I. PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha

dokumen-dokumen yang mirip
II TINJAUAN PUSTAKA. Juni 2010] 6 Masalah Gizi, Pengetahuan Masyarakat Semakin Memprihatinkan. [10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia. Salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

KETERANGAN TW I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

V GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN DAN IMPOR KEDELAI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan Zat Gizi Komoditas Kedelai. Serat (g) Kedelai Protein (g) Sumber: Prosea 1996 ( Purwono: 2009)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki laju pertumbuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dari pertanian. Oleh karena itu pemerintah terus berusaha untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

I. PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan. Indonesia merupakan negara yang sedang beranjak dari negara agraris menuju negara industri yang maju, maka peranan sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan di sektor industri, karena itulah diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh. Industri yang maju tidak terlepas dari rangkaian kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha. Usaha kecil mikro bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, salah satunya adalah industri tahu dan tempe yang mengolah kedelai menjadi barang konsumsi. Kedelai di Indonesia mulai ada pada catatan Rumphius (abad ke-17). Pada waktu itu kedelai dibudidayakan sebagai tanaman makanan dan pupuk

2 hijau. Saat ini di Indonesia kedelai banyak ditanam di dataran rendah yang tidak banyak mengandung air, misalnya di pesisir Utara Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo (Sulawesi Utara), Sulawesi Tenggara dan Lampung serta Bali (AAK, 1989, www.tanamanpangan.deptan.go.id). Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kedelai telah dikenal sejak lama sebagai salah satu tanaman sumber protein nabati dengan kandungan 39-41% yang diolah menjadi bahan makanan, minuman serta penyedap cita rasa makanan, misalnya yang sangat terkenal adalah tempe, tahu, kecap, tauco dan tauge. Bahkan diolah secara modern menjadi susu dan minuman sari kedelai yang dikemas dalam karton khusus atau botol. Selain itu, kedelai berperan penting dalam beberapa kegiatan industri dan peternakan. Kedelai merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Kebutuhan kedelai semakin meningkat setiap tahun sejalan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh meningkatnya konsumsi kedelai serta pertumbuhan industri olahan kedelai. Permintaan kedelai yang terus meningkat dan tidak diimbangi produksi dalam negeri. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai sejak tahun 1975 posisi Indonesia bergeser dari negara eksportir menjadi negara importir kedelai. Tingkat konsumsi kedelai dengan ketersediaan kedelai di dalam negeri tidak seimbang sehingga menyebabkan terjadinya impor sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia yang belum dapat dipenuhi oleh produksi kedelai dalam negeri.

3 Tabel 1. Keadaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Tahun 2002 2011 No Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ka/Ha) % (Ton) % 1 2002 544.522-12,36-673.056 2 2003 526,796-3,26 12,75 3,16 671.600-0,22 3 2004 565,155 7,28 12,80 0,39 723.483 2,73 4 2005 621,541 9,98 13,01 1,64 808.353 11,73 5 2006 580,531-6,60 12,88-1,00 747.611-7,51 6 2007 459,116-20,91 12,91 0,23 592.534-20,74 7 2008 590,956 28,72 13,13 1,70 775.710 30,91 8 2009 722,791 22,31 13,48 2,67 974.512 25,63 9 2010 660,829-8,57 13,73 1,85 907.031-6,97 10 2011 631,425-4,45 13,78 0,36 870.068-4,08 Pertumbuhan 2,72 1,22 4,08 Sumber: BPS 2012 Produksi kedelai dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Selama kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi peningkatan yang sangat kecil yaitu luas panen sebesar 2,72%, produktivitas 1,22% dan produksi 4,06 %. Dari kurun waktu tersebut, produksi tertinggi kedelai terjadi pada tahun 2008 dan 2009, hal ini dikarenakan kondisi harga kedelai cukup menarik sehingga petani bergairah untuk menanam kedelai. Sedangkan permintaan kedelai pada kurun waktu tersebut mengalami kenaikan atau berfluktuasi yaitu dari kurun 10 tahun kebutuhan akan bahan pokok kedelai mencapai 1,2% dari persediaan yang ada. Kebutuhan kedelai nasional tahun 2012 sebanyak 2,4 juta ton. Angka tersebut tercukupi dengan 70 persen impor (1,8 juta ton) dan sisanya produksi dalam negeri sebanyak 779.800 ton kedelai bakal didistribusi ke perajin tahu tempe sebanyak 83,7 persen (1,8 juta ton), Kecap dan Tauco 14,7 persen ( 325.220 ton), perbenihan 1,2 persen (25.843 ton), dan pakan 0,4 persen (8.319 ton) (www.regional.kompas.com, 2013).

