Perkembangan Ekonomi Terkini Indonesia di Tengah MEA

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

Getting Electricity P E R B A I K A N K E B I J A K A N. Jakarta, 21 Januari 2016 DIREKTUR DEREGULASI. invest in

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KARET ALAM DI PROVINSI RIAU

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2015

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

PAKET KEBIJAKAN XII: Pemerintah Pangkas Izin, Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

PENYEDERHANAAN PERIZINAN IMB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

PENERBITAN SECARA SIMULTAN UNTUK SIUP DAN TDP SERTA TGD DAN SLF

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

RINGKASAN LAPORAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BULAN JULI 2011

PELAYANAN ONLINE PERTANAHAN DAN PERALIHAN HGB TERTENTU DI WILAYAH TERTENTU

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

Perekonomian Suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

KEMUDAHAN BERUSAHA (EASE OF DOING BUSINESS) REGISTERING PROPERTY KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Analisis Perkembangan Industri

ii Triwulan I 2012

Upaya Peningkatan Daya Saing Bidang Ketenagalistrikan di Indonesia Menghadapi Era Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

Kondisi Perekonomian Indonesia

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JULI 2015

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini

IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - JUNI 2014

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - MEI 2014

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Perkembangan Ekonomi Terkini Dan APBN Januari 2016

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Market Review Macroeconomy Equity Fixed Income

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TRENDS of TOURISM SECTOR. Mari Elka Pangestu Minister of Tourism and Creative Economy

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2013

KAJIAN POTENSI PEMANFAATAN PERJANJIAN PERDAGANGAN BARANG DALAM KERANGKA ASEAN-AUSTRALIA NEW ZEALAND FREE TRADE AREA BAGI PRODUK TERTENTU

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

Inspektorat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

JAKARTA, 12 DESEMBER Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua.

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Transkripsi:

Perkembangan Ekonomi Terkini Indonesia di Tengah MEA Peningkatan Daya Saing Nasional Merupakan Kunci Dalam Menghadapi Masyarakat Ekononi ASEAN Dr. Leonard VH Tampubolon Deputi Bidang Ekonomi

2 Kerangka Paparan 1 Kinerja Perekonomian ASEAN 2 3 Perkembangan Masyarakat Ekonomi ASEAN Perkembangan Ekonomi Indonesia Terkini 4 Strategi Peningkatan Daya Saing Indonesia 5

Kinerja Perekonomian ASEAN

4 Gambaran Perkembangan Ekonomi ASEAN PDB ASEAN mencapai US$ 2,43 trilliun pada tahun 2015 dan menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia no. 6, dimana pada tahun 2015 kontribusinya terhadap PDB Dunia adalah sebesar 3,3% Pertumbuhan ekonomi ASEAN selalu diatas pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga ekonomi ASEAN merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi dunia. Pada tahun 2016, ekonomi ASEAN diperkirakan tumbuh sebesar 4.5% dan diperkirakan meningkat menjadi 4.8% pada tahun 2017 3.3% 3.2% 3.1% 3.0% 2.9% 2.8% 2.7% 2.6% 7.8% 6.5% 5.9% 5.9% 4.9% 5.0% 4.3% 4.4% 4.4% 4.4% 4.3% 4.3% 1.8% 3.1% 2.5% 1.8% 2.4% 2.6% 2.5% 2.6% 2.7% 2.8% 2.9% 2.9% 3.0% 3.1% 3.2% 3.2% 3.3% -1.7% 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Share of GDP ASEAN/World ASEAN's GDP Growth World's GDP Growth 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0% -2.0%

5 Gambaran Perkembangan PDB ASEAN Net Foreign Direct Investment: Intra ASEAN, Extra ASEAN, dan Total (USD Juta) 140,000.0 120,000.0 100,000.0 80,000.0 60,000.0 124,864.5 95,748.7 97,815.7 86,213.3 120,818.8 40,000.0 20,000.0-15,893.3 19,393.3 22,232.2 17,200.9 2013 2014 2015 Intra-ASEAN Extra-ASEAN Total net inflow Sumber: Statistics ASEAN

