PENURUNAN KANDUNGAN ZAT BESI (FE) DALAM AIR SUMUR GALI DENGAN METODE AERASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

28 Jurnal Teknik WAKTU Volume 12 Nomor 02 Juli 2014 ISSN :

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM (IRON (FE) REMOVAL IN DUG WELL BY PNEUMATIC SYSTEM) Benny Syahputra ABSTRAK

Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PENGGUNAAN AERATOR, SODA ASH, DAN FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR FE. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS AERASI, SEDIMENTASI, DAN FILTRASI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

Untuk mengetahui konsentrasi besi (total, Fe2+), maka dilakukan pengujian

Penurunan Kadar Besi (Fe) Dengan Sistem Aerasi dan Filtrasi Pada Air Sumur Gali (Eksperimen)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

MODEL ALAT PENGOLAHAN Fe DAN Mn MENGGUNAKAN SISTEM VENTURI AERATOR DENGAN VARIABEL DIAMETER PIPA VENTURI DAN KEMIRINGAN IRISAN PIPA VENTURI

PADA AIR SUMUR GALI DENGAN AERASI GELEMBUNG UDARA DI DESA SIDING KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

La Aba 1, Bahrin 1, Armid 2. Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

KEEFEKTIFAN VARIASI WAKTU TINGGAL PADA PROSES FILTRASI DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI PERUM GRIYA FAJAR GENTAN BAKI SUKOHARJO

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENENTUAN KUALITAS AIR

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

BAB 7. APLIKASI TEKNOLOGI VENTURY UNTUK MENURUNKAN ZAT BESI DALAM AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting di dunia sebagai

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB XIII TEKNOLOGI VENTURI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS AIR TANAH. Arie Herlambang, M. Abdul Kholiq

BAB III METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

MAKALAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA MAKALAH TEKNOLOGI SEDERHANA PENGOLAHAN AIR GAMBUT

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

Universitas Negeri Gorontalo 2 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

DISTANCE DIFFERENCE INFLUENCE TRAY AND CONCENTRATION VARIATION TO RATES DECREASED EFFICIENCY IRON (Fe) and MANGANESE (Mn) ON TRAY AERATOR

PENGOLAHAN AIR TANAH DENGAN PROSES MICRO BUBBLE GENERATOR

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

Efektifitas Alat Pemurni Air dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) Berdasarkan Variasi Waktu Tinggal Pada Air Sumur Gali.

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Terpadu Universitas Islam Indonesia. Namun dalam pemanfaatannya air tanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

PEMBUATAN ALAT PENGOLAHAN AIR DALAM RANGKA MENGATASI PENCEMARAN BESI DALAM AIR SUMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 Analisa dan Bahasan

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

KEEFEKTIFAN VARIASI SUSUNAN MEDIA FILTER ARANGAKTIF, PASIR DAN ZEOLIT DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

Transkripsi:

PENURUNAN KANDUNGAN ZAT BESI (FE) DALAM AIR SUMUR GALI DENGAN METODE AERASI Maxell Findo Dinata Purba *), Eko Hartini **) * ) Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang ** ) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang email : lepaslanda818@yahoo.co.id; eko_hartini@yahoo.com ABSTRACT Well water has been the main source of water for people in Kumai Hilir area, Central Kalimantan. Based on observation and direct interview to the people, it was found that the color of well water was brownish yellow and when applied for daily laundry and other appliances will leave stain. The aim of the research is to discover the effectivity of cascade aerator and bubble aerator in reducing Fe on well water. The design of the research is quasi experiment by repeating times for each aeration method. Sample of the research was a well water with over-limited Fe owned by a local in Kumai Hilir Central Kalimantan. Fe content before aeration using aerator cascade method was 4.41 mg/l, after aeration Fe reduced to 0.58 mg/l. Fe prior aeration using bubble aerator was 4.41 mg/i, after aeration Fe dropped to 0.74 mg/i. There s no significant effectivity difference in reducing iron using either cascade aerator or bubble aerator. To the people who consume well water, it is recommended to process it before consuming. Key words : well water, level of iron (Fe), aeration ABSTRAK Air sumur gali menjadi sumber air utama bagi masyarakat di Kumai Hilir Kalimantan Tengah. Berdasarkan observasi dan wawancara langsung pada masyarakat diketahui air sumur gali berwarna kuning kecoklatan dan apabila di gunakan untuk mencuci pakaian dan peralatan peralatan lain akan memberikan noda. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektifitas cascade aerator dan bubble aerator dalam menurunkan kadar Fe pada air sumur gali. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pengulangan sebanyak kali untuk setiap metode aerasi. Sampel adalah salah satu air sumur warga yang memiliki kadar Fe yang melebihi nilai baku mutu. Kandungan Fe sebelum dilakukan aerasi dengan metode cascade aerator sebesar 4,41 mg/ l, setelah dilakukan aerasi turun menjadi 0,58 mg/l. Kandungan Fe sebelum dilakukan aerasi dengan metode bubble aerator sebesar 4,41 mg/l, setelah dilakukan aerasi turun menjadi 0,74 mg/l. Tidak ada perbedaan efektifitas yang bermakna antara metode cascade aerator dengan bubble aerator dalam menurunkan kandungan Fe dalam air sumur gali. Masyarakat yang menggunakan air sumur gali, sebaiknya diolah terlebih dahulu baik dengan cascade aerator maupun bubble aerator. Kata Kunci: Sumur gali, kandungan zat besi (Fe), aerasi 67

JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 1 / April 2013 PENDAHULUAN Air bersih tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan karena tanpa air bersih manusia sulit memperoleh sumber air minum. Salah satu sumber air bersih yang banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah air tanah. Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumahrumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7- meter dari permukaan tanah. Berdasarkan hasil uji laboratorium kandungan zat besi (Fe) pada salah satu air sumur warga di Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, Kalimantan Tengah adalah 5,02 mg/l, yang berarti kadar Fe untuk sumur warga tersebut melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui PERMENKES No.416/Menkes/Per/ IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih bahwa kadar maksimum yang diperbolehkan untuk Fe adalah 1,0 mg/i. Adanya kandungan Fe dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian. 1 Kondisi inilah yang dikeluhkan oleh warga pemilik air sumur gali tersebut. Besi atau ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Zat besi terdapat dimana-mana baik di dalam air maupun di dalam tanah dalam berbagai bentuk. Tetapi sejauh ini bentuk umum yang sering ditemukan di sumber mata air adalah Ferrous bicarbonat dan tak berwarna. 2 Zat besi dalam air biasanya terlarut dalam bentuk senyawa atau garam bikarbonat, garam sulfat, hidroksida dan juga dalam bentuk koloid atau dalam keadaan bergabung dengan senyawa organik. Oleh karena itu cara pengolahannyapun harus disesuaikan dengan bentuk senyawa besi dalam air yang akan diolah. 1 Adanya kandungan alkalinity (HCO 3- ) yang cukup besar dalam air akan menyebabkan senyawa besi berada dalam bentuk senyawa ferro bikarbonat Fe(CO 3 ) 2, oleh karena CO 2 lebih stabil daripada (HCO 3 ) maka senyawa bikarbonat cenderung berubah menjadi senyawa karbonat: Fe(CO 3 ) 2 --> FeCO 3 + CO 2 + H 2 O Dari reaksi tersebut dapat dilihat jika CO 2 berkurang maka reaksi akan bergeser ke kanan dan selanjutnya reaksi akan menjadi sebagai berikut: FeCO 3 + CO 2 --> Fe(OH) 2 + CO 2 Hidroksida besi II (Fe(OH) 2 ) mempunyai kelarutan yang besar sehingga jika terus dilakukan oksidasi dengan udara atau aerasi akan terjadi reaksi ion sebagai berikut: 4 Fe 2+ + O 2 + H 2 O --> 4 Fe(OH) 3 + 8H + Sesuai dengan reaksi tersebut maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/liter zat besi dibutuhkan 0,14 mg/liter oksigen. Pada ph rendah, kecepatan oksidasi besi dengan oksigen (udara) relatif lambat, sehingga pada praktiknya untuk mempercepat reaksi dilakukan dengan cara menaikkan ph air yang akan diolah. 1 Salah satu cara untuk menghilangkan zat besi dalam air yakni dengan oksidasi dengan udara atau aerasi. Ada beberapa jenis aerator yang biasa digunakan untuk pengolahan air minum antara lain cascade aerator, multiple plat form aerator, spray aerator, bubble aerator (pneumatic system) dan multiple tray aerator. 3 Aerasi telah digunakan secara luas untuk pengolahan air yang mengandung besi atau mangan terlalu tinggi di atas ambang batas sebesar 1 mg/l. Diantaranya Penelitian yang dilakukan oleh Benny Syahputra (2008) pada air sumur yang berlokasi di Dukuh Siwarak, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang, kandungan Fe nya masih 68

