BAGIAN 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Penutup. Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan besar. yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

2012, No di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Permasalahan Mendasar Daerah

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA

D A F T A R I S I Halaman

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

VISI PAPUA TAHUN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

Kondisi Wilayah : Provinsi Kalimantan Timur. dan Kalimantan Selatan.

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

Transkripsi:

BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kesehatan merupakan impian semua penduduk di muka bumi ini, tidak terkecuali impian penduduk di Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Baran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disisi lain kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tertanggal 10 November 1948 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya. Konvensi International tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB pada tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan mentalnya. Sebagai hak asasi manusia, maka hak kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena kelahirannya sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh sebab itu tentu saja tidak dapat dicabut dan dilanggar oleh siapa pun. Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis. Maka, sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi kesehatan tersebut. Kewajiban menghormati hak-hak asasi itu, antara lain dilakukan dengan cara menciptakan persamaan akses pelayanan kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan status kesehatan masyarakat, melakukan langka-langkah legislasi yang dapat menjamin perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan kesehatan, serta menyediakan anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat. Hak atas kesehatan ini bermakna bahwa pemerintah harus menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu untuk hidup sehat, dan ini berarti pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk semua. Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan yang penting, seperti akses terhadap air bersih, nutrisi, imunisasi, perumahan yang sehat, sanitasi, lingkungan dan tempat kerja yang sehat, pendidikan, dan akses terhadap informasi terkait kesehatan. Dalam upaya pemenuhan kesehatan sebagai hak asasi manusia, maka pemerintah yang Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 1

mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyejahterakan warga negara mempunyai kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak tersebut. Aspek kesehatan ini harus dijadikan pertimbangan penting dalam setiap kebijakan pembangunan. Salah satu bentuk implementasinya adalah kewajiban pemerintah untuk menyediakan anggaran memadai untuk pembangunan kesehatan yang melibatkan masyarakat luas. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengadakan pelayanan kesehatan yang berjalan secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai Indonesia Sehat 2015. Untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015 dilaksanakan melalui 4 (empat) misi sebagai berikut: 1). Menggerakan pembangunan Nasional berwawasan Kesehatan, 2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3). Memelihara dan meningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, 4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungan. Sistem pengganggaran di Indonesia terkait kesehatan telah ada dan diatur dalam sistem peraturan dengan dasar hukum konstitusi, yakni Pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, dikaitkan dengan PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota dan PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Bidang Kesehatan. Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Manokwari yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2011-2016) Kabupaten Manokwari, Rencana Strategis Kabupaten Manokwari, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari, Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 2016, menempatkan kesehatan sebagai sektor yang sangat penting. Namun demikian keadaan kesehatan penduduk kabupaten Manokwari sampai tahun 2012 masih sangat memperihatinkan terutama sektor kesehatan ibu dan anak dan penyakit menular. Untuk itu kami sebagai komponen masyarakat sebagai mitra pemerintah memiliki kepedulian dan kewajiban untuk membantu pemerintah daerah melalui pemikiran dan ide dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan cara menyusun Lembar Posisi sebagai hasil Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manokwari tahun 2009 2013, dan dokumen-dokumen perencanaan dan pembangunan daerah lainnya. 1 1 Analisis APBD ini dilakukan oleh Jaringan CSO JANGKAR (Jaringan Advokasi Anggaran) Manokwari, difasilitasi oleh PATTIRO melalui Program Support to CSO yang didukung AIPD, pada tanggal 6 Agustus 2013. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 2

1.2. Tujuan. Adapun tujuan penyusunan Kertas Posisi (Position Paper) ini, antara lain: a. Memberikan masukan dan usulan kepada pemerintah daerah Kabupaten Manokwari melalui lembar posisi terkait posisi program dan atau kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan intervensi anggaran secara proporsional dalam upaya meningkatkan akses, mutu, dan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari; khususnya, kesehatan ibu dan anak serta penyakit menular. b. Memberikan masukan dan usulan rencana program, sebagai alternatif penyelesaian permasalahan/ issu strategis yang terkait dengan rendahnya derajat kesehatan penduduk Kabupaten Manokwari. 2.1. Geografis. BAGIAN 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANOKWARI Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Kabupaten Manokwari adalah 14.448.50 km2 atau sekitar 14,69 persen dari total wilayah Provinsi Papua Barat. Kabupaten Manokwari berada pada wilayah kepala burung pulau Papua secara geografis terletak pada posisi di bawah garis katulistiwa, tepatnya pada koordinat 0º 15-3º 25 Lintang Selatan dan 132º 35-134º 45 Bujur Timur, berada tepat di utara garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 mdpl sampai 2.985 mdpl. Kabupaten Manokwari berdasarkan status topografinya meliputi desa lembah/daerah aliran sungai (9,98 persen), desa lereng (26,37 persen), dan desa dataran (42,99 persen), dengan topografi datar hingga bergelombang (bergunung), (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 25% (datar), selebihnya (80%) wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergunung). Wilayah daratan Manokwari terbagi dalam dua kelompok desa yaitu desa pesisir dan desa bukan pesisir. Secara geografis Kabupaten Manokwari mencakup 87 (20,67 persen) desa pesisir dan 334 (79,33 persen) desa bukan dataran. 2.2. Administratif. Kabupaten Manokwari merupakan kabupaten induk yang telah mengalami dua kali pemekaran, yang pertama mekar menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Tamrauw, dan Kabupaten Manokwari, pemekaran kedua mekar menjadi 3 (tiga) kabupaten yang meliputi Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Manokwari. Batas wilayah administratif kabupaten Manokwari sebagai berikut : Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw Sebelah Utara : berbatasan dengan Samudera Pasifik Sebelah Timur : berbatasan dengan Samudera Pasifik Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Teluk Wondama Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 3