Kinerja Perdagangan ASEAN Peranan ASEAN dalam perdagangan dunia semakin meningkat, dimana ASEAN memasok 7 persen dari total perdagangan dunia pada tahun 2015 Sementara itu, 76,8 persen perdagangan negara-negara ASEAN merupakan external trade (perdagangan dengan non-asean) 7.1% 76.8% 77.0% 6.9% 6.7% 6.5% 6.3% 6.1% 5.9% 5.7% 5.5% 75.9% 75.7% 76.0% 75.6% 75.3% 75.3% 74.9% 74.6% 74.6% 5.9% 5.7% 5.9% 6.1% 6.6% 6.6% 6.7% 6.7% 6.8% 7.0% 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 76.5% 76.0% 75.5% 75.0% 74.5% 74.0% ASEAN to World/World to World ASEAN to Non-ASEAN/ASEAN to World 6

Produk Utama Perdagangan Intra-ASEAN (Miliar USD) HS Code Product label 2012 2013 2014 2015 Produk utama perdagangan intra ASEAN adalah: Alat-alat dan mesin listrik Bahan bakar Mesin dan perlengkapannya Kendaraan bermotor dan asesorisnya TOTAL All products 606.3 613.7 614.2 536.6 85 Electrical machinery and equipment and parts thereof; 111.7 115.5 115.4 118.4 27 Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation; 170.4 175.7 170.9 114.5 84 Nuclear reactors, boilers, machinery and mechanical appliances; parts thereof 69.3 68.0 66.2 63.9 87 Vehicles other than railway or tramway rolling stock, and parts and accessories thereof 26.8 25.4 24.3 24.0 39 Plastics and articles thereof 22.8 24.2 26.3 23.3 90 Optical, photographic, cinematographic, measuring, checking, precision, medical or surgical instruments and apparatus; 11.1 11.4 11.8 11.0 29 Organic chemicals 13.1 14.2 15.0 11.8 Sumber: www.trademap.org (diolah Direktorat PIKEI, Bappenas) 7

Perkembangan Masyarakat Ekonomi ASEAN

9 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Cetak Biru Association of South East Asian Nation Piagam ASEAN Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 adalah merupakan upaya untuk mewujudkan terbentuknya integrasi ekonomi regional di kawasan Asia Tenggara melalui 4 (empat) pilar utamanya Aliran Bebas: Barang Jasa Investasi Tenaga Kerja Terampil Modal Pasar Tunggal dan Kesatuan Basis Produksi Kebijakan Kompetisi Perlindungan Konsumen HAKI Kebijakan Kompetisi Infrastruktur Perpajakan E-commerce Kawasan Ekonomi Yang Berdaya Saing Tinggi Pengembangan UKM Inisiatif Integrasi Pertumbuhan Ekonomi yang Merata Pendekatan Koheren hubungan ekonomi eksternal Partisipasi di Global Supply Networks Integrasi ke Pereknomian Global

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025: Forging Ahead Together The 2015 Kuala Lumpur Declaration on the Establishment of ASEAN Community dan The Kuala Lumpur Declaration on ASEAN 2025: Forging Ahead Together adalah merupakan kelanjutan komitmen seluruh negara ASEAN setelah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dalam rangka meningkatkan kualitas integrasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan dalam 10 tahun ke depan, yang ditempuh melalui 5 (lima) pilar Ekonomi yang Terintegrasi dan Terpadu Perdagangan Barang Perdagangan Jasa Lingkungan Investasi Integrasi Finansial Fasilitasi Pergerakan Tenaga Kerja Terlatih dan Kunjungan Pelaku Usaha Peningkatan Partisipasi pada Rantai Nilai Dunia Review dan Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN Keterikatan dengan Mitra Regional dan Global Peran ASEAN dalam Forum Ekonomi Internasional ASEAN yang Global Lima Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025 ASEAN yang Kompetitif, Inovatif dan Dinamis Perlindungan Konsumen Penguatan Kerjasama HKI Pertumbuhan Berbasis Produktifitas, Inovasi, Penelitian dan Pengembangan, dan Teknologi Komersil Kerjasama Perpajakan Kepemerintahan yang baik Pembangunan Ekonomi yang berkelanjutan Megatrend global dan Isu-isu Ekonomi Baru Penguatan Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Penguatan Peran Pelaku Usaha Kerjasama Publik Swasta Memperkecil Jurang Pembangunan Kontribusi Para Pemangku Kepentingan pada Usaha Integrasi Regional ASEAN yang Tangguh, Berorientasi dan Berpusat pada SDM Peningkatan Konektifitas dan Kerjasama Sektoral Transportasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Perdagangan Elektronik Energi Makanan, Pertanian dan Kehutanan Kepariwisataan Kesehatan Mineral Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 10

