PERAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA BANGSA DALAM PEMBATASAN PENGGUNAAN SENJATA

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK-ANAK YANG MENJADI KORBAN PENGGUNAAN SENJATA AGENT ORANGE DALAM PERANG VIETNAM

LEGALITAS PENGANCAMAN DAN PENGGUNAAN SENJATA NUKLIR OLEH NEGARA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

Abstract. Keywords ; Military Attack, NATO, Libya, Civilian

PENEGAKAN HUKUM HUMANITER DALAM KONFLIK BERSENJATA INTERNAL SURIAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WARGA SIPIL DALAM KONFLIK BERSENJATA (NON-INTERNASIONAL) LIBYA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

LEGALITAS PENGGUNAAN PELURU KENDALI BALISTIK ANTARBENUA (INTERCONTINENTAL BALLISTIC MISSILE) DALAM PERANG ANTARNEGARA

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Hal ini dikarenakan perang memiliki sejarah yang sama lamanya dengan

LEGALITAS PENGGUNAAN BOM CURAH (CLUSTER BOMB) PADA AGRESI MILITER ISRAEL KE PALESTINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

HAK VETO DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM KAITAN DENGAN PRINSIP PERSAMAAN KEDAULATAN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Humaniter Internasional bertujuan untuk memanusiawikan perang agar korban

KEKUATAN MENGIKAT RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ATAS PULAU NIPA DITINJAU BERDASARKAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA (UNCLOS) 1982

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DAN/ ATAU SAKSI KORBAN TRANSNATIONAL CRIME DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KASUS PENGGUNAAN SENJATA KIMIA OLEH SURIAH S K R I P S I

STATUS TENTARA ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PENERAPAN PRINSIP NON REFOULEMENT TERHADAP PENGUNGSI DALAM NEGARA YANG BUKAN MERUPAKAN PESERTA KONVENSI MENGENAI STATUS PENGUNGSI TAHUN 1951

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan yang ada di antara manusia itu sendiri. Perang adalah

PERLINDUNGAN PENGUNGSI SURIAH KORBAN GERAKAN NEGARA ISLAM IRAK AN SURIAH DI NEGARA-NEGARA EROPA. Oleh : Nandia Amitaria

BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini yang berjudul Tindakan Amerika Serikat dalam

TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN BRISTISH PETROLEUM

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan

Kata Kunci : Yurisdiksi Indonesia, Penenggelaman Kapal Asing, UNCLOS

Sumber Hk.

BAB I PENDAHULUAN. ketika lawan terbunuh, peperangan adalah suatu pembunuhan besar-besaran

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG

ANALISIS PELANGGARAN HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL DALAM KONFLIK BERSENJATA ISRAEL-HEZBOLLAH Oleh

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

MAKALAH. Hukum Hak Asasi Manusia & Hukum Humaniter. Oleh: Dr. Fadillah Agus, S.H., M.H. FRR Law Office FH Unpad

KEDUDUKAN ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MAHKAMAH INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

PERLINDUNGAN PENDUDUK SIPIL PADA KONDISI PERANG MENGGUNAKAN CLUSTER BOMBS DAN KAITANNYA DENGAN TEORI JUST WAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EKSISTENSI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENTARA BAYARAN (MERCENARIES) YANG TERLIBAT KONFLIK BERSENJATA MENURUT HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Perang Dunia II tepatnya tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dunia

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL. Wahyuningsih

JURNAL SKRIPSI KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI DISPUTE SETTLEMENT BODY (DSB) WORLD TRADE ORGANIZATION

Keywords: Role, UNCITRAL, Harmonization, E-Commerce.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB III METODE PENELITIAN

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup signifikan termasuk dalam peperangan. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keywords : Iconoclast, International Law, International Criminal Court

BAB III PENUTUP. prinsip Pembedaan (distinction principle) maka Tentara Pembebasan Suriah

BAB I PENDAHULUAN. perdamaian dan keamanan internasional. PBB/United Nations lahir pada tanggal 24

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

BAB I PENDAHULUAN. Konferensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa III telah berhasil

DAFTAR PUSTAKA. J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2010

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. baik sengketa dalam negeri maupun luar negeri. Sengketa-sengketa tersebut dapat

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KASUS PENGGUNAAN SENJATA KIMIA OLEH SURIAH J U R N A L I L M I A H

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

PUBLIC POLICY SEBAGAI ALASAN PEMBATALAN PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peperangan yang ganas akibat digunakannya berbagai persenjataan modern

-2- Konvensi Jenewa Tahun 1949 bertujuan untuk melindungi korban tawanan perang dan para penggiat atau relawan kemanusiaan. Konvensi tersebut telah di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

PENGATURAN DAN MEKANISME PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI DAN REHABILITASI DALAM TINDAK PIDANA TERORISME

