BAB I PENDAHULUAN. setempat dan juga kearifan lokal yang berlaku pada daerah tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu keadaan dimana terdapat penurunan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini dilakukan ada beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

Kasus-kasus Perselisihan antara Hak Pasien dan Standar Biaya

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang awalnya bertujuan sosial untuk memberikan pelayanan kesehatan

EVALUASI IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DITINJAU DARI DATA WAREHOUSE TARIP RUMAH SAKIT DAN TARIP INDONESIAN-CASE BASED GROUPS

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

I. PENDAHULUAN. pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

HARAPAN-KENYATAAN & SOLUSI JKN (Terkait Regulasi) SUNDOYO, SH, MKM, MH KOMPARTEMEN HUKUM PERSI

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan rumah sakit untuk mengalami kerugian sangat besar dan. berpengaruh langsung pada keberlangsungan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. metabolik tubuh (Imaligy, 2014). Dalam menangani kasus gagal jantung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. Coverage (UHC) adalah suatu ketentuan penting bagi negara

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional dan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2016 TENTANG

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi yang bergerak dalam bidang jasa. Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki kewajiban memberikan pelayanannya secara bermutu dan memiliki manajemen pengendalian biaya yang dapat dipertanggungjawabkan. Termasuk di dalamnya dalam menentukan sistem taripnya yang sudah dibuat sedemikian rupa menurut analisis keuangan rumah sakit setempat dan juga kearifan lokal yang berlaku pada daerah tersebut. Permasalahnya muncul saat Pemerintah mengembangkan jaminan kesehatan untuk seluruh lapisan masyarat dengan menggunakan sistem taripnya sendiri dan diterapkan secara nasional serta berlaku untuk semua rumah sakit. Pemerintah pada intinya mengajak rumah sakit di seluruh Indonesia, baik rumah sakit negeri maupun rumah sakit swasta untuk terlibat dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat. Pemerintah membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), yang bertanggungjawab menjalankan serta mengelola program jaminan kesehatan masyarakat tersebut. Programnya bernama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan yang baru saja diluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), yang memperluas jangkauan jaminan kesehatannya kepada masyarakat miskin yang tidak tercakup dalam penerimaan bantuan iuran. Dua aspek penting dalam program asuransi kesehatan yang dikelola Pemerintah ini adalah integrasi sistem pembiayaan kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan 1

yang efektif dan efisien. Hal itu termaktup dalam Peraturan Presiden No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, pasal 20 ayat 1 yang mengatakan bahwa Setiap Peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Artinya dalam program jaminan kesehatan nasional, BPJS harus menerapkan sistem kendali biaya, sistem kendali mutu dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan. Wujud sistem kendali mutu dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan adalah dengan menggunakan model Indonesian Case Based Groups atau disingkat Ina-CBG s. Rumah Sakit dimana penelitian ini dibuat, sudah mempersiapkan diri menjalankan program jaminan kesehatan nasional melalui sosialisasi yang dilakukan pihak manajemen ke seluruh gugus tugas pelayanan, baik yang terkait langsung maupun yang tidak terkait langsung. Pembentukan tim khusus di internal rumah sakit yang menjadi kepanjangan tangan manajemen, bertugas secara detil dan teknis menangani hal-hal terkait pelayanan pasien yang menjadi tanggungan BPJS. Tim khusus tersebut terdiri dari unsur bagian keuangan, instalasi pelayanan di rawat jalan dan rawat inap, unsur bidang rekam medik dan juga utusan salah satu manajemen rumah sakit. Unsur bagian lainnya yang tidak terkait langsung juga disertakan, yaitu dari unsur bagian teknologi informasi. Melalui perkembangan teknologi telah memungkinkan rumah sakit membuat analisis melalui bank data. Syaratnya adalah 2

