BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

Pengaruh Jumlah Deposito Mudhorobah Terhadap Penerimaan Jumlah Bagi Hasil Mudhorobah Pada PT.Bank Mega Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BANGKALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. membedakan pengelolaan lembaga keuangan Islam (syariah) dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul. Penempatan, Uang Daerah, deposito, Bank Umum.

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

SIMPANAN BAGI HASIL DI BANK

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

Manajemen dana bank syariah

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang, seperti Indonesia dan negara di Asia lainnya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TABUNGAN IMPIAN BRI SYARIAH ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan dananya adalah deposito berjangka. Menurut Ismail

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mudharabah. Produk Deposito Mudharabah ini berdasarkan dari akad

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB II DEPOSITO SEBAGAI SALAH SATU SURAT BERHARGA. deposito di Bank lazimnya di letakkan pada persyaratan jangka waktu

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI SIMPANAN DEPOSITO

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

BAB III PRAKTEK PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL

Flowchart Deposito. Tugas sistem operasional bank syariah Dosen : Gita Danupranata, S.E., M.M

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah di Indonesia, baik yang berbentuk bank undang-undang perbankan (UU No. 10 tahun 1998)

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH PADA BANK JAWA TIMUR CABANG PEMBANTU KRIAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

TENTANG PENEMPATAN UANG DAERAH PADA BANK UMUM PEMERINTAH DALAM BENTUK DEPOSITO BERJANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PRINSIP PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH Oleh : Ibnudin, M.H.I

BUPATI NATUNA PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG PENEMPATAN UANG DAERAH PADA BANK UMUM DALAM BENTUK DEPOSITO

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi:

49 BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo Kegiatan utama dari sebuah lembaga keuangan adalah penghimpunan dana, salah satunya adalah penghimpunan dana dari masyarakat. Penghimpunan dana dari masyarakat ini dilakukan guna membantu permodalan awal dari para pendiri. Adapun salah satu cara untuk menghimpun dana dari masyarakat adalah dengan menyediakan produk deposito berjangka. Secara umum, deposito berjangka adalah simpanan perorangan atau badan usaha yang hanya dapat diambil setelah jatuh tempo. Sehingga, deposito berjangka merupakan suatu simpanan yang berbeda dengan simpanan lainnya, seperti tabungan, yang sewaktuwaktu dapat diambil oleh anggotanya. Secara teknis simpanan berjangka mudharabah di KJKS BMT Marhamah Wonosobo terdapat 3 jangka waktu yaitu 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Dari beberapa jangka waktu Simpanan berjangka mudharabah mempunyai porsi bagi hasil yang berbeda-beda, semakin lama jangka waktunya maka porsi bagi hasilnya semakin tinggi. 1 Adapun ketentuan simpanan Mudharabah Berjangka (deposito) adalah sebagai berikut: Setoran awal pembukaan rekening minimal Rp.1000,000,- 1 Wawancara dengan Nur hidayat, SE selaku Manajer Pemasaran KJKS BMT Marhamah Wonosobo pada tanggal 21 April 2014

50 Bagi hasil dapat dipindahbukukan ke rekening Simpanan Ummat/ diambil langsung tiap bulan/ ditransfer ke rekening di Bank lain dengan beban biaya sendiri, sesuai permintaan. Porsi bagi hasil dibedakan dalam 4 tingkatan, yaitu: a. 3 bulan dengan porsi BMT : penyimpan = 51:49 b. 6 bulan dengan porsi BMT : penyimpan = 46:54 c. 12 bulan dengan porsi BMT : penyimpan = 51:49 Bagi hasil Simpanan berjangka bebasdari segala macam biaya operasional termasuk pajak, sehingga diterimakan bersih seperti pada porsi diatas. 2 Adapun operasional Simpanan mudharabah berjangka (Deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo meliputi: Strategi pemasaran produk Simpanan mudharabah berjangka (Deposito), prosedur pembukaan rekening dan ketentuan yang berlaku didalamnya, dan pengelolaan dana Simpanan mudharabah berjangka (Deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo, akan diterangkan dalam sub bab di bawah ini: 1. Strategi Pemasaran Produk Simpanan mudharabah berjangka (Deposito). Dalam memasarkan setiap produk-produknya KJKS BMT Marhamah Wonosobo melakukan sosialisasi produk-produknya di pasar-pasar dan sekolahsekolah baik negeri maupun swasta yang ada di kabupaten Wonosobo. Strategi ini digunakan karena dipandang sebagai salah satu cara yang efisien dalam memasarkan produk-produknya yang ada termasuk produk Simpanan 2 DataProfil KJKS BMT Marhamah Wonosobo 2014