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

Bab IX MEKANISME PENEGAKAN HUKUM HUMANITER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

PENGADILAN PIDANA INTERNASIONAL

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perperangan sejak dahulunya adalah hal yang tidak diinginkan semua orang karena

DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

KEABSAHAN SUDAN SELATAN SEBAGAI NEGARA MERDEKA BARU DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PENERAPAN HUKUMAN MATI SECARA MASSAL DI MESIR DITINJAU DARI HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

URGENSI DAN EFEKTIVITAS PENGATURAN PENCEGAHAN PENDANAAN PROLIFERASI SENJATA PEMUSNAH MASSAL DISAMPAIKAN OLEH: DR. DIAN EDIANA RAE WAKIL KEPALA PPATK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh:

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM PROSES PENYELESAIAN KONFLIK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi

PELAKSANAAN INTERVENSI HAK ASASI MANUSIA DALAM KONFLIK BERSENJATA NON INTERNASIONAL DI DARFUR

Konvensi Munisi Tandan (CCM) tahun 2008

Transkripsi:

PERAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA BANGSA DALAM PEMBATASAN PENGGUNAAN SENJATA Oleh Grace Amelia Agustin Tansia Suatra Putrawan Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Tulisan ini bertujuan membahas bagaimana peran Dewan Keamanan PBB dalam pembatasan penggunaan senjata. Tulisan ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Tulisan ini akan menggambarkan pengaturan fungsi dan peran Dewan Keamanan PBB serta pembatasan penggunaan senjata perang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Dewan Keamanan PBB berperan dalam penegakan perdamaian bagi negara-negara, terutama yang terlibat perang serta dalam hal penggunaan senjata dalam perang agar tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana yang telah diatur dalam Hukum Humaniter Internasional Kebiasaan dan Konvensi Den Haag IV 1907 dengan cara mengeluarkan resolusi. Kata kunci : Perserikatan Bangsa Bangsa, Dewan Keamanan, Penggunaan Senjata, Perang. Abstract This paper aims to discuss how the UN Security Council's role in the restriction of the use of weapons. This paper is a normative legal research that uses statutory and case approaches. This paper will describe both the function and role of the UN Security Council as well as restrictions on the use of weapons for war. The conclusion of this research is that UN Security Council s role in enforcing peace for countries, especially those engaged in war as well as in the use of weapons in war to keep attention to the humanity values as set out in customary international humanitarian law and the Hague Convention IV of 1907 by issuing resolution. Keywords : United Nations, Security Council, Use of Weapons, War I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan senjata dalam suatu konflik bersenjata merupakan hal yang lazim dilakukan demi mencapai kemenangan. Perang atau sengketa bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang hampir sama tuanya dengan peradaban kehidupan di muka bumi dalam sejarah umat manusia. 1 Tetapi dalam perkembangannya muncul penyimpangan dalam penggunaan senjata dalam perang. Hal ini dapat dilihat dari konflik yang terjadi di 1 Arlina Permanasari dkk, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, International Committee of the Red Cross, Jakarta, h.12. 1

Suriah, khususnya serangan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah pada tanggal 23 Agustus 2013 yang menggunakan senjata kimia berupa gas sarin yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. 2 Sesungguhnya pelarangan atas penggunaan senjata kimia telah diatur dalam beberapa perjanjian internasional, namun sering kali masalah terjadi dalam penerapannya. Sehingga banyak kalangan yang mempertanyakan peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) dalam menjaga keamanan dan perdamaian internasional. B. Tujuan Sejalan dengan perumusan latar belakang yang telah diuraikan di atas, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran DK PBB dalam membatasi penggunaan senjata dalam perang dilihat dari beberapa perjanjian internasional seperti Piagam PBB dan Hague Convention IV 1907, terutama ketika senjata yang digunakan tersebut merupakan senjata yang dilarang dalam Hukum Internasional. Tulisan ini dirasa perlu mengingat banyaknya penggunaan senjata berbahaya dalam perang yang terjadi belakangan ini. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Artikel ini merupakan suatu penelitian hukum normatif yang melihat hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Soerjono Soekanto menyatakan, bahwa penelitian hukum normatif mencakup : penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal, perbandingan hukum dan sejarah hukum. 3 Ada 2 (dua) jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan perundang-undangan serta pendekatan kasus. Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penulisan ini meliputi bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum dikumpulkan dengan teknik studi dokumen untuk kemudian dianalisis dengan teknik deskripsi, argumentasi dan sistematis. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2 Rita Uli Hutapea, 2013, Akhirnya! DK PBB Keluarkan Resolusi Penghancuran Senjata Kimia Suriah, URL : http://news.detik.com/read/2013/09/28/124416/2372085/1148/akhirnya-dk-pbb-keluarkan-resolusipenghancuran-senjata-kimia-suriah diakses tanggal 21 Juli 2014. 3 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 14. 2