dengan memiliki sistem informasi teknologi rumah sakit yang sudah berjalan baik dan menyimpannya itu di data warehouse. Artinya sudah memiliki data berbentuk elektronik dalam jumlah besar. Melalui data elektronik, informasi dapat digali lebih dalam dan relatif lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang dikehendaki. Informasi penting rumah sakit dapat berupa simulasi dan evaluasi standar pelayanan kesehatan yang ada dibandingkan standar pelayanan kesehatan menurut regulasi Pemerintah. Yang menjadi menarik dalam penelitian ini adalah rumah sakit dimana penelitian ini dilakukan, memiliki jumlah pasien rata-rata yang menerima pelayanan rawat inap sebesar 30% pasien tanggungan BPJS, semenjak program ini diluncurkan awal Januari 2014. Perlu dilakukan evaluasi sejauh mana program Pemerintah mempengaruhi pelayanan dan imbasnya terhadap keuangan rumah sakit. 30% pasien rawat inap merupakan jumlah yang signifikan bagi manajemen rumah sakit untuk menjadikan posisi ini sebagai sebuah peluang atau bisa juga sebagai sebuah ancaman bagi rumah sakit untuk berkembang dalam memberikan layanan kesehatan selanjutnya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dibuat perumusan masalahnya sebagai berikut: a. Apakah implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yang menggunakan sistem tarip Ina-CBG s sesuai dengan sistem tarip regular yang berlaku di rumah sakit? 3

b. Bagaimana implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yang menggunakan sistem tarip Ina-CBG s dapat menghasilkan alternatif lain sistem tarip rumah sakit? 1.3. Batasan Masalah Penelitian berfokus pada pasien rawat inap tanggungan BPJS yang pulang pada periode tanggal 01 Januari 2014 sampai dengan data bulan 30 September 2014, yang disaring berdasarkan 5 besar jenis penyakit terbanyak dan berdasarkan klasifikasi kelas dimana pasien mondok. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, maka penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi sistem tarip regular rumah sakit dengan harapan dapat memberikan gambaran perbandingan dengan sistem tarip Indonesian-Case Based Groups. Penelitian ini dapat memberi masukan berupa informasi-informasi yang dapat dipakai manajemen rumah sakit untuk mengambil keputusan strategis sehubungan dengan program JKN milik Pemerintah. Rumah sakit menjadi lebih siap dan tetap mampu mengelola pelayanan yang diberikan secara bermutu dan memiliki manajemen pengendalian biaya yang dapat dipertanggungjawabkan. 1.5. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi manajemen rumah sakit, yaitu berupa support system tentang informasi-informasi 4

yang berguna untuk membantu membuat keputusan yang lebih baik seperti menciptakan banyak paket pelayanan berobat yang realistis berlandaskan bukti dan data yang ada (evidence base) dari data warehouse tarip rumah sakit. Selain itu data informasi yang dihasilkan dapat dipergunakan bagi gugus tugas pelayanan terkait, untuk melakukan evaluasi pelayanan agar semakin menjadi lebih optimal dan sesuai dengan prosedur standar yang berlaku dan tetap menjaga mutu pelayanan. Hasil yang dicapai dapat menjadi lebih efisien dari sisi pembiayaan namun tetap efektif dari sisi pelayanan. Bagi peneliti, ini merupakan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dibidang manajemen keuangan. Bagi akademisi, semoga dapat dipakai untuk dikembangkan lebih lanjut pada penelitian-penelitian selanjutnya. 1.6. Keaslian Penelitian Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: a. Penelitian yang dilakukan Budiarto,et al. (2012), berfokus pada penyakit katastropik dengan pasien dari peserta Jamkesmas. b. Penelitian yang dilakukan Sari (2013), berfokus pada pasien diabetes mellitus rawat inap dengan pasien dari peserta Jamkesmas di RS Sardjito Yogyakarta. c. Penelitian ini menggunakan teknik data warehouse untuk mengambil data dari biaya yang terjadi pada setiap episode pelayanan berobat. Penelitian ini juga memberikan masukan berupa sistem tarip alternatif diantara yang sudah ada. 5

1.7. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yang pembahasannya dibuat secara sistematis, berurutan dan saling terkait, yang meliputi: a. Bab I Pendahuluan Bab satu berisi tentang penjelasan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. b. Bab II Tinjauan Pustaka Bab dua berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan, landasan teori tentang teori-teori yang berhubungan dan hipotesis jika diperlukan. c. Bab III Metode Penelitian Bab tiga berisi tentang metode penelitian yang menguraikan tentang spesifikasi sampel pelayanan di bagian mana yang menjadi fokus penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data dan teknik analisis data dengan menggunakan analisis data mining yang seperti apa dalam data warehouse yang sudah ada. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab empat berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang hasil penelitian. e. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab lima berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. 6