BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI LAKI DI DESA CENDONO KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PRIA DI DESA KENTENG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

I. PENDAHULUAN. individu yang sering dimulai saat remaja dan berlanjut hingga dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa yaitu masa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

Kawasan Tanpa Rokok sebagai Alternatif Pengendalian Dampak Rokok bagi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Southeast Asia Tobacco Control Alliance, dan Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahkam teradi kecenderungan usia mullai merokok yang semakin muda.

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seluruh dunia sejak satu dekade yang lalu (Mayasari, 2007). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen Kesehatan RI, Indonesia pada akhir tahun 1999 kematian akibat rokok sudah mencapai 57.000 jiwa pertahun. Angka konsumsi rokok di Indonesia termasuk yang paling cepat pertumbuhannya di dunia karena melonjaknya perokok pemula yang sebagian besar berumur antara 10-19 tahun (Djunaedi, 2002). Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 1,2 miliar penduduk dunia merupakan perokok dan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang. Besarnya jumlah perokok tersebut menyebabkan angka kematian akibat merokok saat ini adalah 4 juta jiwa setiap tahun, yang berarti terdapat sekitar satu kematian dalam setiap 8 menit (Burhan, 2004). Melihat dari data akibat yang disebabkan oleh bahaya merokok tersebut, tidak heran bahwa di negara maju aktivitas merokok mulai dibatasi, dan jumlah perokok semakin berkurang. Menurut badan kesehatan WHO dinegara maju prevalensi jumlah perokok menurun 1,1% setiap tahunnya, akan tetapi dinegara berkembang seperti Indonesia jumlah perokok ini 2,1% meningkat setiap tahunnya (A.F Muchtar, 2005). Aktivitas merokok dianggap sebagai suatu trend di Indonesia. Riset WHO (1998) menunjukkan bahwa kelompok perokok aktif usia 10 tahun ke atas di Indonesia tercatat 59,04% untuk pria dan 4,85% untuk wanita. Berdasarkan kelompok usia tersebut 12,8% - 27,7% pria berusia muda dan 0,64% - 1% adalah wanita muda (Syahrir, 2003). 1

2 Jumlah perokok di Indonesia menempati urutan terbesar keempat dunia dengan kekerapannya sekitar 60% pada laki-laki dan 4% pada perempuan yang berumur lebih dari 15 tahun (Burhan, 2004). Sedangkan di Asia Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah Kamboja dengan presentasi perokok pria : Kamboja 54%, Indonesia53%, Vietnam 50%, Malaysia 49% dan Thailand 39% (Basyir, 2005). Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun. Mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994). Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam rentangan masa remaja. Lebih jauh lagi Data WHO mempertegas bahwa remaja memiliki kecenderungan yang tinggi untuk merokok, data WHO menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Kemala, 2005). Hasil penelitian di Indonesia menyatakan bahwa terdapat 31% orang mulai merokok di usia 10-17 tahun dan 11% pada usia 10 tahun. Penelitian di Lombok dan Jakarta memperlihatkan 75% pria dewasa dan kurang dari 51% dewasa wanita mempunyai kebiasaan merokok dan kurang lebih 25% perokok menghabiskan 21 batang per hari. Kebiasaan merokok di kalangan remaja cukup memprihatinkan. Di Jakarta 49% pelajar pria dan 8,8% pelajar wanita merokok. Studi prevalensi perokok pada orang dewasa di Semarang menunjukkan tukang becak 96,11%, para medis 79,8%, pegawai negeri 51,9% dan dokter 36,8% (Sani, 2005). Indonesia terdapat peningkatan pesat konsumsi rokok pada remaja, pada tahun 2001 yang mencapai 24,2% dari semula 13,71% pada tahun 1995, yang kemudian menjadi perokok aktif / tetap (Walubi, 2004). Pada awalnya kejadian merokok pada remaja umumnya terjadi pada daerah perkotaan, namun sekarang sudah masuk pada daerah pedesaan, salah satunya adalah pada desa cendono kecamatan dawe kabupaten kudus tahun 2011.

