II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurame ( Osphronemus goramy 2.2 Pertumbuhan Ikan Gurame

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pertumbuhan Ikan Gurami

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas ( Cyprinus carpio 2.2 Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormone (GH))

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI cdna HORMON PERTUMBUHAN IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) MOCHAMAD SYAlFUDlN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

PENDAHULUAN Latar belakang

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN MELALUI PAKAN DENGAN BAHAN PENYALUT BERBEDA DAN PELLETING PADA IKAN NILA DULLAH IRWAN LATAR

ABSTRAK. Keyword: Cromileptes altivelis, recombinant growth hormone, immersion. Riau

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN RECOMBINANT GROWTH HORMONE (rgh) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA NILA SALIN (Oreochromis niloticus)

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

I. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Kelangsungan Hidup

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

RETENSI ENERGI PADA IKAN

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

Lampiran 1 Hasil analisis SDS-PAGE protein rekombinan hormon pertumbuhan ikan gurami (roggh), ikan mas (rccgh) dan ikan kerapu kertang (relgh).

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurami yang direndam dalam air tawar mengandung hormon pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAME YANG DIBERI HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN DENGAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA PUSTIKA RATNAWATI

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

I PENDAHULUAN. Ternak itik mulai diminati oleh masyarakat terutama di Indonesia. Karena,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Ebbin M. SIlalahi1 1, Prof.Dr.Ir.Usman M Tang.MS 2, Ir.Mulyadi M.Phil 3 ABSTRACT

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

TINJAUAN PUSTAKA Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormone Teknologi DNA Rekombinan

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

3.KUALITAS TELUR IKAN

I. PENDAHULUAN. salah satu daya pikat dari ikan lele. Bagi pembudidaya, ikan lele merupakan ikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

5 Pada beberapa jenis ikan, defisiensi fosfor tenitama ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, efisiensi pakan yang rendah dan mineralisasi tulang

I PENDAHULUAN. Itik mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurame (Osphronemus goramy) Ikan gurame merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dari bangsa Labyrinthici. Ikan ini merupakan asli ikan Indonesia dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Karena ukurannya dapat mencapai 5 kg/ekor sehingga orang Inggris menyebutnya giant goramy, sedangkan di Indonesia ikan ini dikenal dengan beberapa nama sesuai daerahnya. Orang Jawa menyebutnya ikan gurame/gurameh, Sumatera menyebutnya ikan kalau, kala, dan kalui, sedangkan di Kalimantan disebut ikan kalui. Ikan ini merupakan jenis ikan konsumsi, memiliki morfologi dengan bentuk tubuh pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Ikan ini memiliki pertumbuhan yang relatif lebih lambat dibandingkan pada kebanyakan ikan air tawar lainnya. Untuk mencapai ukuran konsumsi (~500 g) dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun (SNI 2006). 2.2 Pertumbuhan Ikan Gurame Pertumbuhan didefenisikan sebagai perubahan ukuran baik panjang maupun dimensi fisik lainnya, termasuk volume massa atau bobot, baik pada keseluruhan tubuh organisme maupun pada berbagai jaringan. Selain itu, perubahan tersebut dapat berkaitan dengan kandungan protein, lemak atau komponen kimia lainnya dari ke seluruhan tubuh, perubahan kandungan energi atau komponen jaringan dari seluruh tubuh (Weatherley & Gill 1987). Pertumbuhan ikan sangat berkaitan dengan asupan pakan yang mengandung komponen berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Komponen tersebut yang sangat dibutuhkan adalah protein karena merupakan nutrien yang digunakan untuk perbaikan jaringan tubuh yang rusak, pemeliharaan protein tubuh, sebagai cadangan untuk pertumbuhan dan sumber energi. Kebutuhan energi pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya ukuran dan kecernaan ikan, suhu air, dan kualitas protein. Kualitas dari protein bergantung