Perkembangan Perjanjian Utama Masyarakat Ekonomi ASEAN 11 Liberalisasi tarif mencapai 99,2%; kecuali untuk beras, gula & minuman berakohol bagi Indonesia Barang Tenaga Kerja Terampil Disepakati 8 Mutual Recognition Areements (MRAs) Jasa Penerapan skema perjanjian investasi yang membedakan investor ASEAN & non-asean Investasi Memasuki putaran ke- 10 dgn 128 subsektor dan Foreign Equity Participation maksimum 70%

12 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: 12 Sektor Prioritas Automotive Air Travel 12 SEKTOR PRIORITAS MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 12 sektor prioritas Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai katalis integrasi ekonomi yang mencakup 8 sektor perdagangan barang dan 4 sektor perdagangan jasa Indonesia menjadi koordinator untuk sektor otomotif dan wood-based. Agro-based Fisheries Electronic ICT Rubberbased Woodbased Tourism Logistic Services Healthcare Textile & Apparel

13 Perdagangan Barang di ASEAN Liberalisasi tarif telah mencapai 99,2% untuk Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipinea, Singapura dan Thailand (ASEAN 6) sedangkan liberalisasi tarif mencapai 90,9% untuk Kamboja, Laos, Myanmnar, dan Viet Nam (CLMV) Pencapaian Liberalisasi Tarif Negara ASEAN ASEAN Trade in Goods (ATIGA) Secara keseluruhan, liberalisasi tarif telah mencapai 96,01% untuk kawasan ASEAN. Pada tahun 2018, liberalisasi tarif bagi ASEAN 6, CLMV, dan ASEAN masing-masing akan mencapai 99,2%; 97,81%; dan 98,67% Pencapaian Liberalisasi Tarif Total Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

14 Perdagangan Jasa di ASEAN Hingga saat ini baru 2 negara anggota ASEAN (Singapura dan Thailand) yang mampu menyelesaikan komitmen AFAS Paket 10 Dari 128 Sub Sektor (SS) AFAS 10: 60 SS memenuhi threshold 39 SS belum memenuhi (16 ss potensi dari Revisi DNI) 29 SS fleksibilitas ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) Perpres 39/2014 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI) telah direvisi dengan Perpres 44/2016 tentang DNI, telah diidentifikasi sebanyak 16 subsektor dapat ditingkatkan komitmen kepemilikan modal asingnya menjadi Foreign Equity Participation 70%

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Tenaga Kerja Terampil (Mutual Recognition Agreements/MRA) 15 Status 8 MRA ASEAN No. MRA Tempat/Tanggal Penandatanganan Status 1. MRA on Engineering Services 2. MRA on Nursing Services 3. MRA on Architectural Services Malaysia; 9 Des 2005 Filipina; 8 Des 2006 Singapura; 19 Nov 2007 Sudah ada MRA dan pengakuan Sertifikasi ASEAN Sudah ada MRA, namun masih dalam proses pengakuan Sertifikasi Sudah ada MRA dan pengakuan Sertifikasi ASEAN 4. Framework Arrangement for Mutual Recognition on Surveying Qualification Singapura; 19 Nov 2007 Masih dalam bentuk Framework dan sedang dalam proses menuju MRA 5. MRA on Tourism Professional 6. MRA on Medical Practitioners 7. MRA on Dental Practitioners 8. MRA on Accountancy Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Vietnam; 9 Jan 2009 Thailand; 26 Feb 2009 Thailand; 26 Feb 2009 Myanmar; 25 Agust 2014 Sudah ada MRA, target ratifikasi 2016 Sudah ada MRA, namun masih dalam proses pengakuan Sertifikasi Sudah ada MRA, namun masih dalam proses pengakuan Sertifikasi Dalam pembahasan Road Map