51 mudharabah berjangka (Deposito). Dengan cara strategi ini diharapkan para calon anggota dapat memperoleh informasi yang mendetail mengenai produk-produk yang ada di KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Sehingga nantinya anggota dapat tertarik untuk menyimpan dananya atau pun Strategi yang digunakan oleh KJKS BMT Marhamah Wonosobo adalah dengan cara menerjunkan pegawai ke lapangan terutama ke pasar-pasar tradisional dan sekolahan yang ada di Kabupaten Wonosobo guna mensosialisasikan produk-produk KJKS BMT Marhamah Wonosobo kepada masyarakat kecil. Pasar tradisional dan sekolahan menjadi prioritas dikarenakan dari sinilah kebanyakan para anggota berasal, baik anggota penyimpan dana maupun anggota pembiayaan. Dengan strategi jemput bola ini pemasaran dan pengenalan Simpanan mudharabah berjangka (Deposito) kepada masyarakat luas akan lebih efektif. Sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah anggota dan jumlah dana simpanan yang satu ini. Dari data rekapitulasi simpanan mudharabah berjangka (deposito) selama tahun 2012 sudah tercatat 6.830 orang yang menjadi anggota Simpanan mudharabah berjangka (Deposito) dengan jumlah keseluruhan simpanan Rp.77.038.5450.114,-. Ketentuan yang berlaku dalam produk simpanan mudharabah berjangka (deposito): 1. Deposito berjangka hanya dapat dicairkan pada tanggai jatuh tempo, kecuali mendapat persetujuan pimpinan setempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

52 2. Deposito berjangka diperpanjang secara otomatis, jika tanpa ada pemberitahuan dari deposan sesuai nominal dan jangka waktunya. 3. Jika deposito berjangka tersebut akan dicairkan atau dirubah jangka waktunya, maka deposan wajib memberitahukan kepada pihak KJKS BMT Marhamah Wonosobo selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebalum jatuh tempo. 4. Deposito berjangka yang diperpanjang secara otomatis, pada saat perpanjangan tidak diterbitkan Bilyet Deposito yang baru, namun hanya diberikan surat. 5. Apabila Bilyet Deposito hilang/dicuri, deposan harus segera melaporkan kepada Bank dengan dilampirkan surat keterangan hilang dari kepolisian. 6. Dalam hal Bilyet Deposito diserahkan kepada KJKS BMT Marhamah Wonosobo sebagai jaminan, jumlah yang telah didepositokan tidak dapat dicairkan selama masih menjadi jaminan. 7. Dalam hal deposito berjangka dibukukan atas nama dua orang, maka: i. Apabila salah satu pihak meninggal dunia, maka pemilik yang tinggal berhak menarik jumlah deposito tersebut pada saat jatuh tempo, bilamana ada surat penunjukan ahli waris yang sah menurut hukum yang telah ditetapkan. ii. Apabila salah satu pihak melarang pembayaran jumlah tersebut kepada pihak lain, maka KJKS BMT Marhamah Wonosobo tidak akan membayar kecuali pihak yang bersangkutan telah menyelesaikan perkaranya.

53 8. Bagi hasil sebagai hak deposan sesuai kesepakatan. 9. Deposito berjangka tidak dapat diperjual belikan kepada dan oleh siapapun. 10. Deposan atau pemilik deposito berjangka ini dianggap telah mengetahui dan menyetujui semua ketentuan di atas 11. Nasabah mengisi aplikasi dimana disitu ada ketentuan yang harus dipatuhi sebagai bentuk tanggungjawab KJKS BMT Marhamah Wonosobo dan nasabah.bagi hasil Simpanan berjangka mudharabah bebas dari segala biaya operasional termasuk pajak, sehingga diterimakan bersih sesuai porsi. 12. Bagi hasil dapat dipindahbukukan ke rekening Simpanan Ummat / diambil langsung tiap bulan / ditransfer ke rekening di Bank lain dengan beban biaya sendiri, sesuai permintaan. Karena di KJKS BMT Marhamah Wonosobo bagi hasil tidak bisa menambah pokok, sehingga harus dipindahbukukan setiap bulan. 3 Deposito menyediakan sebagian terbesar dana yang dipakai manajemen untuk memperoleh penghasilan melalui media ganda pembiayaan dan investasi. Oleh karena itu, fungsi ini merupakan tiang utama dan terpenting bagi eksistensi sebuah bank. Jelaslah bahwa kebijaksanaan top management dalam bidang deposito ini berpengaruh besar terhadap keadaan keuangan dan pertumbuhan sebuah bank. 4 Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati 3 Dikutip dari Data Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Berjangka di KJKS BMT Marhamah Wonosbo. 4 The American Institute of Banking, Bank Management, penerjemah Hasyim Ali, Jakarta:Bumi Aksara, 1995, Cet 4, hlm. 66

