STUDI PEMODELAN DAN PENGENDALIAN ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) DI PT. BARATA INDONESIA (Persero)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menunjang perkembangan sektor industri nasional. Kualitas daya yang baik pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)

Dosen Pembimbing II. Ir. Sjamsjul Anam, MT

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

Simulasi dan Analisis Fenomena Resonansi Akibat Harmonisa Orde Genap dengan Menggunakan Software ETAP

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

Oleh : ARI YUANTI Nrp

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Distribusi daya listrik idealnya harus dapat memberikan kepada

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB

Diah Wulandari. Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Analisa Stabilitas Transien dan perancangan pelepasan beban pada Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang di Pomaala (Sulawesi Tenggara)

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

Erik Tridianto, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

Analisis Stabilitas Transien dan Perancangan Pelepasan Beban Sistem Kelistrikan Distrik II PT. Medco E&P Indonesia, Central Sumatera

1. BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

Kata kunci : Hubung Singkat 3 Fasa, Kedip Tegangan, Dynamic Voltage Restorer, Simulink Matlab.

ANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT.

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY

Perencanaan High Pass dan Single Tuned Filter Sebagai Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan British Oil Company Gresik, Jawa Timur

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Pemasangan Dynamic Voltage Restorer (DVR) terhadap Kedip Tegangan akibat Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa pada Penyulang Kampus

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

1.1. Definisi dan Pengertian

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-136

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

Analisis Transien dan Penggunaan Metode Synchronous Closing Breaker Untuk Mengurangi Efek Transien Capacitor Bank Switching

Transkripsi:

STUDI PEMODELAN DAN PENGENDALIAN ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) DI PT. BARATA INDONESIA (Persero) Mochamad Muslim Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya Abstrak : Kebutuhan akan penggunaan logam baja saat ini mengalami perkembangan seiring dengan pertumbuhan pada berbagai bidang industri. Dengan demikian diperlukan proses pembuatan ataupun peleburan yang mengasilkan logam sesuai dengan keperluan aplikasi dalam pemakaiannya, dalam hal kekuatan, kekerasan, kekuatan lelah, ketahanan korosi dan sebagainya, sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil yang paling optimal. Namun pada proses tersebut biasanya masih membutuhkan pengendalian daya yang cukup besar, sehingga proses ini dirasa kurang efisien. Pengefisienan daya ini dapat diatasi dengan memodelkan dan mengendalikan Electric Arc Furnace (EAF). EAF merupakan inti dari proses peleburan logam baja yang dikenal dengan mini-mills. Maka dalam tugas akhir ini dibuat simulasi pemodelan dan pengendalian pada EAF menggunakan software Matlab, dimana pengontrolnya menggunakan sistem Open-Loop dan Close- Loop sehingga didapatkan suatu pemodelan dan pengendalian EAF yang dinamis dengan pengambilan sampel di PT. Barata Indonesia (Persero) Gresik. Memodelkan dan mengendalikan EAF dengan sistem Close- Loop arus yang dihasilkan dan daya listrik yang dikonsumsi lebih efisien 69.82% dibandingkan dengan sistem Open- Loop. 1. PENDAHULUAN Masalah kualitas daya listrik pada sistem kelistrikan industri merupakan hal yang penting untuk diketahui. Sebab pada sebuah industri khususnya industri peleburan besi baja, masalah kualitas daya listrik ini memegang peranan penting dalam menentukan keberadaan industri atau pabrik tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas daya listrik, antara lain: ketidakseimbangan tegangan, gangguan tegangan, faktor daya dan hamonisa. Di industry peleburan baja, kerlip cahaya (light flicker) menjadi suatu masalah yang signifikan sebab di pabrik peleburan baja terdapat tanur busur listrik yang merupakan salah satu sumber beban fluktuatif Electric Arc Furnace (EAF) atau juga disebut tanur busur listrik adalah bagian utama dari sebuah pabrik peleburan baja dalam melakukan peleburan baja. EAF atau tanur busur listrik biasanya terdiri tiga buah batang elektroda besar yang biasanya terbuat dari graphite. Untuk melakukan peleburan besi dan baja, dilakukan pembenturan electric arc (busur listrik) antara elektroda dengan baja yang ada dalam sebuah wadah besar. Dengan arus yang sedemikian besar sudah pasti sebuah EAF akan menyerap daya yang besar pula, sehingga proses ini dirasa kurang efisien. Hal ini pasti akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan sistem berupa kerlip cahaya (light fliker). Oleh karena itu memodelkan dan mengendalikan EAF bertujuan untuk mendapatkan pengendalian daya yang dibutuhkan menjadi se-efisien mungkin, tetapi tetap memberikan hasil yang optimal. 2. KUALITAS DAYA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN KUALITAS DAYA LISTRIK Kualitas daya listrik memiliki beberapa definisi, tergantung dari sisi pengamatnya. Bagi pelanggan, kualitas daya listrik mereka definisikan sebagai keandalan sistem tenaga listrik atau energi listrik yang menyatakan 99,9% sistem kelistrikan tersebut dapat diandalkan. Sedangkan bagi para produsen peralatan listrik, mereka mendefinisikan kualitas daya listrik sebagai karakteristik suplai tenaga listrik dimana dapat menyuplai beban yang mereka hasilkan sehingga berfungsi dengan baik. Secara umum, kualitas daya listrik dapat diartikan sebagai segala macam permasalahan yang berhubungan dengan tegangan, arus, maupun frekuensi yang dapat menyebabkan kegagalan sistem maupun kesalahan operasional hingga sisi pelanggan. Kualitas daya listrik pada kenyataannya berhubungan dengan gangguan tegangan (voltage disturbance), harmonisa (harmonics), faktor daya (power factor) dan kompensasi daya reaktif (reactive power compensation). 2.2 GANGGUAN TEGANGAN (VOLTAGE DISTURBANCES) Gangguan tegangan berpengaruh langsung pada suplai daya listrik, oleh karena itu masalah gangguan tegangan ini harus segera diatasi.gangguan tegangan antara lain disebabkan oleh beban-beban yang menyebababkan aliran arus menjadi sangat cepat sehingga memungkinkan terjadinya variasi tegangan. IEEE Recomended Practices Std 1159, mengelompokkan gangguan tegangan sebagai berikut: Transient, Short-duration Variation, Long-duration 1