2.3. Demografi. Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang berakibat terhadap kualitas sumber daya manusia. Apabila jumlah penduduk meningkat serta persebaran penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula. 2.3.1. Keadaan Penduduk dan Perkembanganya Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa. Grafik. 2.3.1 Perkembangan Jumlah Penduduk ManokwariTahun 2009-2011 194948 187726 181343 2009 2010 2011 Sumber : Manokwari dalam angka 2012 Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 102.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 jiwa. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Manokwari lebih banyak dibanding perempuan dengan sex ratio sebesar 111,37. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per tahun sebesar 3,97 persen dari tahun 2010. (lihat tabel 2.3.1 dan 2.3.2) Tabel. 2.3.1. Statistik Kependudukan Manokwari 2009-2011 TAHUN 2009 2010 Jumlah Rumah Tangga Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk 181,343 187,726 Luas Wilayah 14,448.5 14,448.5 Kepadatan Penduduk Pertumbuhan penduduk Sex ratio Sumber : Manokwari dalam angka 2012 4,410 42,726 92,369 98,940 88,794 88,786 13 13 3.87 3.52 103.82 111.44 2011 46,679 102,712 92,229 194,948 14,448.5 14 3.97 111.37 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 4

Tabel.2.3.2 Banyaknya Penduduk Kabupaten Manokwari Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan Total 0 4 11,676 10,909 22,585 5 9 11,129 10,551 21,680 10 14 10,224 9,440 19,664 15-19 9,418 8,953 18,371 20-24 11,327 10,250 21,577 25-29 11,032 10,099 21,131 30-34 9,873 8,578 18,451 35-39 7,511 6,507 14,018 40-44 6,642 5,469 12,111 45-49 4,795 4,075 8,870 50-54 3,438 2,889 6,327 55-59 2.306 1,854 4,160 60-64 1.564 1,265 2,829 65-69 901 681 1,582 70-74 497 392 889 75+ 386 317 703 T o t a l 102.719 92.29 194.948 Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012 Penduduk Manokwari tersebar di 29 distrik dengan jumlah penduduk ditiap-tiap distrik sangat beragam, distrik yang memiliki penduduk terbanyak adalah distrik Manokwari Barat dengan jumlah penduduk 80.606 orang, sedangkan distrik dengan penduduk paling sedikit adalah distrik Tahota dengan jumlah penduduk 583 orang. (lihat tabel 2.3.3) Tabel. 2.3.2 Penduduk Kabupaten Manokwari menurut Jenis Kelamin per Distrik Distrik Laki-laki Perempuan Total Ransiki 4,033 3,672 7,705 Momi Waren 1,091 945 2,036 Nenei 607 589 1,196 Tahota 325 258 583 Sururey 1,228 1,299 2,527 Didohu 761 794 1,555 Dataran Isim 1,057 1,018 2,075 Anggi 1,034 997 2,031 Taige 662 644 1,306 Anggi Gida 630 666 1,296 Membey 540 528 1,068 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 5

Oransbari 2,627 2,397 5,024 Warmare 3,179 3,031 6,210 Prafi 7,431 6,851 14,282 Menyambow 3,154 3,110 6,264 Hingk 2,737 2,687 5,424 Catubouw 947 916 1,863 Manokwari Barat 43,393 37,213 80,606 Manokwari Timur 4,802 4,496 9,298 Manokwari Utara 1,208 1,104 2,312 Manokwari Selatan 7,380 6,334 13,714 Testega 414 414 828 Tanah Rubu 1,094 1,018 2,112 Kebar 982 1,046 2,028 Senopi 383 374 757 Amberbaken 950 933 1,883 Mubrani 359 312 671 Masni 7,315 6,430 13,745 Sidey 2,396 2,143 4,539 T o t a l 102,719 92,229 194,948 Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012 2.4. Pemerintahan. Kabupaten Manokwari ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sejak tahun 1999. Struktur hierarki dalam pembagian administrasi pemerintahan digolongkan menjadi kecamatan (distrik), kelurahan, dan desa (kampung). Hingga akhir tahun 2010, wilayah administrasi Kabupaten Manokwari terdiri dari 29 distrik, 412 desa dan 9 kelurahan. Pegawa Negeri Sipil (PNS) sebagai aparat pemerintah yang bertugas untuk memberikan pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2011, persentase PNS yang bertugas di wilayah Kabupaten Manokwari sebesar 65,47 persen PNS laki-laki dan 34,53 persen PNS perempuan. Dilihat secara persentase berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah pegawai perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya jumlah pegawai laki-laki yang hampir dua kali lipat dari pada perempuan dari tahun ke tahun.(lihat tabel 2.4.1 dan 2.4.2) Tabel. 2.4.1. Status Pemerintahan Kabupaten Manokwari Wilayah Administrasi 2009 2010 2011 Distrik 29 29 29 Desa 412 412 412 Kelurahan 9 9 9 Persentase PNS 2009 2010 2011 Laki-laki 68.23 65.45 65.47 Perempuan 31.77 34.55 34.52 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 6

Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Manokwari Dirinci Per Distrik Distrik Ibu Kota Distrik Jumlah Kelurahan Jumlah Kampung Ransiki Ransiki Kota 0 13 Momi Waren Demini 0 7 Nenei Nenei 0 7 Sururey Sururey 0 12 Tahota Simeba 0 4 Didohu Iranmeba 0 14 Dataran Isim Isim 0 12 Anggi Ingembai 0 13 Taige Taige 0 11 Anggi Gida Tombrok 0 8 Membey Membey 0 6 Oransbari Waroser 0 14 Warmare Dindey 0 18 Prafi Udapi Hilir 0 16 Menyambow Menyambouw 0 50 Hingk Uncep 0 29 Catubouw Catubouw 0 21 Manokwari Barat Manokwari Barat 6 4 Manokwari Timur Pasir Putih 1 6 Manokwari Utara Lebau 0 23 Manokwari Selatan Anday 2 16 Testega Testega 0 15 Tanah Rubu Warkapi 0 24 Kebar Anjai 0 8 Senopi Senopi 0 3 Amberbaken Saukorem 0 7 Mubrani Arfu 0 7 Masni Sumber Boga 0 32 Sidey Sidey Baru 0 12 2.5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran. 2.5.1. Visi. Visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 adalah Terwujudnya Manokwari Damai Sejahtera Religius dan Bermartabat melalui Pembangunan Adil dan Merata. Terdapat 3 (tiga) kata kunci dalam visi tersebut, yaitu : Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 7

1. Manokwari Damai Sejahtera, yang merefleksikan kondisi masyarakat dan daerah yang aman, tertib, serta saling menghargai dalam perbedaan (pluralisme) sehingga seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama mewujudkan aspek kesejahteraan masyarakat. 2. Religius dan Bermartabat, merupakan ungkapan dalam kehidupan yang bernuansa agamis berlandaskan iman dan taqwa serta menunjunjung tinggi sikap kodrat manusia sebagai mahluk sosial. 3. Pembangunan Adil dan Merata, dimana ketercapaian kata kunci pertama di atas harus dilakukan secara berkeadilan tanpa memandang latar belakang, suku, adat istiadat dan agama, sehingga tidak terdapat kesenjangan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari. 2.5.2. Misi. Pencapaian visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 dilaksanakan melalui Misi Pembangunan yang termuat dalam Dokumen RPJM, yaitu sebagai berikut: 1) Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Misi ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dari aspek sosial ekonomi, berupaya menekan jumlah penduduk miskin melalui peningkatan kualitas SDM serta peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. 2) Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah Misi ini dilakukan dalam upaya peningkatan investasi usaha yang berbasis pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan lestari sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 3) Peningkatan Pembangunan Daerah Pencapaian misi ini melalui upaya peningatan pelayanan publik dengan meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur, pembangunan dan revitalisasi sarana prasarana dan infrastruktur dengan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan, agamis dan taat hukum, sehingga tercipta keseimbangan dalam pluralisme. 2.5.3. Tujuan dan Sasaran. Guna mendukung pelaksanaan misi tersebut di atas maka ditetapkan Tujuan dan Sasaran pembangunan 2011-2016 secara rinci sebagai berikut : 1. Misi Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Tujuan Misi Pertama ini adalah : a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan 2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 8

3) Meningkatnya Kemampuan Daya Beli Masyarakat b. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat (Sandang, Pangan dan Papan), dengan sasaran : 1) Meningkatnya Jumlah Rumah dan Pemukiman Layak Huni 2) Pemenuhan Kebutuhan Pangan 2. Misi Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah Tujuan Misi Kedua ini adalah : a. Peningkatan Investasi Usaha, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Investasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam 2) Pengembangan (Peran) Koperasi dan UMKM 3) Meningkatnya Lapangan Kerja Baru 3. Misi Peningkatan Pembangunan Daerah Tujuan Misi Ketiga ini adalah : a. Meningkatnya Peran dan Kualitas Pelaku Pembangunan, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Disiplin dan Kapasitas PNS. 2) Meningkatnya Peran Perempuan dalam Pembangunan. 3) Penegakan Hukum. 4) Meningkatnya Prestasi dan Bakat Generasi Muda. 5) Meningkatnya Keamanan, Ketertiban dan Stabilitas Politik. b. Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut, Udara dan Telekomunikasi, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Pelayanan Transportasi. 2) Meningkatnya Pelayanan Akses Informasi dan Telekomunikasi. c. Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang Transparan dan Akuntabel, dengan sasaran : 1) Optimalisasi Pendapatan dan Belanja Daerah. 2) Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah. d. Menjaga Kualitas Lingkungan, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Kualitas Air Permukaan (sungai, danau, situ) dan Kualitas Air Tanah. 2) Terkendalinya Pencemaran Air, Udara dan Tanah. 3) Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Persampahan. 4) Menurunnya Penyimpangan Tata Ruang. 5) Berkurangnya Resiko Bencana. 2.5.4. Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah Berdasarkan analisis terhadap kondisi Kabupaten Manokwari secara umum, dapat dirumuskan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi keberlangsungan pembangunan di daerah ini, yaitu : 1. Kekuatan a. Keragaman budaya dan agama masyarakat yang senantiasa hidup berdampingan dalam kerukunan dan saling menghargai. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 9

