BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

dokumen-dokumen yang mirip
Vol. 5 Oktober 2013 ISSN:

Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

BAB V PENUTUP.. Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai analisis Overreaction

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang


BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

Oleh: Liely Pamela Pembimbing: Kamaliah dan Devi Safitri. Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Efek Indonesia Periode maka dapat disimpulkan : 1. Kondisi Likuiditas Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara,

BAB 1 PENDAHULUAN. ke borrower. Sedangkan sebagai fungsi keuangan, pasar modal berfungsi dalam. diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia dan negara-negara berkembang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat agar keuntungan tersebut bisa diraih (Manurung, 2004). Ada

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN FIRM SIZE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan (financial asset) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian. minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Objek penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

I. PENDAHULUAN. industri industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal didefinisikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan, dalam pasar keuangan diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik negotiable ataupun tidak (Suad Husnan, 2009:3). Pasar modal dikatakan efisien bila harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang tersedia dan relevan. Banyak penelitian yang menyebutkan adanya beberapa fenomena yang tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien, salah satunya adalah fenomena pembalikan harga (price reversal). Price reversal merupakan fenomena perubahan arah harga saham setelah terjadinya suatu perubahan besar dalam harga saham dalam satu bulan perdagangan tertentu baik berupa kenaikan maupun penurunan harga saham. Fenomena pembalikan harga (price reversal) berlawanan dengan karakteristik pasar modal yang efisien. W.Sean Cleary (2011:130) yang dialih bahasakan oleh G.A.Ticolau menyatakan bahwa dalam fenomena pembalikan harga (price reversal) harga saham dapat berubah secara besar-besaran dan diikuti oleh perubahan kembali ke arah yang berlawanan, yaitu kenaikan harga secara 1

2 ekstrim akan diikuti dengan penurunan harga pada periode selanjutnya, demikian pula sebaliknya penurunan harga secara ekstrim akan diikuti oleh kenaikan harga pada periode selanjutnya. Perubahan harga saham besar-besaran yang diikuti dengan perubahan kembali ke arah yang berlawanan juga tercermin dalam saham LQ-45 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan kenaikan atau penurunan secara besarbesaran pada periode 2010-2014. Perubahan indeks tersebut dikategorikan besar apabila return untuk kenaikan adalah lebih dari 2,5 % dan untuk penurunan lebih dari -2,5% Iramani dan Umaiyanti (2002) dalam Rizkada (2008). Harga saham yang digunakan pada perusahaan yang ada di saham LQ-45 dengan menggunakan harga saham pada awal bulan, karena data yang digunakannya data per bulan. Contoh pada tahun 2014 perubahan indeks yang terjadi di saham LQ-45 pada perusahaan yang ada di saham LQ-45 yaitu perusahaan Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Perubahan Harga Saham LQ-45 di Perusahaan BBCA 2014 Bulan Price Index Perubahan Price Index Return Januari 9.925 325 3,385% Februari 10.225 300 3,023% Maret 10.600 375 3,667% April 11.000 400 3,773 Mei 10.775-225 -2,045% Juni 11.000 225 2,088% Juli 11.600 600 5,454% Agustus 11.200-400 -3,448% September 13.075 1875 16,741% Oktober 13.050-25 -0,191% November 13.100 50 0,383% Desember 13.125 25 0,191% Sumber: www.idx.co.id, (diolah penulis)

3 Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut perubahan harga saham yang terjadi di Bank Central Asia (BBCA) selama tahun 2014 menunjukan harga saham yang terbesar terjadi pada bulan september, dimana bulan September. Kenaikan harga secara ekstrim diikuti dengan penurunan harga pada periode selanjutnya. Informasi perubahan besar harga saham dari data tersebut menunjukkan masalah yang menarik untuk diteliti mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi pembalikan harga. Faktor yang mempengaruhi pambalikan harga dikemukakan W.Sean Cleary (2011:134) yang dialih bahasakan oleh G.A.Ticolau overreaction hypothesis merupakan reaksi yang berlawanan dengan kondisi normal. Hypothesis Market Overreaction menyatakan bahwa pada dasarnya investor selalu overreact terhadap informasi yang diperolehnya. Reaksi berlebihan tersebut dapat mengakibatkan perubahan arah harga saham ke arah yang berlawanan setelah terjadinya suatu perubahan besar, investor akan melakukan tindakan koreksi dengan melakukan tindakan yang berlawanan, dari menjual saham akan membeli saham dan sebaliknya. Overreaction adalah peristiwa yang dianggap dramatis oleh para investor yang dapat menyebabkan para investor bereaksi secara berlebihan (W.Sean Cleary (2011:135)) yang dialih bahasakan oleh G.A.Ticolau. Dalam hal ini, para pelaku pasar cenderung menetepkan harga terlalu tinggi sebagai reaksi terhadap berita yang dinilai sebagai good news, dan sebaliknya mereka akan memberikan harga yang terlalu rendah sebagai reaksi terhadap bad news. Pembalikan harga umumnya disebabkan oleh overreaction terhadap informasi baru, para investor