Variation, Voltage Fluctuation (Flicker), Voltage Deviation, Voltage Imbalance (Asymetry). 3. FAKTOR DAYA Ada dua definisi umum untuk faktor daya. Definisi pertama menyatakan faktor daya sebagai cosinus dari sudut beda fasa antara arus dan tegangan dimana arus tertinggal atau mendahului tegangan. Definisi yang lebih umum digunakan adalah ratio antara daya aktif dan daya total. Faktor daya bervariasi antara 0 sampai dengan 1, tapi biasanya dinyatakan dalam persen (%).Untuk gelombang yang tak sinusoidal, misalnya terdapat harmonisa, maka faktor daya berbanding lurus dengan bentuk gelombang fundamentalnya. Faktor daya bisa mendahului (leading) dan bisa terbelakang (lagging). Umumnya pada suatu plant (industri) hanya faktor daya beban yang diperhitungkan. Faktor daya mendahului bila beban menghasilkan daya reaktif (VAR), jika arah daya aktif dan daya reaktif sama maka faktor daya pada titik referensi maka faktor dayanya terbelakang. Untuk memperbaiki faktor daya, pembangkit daya reaktif yang dapat digunakan yaitu generator sinkron, kondensor sinkron, kapasitor seri, kapasitor shunt. Dari keempat komponen daya reaktif diatas ternyata yang memenuhi daya reaktif dengan daya relatif besar untuk memenuhi segi teknis dan ekonomis adalah kondensor sinkron dan kapasitor shunt. 4. ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) 4.1 Electric Arc Furnace (EAF) EAF dikenal pula secara luas sebagai electric smelting and melting furnace. Ini merupakan peralatan untuk peleburan dan pelelehan dari besi dan baja dengan daya listrik yang tinggi. Tanur Busur Listrik biasanya dioperasikan pada tingkat daya dengan range sebesar 30 sampai 60 MW, dan seringkali, perubahan beban dinamis dari tanur dapat menyebabkan dampak yang signifikan pada peralatan pembangkitan, stabilitas transient dari sistem tenaga dan kualitas daya pada beban-beban lain yang terinterkoneksi. Ketidakstabilan beban tanur yang disebabkan baik oleh kelakuan arc (busur) listrik dan juga dari gangguan pengoperasian tanur didiskusikan dari prosesnya dan dari pandangan secara kelistrikannya. Hasilnya adalah interaksi antara gangguan dan pembangkitan dan peralatan suplay daya dari tanur. Sebagian besar dari tanur peleburan listrik mempunyai wadah pencairan untuk logam dalam tungku, yang mendasari lapisan kerak (yang relatif) resistif diatas bahan campuran yang tidak leleh ditambahkan. Ada empat jenis khusus dari operasi peleburan, berdasarkan karakteristik dari mekanisme konversi tenaga ke panas dan memindahkan panas yang dihasilkan ke tanur pemanas: Immersed Electrode (elektroda yang dibenamkan) Open Arc (busur terbuka) Shielded Arc (busur terlindungi) Submerged Arc (busur terendam) Dalam prakteknya, keempat metoda ini dibedakan posisi operasional dari ujung-ujung elektroda tergantung pada rendaman cairan dan keadaan dan kedalaman dari bagian tidak-cair yang menutupi sekeliling elektrodaelektroda. Keistimewaan ini, bersama dengan parameterparameter listrik rangkaian sekunder khusus untuk tanur 40 50 MW. Gangguan pada sistem tenaga merupakan hasil dari pembusuran, ketidakstabilan juga merupakan hasil dari gangguan pengoperasian normal itu sendiri seperti ramping (lereng) daya dan ketidakseimbangan daya. Menghidupkan dan mematikan rata-rata ramp (lereng) daya secara normal dipengaruhi oleh suatu nilai dimana pembangkitan bisa diregulasikan untuk bisa memenuhi kebutuhan beban. Operasi tidak seimbang (unbalanced) berkaitan dengan kerusakan elektroda dan terbakarnya elektroda, atau juga penyesuaian keluaran temperatur yang dipengaruhi oleh supply daya dan kemampuan negatif sequence dari penggerak beban. 4.2 Operasi Pembusuran (Arcing Operation) Resistansi mulai naik dengan lebih cepat ketika ujung elektroda mendekati permukaan cairan bijih, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi daerah kontak antara titik ujung dengan rendaman cairan bijih. Pembusuranmikro antara elektroda dan cairan bijih dimulai sebelum ujung elektroda lepas dari permukaan cairan bijih. Kondisi ini secara umum disebut Brush Arcing (Busur Sikat). Keadaan operasi tetap di daerah ini merupakan keadaan yang tidak diinginkan ketika keadaan ini kehilangan sifat stabil dari mode immersed (pembenaman)-nya, tidak memberikan resistansi tambahan yang diperlukan untuk tingkat tegangan tinggi dan mendapat ketidakstabilan yang diperoleh dari pengukuran ujung elektroda variabel dan pergerakan gelombang dari permukaan cairan bijih. Ketika elektroda naik keatas zona busur sikat, ratarata resistansi meningkat dengan posisi elektroda diasumsikan memiliki kecuraman yang lebih curam, merefleksikan permulaan kondisi pembusuran sabil. Energi dilepaskan dalam busur tegangan tinggi dipindah baik secara langsung ke beban dalam kasus operasi shielded arc (busur terlindungi) maupun juga kombinasi perpindahan lansung pada mode open arc (busur terbuka). Selama transfer energi busur ke beban tidak tergantung pada sirkulasi kembali dari cairan bijih panas (yang merupakan penyebab utama erosi dinding samping tanur), akan lebih banyak daya yang dapat digunakan dibanding dengan kemungkinan pada peleburan dengan cara immersed-electrode. Dan selama peleburan dengan cara shielded-arc menghasilkan gas buang dengan kondisi sedang dibanding dengan cara open-arc, maka cara ini sudah seharusnya dipakai. Resistansi busur akan meningkat sebanding dengan panjang busur, tetapi tidak secara invariant. Dalam prakteknya, jatuh tegangan yang melintasi busur, meningkat 2

