PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNINGUNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELASX-9 SMA NEGERI EBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh: BAYU NUGROHO A

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

ABSTRAK. Kata kunci : Penerapan, Berbasis Masalah (problem based learning), Hasil Belajar, Sosiologi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODE PENELITIAN

Grafik Hasil Belajar Sebelum Tindakan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

*Keperluan korespondensi, HP: ,

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) , ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

III.METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto dkk (2009:) menjelaskan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh: Martono SDN 1 Ngetal, Pogalan, Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Keperluan korespondensi, HP : ,

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LINDA ROSETA RISTIYANI K

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2015

ABSTRAK Maryuningsih. K8411045. PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. November 2015. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta sebanyak 37 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IPS 5 mulai dari hasil tes pra tindakan, siklus I dan siklus II, yaitu 78,48 pada tahap pra tindakan meningkat menjadi 78,75 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 88,51 pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Teknik Peta Pikiran, Prestasi Belajar

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Latar Belakang Masalah Pendidikan bukan sekadar program yang dijalankan oleh pemerintah, sekolah, dan para guru. Pendidikan adalah suatu gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa yang harus melibatkan semua orang. Mendidik adalah tugas setiap orang terdidik. Pada hakikatnya, mendidik adalah tugas konstitusional negara, tetapi sesungguhnya mendidik adalah tugas moral tiap orang terdidik. Masalah mendidik adalah masalah setiap orang, karena setiap orang sejak dahulu sampai sekarang, telah berusaha mendidik anak-anaknya dan bahkan anak-anak lain yang diserahkan kepadanya untuk dididik. Demikian pula masalah belajar dan mengajar, yang dapat dikatakan sebagai tindak pelaksanaan usaha pendidikan, adalah masalah setiap orang.tiap orang boleh dikatakan selalu belajar dan juga dalam arti tertentu mengajar.misalnya guru mengajar peserta didiknya, pelatih (coach) mengajar para olahragawan, dan sebagainya. Kenyataan bahwa belajar dan mengajar adalah masalah bagi guru dan peserta didik, maka perlu dan penting untuk menjelaskan serta merumuskan masalah belajar, terutama bagi kaum pendidik profesional supaya kaum pendidik dapat melaksanakan dengan efisien dan seefektif mungkin. Belajar adalah suatu proses yang membawa individu ke arah perubahan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh individu sehingga individu tersebut memperoleh kemampuan (capability) atau keterampilan yang baru. Kunci keberhasilan

pelaksanaan belajar sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai seorang pendidik dan pengelola kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Depdikbud (2005 : 13), peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Proses belajar dan mengajar tersebut akan lebih optimal apabila guru mampu merencanakan kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Hal tersebut mengandung makna bahwa pembelajaran tidak terlepas dari evaluasi. Dengan evaluasi akan diketahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru kepadanya. Evaluasi juga dapat dijadikan sebagai acuan seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan oleh guru di dalam kelas.terkadang evaluasi yang telah dilakukanoleh guru mendapatkan hasil yang mengecewakan, dimana hasil prestasi belajar siswa tersebut tidak sesuai dengan harapan dari guru pengampunya. Tentu saja kegagalan ini menjadikan perhatian guru untuk mengadakan perubahan (refleksi) cara penyampaian materi yang mudah dicerna oleh siswa. Guru harus mampu mengadakan inovasi baru dalam proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat berhasil sesuai harapan. SMA Al Islam 1 Surakarta merupakan sekolah swasta unggulan yang telah memiliki akreditasi A, sehingga kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan SMA Al Islam 1 Surakarta juga mampu bersaing dan menyesuaikan dengan lembaga pendidikan yang lain, baik dibidang akademis maupun non akademis. SMA Al Islam 1 Surakarta beralamat di Jalan Honggowongso No. 94