Masyarakat Ekonomi ASEAN Pencapaian Scorecard 16 Tingkat Pencapaian Komitmen ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN diukur melalui Scorecard Focus based (506 Measures) Full Measures (611 Measures) ASEAN 93,9% (475 Measures) Indonesia 91,9% (465 Measures) ASEAN 82,3% (503) Indonesia 86,7% (530) Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomin; data per Agustus 2016

Perkembangan Ekonomi Indonesia Terkini

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (Persen) Ekonomi domestik hingga triwulan III 2016 tercatat tumbuh di atas 5 persen, didorong oleh stabilnya konsumsi RT, belanja konsumsi dan investasi pemerintah. Q1 Q2 Q3 Dari sisi lapangan usaha, sektor konstruksi, informasi & komunikasi, perdagangan, dan jasa keuangan menjadi pendorong. Konsumsi RT Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor Impor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Persen) Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha (Persen) 5.1 5.2 5.0 5.0 5.0 5.0 4.9 4.7 4.7 4.7 5,0 5.0 Sumber: BPS Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2014 2015 2016 2015 2016 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Pertanian 4.0 6.9 3.3 1.6 1.8 3.4 2.8 Pertambangan dan Penggalian -1.3-5.2-5.7-7.9-0.8-0.1 0.1 Industri Pengolahan 4.0 4.1 4.5 4.4 4.6 4.6 4.6 Pengadaan Listrik dan Gas 1.7 0.8 0.6 1.8 7.5 6.2 4.9 Konstruksi 6.0 5.4 6.8 8.2 7.9 6.2 5.7 Perdagangan Kecil dan Besar 4.1 1.7 1.4 2.8 4.1 4.1 3.7 Transportasi dan Pergudangan 5.8 5.9 7.3 7.7 7.9 6.9 8.2 Informasi dan Komunikasi 10.1 9.7 10.7 9.7 8.1 9.8 9.2 Jasa Keuangan 8.6 2.6 10.4 12.5 9.3 13.6 8.8 18

Realisasi Investasi Meningkat Realisasi investasi meningkat, terutama PMDN dan mulai beralih dari sektor primer ke sektor sekunder. Realisasi Investasi (Rp Triliun) Realisasi Investasi berdasarkan Sektor (Persen thd Total) 120 100 80 60 40 20 100% 80% 60% 40% 20% 0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2015 2016 PMDN PMA 0% 2011 2012 2013 2014 2015 sd TW III 2016 Primer Sekunder Tersier Sumber: BKPM 19

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Jan-15 Mar-15 May-15 Jul-15 Sep-15 Nov-15 Jan-16 Mar-16 May-16 Jul-16 Sep-16 Nov-16 Stabilitas Ekonomi Indonesia masih terjaga Defisit neraca berjalan menurun, cadangan devisa meningkat, tingkat inflasi stabil dan rendah, posisi Rupiah dan IHSG lebih baik dibandingkan di awal tahun. Neraca Pembayaran (Miliar USD) Tingkat Inflasi (Persen) Rupiah dan IHSG Sumber: BI, Bloomberg 20 140 16 14200 5600 15 10 5 0-5 -10-15 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 120 100 80 60 40 20 0 14 12 10 8 6 4 2 0-2 14000 13800 13600 13400 13200 13000 12800 12600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 2011 2012 2013 2014 2015 2016 12400 4000 Neraca Modal dan Finansial Neraca Berjalan Neraca Pembayaran Cadangan Devisa (RHS) Umum Bergejolak Inti Diatur Pemerintah USD/IDR IHSG (RHS) 20