secara proposional terhadap panjang busur melebihi jarak yang cukup lebar dari tingkat arus. Secara khusus, gradien tegangan busur adalah sebesar 15 volt per cm panjang busur, baik pada mode open-arc maupun shielded-arc. Selama rata-rata resistansi berubah dengan posisi elektroda yang masih jauh lebih curam pada saat pembusuran bila dibanding dengan menggunakan cara operasi immersedelectrode, parameter-parameter listrik dari tanur masih akan lebih sensitif untuk mode pembusuran. 5. SIMULASI 5.1 Metodologi Simulasi Simulasi untuk memodelkan dan mengendalikan Electric Arc Furnace (EAF), dalam usaha efisiensi penggunan daya pada saat proses peleburan baja,akan dikerjakan sesuai dengan metode seperti pada gambar 3. 5.2 Distribusi Tenaga Listrik EAF Di PT. Barata Indonesia (Persero) Sistem distribusi EAF pada PT. Barata Indonesia (Persero) berasal dari sumber tenaga listrik utama yang diperoleh dari PLN sebesar 70 kv yang kemudian masuk melalui transformator step down 3 MVA menjadi 6 kv. Pada transformator utama tersebut tegangan didistribusikan ke transformator step down 2 MVA 3 fasa dengan 6 tap tegangan, yaitu 81 V, 92 V, 104 V, 140 V, 160 V, 180 V. Penggunaan node-node ini akan menentukan besarnya arus pada setiap elektroda dengan respon dari tegangan. 2 0 1 3 Gambar 2 Model Kelistrikan EAF mulai Mengumpulkan data dari PT. Barata Indonesia Mengolah data dengan M-file pada Matlab Membuat Simulasi Sistem Close-Loop dengan Simulink matlab Membuat Simulasi Sistem Close-Loop dengan Simulink matlab Gambar 1 Single Line Diagram Arc Furnace Feeder 5.3 Perhitungan Arus EAF Dengan menggunakan Hukum Kirchoff (Kirchoff Current Law (KCL).) Sampel data yang ada pada PT. Barata Indonesia (Persero) disederhanakan dalam suatu rangkaian sistem kelistrikan untuk memudahkan simulasi dan analisanya. Gambar 2 menunjukan terdapat 4 node, diamana untuk setiap elektroda merupakan node, yaitu node 1, node,dan node 3. Sedangkan untuk node yang keempat adalah ground ( ). Evaluasi hasil simulasi Simulink Matlab Selesai Gambar 3 Flowchart Metode Simulasi 5.4 Persamaan Node Berdasarkan Gambar 2 persamaan arus dapat diperoleh dengan menerapkan hukum Kirchoff pada masing-masing node. 3