4 Kebutuhan kedelai di Provinsi Lampung pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 97.705 ton atau lebih besar dibandingkan produksi daerah ini yang diprediksi hanya mencapai 15.173 ton. Hasil rapat teknis dengan beberapa instansi terkait di Bulog Lampung bahwa kebutuhan kedelai di daerah ini cukup tinggi, sementara produksi rendah. Provinsi Lampung pada tahun ini diperkirakan mengalami defisit kedelai sebesar 83.291 ton. Pada tahun lalu, produksi kedelai Lampung hanya sebesar 7.539 ton, sedangkan kebutuhan mencapai 97.705 ton (www.lampungprov.go.id,2013). Kendati demikian, kualitas kedelai impor tidak sama dengan lokal. Keduanya punya keunggulan dan kelemahan masing-masing, menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kedelai lokal unggul dari impor untuk bahan baku pembuatan tahu. Rasa tahu lebih lezat, rendemennya pun lebih tinggi, dan resiko terhadap kesehatan cukup rendah karena bukan benih transgenik, Sementara kedelai impor sebaliknya. Sekalipun unggul sebagai bahan baku tahu, kedelai lokal punya kelemahan untuk bahan baku tempe. Penyebabnya, ukuran biji kecil atau tidak seragam dan kurang bersih, kulit ari kacang sulit terkelupas saat proses pencucian kedelai, proses peragiannya pun lebih lama. Lalu setelah berbentuk tempe, proses pengukusan lebih lama empuknya. Dalam hal budidaya kedelai baik lokal maupun impor punya kelebihan masing-masing. Kedelai lokal memiliki umur tanaman lebih singkat 2,5-3 bulan daripada impor yang mencapai 5-6 bulan. Benihnya pun lebih alami dan non-transgenik (www.regional.kompas.com, 2013). Perbedaan dan

5 kesamaan kedelai tersebut tentunya dapat menentukan baik dan buruknya hasil pengolahan dalam proses produksi dalam suatu usaha potensial berupa usaha kecil seperti tahu dan tempe. Salah satu usaha kecil yang potensial dikembangkan adalah industri pembuatan tahu dan tempe. Kalau usaha itu dijalankan serius pasti akan menguntungkan karena konsumen tahu dan tempe sangat luas, mencakup semua strata sosial. Tahu dan tempe tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah dan menengah saja, tetapi juga kelas atas. Ini terlihat telah masuknya produk tahu dan tempe di pasar swalayan. Selain itu, tahu dan tempe termasuk lauk yang bergizi tinggi dan rendah kolesterol (Sarwono dan Saragih, 2001:38). Tantangan-tantangan dalam suatu produksi pembuatan tahu dan tempe adalah dibutuhkan bahan mentah atau bahan baku. Bahan mentah yang digunakan oleh pengusaha tahu dan tempe adalah bahan baku berupa kedelai. Akhirakhir ini masyarakat Indonesia dibebani dengan kenaikan harga kacang kedelai yang harganya mencapai Rp 7.000,- 9000,- untuk setiap kilogramnya (www.tribunnews.com, 2013). Padahal sebelumnya harga kacang kedelai di pasaran sekitar Rp. 5.500,- sampai Rp. 6.500,- per kilogramnya (www.bisnis.com, 2012). Dengan kenaikan harga kacang kedelai tentu akan berdampak pada kenaikan harga tahu karena bahan pokok untuk membuat tahu adalah kacang kedelai. Adanya kenaikan tersebut dikarenakan jumlah produksi atau hasil panen dalam negeri yang setiap tahun mengalami penurunan dan adanya kemarau panjang yang membuat gagal