Surakarta, Telp. (0271) 713342, Kode Pos 57149. Dalam proses kegiatan belajar mengajarnya, SMA Al Islam 1 Surakarta telah menerapkan Kurikulum 2013 yang sejak tahun ajaran baru 2013/2014 hingga sekarang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih fokus untuk melakukan penelitian di SMA Al Islam 1 Surakarta. Peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang akan dipecahkan pada penelitian ini. Observasi awal dilakukan di SMA Al Islam 1 Surakarta yakni pada kelas X IPS yang terdiri atas lima kelas, meliputi kelas X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3, X IPS 4, dan kelas X IPS 5. Penelitian tindakan kelas yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar siswa, berfokus pada kelas X IPS 5 yang terdiri 37 siswa. Peneliti memilih fokus pada kelas X IPS 5 dikarenakan di kelas tersebut ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan keefektifan kegiatan pembelajaran sosiologi di dalam kelas. Pada tahap observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa permasalahan antara lain ada beberapa siswa yang belum siap dalam menerima pelajaran, hal tersebut dapat dilihat dari adanya siswa yang belum mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran sosiologi. Kelemahan proses belajar mengajar, khususnya dalam mata pelajaran sosiologi di kelas X IPS 5, dapat diidentifikasi dari rendahnya motivasi belajar siswa. Sebagian besar siswa menganggap bahwa proses belajar sosiologi adalah proses menghafal materi pelajaran. Seiring dengan hal tersebut, dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, maka peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model quantum learning agar siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran Sosiologi. Selain perlunya penguasaan materi ajar bagi guru, guru juga dituntut untuk bisa menguasai kelas agar suasana pembelajaran di dalam kelas tersebut

bisa mendorong siswa untuk berprestasi lebih baik. Suasana belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan bisa memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu metode pembelajaran yang membuat siswa merasa nyaman dan suasana yang menyenangkan adalah metode quantum learning. Alasan peneliti memilih metode quantum Learning karena quantum Learning ini sangat cocok apabila diterapkan untuk belajar Sosiologi, bahwa belajar itu bukan hanya tentang apa yang dipelajari, melainkan juga tentang mengapa dan bagaimana mempelajarinya. Quantum Learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa dengan gaya pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa untuk aktif mengemukakan pendapatnya. menggunakan model maupun metode pembelajaran sosiologi yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, penulis mengambil judul: PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan metode quantum learning dengan teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun Ajaran 2015/2016? Dari uraian di atas, mendorong penulis untuk mencari solusi memperbaiki proses pembelajaran sosiologi dengan

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta, yang beralamat di Jalan Honggowongso No. 94 Surakarta, Telp. (0271) 713342, Kode Pos 57149. SMA Al Islam 1 Surakarta sekarang ini dipimpin oleh Drs. H. Abdul Halim yang bertindak sebagai kepala sekolah. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 5 dengan jumlah 37 siswa. Penulis merencanakan waktu penelitian ini berlangsung selama 6 bulan, yakni akan dilaksanakan mulai bulan Juli 2015 Desember 2015. A. Subjek Penelitian Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa X IPS 5 di SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa. Dalam kelas tersebut, ditemukan beberapa permasalahan kaitannya dengan pembelajaran sosiologi di dalam kelas. B. Data dan Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) mengatakan bahwa Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Penelitian tidak mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang sudah ditentukan. Menurut Sugiyono (2009: 137) mengatakan bahwa Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari siswa. Data sekunder diperoleh dari SMA Al Islam 1 Surakarta. Adapun bentuk dari data sekunder ini berupa dokumen daftar nama dan prestasi belajar siswa kelas X IIS SMA Al Islam 1 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015.

C. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat. Adapun metode utama pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal, yaitu data pada saat proses pembelajaran belum menerapkan metode quantum learning. Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan oleh peneliti selama tiga tahap, mulai dari kegiatan awal pra tindakan, pada siklus I dan pada akhir siklus II. Observasi dilakukan secara terus menerus dengan cara mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas X IPS 5 saat guru sedang memberikan materi pelajaran Sosiologi. Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Tes Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Penelitian ini menggunakan tes yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta. Bentuk tes yang dilakukan dalam