0 Nilai-nilai dari variabel yang akan digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: Tabel 1 Nilai Variabel [7] Variabel Range Nilai Nilai Yang Digunakan, 81 V 92 V 104 V 140 V 160 V 180 V 140 V,, 1-100 S/m 20 S/m 5-25 S 10 S G 0 S 0.1 S input berupa tegangan yang diberikan oleh tap tegangan dari transformator, dan yang terakhir adalah input berupa konduktansi (G). Pada sisi output terdapat 6 output, yaitu arus yang dihasilkan oleh setiap elektroda (I1, I2, dan I3) dan daya yang dikonsumsi oleh setiap elektroda (P1, P2, dan P3). Perbedaan dengan Open-Loop adalah terletak pada output, dimana pada output arus di umpan balik ke inputan untuk dikontrol oleh PID controller. Gambar 4 Blok Diagram Simulink Close-Loop Dimana: I = Arus (A) V = Tegangan (Volt) G = Konduktansi (S) Gs = Konduktansi dalam Slag (S) C = Koefisien konduktansi (S/m) 5.5 Simulasi Open-Loop Pada sistem ini EAF dimodelkan dan dikendalikan secara terbuka, yang mana tidak ada sinyal umpan balik (feedback) yang diberikan sisi output ke sisi input. Pada gambar 4 dapat dilihat terdapat 7 input, yaitu 3 input berupa posisi dari setiap elektroda (x1, x2, x3), 3 input berupa tegangan yang diberikan oleh tap tegangan dari transformator, dan yang terakhir adalah input berupa konduktansi (G). Pada sisi output terdapat 6 output, yaitu arus yang dihasilkan oleh setiap elektroda (I1, I2, dan I3) dan daya yang dikonsumsi oleh setiap elektroda (P1, P2, dan P3). Pengolahan data dilakukan di M-File pada matlab sebagai fungsi Matlab Function. 5.6 Simulasi Close-Loop Pada sistem ini EAF dimodelkan dan dikendalikan secara tertutup, yang mana pada sisi output terdapat sinyal umpan balik (feedback) yang diberikan kembali ke sisi input. Gambar 5 dapat dilihat terdapat 7 input, yaitu 3 input berupa posisi dari setiap elektroda (x1, x2, x3), 3 Gambar 5 Blok Diagram Simulink Close-Loop 6. HASIL SIMULASI 6.1 Simulasi Open-Loop Pada simulasi ini digunakan tap tegangan 140 V. (katoda) yang dialiri arus listrik digerakkan mendekati bahan lebur (anoda). Permukaan bahan lebur ini dilapisi oleh slag (seperti batu kapur) yang berfungsi untuk melindungi bahan lebur agar tidak terkontaminasi dengan 4