21 Indonesia Sebagai Negara Tujuan yang Menarik untuk Para Investor Survey JBIC 2015: diantara negara ASEAN lainnya, Indonesia paling diminati oleh investor Ranking Country/Region Number of 2014 2015 Companies Percentage Share (%) 1 1 India 175 40,4 2 2 Indonesia 168 38,8 3 2 China 168 38,8 4 4 Thailand 133 30,7 5 5 Vietnam 119 27,5 6 6 Mexico 102 23,6 8 7 USA 72 16,6 11 8 Philippines 50 11,5 7 9 Brazil 48 11,1 10 10 Myanmar 34 7,9 12 11 Malaysia 27 6,2 9 12 Russia 24 5,5 14 13 Singapore 20 4,6 Sumber: JBIC FY2015 Survey Report on Overseas Operations by Japanese Manufacturing Companies ABOS 2016: 48% investor yang disurvei mengatakan akan meningkatkan investasinya lagi di Indonesia Sumber: The Economist Corporate Network, Asia Business Outlook Survey 2016

22 Kinerja Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business) di Indonesia semakin baik Indonesia telah berhasil menaikkan peringkat EODB dengan cukup signifikan pada laporan EODB 2017, yaitu dari peringkat 106 menjadi peringkat 91 (dari 189 negara) Negara DB 2015 DB 2016 DB 2017 Singapore 1 3 2 Malaysia 17 22 23 Thailand 46 46 46 Brunei Darussalam 105 97 72 China 83 80 78 Vietnam 93 91 82 Indonesia 120 106 91 Philippines 97 99 99 Cambodia 133 128 131 India 134 131 130 Sumber: Ease of Doing Business 2016, World Bank Kenaikan peringkat didorong oleh perbaikan di beberapa komponen seperti seperti memulai usaha, pendaftaran property, penyambungan listrik, dan pembayaran pajak No. 10 Indikator Ease of Doing Business 2015 2016 2017 Peringkat Total Indonesia 120 106 91 1 Memulai Usaha (Starting a business) 163 167 151 2 Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing 110 113 116 with construction permit) 3 Pendaftaran Properti (Registering property) 131 123 118 4 Penyambungan Listrik (Getting electricity) 45 61 49 5 Pembayaran Pajak (Paying taxes) 160 115 104 6 Perdagangan Lintas Negara (Trading across 104 113 108 boders) 7 Akses Perkreditan (Getting credit) 71 70 62 8 Perlindungan terhadap Investor Minoritas 87 69 70 (Protecting minority investor) 9 Penegakan Kontrak (Enforcing contract) 170 171 166 10 Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency) 73 74 76

Strategi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia di Tengah MEA

24 Strategi Peningkatan Daya Saing Nasional Industri Pengembangan industri nasional yang berfokus pada pengembangan industri prioritas dalam rangka memenuhi pasar ASEAN; pengambangan industri kecil menengah Sektor Lain Pengembangan infrastruktur; pengembangan sistem logistik nasional; pengembangan perbankan; investasi; usaha mikro, kecil, dan menengah; tenaga kerja; kesehatan; perdagangan; kepariwisataan; dan kewirausahaan Energi Pengembangan sub sektor ketenagalistrikan dan pengurangan penggunaan energi fosil (Bahan Bakar Minyak); sub sektor energi baru, terbarukan dan konservasi energi, peningkatan pasokan energi dan listrik Peningkatan Daya Saing Dilakukan Pada Beberapa Sektor Sumber Daya Manusia Pengembangan sumber daya manusia, penelitian, dan pelatihan; serta penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pertanian Pengembangan pertanian, dengan fokus pada peningkatan investasi langsung di sektor pertanian, dan peningkatan akses pasar Kelautan dan Perikanan Penguatan kelembagaan, penguatan daya saing kelautan dan perikanan, penguatan dan peningkatan pasar ekspor

TERIMA KASIH