Pemilihan Teknologi. Pemilihan Lokasi

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan Ajar: Strategi Agribisnis Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP.

PERAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS

BAB 3. ASPEK PRODUKSI

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

MANAJEMEN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

Latar Belakang Pembangunan bidang ekonomi, keseimbangan bidang pertanian dengan industri Pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan; Pembangunan ekono

MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

BAB II LANDASAN TEORI

Operasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA (PRODUCING GOODS AND SERVICES) Gambar 11.1 Proses Transformasi Sumber Daya

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

Potensi daerah yang berpeluang pengembangan tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; usaha perikanan; usaha peternakan; usaha pertambangan; sektor in

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Rahmat Hidayat SE., MM

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS

III. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Basic of Business RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Rikky Herdiyansyah SP.,MSi/ Dasar-dasar Bisnis

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

Modul ke: Pengantar Bisnis. Motif dan Fungsi dari suatu Bisnis. Fakultas Ekonomi. Yennida Parmariza S.Sos, MM. Program Studi Akuntansi

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan controller

produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

Sistem Manajemen Basis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

TUGAS AKHIR. PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN BARANG DAN PENGALOKASIAN ARMADA DI BAGIAN DISTRIBUSI PT.DUA KELINCI PATI (Studi Kasus Pada PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ACARA 4. ASPEK PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Ratih Wulandari, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

V. STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL : ANALISIS MENDALA TENTANG PRODUKTIVITAS DAN PENJUALAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

OPERASI DAN PRODUKTIVITAS

STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

BAB I PENDAHULUAN. masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MANAJEMEN OPERASIONAL PERTEMUAN PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

I. PENDAHULUAN. subsistem agribisnis hulu peternakan (upstream agribusiness) yakni kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1

Pemilihan Teknologi Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai dan dievaluasi: kesesuaian teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan kebutuhan pasar produk proses pengadaan (ketersediaan barangnya, suku cadangnya, biaya pengadaan, dan lain-lain) lain) biaya sosial (lingkungan) kapasitas penggunaan kemampuan sumberdaya manusia dalam pengelolaan dan pengoperasian fleksibilitas dalam proses ketersediaan energi, dan lain-lain. lain. Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi pabrik atau industri pengolahan perlu mempertimbangkan: ketersediaan bahan baku lokasi dan sumber bahan baku lokasi pemasaran sarana dan prasarana fisik (transportasi, distribusi, komunikasi, dan energi) ketersediaan tenaga kerja areal pengembangan, dan lain-lain. lain. Pemilihan lokasi yang tidak tepat akan menyebabkan pemborosan-pemborosan, pemborosan, seperti biaya pengangkutan dan komunikasi, in vestasi sarana dan prasarana umum, dan lain- lain. Kesalahan pemilihan lokasi akan menyebabkan biaya per unit produksi sangat besar sehingga daya saing produknya kurang. 2

Fasilitas Persediaan dan Masukan Perencanaan fasilitas persediaan dan masukan perlu mempertimbangkan fasilitas pergudangan, pengangkutan, dan aspek finansialnya (terutama jika harus menggunakan gudang MANAJEMEN AGRIBISNIS sewaan dan lain-lain). lain). Untuk hal ini, perlu diperhatikan fasilitas persediaan bahan baku utama yang memerlukan tempat yang besar dengan perlakuan-perlakuan khusus untuk menjamin tingginya mutu bahan baku tersebut Perencanaan Bahan Pelengkap Produksi Pengolahan Bahan pelengkap produksi pengolahan adalah bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan. Fasilitas persediaan untuk bahan pelengkap tersebut juga perlu direncanakan, mengingat sifat-sifat bahan pelengkap produksi pengolahan memerlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kualitas. Beragamnya bahan pelengkap yang dibutuhkan dalam proses pengolahan dan memerlukan penanganan yang berbeda menyebabkan pengadaan dan pengelolaannya perlu direncanakan. Hasil akhir, diperoleh suatu rencana pengadaan dan pengelolaan persediaan yang efektif dan efisien. 3

