TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah murbei adalah Morus spp terdapat kira-kira 68 spesies dari

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah tanaman murbei adalah Morus spp merupakan genus dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk wilayah

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kangkung (Ipomoea reptans poir) termasuk ke dalam kingdom. plantae, divisi spermatophyta, kelas dicotyledonae dan famili

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

PEMBAHASAN. Tabel 11 Hubungan jenis murbei dengan persentase filamen Jenis Murbei

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

Oleh : Lincah Andadari

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Echinochloa crus-galli (L.) P. Beauv. Morfologi Echinochloa crus-galli

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Murbei Nama ilmiah murbei adalah Morus spp terdapat kira-kira 68 spesies dari genus Morus. Mayoritas dari spesies ini terdapat di Cina (24 spesies) dan Jepang (19 spesies). Genus ini sangat sedikit terdapat di Afrika dan Eropa serta tidak terdapat di Australia (Datta, 2002). Budidaya murbei sudah dimulai ribuan tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan pakan pada pemeliharaan ulat sutera (Sanchez, 2002). Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerahdaerah yang cukup basa (ph>6.5) seperti di lereng gunung, daerah berkapur dan tanah yang berdrainase baik. Tanaman murbei dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Ketinggian yang optimum dihubungkan untuk pemeliharaan sutera, yaitu 400 m - 700 m di atas permukaan laut (Atmosoedarjo dkk., 2000). Murbei dapat tumbuh di iklim tropis dan sub tropis. Murbei yang tumbuh di daerah tropis dan sub tropis mempunyai perbedaan dalam pertumbuhannya, di daerah tropis pertumbuhan murbei sepanjang tahun tidak mengalami masa istirahat sehingga daun dapat di panen terus menerus, sedangkan di daerah sub tropis pada musin dingin mengalami masa istirahat, akan tetapi terlihat perbedaan pertumbuhan pada saat musim hujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh faktor air tanah yang mengakibatkan produksi daun pada musim kemarau menurun dibandingkan dengan pada musim hujan kecuali pada perkebunan murbei yang mendapat pengairan (Andadari, 2005). Menurut Sunanto (1997), murbei dikenal dengan nama umum sebagai besaran (Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali), kertu (Sumatera Utara), gertu 5

(Sulawesi), kitaoc (Sumatera Selatan), kitau (Lampung), moerbei (Belanda), mulberri (Inggris), gelsa (Italia), Murles (Prancis). Sistematika tanaman murbei (Sunanto, 1997), sebagai berikut : Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Urticalis : Moraceae : Morus : Morus alba Murbei memiliki bunga majemuk berbentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota berbentuk tajuk, dan berwarna putih, dalam satu pohon terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tahun (Arisandi dan Andriani, 2006). Tanaman murbei dapat diperbanyak dengan biji, stek dan okulasi. Cara yang umum digunakan dalam perbanyakan tanaman murbei adalah stek batang. Keuntungannya, bibit yang dihasilkan relatif sama dengan induknya, mudah, murah dan lebih cepat berproduksi dibanding dengan cara generatif (Darajat, 2003). Menurut Nur dan Suprijadji (1986) disamping keseragaman tanaman, saat produksi tanaman asal stek lebih awal tumbuh dan lebih tinggi. Murbei adalah tanaman berkayu yang berumur panjang yang dapat dibudidayakan secara vegetatif (Ting -zing et al., 1988). Tingginya dapat mencapai 6 meter. Percabangannya tegak atau mendatar dan berwarna hijau, abuabu atau putih kecoklatan. Bentuk daun oval, membulat dan berlekuk dengan tepi daun bergerigi dan ujung daun meruncing (Darajat, 2003). 6

Beberapa tanaman pakan termasuk murbei dapat berkontribusi sebagai penyeimbang suplai hijauan selama musim kemarau bila kualitas kebun rumput menurun. Nilai nutrisi dan kecernaan murbei yang tinggi sebagai pakan sumber protein sangat potensial sebagai pakan utama dan pakan tambahan untuk ternak kambing (Schmidek et al., 2002). Kandungan nutrisi dan produksi biomassanya yang tinggi menjadikan murbei sebagai hijauan yang ideal untuk dibudidayakan dengan skala besar didaerah yang beriklim tropis (Jelan and Saddul, 2004). Produktivitas dan kualitas nutrisi tanaman pakan dipengaruhi oleh umur (fase tumbuh) tanaman (Nelson and Moser, 1994) maupun komposisi fraksi tanaman, seperti rasio daun/batang (Ugherughe, 1986; Thapa et al., 1977). Disamping itu, frekuensi pemotongan dapat mempengaruhi produksi bahan kering, komposisi morfologis, komposisi nutrisi serta kecernaan pakan (Kabi and Bareeba, 2008). Kandungan nutrisi murbei berdasarkan beberapa hasil penelitian disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Kandungan nutrisi murbei berdasarkan hasil penelitian Bagian Murbei BK (%) PK (%) NDF (%) ADF (%) Abu (%) ADL (%) Ket. 20,1-26,0 22,9-25,6 26,1-37,3 19,4-22,2 5,9-9,5 6,9-9,0 1 Daun 23,7-26,8 20,8-25,6 30,7-34,5 23,1-25,2 16,1-24,8 4,9-5,8 2 24,9-32,4 26,9-35,8 28,3-30,9 17,9-18,5 9,2-10,9 3,4-4,8 3 18,2-32,6 5,5 8,8 71,7-81,1 56,0-57,6 2,6-6,3 14,2-16,3 1 Batang 20,9-30,0 6,3-10,7 59,0-69,8 36,6-48,8 5,5-10,0 6,7-10,1 2 23,7-36,3 6,9-15,8 61,1-72,3 45,5-56,8 3,9-9,5 12,8-32 3 Daun + Batang 25,2-34,4 17,2-32,0 33,2-52,4 22,4-37,9 6,7-10,1 5,2-13,6 3 Sumber : 1. De Almeida and Fonseca (2002) 2. Boschini (2002) 3. Saddul et al., (2004) 7