b. Potensi perkembangan kegiatan pertanian, perikanan, pertambangan dan perdagangan serta pariwisata. c. Kondisi keamanan daerah yang kondusif yang mendukung berkembangnya sektorsektor perekonomian. 2. Kelemahan a. Masih rendahnya sumberdaya manusia sedangkan kesempatan kerja yang tersedia membutuhkan keterampilan dan keahlian disamping itu menjadi tantangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. b. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. c. Kinerja Aparatur Daerah yang belum optimal. 3. Peluang a. Jumlah penduduk cukup besar dan sangat berpotensi sebagai penggerak ekonomi rakyat. b. Kemauan dan kemampuan sebagan besar masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat sesuai dengan kondisi daerah. c. Terbukanya peluang investasi. 4. Ancaman a. Masih terdapatnya daerah yang terisolir. b. Masih tingginya angka kemiskinan. c. Pengaruh budaya luar. Dari identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di atas, selanjutnya disusun Strategi Pembangunan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. tersebut meliputi : Strategi 1. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip berkelanjutan. 2. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelatihan keterampilan dan keahlian yang disesuaikan dengan aspek pengembangan sosial ekonomi masyarakat. 3. Memanfaatkan potensi pengembangan pertanian, peternakan, perkebunan, wisata dan pertambangan dalam mengatasi kemiskinan penduduk. 4. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam meningkatan ekonomi produktif. 5. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. 6. Pembukaan isolasi daerah terutama pada daerah yang memiliki potensi pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 10

7. Memanfaatkan kuantitas sumberdaya manusia dalam pembangunan melalui peningkatan mutu kesehatan serta optimalisasi pelayanan kesehatan dengan meningkatkan jangkauan layanan kesehatan. 8. Memanfaatkan kehidupan sosial budaya yang kondusif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya dalam meminimalisasi pengaruh budaya luar. 9. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur untuk mengoptimalkan pelayanan fungsi pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. 10. Melakukan promosi atas kekayaan sumberdaya alam dan pelaksanaan pembangunan yang kondusif untuk meningkatkan investasi di daerah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 11

Tabel.2.5. Daftar Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 2016 VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Meningkatnya Kualitas Layanan Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 Meningkatkan pelaksanaan Wajib Belajar Dasar 9 tahun dan rintisan Wajib Belajar 12 tahun Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah baik umum maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak keberhasilan Program Wajib belajar pendidikan Dasar 9 Tahun Meningkatkan penyediaan dan pemerataan tenaga pendidik yang berkualitas Mengembangkan budaya baca guna menciptakan masyarakat belajar. berbudaya. maju dan mandiri Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat miskin. ataupun masyarakat penyandang cacat Menata sistem pembiyaan pendidikan yang berprinsip keadilan. efesien. transparan dan akuntabel dan peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 25 % pada APBD Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 12

VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN 2.1 Pengembangan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat Meningkatnya Derajat Kesehatan masyarakat Peningkatan kualitas kesehatan 2.2 Pemerataan dan peningkatan kualitas kesehatan dasar pada masyarakat 2.3 Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Meningkatnya kemampuan Daya Beli Masyarakat Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan memfasilitasi pengembangan potensi SDA dengan melakukan pembinaan Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip pembangunan berkelanjutan 2.4 Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat 3.1 Memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produktif. membangun system dukungan pemerintah untuk sektor pertanian. dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan. 3.2 Penanggulangan kemiskinan melalui perberdayaan masyarakat Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan ketrampilan dan keahlian yang disesuaikan aspek pengembangan ekonomi masyarakat 3.3 Menyusun kebijakan revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani. termasuk peternak. nelayan dan pembudidaya ikan Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 13