54 dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah miss management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut. 5 Adapun data akad dan produk penghimpunan dana di KJKS BMT Marhamah tahun 2012disajikan dalam tabel berikut 6 : no Jenis akad dan produk Jumlah simpanan/ pembiayaan Anggota/ Calon 1. Simpanan Wadi ah 54.642.910.032 32.791 2. Simpanan Mudharabah (Simpanan berjangka) 77.038.5450.114 6.830 JUMLAH SIMPANAN 97.031.584.353 39.621 3. Pembiayaan Bank Syari ah 31.163.983.838 3 4. Pembiayaan diterima dari non Bank/ Pemerintah 306.061.000 2 JUMLAH DANA TERHIMPUN 163.151.404.984 39.626 B. Praktek Penalti pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) sebelum Jatuh Tempo di KJKS BMT Marhamah Wonosobo Penalti merupakan denda yang dibebankan kepada nasabah pemegang rekening deposito mudharabah apabila nasabah mencairkan depositonya sebelum jatuh tempo. Penalti ini dibebankan karena bank telah mengestimasikan penggunaan dana tersebut, sehingga pencairan deposito berjangka sebelum jatuh 5 Adiwarman Azwar Karim, op.cit, hlm. 352 6 Data Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada tahun 2013 (Rekapitulasi data 2012)

55 tempo dapat menganggu likuiditas bank. Bank perlu membebankan penalti kepada setiap nasbah deposito berjangka yang menarik depositonya sebelum jatuh tempo. Penalti tidak boleh diakui sebagai pendapat operasional bank syariah, akan tetapi digunakan untuk dana kebajikan, yang dimanfaatkan untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan. Penalti tidak dibebankan kepada setiap nasabah yang menarik depositonya sebelum jatuh tempo. Ada nasabah tertentu yang tidak dibebani penalti ketika menarik dananya yang berasal dari deposito berjangka yang belum jatuh tempo, misalnya nasabah prima (prime customer), tidak dibebani penalty. Hal ini dimaksudkan untuk menarik nasabah dengan memberikan pelayanan prima kepada nasabah tertentu yang loyal kepada bank, yaitu bebas biaya penalti. 7 Bagi anggota yang ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo maka harus mendapatkan persetujuan dari pihak KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Aturan ini telah ada pada ketentuan sebelumnya yang mana dalam ketentuan sebelumnya. Maka secara otomatis anggota akan mendapatkan perubahan besarnya porsi bagi hasil yang terkurangi dari perjanjian yang sebelumnya. Hal ini dikarenakan bagi hasil yang akan diberikan adalah berdasarkan jangka waktu. Apabila nasabah melakukan pengambilan Simpanan berjangka mudharabah sebelum masa jatuh tempo, di KJKS BMT Marhamah Wonosobo tidak dikenai penalti (denda), namun bagi hasil simpanan berjangka mudharabah 7 Ismail, op.cit, hlm. 95