2.2. Umur Panen Salah satu aspek pengelolaan hijauan pakan adalah pengaturan umur panen. Umur panen berhubungan dengan produksi yang dihasilkan dan nilai gizi tanaman dan kesanggupan untuk bertumbuh kembali. Pemotongan yang terlalu berat dengan tidak memperhatikan kondisi tanaman akan menghambat pertumbuhan tunas yang baru sehingga produksi yang dihasilkan dan perkembangan anakan menjadi berkurang, sebaliknya pemotongan yang terlalu ringan menyebabkan pertumbuhan tanaman di dominasi oleh pucuk dan daun saja, sedangkan pertumbuhan anakan berkurang (Ella, 2002). Menurut Aminudin (1990) pemotongan tanaman pakan umumnya dilakukan pada akhir masa vegetatif atau menjelang berbunga untuk menjamin pertumbuhan kembali ( regrowth) yang optimal, sehat dan kandungan gizinya tinggi. Namun umur pemotongan yang kurang tepat akan mempengaruhi kualitas dan produktivitasnya. Umur pemotongan yang terlalu pendek akan mengurangi produksi bahan kering dan kualitas rendah akibat dari pertumbuhan fase vegetatif belum maksimal (Hindratiningrum, 2010). 2.3. Lahan Gambut Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik seperti sisa-sisa jaringan tumbuhan yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama (Najiyati dkk., 2005). Menurut Driessen (1978) gambut adalah tanah yang memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65% (be rat kering) dan ketebalan gambut lebih dari 0,5 m. Pembentukan gambut di beberapa daerah pantai Indonesia diperkirakan dimulai sejak zaman glasial akhir, sekitar 3.000-5.000 tahun yang lalu. Proses 8

pembentukan gambut pedalaman bahkan lebih lama lagi, yaitu sekitar 10.000 tahun yang lalu (Brady, 1997). Agar dapat berfungsi secara baik, lahan rawa (termasuk gambut) perlu dimanfaatkan sesuai fungsinya dengan memperhatikan keseimbangan antara kawasan non budidaya, kawasan budidaya, dan kawasan preservasi (Widjaya, 1996). Kawasan non budidaya merupakan kawasan yang tidak boleh digunakan untuk usaha dan harus dibiarkan sebagaimana adanya dan kawasan pengawetan atau preservasi adalah kawasan yang dengan pertimbangan tertentu harus dibiarkan sebagaimana aslinya dengan status masa kini sebagai kawasan non budidaya. Kawasan budidaya adalah kawasan yang dinilai layak untuk usaha di bidang pertanian dan berada di luar kawasan non budidaya dan preservasi (Najiyati dkk., 2005). Dengan adanya kawasan budidaya pemanfaatan lahan gambut dapat dimaksimalkan sebagai lahan untuk budidaya tumbuhan rumput atau legume. Gambut berdasarkan tingkat kematangannya dapat dibedakan menjadi: 1) gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan bahan asalnya tak dikenali, berwarna coklat tua sampai hitam dan bila diremas kandungan seratnya < 15%, 2) gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk, sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas bahan seratnya 15-17% dan 3) gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas > 75% seratnya masih tersisa (Agus dan Subiksa, 2008) 9

2.4. Hay Hay adalah tanaman hijauan pakan, berupa rumput-rumputan/leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering dengan pengurangan kadar air dalam proses pembuatan hay adalah dari kandungan air 70-90% menjadi 15-20% (Suttie, 2000).. Tekstur fisik hay adalah faktor utama dan hay dalam bentuk potongan biasanya lebih disukai daripada hay utuh (Church, 1991). Tujuan pembuatan hay adalah mengurangi kandungan air dari hijauan segar hingga kandungan airnya cukup rendah untuk menghindari hijauan dari kerusakan yang disebabkan oleh aktifitas mikroba (McDonald et al., 2002). Hal ini akan menyebabkan hijauan tersebut aman untuk disimpan tanpa kehilangan zat gizinya (Perry et al., 2004). Hay dapat dibuat dari rumput lapangan, rumput budidaya, leguminosa maupun fooder tree (Suttie, 2000). Hay adalah cara yang umum dilakukan untuk penyimpanan hijauan pakan dalam jangka waktu yang lama. Hay berbeda dari kebanyakan komoditi pertanian lainnya karena hay sangat beragam dan dibuat dari jenis yang berbeda bahkan campuran dari beberapa jenis hijauan (Caddel and Allen, 2003). 10