BAGIAN 3 POTRET URUSAN KESEHATAN DI KABUPATEN MANOKWARI 3.1. Capaian Pembangunan Kesehatan. Pelaksanaan program kegiatan Urusan Wajib Kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan indikator sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 3.1. Pencapaian Indikator Urusan Wajib Kesehatan di Kabupaten Manokwari Tahun 2011 No Indikator Capaian Capaian 2010 2011 SPM RPJM 1 Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan 51,59 57,06 60 - Jumlah unit kesehatan yang ada (Pkm, Pustu, Polindes) 174 178 - Target Jumlah Kampung yang dapat dilayani (Distrik+Kpg) 312 312 2 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga * 46,1 45,07 90 kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) - Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga kebidanan 2242 - Jumlah Ibu Hamil 4.975 3 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran 16 3,85 24 ** - Jumlah Kematian Ibu 9 - Jumlah Ibu Hamil 2242 4 Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran 405 19 118 ** - Jumlah Kematian Bayi 44 - Jumlah Ibu Hamil 2242 5 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 -* 43,32 95 60 - Jumlah Kunjungan Ibu Hamil 1850 - Jumlah Ibu Hamil 4.975 6 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani -* 1,01 80 * - Jumlah Kasus Kebidananan yang ditangani 50 - Jumlah Ibu Hamil 4.975 7 Angka kasus Anemia Gizi besi pada ibu hamil 725 48,02 - Jumlah Ibu Hamil anemia Gizi Besi 2.389 - Jumlah Ibu Hamil 4,975 8 Prosentase Kasus Balita Gizi Buruk yang terjadi 543 2,48 - Jumlah Balita 11248 - Jumlah Kasus Gizi Buruk 279 9 % Penanganan Balita Gizi Buruk 14,63 48,39 100 * 50 - Jumlah Balita Gizi Buruk 279 - Jumlah Balita Gizi Buruk Yang ditangani 135 10 Jumlah Kasus akibat pangan dan bahan berbahaya 0 0 0 11 % Kampung/Kelurahan UCI 21 33,97 100 * - Jumlah Desa Universal Child Immunization (UCI) 90 143 - Jumlah Kampung/Kelurahan 421 421 12 Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 98,1 83,05 100 * - Jumlah Imunisasi Bayi 3.676 - Jumlah Sasaran Bayi 4.426 14 Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG 91,9 87,37 100 * - Jumlah Imunisasi Bayi 3.540 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 14

No Indikator Capaian Capaian 2010 2011 SPM RPJM - Jumlah Sasaran Bayi 4.426 15 Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 91,7 76,37 100 * - Jumlah Imunisasi Bayi 3.380 - Jumlah Sasaran Bayi 4.426 16 Cakupan Pelayanan Imunisai Campak 107,9 79,98 100 * - Jumlah Imunisasi Bayi 3.867 - Jumlah Sasaran Bayi 4.426 17 Cakupan penemuan dan penanganan penderita * 100 penyakit TBC BTA 76,5 100 - Jumlah Penderita baru 81 117 - Jumlah Penderita Baru diobati 62 117 18 Cakupan penemuan dan penanganan penderita * * 100 penyakit DBD 40 19 Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per * 1 1.000 Penduduk 100 10,10 - Jumlah Penderita 50.681 - Jumlah Pemeriksaan Klinis 4.041 20 Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) * 50 per 1.000 Penduduk 142 81,93 - Jumlah Penderita 50.681 - Jumlah Pemeriksaan Klinis 15.381 21 Rasio Dokter per satuan penduduk 7689 7.509 22 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 420 349 23 Rasio Bidan per satuan penduduk 1637 1219 24 Prosentase perilaku hidup sehat 34 *** 25 Jumlah Posyandu per satuan Balita 220 272 26 Rasio Posyandu per satuan Balita 6 2,4 27 Rasio Puskesmas per satuan 1.000 penduduk 0,75 0,13 28 Rasio Pustu per satuan penduduk 0,4 0,05 Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2012 Keterangan : *. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/VII/2008, ** Perpres Nomor 5 Tahun 2010, *** Data Tidak Tersedia 3.1.1. Kesehatan Dasar Puskesmas Pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan melalui penyediaan sarana Puskesmas, Pustu dan Polindes. Pada tahun 2010 sebaran puskesmas di kabupaten manokwari meliputi 20 distrik, di tahun 2011 ketersediaan Puskesmas terhadap jumlah distrik mencapai 72,4%, dengan bertambahnya unit baru di Distrik Hink, 1 unit baru di Distrik Masni (Kampung Mobja). Masih terdapat 8 distrik yang belum memiliki puskesmas, yaitu Distrik Membey, Taige, Catubouw, Didohu, Neney, Tahota, Senopi dan Mubrani. (lihat gambar 3.11) Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 15

Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR JANGKAR) Manokwari Gambar. 3.1.1. Indikator ndikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas 3.1.2. Kesehatan Dasar Puskesmas Pembantu Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai 11 unit pustu, dengan perincian lokasi 7 distrik memiliki 1 pustu, 2 pustu tersebar di 8 distrik dan lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2) Gambar. 3.1.2.. Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas Pembantu 3.1.3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang dilaporkan prosentase cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan mencapai mencapai 45,07 % atau 2.242 persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 16

pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun 2016. Dalam upaya pencapaian target SPM, pada tahun 2011 dilakukan pelatihan kebidanan bagi 10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan. Tabel. 3.1.3. Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) SPM 90 2011 2010 45.07 46.09 0 20 40 60 80 100 3.1.4. Angka Kematian Ibu Angka kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per 100.000 kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan capaian tahun 2010 maupun target SPM, sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus, lebih rendah dari target SPM, yaitu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4) Tabel 3.1.4.Indikator Angka kematian Ibu Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran SPM 24 2011 9 2010 16 0 5 10 15 20 25 Rata-rata kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2010. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik Amberbaken dan Kebar. (lihat gambar 3.1.4.1 dan 3.1.4.2) Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 17

Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010 Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran Gambar 3.1.4.1. Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2011 3.1.5. Angka Kematian Bayi Pencapaian indiaktor AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2010 maupun SPM, dari 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus, sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5. Grafik 3.1.5. Angka Kematian Bayi Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran SPM 118 2011 20 2010 405 0 100 200 300 400 500 Jumlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasuss atau lebih besar dari pada 5 per 1.000 kelahiran. (lihat bambar 3.1.5.1 dan 3.1.5.2). Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 18

Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2010 Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian Bayi 2011 Persebaran Angka Kematian Bayi Tahun 2011 3.1.6. Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 hanya mencapai 2.155 ibu hamil, atau 43,32 %. (lihat grafik 3.1.6) Grafik 3.1.6 Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4 SPM 95 2011 43.32 2010 0 0 20 40 60 80 100 3.1.7. Penanganan Gizi Buruk Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan tata laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding 100 %.(lihat grafik 3.1.7) Grafik 3.1.7. Indikator % Penanganan Balita Gizi Buruk % Penanganan Balita Gizi Buruk SPM 100 2011 48.39 2010 14.63 0 20 40 60 80 100 Berdasarkan data yang dilaporkan, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 19

buruk berada di Distrik Amberbaken, Senopi dan Anggi sebagaimana ana terlihat pada gambar peta persebaran Kasus Gizi Buruk. Gambar 3.1.7. Peta Persebaran Kasus Gizi Buruk Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare dan Tanah Rubuh, yang diintervensi sebesar 100 % kasus, sedangkan di Distrik lainnya penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut. 3.1.8. Imunisasi Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau > 80 % di Kabupaten Manokwari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang tinggal pada 412 Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar. (lihat grafik 3.1.8) Grafik 3.1.8. Indikator % Kampung / Kelurahan UCI % Kampung/Kelurahan UCI SPM 100 2011 33.97 2010 21 0 20 40 60 80 100 Capaian indikator ini masih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan pelayanan imunisasi yang telah dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut. 3.1.8.1. Imunisasi Campak Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan 27,92% dengan capaian di tahun 2011 sebesar 79,98 %. (lihat grafik 3.1.8.1) Cakupan Pelayanan Imunisai Campak SPM 100 2011 79.98 2010 107.9 0 20 40 60 80 100 120 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 20

Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan capaian lebih rendah dibandingkann dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Gambar 3.1.8.1. Peta Pelaksanaan Imunisasi Campak Peta Pelaksanaan Imunisasi Cmpak Tahun 2011 3.1.8.2. Imunisasi BCG Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun 2010. Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di 18 distrik, dengan cakupan layanan lebih dari 75% di 10 distrik yang meliputi distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh, Masni dan Sidey sebagaimana terlihat pada grafik berikut. Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanann Imunisasi BCG Cakupan Pelayanan Imunisai BCG SPM 100 2011 87.37 2010 91.9 80 85 90 95 100 Walaupun secara rata-rata capaian menurun dibandingkan dengan tahun 2010, akan tetapi pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey, Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanann dibawah 50 %, pada tahun 2011 cakupan layanan sudah mencapai 75 %. (lihat gambar 3.1.8.2) Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 21

Gambar 3.1.8.2. Peta Pelaksanaan Imunisasi BCG 3.1.8.2. Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3 Demikian pula dengan pelaksanaan an Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan lebih rendah dari capaian layanan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut. Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanann Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3 Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 SPM 100 SPM 100 2011 83.05 2011 76.37 2010 98.1 2010 91.7 0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100 3.1.9. AMII dan API Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2016. HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita Malaria yang tercatat di Kabupaten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak 50.681 orang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 penduduk, lebih tinggi dibandingkan dengan target SPM, yaitu 1 per 1.000 penduduk. (lihat grafik 3.1.9.1 dan 3.1.9.2. Grafik 3.1.9.1. Indikator Rasio AMI per 1.000 Penduduk Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per 1.000 Penduduk SPM 1 2011 10.1 2010 100 0 20 40 60 80 100 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 22

Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui i positif malaria sebanyak 15.381 pasien atau 81 per 1.000 penduduk, lebih tinggi dari SPM yaitu 50 per 1.000 penduduk, sebagaimana terlihat pada grafik. Grafik 3.1.9.2. Indikator Rasio AMI API per 1.000 Penduduk Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per 1.000 Penduduk Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran SPM 50 2011 81.93 2010 142 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan Testega, akan tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki, Momiwaren, Minyambouw dan Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun 2010. Gambar 3.1.9. Peta Persebaran Kasus AMI 2010 dan 2011 3.2. HIV dan AIDS Berdasarkan data STHP 2006 diketahui bahwa di tanah Papua HIV telah berada pada populasi umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua akan ada 2,4 orang yang telah terinfeksi HIV. Keadaan 2,4% pada populasi umum sebenarnya sudah merupakan keadaan yang luar biasa bagi suatu daerah. Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 23