6 pada nilai biologis yang digambarkan dari jumlah dan kualitas asam amino yang dikandungnya (Watanabe 1988). 2.3 Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan (growth hormone, GH) merupakan satu rantai polipeptida yang berukuran sekitar 22 kda, disekresikan oleh bagian anterior dari kelenjar pituitari yang berperan dalam memacu pertumbuhan tubuh, khususnya dengan merangsang pelepasan somatomedin, dan mempengaruhi metabolisme protein, karbohidrat, dan lipid. GH bekerja dengan merangsang sintesis protein dan pemecahan lemak (untuk energi). Hormon ini merupakan peptida yang besar yang terdiri dari 191 asam amino. Sekresi hormon pertumbuhan dikendalikan oleh hipotalamus. Somatotropin menggambarkan hormon pertumbuhan yang biasa diproduksi di pituitari, sedangkan somatropin menggambarkan hormon pertumbuhan yang diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan pada bioreaktor/fermentasi (Lindholm 2006). Sekresi GH dirangsang oleh growth hormone releasing hormone (GHRH), ghrelin, protein pakan, kandungan gula darah yang rendah, peningkatan sekresi androgen, dan arginin, sedangkan yang menghambat antara lain somatostatin, konsentrasi hormon pertumbuhan dan insulin-like growth factor-1 (IGF-1) yang bersirkulasi, kandungan gula darah yang tinggi, glukokortikoid, dan estradiol ataupun estrogen lainnya. Fungsi GH yang sangat penting adalah memperbaiki dan memacu pertumbuhan somatik (Moriyama & Kawauchi 1990). Pada ikan, GH memiliki beberapa fungsi antara lain merangsang pertumbuhan gonad (Wong et al. 2006), otot dan tulang (Debnanth 2010). Selain itu, GH pada ikan juga berperan dalam proses osmoregulasi (Sakamoto et al. 1997), meningkatkan nafsu makan/metabolisme (Rousseau & Dufour 2007), proses metamorfosis dan perkembangan (Anathy et al. 2009), merangsang hati untuk mengeluarkan IGF-1 (Moriyama et al. 2000), efisiensi pemberian pakan, menjaga keseimbangan/homeostasis energi, tingkah laku ketika bermigrasi, proses gametogenesis puberitas, perkembangan embrio (Debnanth 2010), serta meningkatkan sistem imunitas tubuh (Sakai et al. 1997; Yada et al. 1999). Mekanisme GH dalam mempengaruhi pertumbuhan pada ikan yakni secara langsung dan tidak langsung. Mekanisme secara langsung, yakni GH akan

7 secara langsung mempengaruhi pertumbuhan organ tanpa perantara IGF-1 dalam hati. Mekanisme secara tidak langsung, yakni GH mempengaruhi pertumbuhan dimediasi oleh IGF-1 dalam hati. Mekanisme ini berlangsung dengan adanya beberapa faktor yang berperan, yaitu: reseptor GH berperan dalam menangkap sinyal GH yang di sekresikan oleh kelenjar pituitari, GH binding protein (GHBPs) berperan dalam pengangkutan dan melindungi GH di dalam darah, dan IGF binding proteins (IGFBPs) berperan dalam melindungi dan mengangkut IGF-1 di dalam darah menuju ke organ target, serta reseptor IGF berperan dalam menangkap sinyal IGF-1 dalam organ-organ yang menjadi target (Debnanth 2010). 2.4 Insulin-like Growth Factor-1 dan Growth Hormone Receptor-1 Insulin-like growth factor (IGF-1) merupakan polipeptida rantai tunggal dengan berat molekul sekitar 7 kda dan dikenal dengan nama lain somatomedin C, esensial bagi pertumbuhan embrio dan postnatal vertebrata. Sintesis dan pelepasan IGF-I dimulai dari masuknya rangsangan dari luar yang diintegrasikan oleh otak menjadi suatu perintah ke kelenjar pituitari untuk mensintesa dan mensekresikan GH. GH masuk ke dalam jaringan pembuluh darah, kemudian berikatan dengan reseptor yang sesuai/growth hormone receptor (GHR) di beberapa organ target terutama hati untuk menstimulasi sintesis dan pelepasan IGF-I. Selain itu, hati juga dapat distimulasi oleh GH endogen dan eksogen untuk memproduksi IGF-I. Sciara et al. (2008) menemukan korelasi dose dependent response antara GHR dengan IGF-1 pada ikan pejerrey Odontesthes bonariensis, di mana IGF-I di dalam hati meningkat secara dramatis segera setelah dilakukan penyuntikan rpjgh pada ikan tersebut. Selanjutnya, GHR tidak mengalami peningkatan karena pituitari tidak memberikan sinyal untuk memproduksi GH. Namun demikian, kandungan GH dan IGF-I dapat memberikan umpan balik secara negatif terhadap kelenjar untuk tidak mensekresikan GH (Moriyama & Kawauchi 2001). Beberapa penelitian telah dilakukan pada berbagai spesies teleostei, dan membuktikan bahwa GH merupakan pengatur utama produksi IGF-I. Kandungan plasma IGF-I lebih tinggi pada ikan yang memiliki pertumbuhan yang cepat di bandingkan dengan ikan dengan pertumbuhan yang lambat. Selain itu, kandungan

