EFEKTIVITAS SISTEM PEMELIHARAAN GARBARATA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEANDALAN DAN MUTU LAYANAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB III METODE PENELITIAN

Pengukuran dan Peningkatan Kehandalan Sistem

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

3 BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

ANALISA INVESTASI PROYEK PERLUASAN APRON BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis perencanaan..., Rismayanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk terus-menerus mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno Hatta mempunyai tugas pokok menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

Maintenance and Reliability Decisions

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TA. SURAT PENGAKUAN...ii. SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 151 Kebakaran Terminal 2E Bandara Soetta Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 06/07/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi maka diperlukan dukungan dari banyak aspek, aspek tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANGKUTAN DI BANDARA JUANDA. Tabel 5.1.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. NV. Hadjhi Kalla yang berlokasi di Ujung Pandang dan didirikan oleh Yusuf

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,79 PERSEN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2009 MENCAPAI 51,71 PERSEN

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2015

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

PREVENTIVE MAINTENANCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

ANALISA RELIABILITY BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA SISTEM MAIN ENGINE KAPAL TUGAS AKHIR

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

#8 Model Keandalan Dinamis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

Transkripsi:

EFEKTIVITAS SISTEM PEMELIHARAAN GARBARATA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEANDALAN DAN MUTU LAYANAN. BASUKI ARIANTO DAN BANDANG DWI SASONO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma, Jakarta Abstraksi Garbarata adalah fasilitas penunjang pelayanan penumpang pesawat udara yang hanya dituntut ketersediaannya tetapi juga keandalannya, karena kondisi tidak andal dapat berakibat gagal docking yang dampaknya adalah ketidaknyamanan bagi penumpang pesawat yang baru tiba karena harus menunggu petugas dari perusahaan penerbangan untuk menyiapkan tangga sebagai pengganti Garbarata yang gagal docking. Metode yang digunakan untuk menentukan efektivitas fungsi dari suatu peralatan dalam hal ini Garbarata adalah dengan menghitung seberapa besar keandalannya. Keandalan berkaitan dengan kemungkinan suatu alat atau mesin berfungsi secara baik / berhasil adalam periode tertentu di bawah kondisi tertentu. Pengukuran keandalan dilakukan terhadap Garbarata secara keseluruhan di mana satu unit Garbarata terdiri dari banyak bagian-bagian yang mempunyai konfigurasi seri sehingga kerusakan pada satu bagian dapat berakibat kegagalan pada seluruh sistem. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Garbarata Terminal I lebih andal dari Garbarata Terminal II, yaitu 52% untuk Garbarata Terminal I dan 32% untuk Garbarata Terminal II. Kata Kunci : Garbarata, Keandalan PENDAHULUAN Laju peningkatan jumlah penerbangan dan jumlah penumpang pesawat terbang yang datang dan pergi melalui Bandara Soekarno Hatta selain merupakan pemasukkan finansial bagi PT (persero) Angkasa Pura II juga berakibat pada meningkatnya beban kerja karyawan serta semua fasilitas penunjang operasional bandara. Garbarata (Aviobridge) kini telah menjadi peralatan standar bagi sebuah bandara bertaraf internasional untuk menghadapi persaingan di tingkat regional, sehingga diperlukan keandalan garbarata yang tinggi. Keandalan garbarata tergantung dari sistem pemeliharaan. Sistem pemeliharaan garbarata yang baik akan menciptakan garbarata yang andal di mana keandalan merupakan salah satu dimensi mutu. Besarnya tantangan dan tuntutan akan tersedianya garbarata dengan mutu layanan dan keandalan yang dapat dipertanggungjawabkan, menuntut Dinas Teknik Mekanikal Elektro untuk terus berkembang. Oleh karena itu efektivitas pemeliharaan garbarata menjadi sangat penting, karena akan menghasilkan mutu pelayanan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keandalan garbarata yang beroperasi di terminal I dan Terminal II dan besarnya pengaruh perawatan / pemeliharaan yang telah dijalankan terhadap tingkat keandalan garbarata di masing-masing terminal. METODE merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga mesin / alat atau aset fisik agar tetap berada pada kondisi yang diinginkan pemakaiannya. Efektivitas pemeliharaan merupakan tingkat keberhasilan dalam pemeliharaan. Oleh karena itu pengukuran atas tingkat efektivitas pemeliharaan haruslah sejalan dengan pengukuran atas seberapa baik mesin atau peralatan tersebut secara 177