Grafik 3.2.1. Komulatif kasus HIV AIDS berdasarkan jenis pekerjaan KASUS HIV & AIDS PRESENTASE (%) 182 191 107 25 77 11 5 1 6 1 54 60 28 15 22 7 8 4 3 26 Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012 Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah terbanyak yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih besar dari kasus pada pekerja sekss komersial dengan jumlah 107 orang atau 15% dari total jumlah kasus. HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok umur seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Grafik 3.2.1. Data kasus HIV AIDS menurut golongan umur HIV (+) AIDS JUNLAH 299 270 202 187 6 410 613 19 2 3 5 28 35 7 97 83 71 52 19 10 1020 3 0 3 < 1 1-4 5-14 15-19 20-29 30-39 40-49 50-59 > 60 U M U R Data ditabel menunjukan bahwaa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia produktif 20 39 tahun, dan HIV AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita, anak-anak, dan remaja di Kabupaten Manokwari. Upaya penanganan dan penanggulangan orang dengan HIV AIDS di Kabupaten Manokwari masih jauh dari harapan, keadaan ini dapat terlihat pada grafik di bawah ini. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 24

Grafik 3.2.2. Komulatif Kasus HIV dan AIDS HIV AIDS 496 435 236 112 124 61 KASUS MATI & L S F UP HIDUP Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012 Tabel diatas menunjukan bahwa total kasus HIV AIDS yang di ketemukan di Kabupaten Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up, sehingga yang hidup tinggal 61 orang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS. Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki i kapasitas untuk memeriksa dan menangani orang yang telah terinfeksi HIV AIDS, sampai dengan tahun 2013 baru terdapat 5 (lima) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen (CST) bagi orang dengan HIV AIDS yaitu Rumah sakit umum daerah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 25

BAGIAN 4 POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI 4.1. Potret Umum Anggaran. 4.1.1. Trend Total Pendapatann Daerah dan Belanja Daerah. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 2013), trend total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari menujukkan pertumbuhan yang signifikan; sebagaimana yang terlihat pada grafik 4.1 berikut : Grafik 4.1. Trend Total Pendapatann Daerah 786,447,000,0000 917,919,000,000 989,202,372,916 2011 2012 2013 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 2013, diolah. Pada tahun 2011, total pendapatann daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp 786,447 juta. Kemudian, mengalami pertumbuhan yang significant dalam dua tahun terakhir yaitu sebesar 16,7% pada tahun 2012, dan 7,8% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp 917,919 juta dan 989,208 (lihat grafik 4.2). Grafik 4.2. Presentase Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari 16.7 0 7.8 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 2013, diolah. Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga menunjukkan pergerakan yang positif (lihat grafik 4.3). Pada tahun 2011, total belanja daerah Kabupaten Manokwari mencapai Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut-turut mengalami kenaikan sekitar 20%, pada tahun 2012 dan pada tahun 7 % pada tahun 2013, menjadi Rp 872,394 juta dan 872,394 (lihat grafik 4.4). Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 20111 2012 2013 26

Grafik 4.4. Gambaran Belanja Daerah Kabupaten Manokwari 728,455,401,743 872,394,000,000 929,441,000,000 20% 7% 2011 2012 2013 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 2013, diolah. 4.1.2. Trend Komponen Pendapatan Daerah. Dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan, dana perimbangan merupakan pos penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari. Sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.1.2 berikut, bahwa dana perimbangan mendominasi total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari selama periode tahun 2011 2013. Pada tahun 2011, kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai 78.3%. Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana perimbangan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai angka lebih dari 80.0% pada tahun 2013, yakni 81.5% (lihat grafik 4.1.2). Grafik 4.1.2. Presentasi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari 2013 2012 2011 Lain-lain pendapatan yang sah Dana Perimbangan PAD Lain-lain pendapatan yang sah Dana Perimbangan PAD Lain-lain pendapatan yang sah Dana Perimbangan PAD 149,582,000,000 (19%) 20,,865,000,000 (3%) 174,700,000,000 (19%) (2%) 21,,387,000,000 157,108,545,416 (16%) 25,986,000,000 (3%) 616,000,000,000 (78%) 721,,832,000,000 (79%) 806,113,827,500 (81%) Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 2013, diolah. Kondisi di atas mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 27