3 Remaja yang dahulu belum sama sekali mengenal rokok, namun sekarang sudah sangat akrab dengan asap rokok dan aroma tembakau. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliastuti (2010) tentang faktor faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di Desa Banyutowo Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor orang tua dengan perilaku merokok. Penelitian lain yang dilakukan oleh (2010) hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal dengan hasil terdapat hubungan yang negatif antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja. Berdasarkan hasil survey dari fenomena diatas, dari jumlah remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus menunjukkan sebesar 85% adalah perokok. Mereka merokok kebanyakan ikut- ikutan, terpengaruh oleh teman sebayanya, dan terpengaruh oleh iklan rokok di media cetak maupun elektronik yang menampilkan gambaran bahwa seorang perokok adalah lambang kejantanan. Hal ini mengakibatkan para remaja laki laki tersebut tertarik untuk tahu dan mencoba rokok serta mengikuti perilaku yang ada dalam iklan tersebut. Ada juga yang meniru dari orang tuanya atau keluarganya dengan alasan bahwa orang tuanya juga perokok dan mereka juga tidak pernah melarang mereka merokok. Orang tua membiarkan semua perilaku remaja dengan bebas dan tidak pernah memperhatikannya (keluarga kurang perhatian). Berbagai perilaku keluarga yang remajanya merokok, orangtua mempunyai kewajiban untuk mendidik dan mengajarkan kepada putra putrinya untuk berperilaku yang baik dan benar. Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orangtua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, bimbingan dari

4 orangtua, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sehingga mereka tidak melakukan Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku merokok pada remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. B. Rumusan Masalah Satu rokok merupakan zat adiktif yang mengancam kesehatan karena di dalamnya mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat masih sulit untuk dihentikan. Perilaku merokok banyak dilakukan pada masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Remaja yang merokok kebanyakan ikut-ikutan, terpengaruh oleh teman sebayanya, dan terpengaruh oleh iklan rokok di media cetak maupun elektronik. Berbagai perilaku keluarga yang remajanya merokok, orangtua mempunyai kewajiban untuk mendidik dan mengajarkan kepada putra putrinya untuk berperilaku yang baik dan benar. Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orangtua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, bimbingan dari orangtua, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sehingga mereka tidak melakukan Berkaitan dengan hal tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku merokok pada remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pola asuh orangtua tentang perilaku merokok pada remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. b. Mendeskripsikan perilaku merokok pada remaja laki laki di Desa Cendono Kabupaten Kudus. c. Menganalisis hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku merokok pada remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja a. Memberikan informasi tentang bahaya rokok dan dampaknya bagi kesehatan. b. Memberikan informasi tentang pola pikir yang benar berhubungan dengan perilaku merokok dan pandangan terhadap dirinya sendiri. 2. Bagi Perawat Sebagai bahan evaluasi diri bahwa perawat adalah role model yang harus mempunyai perilaku yang mencerminkan perilaku sehat dan mengatasi masalah perilaku merokok pada remaja laki laki. 3. Bagi Keluarga Penelitian ini diharapkan supaya orang tua, teman sebaya, dan masyarakat mampu memberikan perhatian yang lebih, mendapat bimbingan dari orang tua dan memberikan pengaruh positif pada remaja, khususnya perilaku merokok pada remaja laki laki.

6 4. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa perilaku merokok pada remaja laki laki berhubungan erat dengan bermacam macam faktor diantaranya lingkungan terutama lingkungan masyarakat. 5. Bagi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang pelayanan kesehatan mengenai gambaran hubungan psikologi remaja dengan interaksi antar teman sebaya. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dilakukan dalam bidang keperawatan yaitu keperawatan komunitas. F. Originalitas Penelitian Peneliti No. (Tahun) 1. Lutfiana Yuliastuti (2010) 2. Rita Adi Susanti (2010) Judul Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di Desa Banyutowo Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja di Jenis Penelitian Studi korelasi Studi korelasi Variabel Variabel bebas: faktor kepribadian, faktor orang tua,faktor teman, faktor iklan Variabel terikat: teperilaku merokok Variabel bebas: pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok Variabel terikat: frekuensi Hasil a. Ada hubungan antara faktor kepribadian dengan perilaku merokok. dengan nilai p=0,002 b. Ada hubungan antara faktor orang tua dengan dengan nilai p=0,000 c. Ada hubungan antara faktor teman dengan dengan nilai p=0,002 d. Ada hubungan antara faktor iklan dengan dengan nilai p=0,000 a. Adanya hubungan negatif yang bermakna antara pengetahuan frekuensi merokok pada remaja. Dengan nilai p sebesar 0,000 (P<0,05).

7 Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. merokok remaja pada b. Adanya hubungan negatif yang bermakna antara sikap dengan frekuensi merokok pada remaja. Dengan nilai p sebesar 0,000 (P<0,05) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu pada tabel keaslian penelitian diatas adalah variabel yang digunakan adalah pola asuh orangtua (variabel bebas) dan perilaku merokok (variabel terikat). Populasi penelitian adalah remaja laki laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dan penelitian dilaksanakan pada tahun 2012.