4 bereaksi secara berlebihan terhadap berita-berita yang tidak diantisipasi yang akan merugikan keberadaan ekonomi entitas, hal ini akan memaksa harga turun terlalu jauh, kemudian diikuti koreksi yang mengakibatkan harga akan menaik. Pembalikan ini ditunjukkan oleh turunnya harga setelah terjadi kenaikkan secara ekstrim. Menurut (W.Sean Cleary (2011:138)) yang dialih bahasakan oleh G.A.Ticolau faktor-faktor yang mempengaruhi price reversal adalah overreaction, firm size, likuditas dan bid-ask-spread. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu overreaction, firm size dan bid-ask-spread, variabel tersebut menjadi penelitian ini karena variabel tersebut variabel yang relatif mempengaruhi pembalikan harga. Variabel likuiditas tidak diambil dalam penelitian ini karena likuiditas mempunyai hubungan dengan bid-ask-spread, dimana semakin jauh jarak antara bid dan ask maka semakin tidak likuid karena semakin besar kerugian yang harus ditanggung oleh investor (Emma Febryanti dan Nadia Asandimitra, 2014). Firm size menggambarkan kondisi tingkat kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (W.Sean Cleary (2011:138)) yang dialih bahasakan oleh G.A.Ticolau menyebutkan bahwa ukuran besarnya perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan 2 cara tolak ukur yaitu, dengan menggunakan total aktiva atau total penjualan perusahaan yang bersangkutan dan market capitalization (kapitalisasi pasar) atau dikenal dengan istilah market value (nilai pasar). Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kapitalisasi pasar, besar atau kecil suatu perusahaan dalam dunia bursa dilihat dari total surat berharga yang tercatat

5 di bursa (nilai saham). Dikatakan big firm size jika kapitalisasi pasarnya besar, sedangkan dikatakan small firm size jika kapitalisasi pasarnya kecil. Pengaruhnya firm size dengan price reversal yaitu bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin lengkap informasi yang diperoleh investor dengan mudah dan cepat (laporan keuangan sudah dipublikasikan meskipun belum diaudit). Investor tidak terlalu overreact terhadap informasi baru dari perusahaan yang ukurannya besar (hampir semua investor mengetahui infomasinya). Selain itu, saat investor menerima informasi bad news seperti isu kebangkrutan, investor beranggapan resiko kebangkrutan relatif rendah karena membutuhkan dana yang besar untuk bisa bermain di perusahaan yang berukuran besar sehingga harga tidak mudah dipengaruhi. Maka semakin kecil kemungkinan investor memperoleh abnormal return. Menurut W.Sean Cleary (2011:140) yang dialih bahasakan oleh G.A.Ticolau Bid-ask spread adalah selisih antara bid price dan ask price. Bid price adalah harga tertinggi yang menyebabkan pedagang saham setuju membeli saham, ask price adalah harga terendah yang menyebabkan pedagang saham setuju untuk menjual saham. Semakin besar spread (selisih) maka saham dikatakan tidak likuid karena semakin besar kerugian yang harus ditanggung oleh investor. Sehingga minat investor untuk menjual saham kurang dan kemungkinan kecil terjadi price reversal. Penelitian terdahulu mengenai price reversal dilakukan oleh Robert Cressy dan Hisham Farag (2011) dengan judul Do Size and Unobservable Company Factors Explain Stock Price Reversal periode 2004-2007. Hasil penelitian

6 menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pembalikan harga, umunya pembalikan harga di portofolio Mesir ini terjadi pada perusahaan yang berukuran kecil. Penelitian terdahulu mengenai price reversal juga dilakukan oleh Emma dan Nadia (2014) dengan judul pengaruh likuiditas, bid-ask-spread, earning dan firm size terhadap fenomena price reversal pada saham winner-loser. Hasil penelitian menunjukan bahwa periode 2008-2013, likuiditas, bid ask spread, earning, dan firm size secara simultan berpengaruh terhadap price reversal baik pada saham winner maupun losser. Secara parsial likuiditas, bid ask spread, dan firm size berpengaruh positif terhadap price reversal pada saham winner sedangkan earning tidak berpengaruh terhadap price reversal pada saham winner. Pada saham losser hanya earning yang berpengaruh positif terhadap price reversal sedangkan likuiditas, bid ask spread, dan earning tidak berpengaruh. Berdasarkan adanya perbedaan antara teori pasar modal dengan kenyataan yang terjadi di pasar modal, adanya fenomena dan adanya research gap dari para peneliti sebelumnya serta paparan di atas telah menjelaskan mengenai market overreaction sebagai salah satu anomali pasar dan beberapa variabel yang memengaruhinya sebagai research gap juga yang menjadi latar belakang penelitian ini. Berdasarkan uraian latar belakang yang sebelumnya dibahas tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul FENOMENA PRICE REVERSAL: ANOMALI OVERREACTION PADA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA.