berkesinambungan dapat berfungsi sesuai standar yang diharapkan. Salah satu cara yang umum digunakan untuk mengukur efektivitas fungsi suatu peralatan / mesin adalah seberapa sering mesin mengalami kegagalan atau secara luas dikenal dengan istilah keandalan (reliability) dan biasanya diukur dengan MTBF (mean time between failure). Keandalan berkaitan dengan kemungkinan suatu alat / mesin berfungsi secara baik / berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. Keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu alat / mesin (Nasution, MN,). Keandalan suatu alat secara statistik adalah probabilitas untuk tidak rusak selama waktu t atau lebih. Keandalan dapat dirumuskan sebagai ( ) = 1 ( ) = ( ). R (t) = Keandalan dalam periode waktu (t) F (t) = Probabilitas kerusakan dalam periode waktu (t) Secara umum persamaan reliabilitas menjadi: ( ) =. e = 2,718 = tingkat kerusakan (failure rate) Tingkat kerusakan berhubungan dengan waktu kegagalan rata-rata atau MTTF (mean time to failure) yang pada gilirannya juga akan berhubungan dengan keandalan dari suatu alat. MTTF dirumuskan sebagai Di mana: t i n = = MTTF = Durasi waktu sampai terjadinya kerusakan = jumlah percobaan dan MTTF = 1 maka R (t) = Perhitungan menggunakan MTTF dilakukan pada peralatan atau suku cadang yang tidak dapat diperbaiki. Untuk peralatan atau suku cadang yang dapat diperbaiki, rumus keandalannya menjadi: R (t) = MTBF = mean time between failure Komponen-komponen dari sistem tergantung pada fungsinya dapat diasumsikan mempunyai hubungan seri, paralel, atau gabungan dari keduanya. Rumus keandalan konfigurasi seri dirumuskan sebagai R t =(R 1 ).(R 2 ) (R n ) Rumus keandalan konfigurasi paralel dirumuskan sebagai R t =1-(1-R 1 ).(1-R 2 ) (1-R n ) Pengujian hipotesis terhadap mutu layanan garbarata. Karakteristik mutu layanan garbarata ini dikaitkan dengan lamanya penyampaian garbarata. Langkahlangkah pengujian hipotesisnya adalah sebagai a. Menentukan hipotesis awal di mana H 0 : = 0 b. Menentukan hipotesis alternatif di mana H 1 : < 0 c. Menentukan taraf nyata ( ) yang digunakan. d. Menentukan daerah penolakan H 0 di mana Z < -Z e. Menentukan Z hitung = f. Kesimpulan : Apabila Z hitung terletak di daerah penolakan H 0 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak sehingga H 1 diterima dan apabila Z hitung terletak di luar daerah penolakan H 0 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima. 178

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan laporan Dinas Mekanikal Elektro periode Agustus 2004 sampai dengan Juli 2005 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 1 dan tabel 2 sebagai Tabel 1 Data Pelaksanaan dan Jumlah Gangguan Garbarata Terminal I No. Bulan Total Down Time 1 Agustus 8 3:50 3 86:45 89:95 2 September 6 2:37 5 1197:05 1199:42 3 Oktober 25 97:30 10 8:00 105:30 4 November 18 6:35 8 18:20 24:55 5 Desember 11 32:40 13 130:00 162:40 6 Januari 4 35:10 27 56:00 91:10 7 Februari 21 36:00 16 41:25 77:25 8 Maret 17 35:45 22 179:23 215:08 9 April 4 32:55 15 74:15 107:05 10 Mei 12 16:20 14 564:33 580:53 11 Juni 44 121:45 12 523:40 645:25 12 Juli 6 23:05 30 239:00 262:05 Jumlah 176 444:07 175 3118:26 3562:33 Tabel 2 Data Pelaksanaan dan Jumlah Gangguan Garbarata Terminal II No. Bulan Total Down Time 1 Agustus 14 10:20 47 342:30 352:50 2 September 32 110:55 43 329:35 440:30 3 Oktober 29 68:22 43 349:35 417:57 4 November 17 70:35 34 256:18 326:53 5 Desember 30 78:40 52 128:45 207:25 6 Januari 15 115:35 43 150:18 265:53 7 Februari 20 497:15 57 453:32 950:47 8 Maret 31 35:00 55 197:12 232:12 9 April 49 96:50 59 432:15 529:05 10 Mei 29 24:15 51 302:23 326:38 11 Juni 23 109:50 57 499:30 609:20 12 Juli 12 58:00 54 396:50 454:50 Jumlah 301 1275:37 595 3838:43 5114:20 Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah keandalan garbarata untuk masing-masing terminal dan tingkat mutu layanan dari garbarata ditinjau dari lamanya waktu docking. Tingkat keandalan garbarata yang ada di terminal I dan terminal II ditentukan dengan cara mengumpulkan data historis dari garbarata yang ada, antara lain waktu pemakaian garbarata, total down time yang terjadi, jumlah kegagalan selama periode pengukuran di masing-masing terminal seperti terlihat pada tabel 1 dan tabel 2. Pengukuran keandalan garbarata terminal I dan terminal II. Garbarata terminal I yang didominasi garbarata Shin Meiwa berjumlah sebanyak 23 unit. Waktu pengukuran MTBF adalah satu tahun atau 8760 jam yang diperoleh dari 365 hari/tahun x 24 jam/hari, sehingga total waktu operasinya adalah 23 unit x 8760 jam = 201.480 jam. Total down time karena kegagalan dalam satu tahun selama 3.118 jam 26 menit atu 3.118,43 jam, maka waktu pemakaian sebenarnya selama 201.480 jam 3.118,43 jam = 198.361,57 jam. Jumlah kegagalan dalam satu tahun adalah sebanyak 175 kali, sehingga MTBF nya adalah 198.361,57 dibagi 175 sama dengan 1133,495 jam. Asumsinya adalah garbarata tersebut dipakai selama satu 179