tes ini yaitu tes tertulis. Tes dilakukan tiga kali yakni pada saat tahap pra tindakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, di akhir siklus I, dan pada akhir siklus II. D. Uji Validitas Data Pada dasarnya, validitas PTK sama dengan validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu memberikan makna langsung terhadap tindakan yang dilakukan berdasarkan perspektif anggota penelitinya. Dengan demikian, kredibilitas penafsiran peneliti dipandang lebih penting daripada validitas internal. E. Analisis Data Analisis data adalah kegiatan mencermati, menguraikan, dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas, sesuai dengan ciri dan karakteristik serta bentuk hipotesis PTK, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Pada teknik kuantitatif analisis data dilakukan dengan membandingkan rata-rata nilai sosiologi yang didasarkan pada nilai KKM pada saat kondisi pra tindakan dengan setelah dilakukannya tindakan. Sedangkan pada teknik kualitatif, analisis data dilakukan dengan cara mengamati dan membandingkan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa saat menggunakan metode quantum learning pada setiap siklusnya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk perbaikan dalam siklus berikutnya. F. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi. Prosedur penelitian kelas yang diterapkan dilakukan secara bertahap, yang berupa planning (perencanaan tindakan), action

(pelaksanaan tindakan), observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terusmenerus. Secara umum tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus dilakukan tindakan tertentu. 1. Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti. Dalam tahap ini, dilakukan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya terdapat Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Quantum Learning, dan lembar evaluasi. 2. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. 3. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah dilakukan. 4. Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis tentang hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki hingga memunculkan program atau perencanaan baru. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus (2x putaran). Setiap siklus dijelaskan sebagai berikut: 1) Siklus I Pada siklus ini difokuskan pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui implementasi quantum Learning. Indikator keberhasilan diukur dari meningkatnya secara kuantitatif aktivitas siswa maupun prestasi belajar siswa,

baik dalam proses pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugas sesuai dengan jenis tugas yang diberikan kepada setiap siswa. 2) Siklus II Pada siklus ini difokuskan pada perbaikan implementasi quantum learning sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran sosiologi. Indikator keberhasilan diukur dari dari kualitas siswa melaksanakan proses pembelajaran, misalnya diukur dari kegairahan siswa mengikuti tahapan pembelajaran, keseriusan melaksanakan tugas, serta kemampuan setiap siswa yang bisa dilihat dari hasil prestasi belajar siswa melalui tes. G. Indikator Capaian Penelitian Indikator kerja adalah suatu acuan yang digunakan peneliti untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah direncanakan. Indikator penelitian ini diambil dari Silabus Kurikulum 2013 Sosiologi kelas X IIS dan kriteria ketuntasan minimum yaitu 75. Jadi indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian tindakan ini adalah sejumlah 85% siswa yang mencapai nilai tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan 1. Observasi Awal di Lapangan Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti melakukan kegiatan observasi untuk mengetahui kondisi awal subjek yang akan diteliti. Observasi ini dilakukan pada tanggal 20, 25, 31 Agustus 2015. Pada observasi peneliti tanggal 20 Agustus, kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung adalah guru memberikan materi kepada peserta didik dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Namun dalam kegiatan tanya jawab ini, terdapat adanya dominasi dari beberapa siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru sementara siswa yang lain cenderung

pasif. Suasana kelas pun menunjukkan persaingan yang tinggi antar peserta didik. Pada observasi kedua yang peneliti lakukan pada tanggal 25 Agustus 2015, guru masih memberikan materi menggunakan metode ceramah dan penugasan. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca artikel kemudian membuat kesimpulan berdasarkan artikel yang telah dibaca. Siswa di berikan kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum di pahami. Setelah siswa selesai membuat kesimpulan, kemudian hasil pekerjaan mereka dikumpulkan kepada guru untuk dinilai. Pada observasi selanjutnya yang peneliti lakukan pada tanggal 31 Agustus 2015, peneliti memberikan pre test kepada peserta didik dengan jumlah 5 soal uraian. Selama menunggu peserta didik mengerjakan soal, peneliti melakukan wawancara kepada guru terkait proses pelaksanaan pembelajaran. 2. Hasil Pre Test Peserta Didik Penelitian diawali dengan pretest yang dilakukan sebelum siklus. KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh SMA Al Islam 1 Surakarta untuk mata pelajaran Sosiologi adalah 75 jika dikonversikan skala 1-4 adalah 3.0. Berdasarkan hasil pre test yang peserta didik kerjakan pada tanggal 31 Agustus 2015 diperoleh hasil rata-rata kelas hanya diperoleh 78,48. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 26, dan yang tidak tuntas sebanyak 11. Berikut ini gambar histogram prestasi belajar siswa pada saat pre test : 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Tuntas Tidak tuntas tidak tuntas tuntas