7 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Untuk menyelesaikan masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya, maka perlu adanya pengindentifikasi masalah, sehingga hasil analisis selanjutnya terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penelitian ini yaitu: 1. Pelaku pasar (investor) cenderung menetepkan harga terlalu tinggi sebagai reaksi terhadap berita yang dinilai sebagai good news, dan sebaliknya mereka akan memberikan harga yang terlalu rendah sebagai reaksi terhadap bad news. 2. Investor tidak terlalu overreact terhadap informasi baru dari perusahaan yang ukurannya besar. 3. Semakin besar spread (selisih) maka saham dikatakan tidak likuid karena semakin besar kerugian yang harus ditanggung oleh investor. Sehingga minat investor untuk menjual saham kurang dan kemungkinan kecil terjadi price reversal. 4. Ketidakmampuan investor dalam memprediksi secara tepat baik waktu ataupun besaran perubahan harga yang terjadi dalam fenomena price reversal. 5. Kenaikan harga secara ekstrim akan diikuti dengan penurunan harga pada periode selanjutnya, demikian pula sebaliknya penurunan harga secara

8 ekstrim akan diikuti oleh kenaikan harga pada periode selanjutnya sehingga terjadi pembalikan harga. 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Masalah yang akan dibahas dalam proposal penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi perkembangan overreaction pada saham LQ-45 tahun 2010-2014. 2. Bagaimana kondisi perkembangan firm size pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 3. Bagaimana kondisi perkembangan bid-ask-spread pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 4. Bagaimana kondisi perkembangan price reversal pada saham LQ45 tahun 2010-2014 5. Seberapa besar pengaruh overreaction terhadap price reversal pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 6. Seberapa besar pengaruh firm size terhadap price reversal pada saham LQ-45 tahun 2010-2014. 7. Seberapa besar pengaruh bid-ask-spread terhadap price reversal pada saham LQ-45 tahun 2010-2014. 8. Seberapa besar pengaruh overreaction, firm size dan bid-ask spread secara simultan terhadap price reversal pada saham LQ-45 tahun 2010-2014.

9 1.3 Tujuan Penelitian Penyusunan proposal penelitian ini mempunyai tujuan yang merupakan acuan dan dasar penulisan proposal, berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Kondisi perkembangan overreaction pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 2. Kondisi perkembangan firm size pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 3. Kondisi perkembangan bid-ask-spread pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 4. Kondisi perkembangan price reversal pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 5. Besarnya pengaruh overreaction yang berlebihan terhadap pembalikan harga pada saham LQ-45 di Pasar Modal Indonesia. 6. Besarnya pengaruh firm size terhadap price reversal pada saham LQ-45 tahun 2010-2014. 7. Besarnya pengaruh bid-ask spread tehadap price reversal pada saham LQ-45 tahun 2010-2014. 8. Besarnya pengaruh overreaction, firm size, dan bid-ask-spread secara simultan terhadap price reversal pada saham LQ45 tahun 2010-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kegunaan penelitian ini sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Teoritik Adapun kegunaan teoritik yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

10 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat untuk memperoleh dan mengaplikasikan teori-teori mengenai pembalikan harga saham dan mendorong pengembangan lebih lanjut dalam penelitian di bidang keuangan khususnya mengenai anomali pasar berupa market overreaction. 2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan peneliti mengenai topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi para investor hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi baik pada saat membeli maupun menjual saham, sehingga investor dapat mendapatkan keuntungan dengan memperoleh abnormal return. 2. Bagi para perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk kebaikan perusahaan yang terdaftar di BEI. 3. Bagi instansi pendidikan, diharapkan memperoleh masukan tentang informasi kualitas sarjana yang dibutuhkan dunia kerja dalam rangka peningkatan mutu kelulusannya serta sebagai alat evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan. 4. Bagi pihak lain, diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran kepada pihak lain, sehingga skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sebagai dasar penelitian selanjutnya.