dari penyapuan jalan raya, diangkut dengan mobil pick-up yang berkapasitas 3 m 3. Jumlah kedatangan kendaraan maksimal sembilan kali dalam sehari. Armada pengangkut sampah ke TPS tersebut, selanjutnya dinamakan pelanggan. Disiplin pelayanan yang diterapkan di TPS Kobana adalah priority service nonpreemptive, yaitu pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi terlebih dahulu tetapi pelanggan dengan prioritas yang lebih tinggi tidak dapat menginterupsi 7

8 Denta Anggakusuma, Septiadi Padmadisastra, Bernik Maskun pelanggan yang prioritasnya lebih rendah yang sedang dilayani. Disiplin pelayanan untuk pelanggan yang datang dengan prioritas yang sama sesuai dengan prinsip first come first service. Mobil pick-up mempunyai prioritas pertama untuk dilayani, kemudian sampah dari fasilitas umum dan pemerintahan, selanjutnya baru melayani sampah dari industri dan masyarkat. Sistem pelayanan untuk pelanggan, dilakukan ketika truk pengangkut sampah yang berkapasitas 10 m 3 berada di TPS untuk diangkut ke TPA Sarimukti. Sebelum tersedianya fasilitas pelayanan, pelanggan hanya melakukan antrian di TPS tanpa mendapatkan pelayanan. Jumlah truk yang disiapkan PDK berjumlah lima unit dengan disiplin first come first service.. TPS Kobana terdiri dari satu pintu masuk (channel) dan dalam satu waktu dapat terjadi 5 buah pelayanan terhadap pelanggan oleh petugas. Proses pelayanan di TPS dilakukan secara manual, yaitu sampah dari roda sampah atau mobil pick-up diklasifikasi menjadi sampah yang bisa didaur ulang dan sampah yang harus dibuang ke TPA oleh para pemulung. Kemudian sampah yang harus dibuang ke TPA dinaikan secara manual oleh para pemulung ke atas truk pengangkut. Proses pelayanan untuk satu satuan pelanggan selesai sampai seluruh sampah dari roda sampah atau mobil pick-up dimuat ke atas truk pengangkut. Diagram ketentuan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut: 3. Simulasi Gambar 1. Diagram Sistem Pengangkutan di TPS Kobana Kota Bandung Data untuk analisis sistem antian di TPS Kobana adalah data perjalanan pelanggan dan fasilitas pelayanan dalam menempuh sistem yang meliputi waktu kedatangan pelanggan dan fasilitas pelayanan serta waktu pelayanan server terhadap pelanggan. Observasi dilakukan secara kontinu pada periode waktu 22 28 Januari 2007. Melalui data observasi tersebut ditaksir parameter dan distribusinya melalui uji Kolmogorov-Smirnov atau chi square melalui software Arena 7.01. Kemudian dibangun model simulasi sebagai berikut: 1. Kedatangan Pelanggan rumah tangga maksimal sebanyak 93 kedatangan setiap hari, dengan distribusi waktu antarkedatangan: f x 0,001 Weibull 19,800;1,130 Pelanggan dinas maksimal sebanyak 20 kedatangan setiap hari, dengan distribusi waktu antarkedatangan: f x 0,999 Eksponensial 49,600 Pelanggan pick-up maksimal sebanyak 9 kedatangan setiap hari, dengan distribusi waktu antarkedatangan: f x 2,000 Eksponensial 75,300 Fasilitas pelayanan truk maksimal sebanyak 5 kedatangan setiap hari, dengan distribusi waktu antarkedatangan: f x 15,000 Weibull 83,000;1,420 2. Disiplin antrian adalah priority service non-preemptive. 3. Pelayanan

Menentukan Jumlah Pelayanan yang Optimal pada Sistem Pengangkutan di Tempat Pembuangan Sementara Kobana Kota Bandung 9 Waktu pelayanan server 1 berdistribusi: f x 13,500 Weibull 10,900;2,290 Waktu pelayanan server 2 berdistribusi: f x 13,500 Weibull 12,400;2,160 Waktu pelayanan server 3 berdistribusi: f x 14,500 Weibull 11,800;1,990 Waktu pelayanan server 4 berdistribusi: f x 11,500 Weibull 15,100;2,390 Waktu pelayanan server 5 berdistribusi: f x 13,500 Weibull 12,600;2,410 4. Sistem berjalan selama sembilan jam setiap hari, yaitu dari jam 07.00 sampai dengan jam 16.00 WIB. Asumsi dari model simulasi ini yaitu: 1. Distribusi waktu antarkedatangan dan waktu pelayanan stasioner dalam setiap waktu. 2. Kapasitas roda sampah sebnyak 1 m 3, mobil pick-up berkapasitas 3 m 3, dan truk berkapasitas 10 m 3. Simulasi dilakukan dengan dasar model tersebut, melalui software Arena 7.01. Diagram alur simulasi disajikan melalui gambar berikut: Keterangan: Gambar 2. Diagram Alur Model Simulasi untuk Sistem Pengangkutan di TPS Kobana Kota Bandung 1. Create merupakan kedatangan pelanggan atau truk. 2. Batch merupakan tempat penggabungan unit antrian. 3. Hold adalah garis antrian. 4. Decide merupakan perintah untuk mendistribusikan pelanggan kedalam beberapa pilihan. 5. Server merupakan tempat untuk melakukan pelayanan 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Simulasi dilakukan selama tujuh hari secara kontinu. Hasil simulasi terlihat dalam tabel berikut ini:

10 Denta Anggakusuma, Septiadi Padmadisastra, Bernik Maskun Tabel 1. Hasil Simulasi pada Sistem Pengangkutan di TPS Kobana Kota Bandung Hari Datang Harus Diangkut Daya Angkut Sisa di TPS Ratarata Tunggu (menit) Rata-rata Volume Menunggu 1 55 55 50 5 55 5 2 68 73 50 23 208 15 3 79 102 50 52 85 10 4 43 95 50 45 273 18 5 62 107 50 57 389 32 6 71 128 50 78 587 58 7 57 135 50 85 646 72 Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui gambaran simulasi yang dijalankan selama tujuh hari, menyisakan tumpukan pelanggan dengan volume sampah yang tidak terangkut dari TPS sebanyak 85 m 3. Pada hari pertama volume sampah yang datang ke TPS berjumlah 55 m 3. Sedangkan yang terangkut hanya sebanyak 50 m 3. Dengan demikian, sampah yang tersisa pada hari pertama akan menjadi beban pengangkutan di hari berikutnya sebanyak 5 m 3. Rata-rata waktu tunggu setiap 1 m 3 sampah di TPS selama satu hari pengamatan adalah 55 menit dengan rata-rata volume sampah yang menunggu di TPS sebanyak 5 m 3. Melalui tabel tersebut dapat diketahui bahwa akibat tidak terangkutnya pelanggan setiap hari, maka rata-rata waktu tunggu pelanggan dalam sistem akan semakin lama karena harus menunggu sampai keesokan harinya untuk diangkut. Demikian pula jumlah pelanggan yang menunggu dalam antrian akan semakin menumpuk. Dalam sistem yang berjalan sekarang, kejadian seperti ini selalu terjadi, sehingga perlu adanya optimlalisasi dari sistem pengangkutan sampah di TPS Kobana. Tabel 2. Optimalisasi Jumlah Fasilitas Pelayanan pada Sistem Pengangkutan di TPS Kobana Kota Bandung Hari yang Datang Kebutuhan Truk 1 55 6 2 68 7 3 79 8 4 43 5 5 62 7 6 71 8 7 57 6 Rata-rata 7 Kebutuhan jumlah fasilitas pelayanan (truk) dihitung dengan tujuan tidak terjadinya antrian pelanggan yang tersisa dalam satu periode simulasi sehingga sistem pengangkutan sampah berjalan dengan baik dan resiko yang ditimbulkan tumpukan sampah bisa teratasi. Jumlah fasilitas dikatakan optimum, ketika seluruh sampah setiap hari dapat terangkut dari TPS dengan jumlah truk yang paling sedikit. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kebutuhan fasilitas pelayanan (truk) yang optimal berjumlah tujuh unit. Evaluasi dari optimalisasi yaitu menjalankan sistem melalui simulasi dengan model yang sama, kecuali distribusi waktu antarkedatangan fasilitas pelayanan dan jumlah fasilitas pelayanan yang datang dalam sehari. Distribusi waktu antarkedatangan fasilitas pelayanan dalam model optimal adalah:

Menentukan Jumlah Pelayanan yang Optimal pada Sistem Pengangkutan di Tempat Pembuangan Sementara Kobana Kota Bandung 11 f x 3,963 Weibull83,000;1,420 dengan rata-rata = 81,263 menit. Hasil simulasi model optimal terangkum dalam tabel berikut ini: Tabel 3. Hasil Simulasi Evaluasi Sistem Pengangkutan di TPS Kobana Kecamatan Regol Kota Bandung Jumlah Waktu Simulasi Datang Terangkut Rata-rata Waktu Tunggu (menit) Rata-rata yang Menunggu 1 bulan 1791 1791 134 6 3 bulan 10937 10937 247 7 1 tahun 21911 21911 125 5 2 tahun 43951 43951 309 6 Simulasi dilakukan dalam jangka panjang, dengan model yang optimal dan kondisi sistem yang sama. Melalui Tabel 3 dapat diketahui bahwa, selama sebulan simulasi, jumlah sampah yang datang sebanyak 1791 m 3. Seluruh sampah tersebut dapat terangkut dengan rata-rata waktu tunggu 134 menit tiap 1 m 3 sampah dan rata-rata volume sampah yang menunggu dalam sistem berjumlah 6 m 3. Melalui evaluasi ini, dapat disimpulkan bahwa dengan pelayanan dari Perusahaan Daerah Kebersihan (PDK) Kota Bandung sebanyak 7 truk dalam sehari, volume sampah yang datang ke TPS Kobana Kecamatan Regol Kota Bandung dapat diimbangi, sehingga penumpukan pelanggan di TPS dapat teratasi dengan baik. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Rata-rata kebutuhan fasilitas pelayanan (truk) setiap hari yang optimal pada sistem pengangkutan sampah di TPS Kobana Kecamatan Regol berjumlah tujuh unit, dengan rata-rata waktu antarkedatangannya sebesar 81,263 menit. Saran 1. Untuk mendapatkan optimalisasi yang lebih akurat, dilakukan penelitian lanjutan dengan melihat trend waktu kedatangan pelanggan. 2. Perlu diperhitungkan optimalisasi biaya untuk memperoleh sistem yang lebih efisien. 6. Daftar Pustaka Bramono, Sandhi Eko. 2005. Bandung yang Bersih, Asri, dan Sehat. Bandung: Departemen Teknik Lingkungan ITB. Kelton, W. David. 2002. Simulation with Arena, Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. Kleinrock, Leonard. 1975. Queueing System Theory, Volume 1. New York: John Willey & Sons, Inc. Siagian, P. 1987. Penelitian Operasional Teori dan Praktek. Jakarta: Universitas Indonesia. Sudradjat. 2006. Mengelola Kota. Jakarta: Penebar Swadaya.

12 Denta Anggakusuma, Septiadi Padmadisastra, Bernik Maskun