udara di sekitar tungku sehingga temperaturnya akan tetap terjaga. Pergerakkan elektroda ini tidak dikendalikkan oleh pengontrol sehingga pada simulasi ini diasumsikan elektroda dan bahan lebur langsung bersentuhan. Besarnya arus yang dihasilkan pada saat awal bersentuhan yaitu sebesar ± 13.93 ka selama 6 detik, dengan konsumsi daya listrik sebesar ± 1.93 MW. Layaknya seperti hubung singkat yang menimbulkan busur api, maka terjadilah proses panas pada permukaan sentuh. Dimana pada kondisi ini bahan lebur mulai dihancurkan dengan proses panas tersebut. Kemudian arus turun menjadi sebesar ± 13.82 ka, dikarenakan bahan lebur yang bersentuhan dengan elektroda mulai mencair. Dengan demikian arus yang dihasilkan akan mulai stabil, dengan konsumsi daya listrik sebesar ± 1.95 MW. Bentuk magnitudo arus dan daya listrik seperti terlihat pada gambar 6 dan 7. udara di sekitar tungku sehingga temperaturnya akan tetap terjaga. Pergerakkan elektroda ini dikendalikkan oleh pengontrol yang menerima sinyal umpan balik (feedback) dari output arus elektroda. Saat elektroda mulai didekatkan dengan bahan lebur antara 15-10 cm, akan muncul busur api dan arus yang dihasilkan elektroda yaitu sebesar ± 19 A dengan konsumsi daya listrik ± 2660 Watt. Arus tersebut akan dipakai sebagai informasi masukan ke sistem kontrol untuk menggerakkan elektroda. Semakin dekat jarak antara elektroda dengan bahan lebur, maka arus yang dihasilkan semakin besar pula. Sehingga akan mempercepat proses mencairnya bahan lebur. Pada saat elektroda bersentuhan dengan bahan lebur terjadi kenaikkan arus yang signifikan. Setelah bahan lebur tersebut mulai mencair, arus yang dihasilkan juga mulai stabil yaitu sebesar ± 9.28 A, dengan konsumsi daya listrik sebesar ± 1.2 MW. Bentuk magnitudo arus dan daya listrik seperti yang terlihat pada gambar 8 dan 9. Arus Gambar 6 Bentuk Magnitudo Arus Open-Loop Arus Gambar 8 Bentuk Magnitudo Arus Close-Loop Daya Gambar 7 Bentuk Magnitudo Daya Open-Loop 6.2 Simulasi Close-Loop Pada simulasi ini digunakan tap tegangan 140 V. (katoda) yang dialiri arus listrik digerakkan mendekati bahan lebur (anoda). Permukaan bahan lebur ini dilapisi oleh slag (seperti batu kapur) yang berfungsi untuk melindungi bahan lebur agar tidak terkontaminasi dengan Daya Gambar 9 Bentuk Magnitudo Daya Close-Loop 6.3 Analisa Simulasi Open-Loop dan Close-Loop Dari hasil simulasi Open-Loop dan Close-Loop dapat diketahui bahwa memodelkan dan mengendalikan EAF dapat mempengaruhi besarnya arus yang dihasilkan 5