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Tindakan dilakukan dalam rangka menjawab dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemukan dalam tahap observasi. Tindakan ini dilakukan dalam serangkaian siklus dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta. Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Pada penelitian ini, aspek yang diamati adalah prestasi belajar dengan menerapkan metode quantum learning teknik peta pikiran pada siklus I dan siklus II dimana masingmasin siklus dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk melakukan evaluasi. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan baik dalam proses maupun hasil pembelajaran. hal ini ditunjukkan dari kondisi pra siklus dengan rata-rata kelas yang diperoleh yakni 78,48, hingga kemudian terjadi peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas yang diperoleh yakni 78,75 dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan rata-rata kelas menjadi 88,51. Berikut perbandingan peningkatan prestasi belajar peserta didik antar pra tindakan, siklus I, dan siklus II yang digambarkan dalam bentuk histogram: 90 85 80 75 70 65 Pra Siklus Siklus I Siklus II D. Pembahasan KKM Rata-rata Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masingmasing siklus terdiri atas tiga kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk

penyampaian materi dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi yang berupa tes kognitif. Kemudian siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk penyampaian materi dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi yang berupa tes kognitif. Dari dua siklus tersebut, dapat diketahui hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode quantum learning teknik peta pikiran dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes kognitif siswa pada setiap akhir siklus. Dari prestasi belajar peserta didik dapat dinyatakan bahwa penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan hasil evaluasi berupa tes, tes siklus I dan tes siklus II mata pelajaran Sosiologi bahwa ketuntasan belajar peserta didik sebelum dilaksanakan tindakan hanya 70,27% dengan nilai rata-rata 78,48. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ketuntasan belajar peserta didik menjadi 100% dengan nilai rata-rata kelas 78,75. Hasil ini sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 85% peserta didik tuntas dengan nilai rata-rata 80, namun hasil ini belum maksimal dan masih bisa ditingkatkan maka perlu dilaksanakan tindakan pada siklus II untuk meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik. Hasil persentase ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II yaitu 97,3% namun nilai rata-rata meningkat menjadi 88,51. Dari hasil tindakan, pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, walaupun ada beberapa nilai siswa yang menurun. Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini berhasil menjawab hipotesis yang diajukan. Penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat memperbaiki proses pembelajaran pada mata pelajaran

Sosiologi Kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri atas 3 kali pertemuan yang meliputi tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi tindakan. Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas dari siklus I sampai siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode quantum learning teknik peta pikiran dapat meningkatkan prestasi belajar yang disesuaikan dengan materi dan karakteristik peserta didik kelas X IPS 5 SMA Al Islam 1 Surakarta, walaupun ada beberapa nilai siswa yang menurun pada siklus I, tetapi meningkat lagi pada siklus II. Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari segi hasil dalam proses pembelajaran Sosiologi berdasarkan rata-rata yang dicapai peserta didik kelas X IPS 5 pada pra tindakan, siklus I dan siklus II. Ratarata hasil prestasi belajar siswa pada tahap pra tindakan sebesar 78,48. Pada evaluasi siklus I rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 78,75 dan meningkat kembali pada siklus Iimenjadi 88,51. B. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, dapat dikemukakan beberapa saran oleh peneliti sebagai berikut : 1. Bagi Guru a. Guru dapat menyajikan materi pokok dengan menggunakan variasi metode quantum learning teknik peta pikiran. b. Guru hendaknya mengkaji berbagai permasalahan yang timbul pada saat proses pembelajaran, sehingga

dapat dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berlangsung lebih maksimal. c. Guru hendaknya memberikan motivasi dan semangat belajar kepada siswa secara berkelanjutan agar siswa menjadi aktif dan fokus pada saat pembelajaran. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi maupun bersosialisasi dengan siswa lain dalam proses pembelajaran. b. Siswa hendaknya lebih bersungguh-sungguh dalam proses pembelajaran agar prestasi belajarnya meningkat. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah hendaknya memberikan pelatihan metode pembelajaran kepada guru secara berkala untuk meningkatkan kualitas guru. b. Sekolah hendaknya mendorong guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya untuk menciptakan perbaikan secara berkesinambungan dalam proses pembelajaran.