6 panen (www.tempo.co, 2012). Selain itu, adanya pembelian kacang kedelai dunia secara besar-besaran yang diimpor oleh China dan Taiwan mengakibatkan harga kedelai dunia cenderung semakin naik. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 71 persen atau sekitar 2.837.163 ton kebutuhan pemenuhan kedelai dalam negeri pada tahun 2011 berasal dari impor. Sekitar 83,7 persen atau kedelai impor diserap untuk pembuatan tahu dan tempe yang menjadikan industri tersebut sangat bergantung pada kedelai impor (ekonomi.kompasiana.com, 2012), meningkatnya harga kacang kedelai berakibat pada penghasilan ekonomi keluarga pengrajin tahu dan tempe. Untuk meningkatkan perekonomian keluarga para pengrajin memanfaatkan ampas tahu digunakan sebagai bahan pembuatan tempe gembos sehingga perekonomian keluarga mendapatkan tambahan. Kenaikan harga kacang kedelai yang terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu contoh yang menggambarkan bahwa pada era bisnis modern sekarang terjadi perubahan yang cepat pada lingkungan bisnis. Kenaikan harga kacang kedelai membuat sebagian produsen melakukan mogok produksi sehingga membuat produksi tahu menurun (www.harianterbit.com, 2013). Bahkan banyak produsen tahu sampai menutup usahanya karena tingginya harga bahan baku membuat harga jual tahu menjadi mahal sehingga tidak mampu diserap oleh pasar (berita.liputan6.com, 2013). Masalah masalah yang dihadapi oleh pengrajin tahu dan tempe antara lain disebabkan oleh harga kedelai yang dapat berpengaruh terhadap modal yang dimiliki oleh pengusaha tempe dan tahu. Pengusaha tahu dan tempe sukar untuk mengalokasikan modal yang

7 pas-pasan karena dengan modal yang sama pada saat kedelai sebelum naik hasil produksi akan semakin sedikit. Selain modal, tenaga kerja merupakan orang yang melaksanakan dan menggerakkan segala kegiatan, menggunakan peralatan dengan teknologi dalam menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Perusahaan kecil akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan besar lebih banyak membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak. Dalam analisis ketenaga kerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan. Hal seperti ini sangat penting untuk melihat alokasi sebaran penggunaan tenaga kerja selama proses produksi sehingga kelebihan tenaga kerja pada kegiatan tertentu dapat dihindari. Pengusaha tahu dan tempe sukar memberikan gaji para pekerja yang sama pada saat kedelai sebelum naik karena bila gaji disamakan dengan sebelum kenaikan kedelai maka pendapatan pengrajin akan semakin sedikit sementara untuk dinaikkan gaji pekerja tidak mungkin dapat dilakukan karena keterbatasan modal yang dimiliki, belum lagi masalah pemasaran yang harus dihadapi oleh pengrajin, bila harga dinaikkan akan berdampak pada berkurangnya konsumen, sementara bila harga tidak dinaikkan berpengaruh terhadap jumlah pendapatan pengrajin itu sendiri. Pemasaran adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha memasarkan produk, termasuk juga jalur pemasaran atau tata niaganya. Pasar dapat

8 diartikan sebagai suatu organisasi tempat para penjual dan pembeli dapat dengan mudah saling berhubungan. Bagi pengusaha tahu dan tempe, pasar merupakan tempat melempar hasil produksinya (Soekartawi, 1993:78). Sebelum sampai di tangan konsumen, tahu dan tempe hampir selalu melalui perantara. Jalan yang dilalui oleh produk dari produsen dengan atau tanpa perantara hingga sampai kepada konsumen dikenal dengan istilah jalur pemasaran atau jalur tata niaga. Tahu dan tempe dijual dengan jalur pemasaran yang sederhana, yaitu mulai dari pedagang pengecer sampai kepada konsumen akhir (Rahardi, 1994: 17). Jumlah pengrajin tahu tempe di kecamatan Way Halim Bandarlampung mencapai 39 pengrajin tahu dan tempe (Monografi Kelurahan Gunung Sulah, 2012). Berdasarkan latar belakang maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: Pengrajin Tahu dan Tempe di Kecamatan Way Halim Bandar Lampung dalam Menghadapi Tantangan B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang perumusan masalahnya adalah: Bagaimanakah upaya pengrajin tahu dan tempe dalam menghadapi tantangan berupa bahan baku, kebutuhan modal, kebutuhan tenaga kerja, dan sistem pemasaran di Kecamatan Way Halim Bandar Lampung?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi tahu dan tempe di Kecamatan Way Halim Bandar Lampung

9 2) Untuk mendeskripsikan kebutuhan modal dalam produksi tahu dan tempe di Kecamatan Way Halim Bandar Lampung 3) Untuk mendeskripsikan tenaga kerja yang dibutuhkan di dalam produksi tahu dan tempe di Kecamatan Way Halim Bandar Lampung 4) Untuk mendeskripsikan sistem pemasaran tahu dan tempe di Kecamatan Way Halim Bandar Lampung D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritisnya adalah untuk menambah wawasan pengetahuan dan memberikan gambaran atau sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu sosiologi, khususnya sosiologi ekonomi. 2. Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi kepada semua pihak mengenai pengrajin tahu dan tempe, khususnya tentang bahan baku, modal tenaga kerja dan pemasaran.