Grafik 4.1.2. diatas menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Manokwari, selama 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata-rataa hanya sebesar 2,28% yang artinya, tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, memang, cukup tinggi. Hal itu, antara lain, disebabkan karena belum optimalnya penerimaan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seperti yang terlihat grafik 4.1.2, memperlihatkan kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah tergolong lemah. Selama tahun 2011 2013, rasio kemandirian keuangan daerah Kabupaten Manokwari rata-rata hanya sebesar 2,30%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaann sumber-sumber PAD. 4.1.3. Trend Komponen Belanja Daerah. Kebijakan belanja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan dari Rencana Strategis Kabupaten Manokwari Tahun 2011 2015, di mana kebijakan yang ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak, meminimalkan permasalahan yang ada, dalam wujud program pembangunann yang strategis. Dalam kurun waktu tahun 2011 2015, Kabupaten Manokwari menentukan prioritas belanja daerah pada aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan akses pelayanan publik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat. Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan belanja langsung pada komponenn belanja daerah Kabupaten Manokwari periode tahun 2011 2013 menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut. Grafik 4.1.3. Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari BELANJA DAERAH (TOTAL) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung 872,394,000,000 929,441,000,000 728,455,401,743 386,138,000,000 342,318,000,000 471,590,000,000 400,804,000,000 474,214,000,000 455,227,000,000 53% 47% 46% 54% 51% 49% 2,011 2012 2,013 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2009 2013, diolah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 28

Grafik di atas menjelaskan bahwaa untuk komposisi belanja daerah, selama tahun 2011 2013, besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 komposisi berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar belanja tidak langsung. Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat. 4.1.4. Trend Komponen Belanja Tidak Langsung. Seperti yang terlihat pada grafik 4.1.4 berikut, bahwa dalam kurun waktu tahun 2011 2013, komponen belanja tidak langsungg pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi oleh jenis belanja pegawai. Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan PNS serta belanja aparatur lainnya, ini mencapai rata-rata 41%, dengan belanja pegawai tertinggi terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 46,2%. Grafik 4.1.4. Trend Komposisi Belanja Tidak langsung 2011 2012 2013 Belanja tidak terduga Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Pegawai Belanja tidak terduga Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Pegawai Belanja tidak terduga Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Pegawai 2,000,000,000 (1,6%) - 28,657,000,000 (1,2%) 61,897,000,000 (3,3%) 4,300,000,000 6,809,000,000 4,262,000,000 (0,5%) (0,8%) (0,5% ) 52,844,000,000 (6,1%) 12,000,000,000 (0,2%) 0 9,025,000,000 (3,1%) 24,006,000,000 (6,7%) (46,2%) 360,,596,000,000 (38,1%) 332,,495,000,000 (38,8%) 336,,622,000,000 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 2013, diolah. Sementara itu, untuk jenis belanjaa hibah dan belanja bantuan sosial, rata-rata mendapatkan porsi yang hampir sama, yakni berkisarr antara 1 6,5%, setiap tahun. Sedangkan, untuk jenis belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, rata-rata mendapatkan porsi yang kurang dari 1,0%, setiap tahunnya. 4.1.5. Trend Komponen Belanja Langsung. Dalam kurun waktu tahun 2011 2013, komponen belanja langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasii oleh jenis belanja modal, yakni mencapai 18,67%. (lihat grafik 4.1.5). Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 29

Grafik 4.1.5. Trend Komponen Belanja Langsung 2011 2012 2013 Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai 51,043,000,000 (5,5%) 57,592,000,000 (6,6%) 94,022,857,368 46,402,594,000 (6,4%) (12,9%) (20,1%) 186,947,000,000 217,237,000,000 (23,4%) 174,990,,000,000 (20,1%) 239,008,000,000 (27,4%) 201,892,378,123 (27,7%) Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2011 2013, diolah. Sementara, untuk jenis belanja barang dan jasa, yakni belanja yang digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata-rata sebesar 27.6%. Sedangkan, porsi untuk jenis belanja pegawai, rata-rata sebesar 6% (lihat grafik 4.1.5). 4.1.6. Trend Belanja Berdasarkan Urusan. Sebagaimana yang dapat dilihat pada diagram 4.1.6 berikut, bahwa untuk alokasi belanja berdasarkan urusan, dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanjaa APBD terbesar dialokasikan untuk belanja urusan Pendidikan. Kemudian, diikuti oleh belanja urusan kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta kemudian infrastruktur. Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp 229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut mengalami menurunan sebesar 3 %, menjadi Rp 220,050 juta atau sekitar 22,2% dari total belanja APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun adaa kenaikan. Pada tahun 2012 total anggaran dinas kesehatan dan RSUD adalah Rp. 79,870,321,9900 atau 8,7 % dan pada tahun 2013 naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan. Diagram 4.1.6. Komposisi Belanjaa Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari Infrastruktur Kesehatan (PU), (Dinkes dan 65,113,737,215 RSUD), 70,9% 79,870,321,990 8,7% Kesehatan (Dinkes dan RSUD) 94,617,191,356 9,6% Infrastruktur (PU) 77,372,840,915 8% Pendidikan (Disdik dan OR), 229,437,246,146 25% Belanja Lainya, 543,497,694,64 9 59% Pendidikan (Disdik dan OR) 220,050,209,205 22% Belanja Lainya 597,168,131,440 60% Tahun 2012 Tahun 2013 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2012 dan 2013, diolah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 30