Perencanaan Desain Produksi Desain produksi sangat tergantung pada: besar-kecilnya usaha jenis usaha teknologi yang digunakan intensitas penggunaan tenaga kerja atau modal dan lain-lain. lain. Desain produksi mencakup hal-hal yang berhubungan dengan: perencanaan agregat implementasi rekayasa dan teknologi penjadwalan produksi. Perencanaan agregat implementasi sangat penting untuk memastikan bahwa rencana investasi yang telah dibuat dapat dijalankan. Rencana agregat implementasi tersebut merupakan tahap-tahap yang dilalui setelah keputusan investasi diambil sampai saat sebelum memulai produksi. Jadwal produksi menggambarkan kapan suatu tahapan produksi dilaksanakan, berapa kebutuhan bahan baku, berapa hasilnya, berapa lama, serta berapa tingkat persediaan yang aman dari setiap tahapan produksi. Rekayasa berhubungan dengan bagaimana desain produksi, investasi, dan penjadwalan dapat disusun. 4

Pengorganisasian Input-input dan Sarana Pengolahan Semua sumberdaya produksi, baik berupa input-input maupun berupa fasilitas produksi, diorganisasikan dengan baik sesuai dengan fungsi masing-masing. masing. Pengorganisasian dalam hal sumberdaya manusia dapat berupa penempatan setiap personal pada posisi yang sesuai dan masing-masing personal memiliki deskripsi kerja yang jelas. Pengorganisasian fasilitas produksi meliputi: penyusunan tata letak mesin-mesin sesuai dengan tahapan produksi penempatan fasilitas-fasilitas pada suatu posisi yang efektif dan efisien serta pengalokasian fasilitas-fasilitas produksi berdasarkan kebutuhan. Pengorganisasian input-input produksi lebih mengarah kepada alokasinya yang optimal dalam suatu sistem proses. Kegiatan Pengolahan Pelaksanaan proses produksi dalam agroindustri didasarkan pada rencana produksi yang telah dibuat. Pada tahap ini input-input yang telah direncanakan dan disediakan dimasukkan ke proses produksi sesuai dengan jadwal, jumlah dan jenis, serta urutan yang telah direncanakan untuk menghasilkan output produksi. 5

Pengawasan Kegiatan Pengolahan Fungsi pengawasan lebih ditekankan pada bagaimana mengawasi pelaksanaan rencana untuk menghindari terjadinya penyimpangan- penyimpangan yang tidak diinginkan dan agar proses produksi yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Fungsi pengawasan lebih menekankan pada bagaimana rencana dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan Evaluasi Kegiatan Pengolahan Fungsi evaluasi adalah melakukan penilaian terhadap pelaksanaan produksi dan pencapaian hasil untuk mengkaji kelemahan- kelemahan atau keberhasilan pencapaian output yang telah direncanakan 6

Pengendalian Kegiatan Pengolahan Fungsi pengendalian lebih menekankan pada upaya memberi umpan balik, terutama jika dalam pengawasan didapatkan suatu penyimpangan atau keterpaksaan untuk mengadakan penyesuaian- penyesuaian yang diperlukan. Jika dari hasil evaluasi didapatkan suatu peluang kegagalan, harus segera diadakan pengendalian untuk mengembalikan pada jalur yang benar Perhitungan Nilai Tambah Komoditas Agribisnis O NT = H ( ) o Hbb + Blb I bb N p O I = o bb NT NT (%) =.100% N p H Ibb NT NT(%) = x x100% O H o 7

Keterangan NT = nilai tambah (Rp/kg bahan baku); O = Output (kg/satu proses produksi); Ibb = Volume input bahan baku (kg/satu proses produksi); Ho = Harga output (Rp/kg); Hbb = Harga bahan baku (Rp/kg); Blb = Biaya di luar bahan baku per unit bahan (Rp/kg bahan baku); Np = Nilai produk per unit bahan baku (Rp/kg bahan baku) Terima kasih! 8