8 plasma IGF-I pada ikan yang hidup di air hangat lebih tinggi daripada di air dingin (Moriyama & Kawauchi 2001). 2.5 Efek rgh Pada Pertumbuhan Ikan rgh telah banyak digunakan untuk memacu pertumbuhan ikan. Pemberian rgh ikan mas yang diproduksi dalam Pichia pastoris sebanyak 0,1 μg/g bobot tubuh benih ikan nila dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar 53,1% dibandingkan dengan kontrol (Li et al. 2003). Pemberian rgh tersebut dapat dilakukan melalui injeksi (Sekine et al. 1985; Tsai et al. 1995; Li et al. 2003; Funkenstein et al. 2005; Lesmana 2010), melalui perendaman (Acosta et al. 2007; Putra 2010; Syazili et al. 2011) serta melalui pakan (Tsai et al. 1997; Handoyo 2012). Pemberian 0,5% rgh per kg pakan yang diberikan selama 12 minggu pada juvenil ikan sea bream hitam menunjukkan perbedaan bobot sebesar 60% dari perlakuan kontrol setelah pemeliharaan selama 16 minggu (Tsai et al. 1997). Menurut Sekine et al. (1985), pemberian rgh pada ikan rainbow trout dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 50% dibandingkan dengan ikan rainbow trout yang tidak diberi perlakuan rgh, sedangkan pada benih ikan beronang pemberian rgh sebesar 0,5 μg/g bobot tubuh sebanyak 1 kali per minggu selama 4 minggu dapat meningkatkan bobot tubuh sebesar 20% dari kontrol (Funkenstein et al. 2005). Selanjutnya, pemberian rgh pada benih ikan nila dengan dosis 30 mg/kg pakan dengan frekuensi pemberian 2 kali seminggu selama 3 minggu terbukti meningkatkan bobot tubuh sebesar 214,7% dari kontrol (Hardiantho 2011). 2.6 Pakan Ikan Gurame Ikan memenuhi sebagian besar kebutuhan energinya dari protein yang terkandung dalam pakan. Oleh karena itu, rasio energi/protein (rasio E/P) sangat berpengaruh terhadap efisiensi pemanfaatan protein dan energi. Pakan yang memiliki kandungan energi yang kurang, akan menyebabkan penggunaan sebagian energi yang berasal dari protein untuk mengganti kekurangan tersebut, sehingga energi yang berasal dari protein untuk pertumbuhan menjadi berkurang. Hasil penelitian Mokoginta et al. (1995) menunjukkan kebutuhan protein terhadap larva ikan gurame yang memiliki berat 0,1 dan 0,7 g membutuhkan kadar protein

9 pakan sebesar 43,29% dengan rasio E/P 8,0 kkal DE/g protein. Kebutuhan protein ikan gurame yang berukuran 25 dan 30 g sebesar 32,14% dengan rasio E/P 8 kkal DE/g. Kebutuhan karbohidrat pakan pada ikan gurame dengan bobot tubuh antara 29 dan 32 g adalah 20,8% dan dengan bobot berkisar antara 79 dan 80 dapat menggunakan karbohidrat pakan sampai kadar 47,5% (Mokoginta et al. 2004). 2.7 Penyalutan (Coating) Penyalutan merupakan suatu cara untuk melindungi bahan-bahan yang diberikan bersama dengan pakan dari degradasi yang disebabkan oleh asam lambung ketika berada dalam lambung dan akan terserap dengan baik ketika berada di dalam usus. Bahan yang digunakan untuk penyalutan seperti kitosan, alginat, kuning/putih telur, HPMCP (hydroxypropyl methylcellulose phthalate) dan lainnya. Bahan penyalut seperti HPMCP telah diperkenalkan di pasaran sejak tahun 1971. Sebagai turunan dari selulosa untuk penyalutan, bahan tersebut telah di ujicobakan dan efektif dalam beberapa penelitian, baik di bidang farmasi maupun perikanan. Berdasarkan kelarutannya HPMCP terbagi dua, yaitu HP-50 dan HP-55. HP-50 larut dalam kondisi ph 5,0, sedangkan HP-55 larut dalam kondisi ph 5,5 (Shin-Etsu 2002).