bulan atau 720 jam, maka keandalannya adalah sebesar ( ) = 2,718, = 0,5298 = 52,98%. Garbarata terminal II didominasi garbarata Bukaka yang berjumlah sebanyak 44 unit. Waktu pengukuran MTBF adalah satu tahun atau 8760 jam yang diperoleh dari 365 hari/tahun x 24 jam/hari, sehingga total waktu operasinya adalah 44 unit x 8760 jam = 385.440 jam. Total down time karena kegagalan dalam satu tahun selama 3838 jam 43 menit atau 3838,72 jam, maka waktu pemakaian sebenarnya selama 385.440 jam 3838,72 jam = 381.601,28 jam. Jumlah kegagalan dalam satu tahun adalah sebanyak 595 kali, sehingga MTBF nya adalah 381.601,28 dibagi 595 sama dengan 641,35 jam. Asumsi yang digunakan adalah garbarata tersebut dipakai selama satu bulan atau 720 jam, maka keandalannya adalah sebesar ( ) = 2,718, = 0,3254 = 32,54%. Hasil perhitungan keandalan garbarata dari masing-masing terminal dapat dilihat pada tabel 3. Perhitungan keandalan dilakukan terhadap 23 unit garbarata untuk terminal I dan 44 unit untuk terminal II. Mutu Layanan Garbarata Mutu layanan garbarata didasarkan pada lamanya waktu docking. Perusahaan mempunyai kebijakan bahwa mutu layanan garbarata dikategorikan baik apabila lamanya waktu docking paling lama 2 menit atau 120 detik. Uji Hipotesis atas mutu layanan. a. H 0 : = 2 menit atau = 120 detik b. H 1 : < 2 menit atau < 120 detik c. Taraf nyata yang digunakan adalah 5% d. Daerah penolahan H 0 adaalh Z < -Z yaitu Z < - 1,64 e. Penentuan Z hitung. =,, 11,56 f. Kesimpulan : Karena Z hitung terletak di daerah penolakan H 0 maka dapat =,, = disimpulkan bahwa H 0 ditolak sehingga H 1 diterima. Hasil uji hipotesis mutu layanan garbarata diperoleh kesimpulan bahwa menerima H 1 ini menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk docking kurang dari dua menit dengan kata lain masih sesuai dengan kebijakan perusahaan. Hasil perhitungan keandalan garbarata di Terminal I dan terminal II menunjukkan keandalan garbarata di terminal I yaitu 52,98% lebih tinggi dari pada garbarata di terminal II yang hanya 32,54%. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan pembahasan adalah sebagai a. Keandalan garbarata di terminal I adalah sebesar 52,98% lebih tinggi dibandingkan keandalan garbarata di terminal II yang hanya 32,54%. Keandalan garbarata dari kedua terminal pada dasarnya dapat dikatakan rendah karena kurang dari 90% yang disebabkan umur garbarata yang diteliti relatif tua. b. Uji hipotesis atas hasil pengukuran waktu docking garbarata ke pesawat udara menunjukkan kurang dari dua menit sehingga masih dapat dikatakan memenuhi standar kebijakan yang ditetapkan oleh PT Angkasa Pura II. DAFTAR PUSTAKA Bernard T. Lewis, 1999, Facility Manager s Operation and Maintenance Handbook, Mc Graw- Hill. Brian, Rothery, Analisis ISO 9000, Penerbit PPM. Cliton, R. H., 1974, Principle of Planned Maintenance, Edward Arnold Ltd. Komarudin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Penerbit Bumi Aksara. Nasution, M. N., Manajemen Mutu Terpadu, Penerbit Ghalia Indonesia. Supranto, J., 1991, Statistik Teori dan Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. 180

181