56 yang diberikan setiap bulan akan dikonversi (dirubah) menjadi bagi hasil Simpanan Ummat dengan jangka waktu sampai pengambilan sesuai porsi. 8 Kenapa harus disebut dengan konversi, karena nasabah tetap mendapatkan hak bagi hasil dari pengelolaan uang tersebut. kemudian perhitungan yang awalnya menggunakan nisbah bagi hasil simpanan deposito dirubah dengan simpanan ummat. Sehingga selisih dari bagi hasil yang telah diberikan oleh KJKS BMT Marhamah Wonosobo kepada anggota dikembalikan lagi pada KJKS BMT Marhamah Wonosobo sehingga mendapat bagi hasil yang lebih sedikit 9. Nasabah Simpanan Mudaharabah berjangka di KJKS BMT Marhamah Wonosobo akan diberikan pokok secara utuh. Diterimakan bersih tanpa ada potongan pajak dan biaya operasional lainnya 10. Kenapa tidak disebut penalti,. karena penalti sudah jelas potongannya dengan pajak dan biaya operasional dari jasa yang diberikan, bahkan bisa saja pokok yang didapat juga mendapat potongan 11. Sehingga jelas kiranya tidak menggunakan bahasa penalti dalam pelanggaran perjanjian nasabah dalam pengambilan simpanan mudharabah berjangka di KJKS BMT Marhamah Wonosobo, karena sistem yang dipakai yaitu konversi yaitu pengalihan perhitungan nisbah atau bagi hasil, yang awalnya dari 8 Wawancara dengan Nur hidayat, SE selaku Manajer Pemasaran BMT Marhamah Wonosobo pada tanggal 21 April 2014 9 Ibid. 10 ibid 11 Ibid.

57 simpanan mudharabah berjangka menjadi simpanan ummat, bukan potongan prosentasi bagi hasil. Dalam hal ini hampir sama sistem yang dipakai, karena penalti dan konversi sama-sama ada hukuman berupa pengenaan biaya karena pelanggaran suatu perjanjian. Adanya perhitungan hasil yang harus dikembalikan lagi kepada BMT dari anggota simpanan mudharabah berjangka sebagai bentuk sanksi yang diperoleh nasabah anggota simpanan mudharabah berjangka. Disini ditarik kesimpulan yaitu, sistem pengenaan perhitungannya hampir sama yaitu adanya penyusutan kemudian istilah yang dipakai berbeda sesuai kebijakan dari masingmasing lembaga keuangan yang bersangkutan. Berikut contoh perhitungan bagi hasil Simpanan mudharabahberjangka yang diambil sebelum jatuh tempokjks BMT Marhamah Wonosobo: - Jangka waktu : 3bulan (02/01/14 s.d. 02-04-14) - Nominal Simpanan berjangka mudharabah : Rp.10.000.000,- - Simpanan berjangka mudharabah dicairkan tangl : 10-03-2004 - Tingkat bagi hasil tutup buku terakhir pada bilyet Simpanan berjangka mudharabah : 1,07% - Simpanan berjangka mudharabahdicairkan tanggl: 10-04-2014 Perhitungan bagi hasil, denda (penalti) dan jumlah nominal yang dibayarkan kepada deposankjks BMT Marhamah Wonosobo adalah sebagai berikut 12 : Hari bagi Perhitungan keterangan 12 Wawancara dengan Muhamad Sidik Arsani tanggal 4 Mei 2014

58 hasil Bagi hasil setiap bulan Konversi bagi hasil Penalti / Pajak dari nominal bilyet Yang diterima nasabah pada saat pencairan tanggal 10/03/2014 Bagi hasil bulan 1 dan 2 Rp. 10.000.000,- x 1,07% = Rp. 107.000,- Bagi hasil yang dibayarkan kepada deposan: Dibayarkan Rp. 107.000,-+ Rp. 107.000,- = Rp.214.00,- Bagi hasil yang dikonversi: Di bebankan Rp. 10.000.000,- x 0,45% x 2 bulan nasabah =Rp. 90.000,- 0% x Rp. 10.000.000,- = Rp. 0,- Dibebankan nasabah - Pokok darisimpanan Deposito Dibayarkan - Bagi hasil hangus : sejumlah bilyet Rp. 214.000 Rp. 90.000 = setelah Rp.124.000,- (diterima) dikurangi konversi nisbah Dengan adanya persentase bagi hasil diatas tidak ada satu pihak yang dirugikan, karena dalam ketentuan pendistribusian bagi hasil tersebut telah disepakati diawal pembukaan rekening atau menjadi nasabah KJKS BMT Marhamah Wonosobo.