dan besarnya daya listrik yang dikonsumsi selama proses peleburan. Pada simulasi Open-Loop dilakukan tanpa adanya pengontrol. Dan proses awal peleburan diasumsikan elektroda dengan bahan lebu lansung bersentuhan. Sehingga akan menimbulkan busur api dan terjadi proses panas pada permukaan sentuh..selama bersentuhan, arus yang dihasilkan sangat besar secara terus menerus, hal ini menyebabkan arus dapat mengalir melalui udara yang terionisai antara elektroda dengan bahan. Sehingga arus yang dihasilkan tidak terkendali. Dengan demikian daya listrik yang dikonsumsi juga cukup besar. Besarnya arus yang dihasilkan selama simulasi ini yaitu ± 13.82 ka dan daya listrik yang dikonsumsi sebesar ± 1.93 MW sampai bahan lebur tersebut mencair. Pada simulasi Close-Loop dilakukan dengan dikendalikan pengontrol yang menerima sinyal umpan balik dari output arus elektroda. Arus yang dihasilkan tersebut akan memberikan informasi ke sistem pengontrol untuk menggerakkan elektroda turun mendekati bahan lebur. Sehingga pergerakkan elektroda dapat diatur dan arus yang dihasilkan dapat dikendalikan sesuai dengan jarak antara elektroda dengan bahan lebur. Sampai akhirnya elektroda bersentuhan dengan bahan lebur dan arus yang dihasilkan akan mulai stabil. Dikarenakan bahan lebur sudah mencair. Sehingga daya listrik yang dikonsumsi juga akan dapat dikendalikan sesuai dengan arus yang dihasilkan. Besarnya arus yang dihasilkan selama simulasi ini yaitu ± 8.14 ka dan daya listrik yang dikonsumsi sebesar 1.13 MW. Dengan demikian pada simulasi Close-Loop arus yang dihasilkan dan daya listrik yang dikonsumsi lebih efisien dibandingkan dengan simulasi Open-Loop yaitu sebesar 69.82 %. 7. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi dan analisis pada tugas akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Studi tentang pemodelan dan pengendalian EAF di PT. Barata Indonesia (Persero) dengan simulasi Close-Loop dan Open-Loop menggunakan Simulink Matlab dapat mempengaruhi besarnya arus yang dihasilkan dan besarnya konsumsi daya selama proses peleburan. 2. Memodelkan dan mengendalikan EAF dengan simulasi Close-Loop ternyata lebih baik. Karena arus yang dihasilkan dan daya listrik yang dikonsumsi lebih efisien dari pada dengan simulasi Open-Loop yaitu sebesar 69.82%. DAFTAR PUSTAKA [1] Dugan RC, Mark F. 1996. Electrical Power System Quality, McGranagan.,H. Wayne Beaty Mc.Graw-Hill. [2] B. Boulet, V. G. Wong, Control of High-Power Non- Ferrous Smelting Furnaces, IEEE Canadian Review, summer 1997. [3] G. dosa, A. Kepes, T. Ma and P. Fantin, Computer Control of High-Powetr Electric Furnace. Challenges in Process IntensitificationSymposium, 35 th Conference of Metallurgist of Metallurgical Society of CIM,Montreal, Quebec, August 24-29, 1996. [4]Kazibwe Wilson E., Ph.D,. Sendaula Musoke H, Ph.D. 1993. Electric Power Quality Control Techniques, Van Nostrand Reinhold. [5] Ma T., Bendzsak G. J., dan Perkins M., Power System Design For High-Power Electric Smelting And Melting Furnaces, International Symposium on Non-Ferrous Pyrometallurgy, Agustus 23 27, 1992. [6] Penangsang, O. Analisa Sistem Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Elektro FTI ITS, Surabaya. [7] B, Benoit., L, Gino and A, Mark., Modeling and Control of an Electric Arc Furnace (EAF), Procceding of American Control Converence, Denver Colorado, June 4-6 2003. RIWAYAT HIDUP Mochamad Muslim dilahirkan di kota Surabaya, 2 Juli 1983. Penulis memulai jenjang pendidikannya di TK Perwaka, dan SDN Kertajaya VIII/214 hingga lulus tahun 1996. Setelah itu Penulis melanjutkan studinya di SLTP Negeri 12 Surabaya. Tahun 1999, Penulis diterima sebagai murid SMA Negeri 3 Surabaya hingga lulus tahun 2002. Pada tahun 2003 penulis masuk ke Jurusan D3 Otomasi Sistem Instrumentasi Universitas Airlangga hingga lulus tahun 2006, kemudian Penulis melanjutkan studi Program Sarjana di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya lewat program Lintas Jalur dengan NRP. 2207100616 dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. 6