melebihi batas maksimum yang diperbolehkan yaitu sebesar 1,6 mg/l, setelah dilakukan proses aerasi menggunakan Pneumatic system selama 20 menit dapat memenuhi ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan PERMENKES No.416/Menkes/ Per/IX/1990 untuk air bersih sebesar 1,0 mg/ l. 4 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2002) secara eksperimen terhadap penurunan zat Besi (Fe) dengan metode try aerator membuktikan bahwa dengan sistem ini mampu menurunkan rata-rata 93,8% kadar zat besi dalam air sumur pompa tangan. 5 Tujuan dalam penelitian ini adalah menurunkan kandungan Fe dalam air sumur gali dengan dua metode aerasi yaitu cascade aerator dan bubble aerator, kemudian dilanjutkan dengan mencari efektifitas dari dua metode aerasi tersebut. METODE Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment), karena adanya perlakuan pada suatu obyek (kelompok perlakuan) yang tidak dikontrol dengan kelompok pembanding (kelompok kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar Fe pada air sumur. Sampel adalah air sumur di Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, Kalimantan Tengah, yang mempunyai kandungan Fe melebihi baku mutu, yang diambil dengan teknik non random sampling. Pengukuran kandungan Fe air sampel dilakukan sebanyak kali pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Setiap kelompok dikontakkan dengan udara secara cascade aerator dan bubble aerator selama 30 menit. Prosedur kerja pada cascade aerator adalah sebagai berikut: (1) masukkan air sebanyak 5 liter kedalam bak penampungan; (2) buka kran bak penampungan untuk mengalirkan air yang dihubungkan ke cascade aerator; (3) setelah air melewati setiap step dan tertampung pada bak penampungan akhir, air dinaikkan dan dialirkan kembali, proses ini berlangsung selama 30 menit; (4) diamkan selama menit dalam bak penampungan akhir; (5) tentukan kadar Fe dan hitung besar penurunannya. Sedangkan prosedur kerja pada bubble aerator adalah (1) masukkan 5 liter air ke dalam bak penampungan; (2) kontakkan udara pada air dengan menggunakan alat bubble aerator; (3) lakukan proses aerasi selama, 30 menit; (4) diamkan selama menit pada bak penampungan akhir; (5) tentukan kadar Fe dan hitung besar penurunannya. HASIL 1. Hasil Penurunan Kandungan Zat Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali dengan Metode Aerasi Berdasarkan hasil pada Tabel 1, diketahui kandungan kadar Fe sebelum dilakukan pengolahan memiliki rata-rata 4,41 mg/l, setelah dilakukan aerasi dengan metode cascade aerator rata-rata Fe menjadi 0,58 mg/l, yang berarti telah sesuai dengan baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990, yaitu kandungan zat besi dalam air bersih adalah 1,0 mg/l. Pengolahan dengan bubble aerator dapat menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur gali menjadi 0,74 mg/l (Tabel 2). Dari tabel 3, diketahui dari 20 sampel mempunyai kadar Fe akhir lebih kecil daripada Fe awal. Nilai p value 0,000 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan antara kadar Fe air sumur gali sebelum dan sesudah di aerasi. 2. Perbedaan Efektifitas Metode Aerasi terhadap Penurunan Kandungan Zat Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali Hasil pada Tabel 4 dan 5 dapat diketahui persentase penurunan dengan metode cascade aerator sebesar (87,30%) lebih besar daripada metode bubble aerator (83,13%) dan tidak ada perbedaan yang bermakna antara 69

JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 1 / April 2013 metode cascade aerator dengan bubble aerator dalam menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur. PEMBAHASAN Warga di Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, Kalimantan Tengah mengeluhkan airnya berwarna kuning kecoklatan dan apabila di gunakan untuk mencuci pakaian dan peralatan peralatan lain akan memberikan noda, hal ini terjadi karena kandungan zat besinya sangat tinggi yaitu 5,02 mg/liter, sehingga jika air tanah dipompakan keluar dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi ferro (Fe 2+ ) akan teroksidasi menjadi feri hidroksida (Fe(OH) 3 ), selanjutnya mengendap dan berwarna kuning kecoklatan. Bakteri besi (Chrenotrix dan Gallionella) memanfaatkan besi (Fe 2+ ) sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya dan mengendapkan feri hidroksida. Pertumbuhan bakteri besi yang terlalu cepat karena adanya besi ferro menyebabkan diameter besi berkurang dan lama kelamaan pipa akan tersumbat. 6 Pada penilitian ini dipilih metode aerasi bentuk cascade aerator dan bubble aerator dengan pertimbangan bahwa metode ini cukup sederhana, biaya pembuatannya tidak terlalu mahal dan mudah dilaksanakan. Tabel 1. Hasil Penurunan Kandungan Zat Beri (Fe) dengan Metode Cascade Aerator Kadar Fe (mg/l) Kemenkes Replikasi Sebelum Sesudah No.416/Menkes/Per/IX/1 990 1 4,46 1,20 1,0 2 3 4 5 6 7 8 9 4,45 4,38 4,43 4,48 4,44 1, 1, 0,20 0,20 0, 0,70 Rata-rata 4,41 0,58 1,0 Tabel 2. 70 Hasil Penurunan Kandungan Zat Beri (Fe) dengan Metode Bubble Aerator Replikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kadar Fe (mg/l) Sebelum Sesudah 4,46 1, 4,45 0,80 4,38 0,80 1,00 4,43 0,50 4,48 4,44 0,30 1,00 1,00 0,50 Kemenkes No.416/Menkes/Per/IX/1 990 1,0 Rata-rata 4,41 0,74 1,0

Pada perlakuan dengan menggunakan cascade aerator kandungan zat besi dalam air sumur memiliki rata-rata sebesar 4,41 mg/ l setelah di lakukan aerasi kandungan zat besi turun menjadi 0,58 mg/l, terjadi penurunan sebesar 3,83 mg/l kandungan zat besi dalam air sumur. Perlakuan dengan menggunakan bubble aerator kandungan zat besi sebelum di lakukan aerasi memiliki rata-rata 4,41 mg/ l setelah di lakukan aerasi kandungan zat besi turun menjadi 0,74 mg/l, terjadi penurunan sebesar 3,67 mg/l kandungan zat besi dalam air sumur. Hasil penurunan kandungan zat besi baik dengan metode cascade aerator maupun bubble aerator telah sesuai dengan baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990, yaitu kandungan zat besi dalam air bersih adalah 1,0 mg/l. Hal ini berarti aerator yang digunakan telah dapat bekerja secara maksimal untuk memaksa air kontak dengan udara. Dalam penelitian ini dibuat cascade aerator sebanyak step/tangga dengan lama kontak 30 menit, sehingga kontak antara air dengan oksigen menjadi lebih lama. Air yang akan diaerasi akan mengalir secara gravitasi karena beda ketinggian dari step satu ke step Tabel 3. Perbedaan Kandungan Zat Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali antara Sebelum dan Setelah Pengolahan dengan Metode Aerasi N p Value Kadar Fe dalam air sumur gali akhir (mg/l) - Kadar Fe dalam air sumur gali awal (mg/l) Negatif rank Positif rank 20 a 0 b 0,000 Tabel 4. Efektifitas Metode Aerasi terhadap Penurunan Kandungan Zat Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali Efektifitas Metode Aerasi (%) Replikasi Cascade Aerator Bubble Aerator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 73,09 75,28 74,88 90,84 95,48 95,53 95,49 97,70 83,94 90,84 75,33 82,02 81,73 77,11 88,71 91,07 93,24 77,06 77,06 88,55 Rata-rata (%) 87,30 83,18 Tabel 5. Perbedaan Efektifitas Metode Aerasi terhadap Penurunan Kandungan Zat Besi (Fe) dalam Air Sumur Gali Metode aerasi N p Value Kadar Fe dalam air sumur gali akhir (mg/l) Bubble aerator Cascade aerator Total 20 0,28 71

JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 1 / April 2013 yang lain. Pada tiap step akan terjadi kontak antara Fe dalam air dengan oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi. 3 Pada cascade aerator juga dapat menghilangkan gas-gas yang terdapat dalam air. 6 Proses aerasi pada bubble aerator terjadi dengan menyemprotkan atau menginjeksikan udara melalui dasar dari bak air yang akan diaerasi, gelembung udara hasil injeksi udara melalui dasar bak aerasi akan naik ke atas dan akan kontak dengan Fe dalam air sehingga terjadi reaksi yang akan merubah bentuk Fe terlarut menjadi bentuk Fe tidak terlarut berupa endapan berwarna kekuningkuningan. Menurut Syahreza (2006), oksidasi Fe dengan cara aerasi dapat berjalan dengan baik pada ph 7,5 8 dalam waktu 15 menit. 3 Sedangkan dalam penelitian ini waktu aerasi dilakukan selama 30 menit, sehingga kontak dengan oksigen dapat berlangsung lebih lama. Efektifitas metode cascade aerator terhadap penurunan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur gali sebesar 87,30% sedangkan pada bubble aerator 83,18% (Tabel 4). Selisih efektifitas yang terjadi hanya 4,12%, dan tidak ada perbedaan yang bermakna antara metode cascade aerator dengan bubble aerator dalam menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur. Dengan menggunakan dua metode aerasi ini (cascade aerator dan bubble aerator) jumlah oksigen dapat dinaikkan 60-80% dari jumlah oksigen yang tertinggal yaitu air yang mengandung oksigen sampai jenuh. 6 Sasaran utama aerasi adalah memaksimalkan kontak antara air dengan udara yang bertujuan menambah oksigen, sehingga semakin bertambahnya waktu injeksi udara ke dalam air baku akan semakin memaksimalkan terjadinya kontak air dengan udara sehingga oksigen terlarut akan semakin banyak. 7 Teori inilah yang menyebabkan metode cascade aerator memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bubble aerator, karena cascade aerator mempunyai luas bidang kontak antara air dan oksigen lebih besar dibandingkan bubble aerator, sehingga meskipun waktu kontak yang terjadi adalah sama-sama 30 menit tetapi jumlah oksigen yang dikontakkan lebih banyak. SIMPULAN 1. Metode cascade aerator dapat menurunkan kandungan zat besi (Fe) sebesar 3,83 mg/l yaitu dari 4,41 mg/l menjadi 0,58 mg/l dan efektifitas proses 87,30%. 2. Metode bubble aerator dapat menurunkan kandungan zat besi (Fe) sebesar 3,67 mg/ l yaitu dari 4,41 mg/l menjadi 0,74 mg/l dan efektifitas proses 83,18%. 3. Metode cascade aerator dan bubble aerator dapat menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur gali sesuai dengan PERMENKES No.416/Menkes/Per/IX/ 1990. 4. Tidak ada perbedaan efektifitas yang bermakna antara metode cascade aerator dengan bubble aerator dalam menurunkan kandungan zat besi (Fe) dalam air sumur gali. SARAN Berdasarkan hasil dan kajian pembahasan yang ada, disarankan bagi masyarakat di Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, Kalimantan Tengah untuk melakukan pengolahan air baik dengan metoda cascade aerator maupun bubble aerator, supaya diperoleh sumber air bersih yang aman dan sehat. 72

DAFTAR PUSTAKA 1. Said, Nusa Idaman; Wahyudi, Heru Dwi. Pembuatan filter untuk menghilangkan zat besi dan mangan di dalam Air ( Paket Teknologi Tentang Pengelolaan Air Bersih dan Pengolahan Limbah Cair). Penerbit Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi Material dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. 1999. 2. Slamet, J. Soemirat. Kesehatan lingkungan. Penerbit Gajah Mada Universitiy Press. Yogyakarta. 1994. 3. Yuniar, M. Penurunan kandungan besi (Fe) air sumur dengan multiple tray aerator. (Skripsi). STTL Yogyakarta. 1997. 4. Benny Syahputra. Penurunan kadar besi (Fe) pada air sumur secara pneumatik system. 36.72.219.27/km/file_ebook/48- Sumur%20Bor%20OKE.pdf. Diakses Januari 2012. 5. Saleh, Muh. Penurunan kadar besi (Fe) pada air sumur pompa tangan dengan metode try aerator di Kelurahan Tamallayang Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Unhas. Makassar. 2002. 6. Joko Sutrisno. Removal kadar besi (Fe) dalam air bersih secara spray aerator disertai pembubuhan kaporit. Jurnal Teknik WAKTU; Volume 08; Nomor No 02; Juli 20. 7. Agustjik, R. H. A. Diktat pengolahan air. Direktorat Jendral PPM dan PLP Departemen Kesehatan. Jakarta. 1991. 73