59 Kesepakatan tersebut adalah kesepakatan dalam menentukan berapa besar konversi nisbah yang akan dikenakan kepada anggota yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo. Yang mana tergantung pada besar kecilnya simpanan dan lamanya jangka waktu yang dipilih anggota. Bagi anggota yang ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo maka harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Cabang KJKS BMT Marhamah Wonosobo dan, dimana nasabah KJKS BMT Marhamah Wonosobo tidak deikenai penalty maupun pajak. Belum ada unit khusus yang menangani simpanan mudaharabah berngka di KJKS BMT Marhamah Wonosobo, data yang dikelola dari cabang kemudian diberikan ke pusat. Data nasabah yang melakukan pengambilan simpanan mudharabah sebelum jatuh tempo juga tidak memungkinkan didapat, karena harus secara manual untuk diketahui, sehingga tidak ada pencatatan sebagai arsip. Hasil dari penalti baik dari konversi tersebut tidak bisa dijadikan sebagai penghasilan, sehingga dikelola menjadi dana kebajikan atau dana sosial. Menyalurkan dana sosial tersebut kepada yang berhak menerima (Mustahiq) sesuai dengan amanah, menghimpun zakat, infaq/shodaqoh, wakaf, hibah dan dana-dana sosial lainnya. Penarikan sebelum jatuh tempo maka selisih akumulasi bagi hasil akan dikonversikan dengan jangka waktu sampai pengambilan. Bagi hasil yang diberikan berasal dari perolehan keuntungan dari bulan lalu sehingga di KJKS

60 BMT Marhamah Wonosobo tidak ada istilah negative spread (harga beli lebih mahal dari harga jual).aturan ini telah ada pada ketentuan sebelumnya yang mana dalam ketentuan diawal pembukaan rekening. Pengambilan Simpanan berjangka mudharabah sebelum jatuh tempo mempunyai kemungkinan masalah keuangan yaitu mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau porsi keuangan.karena fungsinya sebagai mediasi, bank harus mampu menyediakan atau memberikan kemudahan itu seperti keamanan simpanan, kemudahan dalam menarik kembali dana dalam jumlah yang disesuaikan, kemudahan dalam mencairkan kredit termasuk rendahnya biaya administrasi yang ditanggung suku bunga kredit yang rendah dan perhitungan yang dilakukan secara tepat, cepat dan akurat. 13 Sehingga Bank kemungkinan akan mengalami Resiko Likuiditas (Liquidity Risk) adalah resiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. Masalah yang mungkin timbul di sini adalah bank-bank tidak dapat mengetahui dengan cepat kapan dan berapakah jumlah dana yang akan dibutuhkan atau ditarik nasabah. Oleh karena itu memperkirakan kebutuhan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks. Tugas manager dana antara lain melakukan perkiraan kebutuhan dana dan mencari cara bagaimana memenuhi semua kebutuhan dana pada saat dibutuhkan. Dalam mengelola likuiditas ini mencakup pula perkiraan kebutuhan 13 Oktavia K, Fitriyah, Financial Ratio to Distinguish Islamic Banks, Islamic Busines Units and Conventional Banks in Indonesia,Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, Cet 1, 2012, hlm. 188

61 kas untuk memenuhi likuiditas wajib dan menyediakan instrumen-instrumen likuiditas sebesar jumlah yang kira-kira dibutuhkan. Kebutuhan likuiditas bank secara garis besar pada prinsipnya bersumber dari dua kebutuhan. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan semua penarikan dana oleh penabung. Kedua, untuk memenuhi kebutuhan pencairan dana dan permintaan kredit dari calon debitur terutama kredit yang telah disetujui. 14 Pengendalian likuiditas bank dilakukan setiap hari, dimana berupa penjagaan semua alat-alat likuid yang dapat dikuasai oleh bank (misalnya, uang tunaikas, tabungan, deposito, dan giro pada bank syariah/antar aset bank) yang dapat digunakan untuk memenuhi munculnya tagihan dari nasabah atau masyarakat yang datang setiap hari. Adapun yang dimaksud dengan manajemen likuiditas bank adalah suatu program pengendalian dari alat-alat likuid yang mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank yang harus segera dibayar. Dengan demikian, manajemen likuiditas adalah mengelola bagaimana bank dapat memenuhi kewajibannya, baik yang sekarang maupun yang akan datang, apabila terjadi penarikan atau pelunasan aset liabilitas yang sesuai dengan perjanjian atau yang belum diperjanjikan. 15 14 Ibid, hlm. 190 15 Gita danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2013, hlm. 136