2.2.1 Fungsi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) dalam Penyelesaian Sengketa Internasional Pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional sebagai tujuan pokok PBB sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 Piagam PBB merupakan beban tanggung jawab utama Dewan Keamanan PBB sebagai badan utamanya, yang terkenal dengan sebutan peace keeping. 4 Dewan Keamanan PBB sebagai organ utama dalam PBB memiliki fungsi dan kekuasaan yang secara umum diatur dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 26 Piagam PBB yang meliputi anggota PBB memberikan tanggung jawab utama kepada Dewan Keamanan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional serta memiliki tanggung jawab dalam merumuskan rencana-rencana yang akan disampaikan kepada anggota-anggota PBB untuk pembentukan suatu sistem pengaturan persenjataan. Selain itu secara khusus diatur dalam Pasal 34 Piagam PBB bahwa Dewan Keamanan PBB dapat menyelidiki setiap pertikaian atau keadaan yang dapat menimbulkan pertentangan atau menimbulkan suatu pertikaian internsional. Bilamana Dewan Keamanan menganggap suatu sengketa akan membahayakan perdamaian dan keamanan internasional, maka Dewan Keamanan dapat memutuskan 2 tindakan alternatif, yakni mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan Pasal 36 jo Pasal 33 yang pada hakekatnya merupakan cara penyelesaian secara damai maupun dengan menganjurkan cara-cara penyelesaian yang dianggap layak. Bentuk konkrit daripada tindakan itu yaitu dengan pencegahan atau paksaan seperti yang diatur dalam Pasal 39 sampai dengan Pasal 51. 5 Dalam Pasal 39 kembali ditegaskan bahwa Dewan Keamanan akan menentukan ada tidaknya suatu ancaman terhadap perdamaian atau tindakan agresi dan akan menganjurkan atau memutuskan tindakan apa yang harus diambil untuk memelihara atau memulihkan perdamaian dan keamanan internasional. Selain itu, Pasal 41 dan Pasal 42 juga mencantumkan tindakan-tindakan yang dapat digunakan oleh DK PBB untuk menyelesaikan suatu sengketa internasional 2.2.2 Peran Dewan Keamanan PBB dalam Pembatasan Penggunaan Senjata Perang 4 I Ketut Mandra, Johanes Usfunan, dan Pt. Tuni Sakabawa, tanpa tahun terbit, Perserikatan Bangsa- Bangsa dan Dewan Keamanan Sebagai Organ Utamanya, Percetakan Aksara, Denpasar, h. 78. 5 Ibid,h.84. 3

Pembatasan penggunaan senjata dalam perang yang berasal dari perjanjian internasional berpatokan pada Hukum Humaniter Internasional Kebiasaan (HHIK) dan juga Konvensi Den Haag IV 1907. Aturan 70 dan Aturan 71 HHIK memberikan pengaturan mengenai prinsip umum dalam penggunaan senjata. Sedangkan Pasal 23 Konvensi Den Haag IV 1907 menentukan secara khusus pelarangan untuk menggunakan racun atau senjata beracun, penggunaan senjata, proyektil atau bahan-bahan yang mengakibatkan penderitaan yang tidak perlu. Mahkamah Internasional menegaskan bahwa aturan-aturan dasar yang berasal dari Pasal 22 dan Pasal 23 Konvensi Den Haag IV 1907 mengikat semua negara baik negara yang telah meratifikasi maupun yang belum, sebab konvensi tersebut merupakan asas adat internasional yang tak terkompromikan. 6 Penggunaan senjata kimia dalam sengketa yang terjadi di Suriah telah menunjukan adanya pelanggaran terhadap Pasal 70 dan Pasal 71 HHIK serta Pasal 23 Konvensi Den Haag IV 1907, yang mana menuntut Dewan Keamanan PBB untuk mampu mengambil tindakan dalam sengketa tersebut guna memelihara perdamanian dan keamanan internasional sebagai tujuan pokok PBB. Pasal 24 sampai dengan Pasal 26 Piagam PBB menjadi dasar dikeluarkannya suatu aturan khusus berupa Resolusi 2118 (S/RES/2118 (2013)) oleh DK PBB sebagai suatu bentuk penegasan dan penerapan dari Konvensi Den Haag IV 1907 dan HHIK. III. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Fungsi Dewan Keamanan PBB adalah sebagai pemelihara perdamaian dan keamanan internasional yang secara umum diatur dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 26 Piagam PBB. 2. Dewan Keamanan PBB berperan dalam penegakan perdamaian bagi negara-negara, terutama yang terlibat perang serta dalam hal penggunaan senjata dalam perang agar para pihak tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana yang telah diatur dalam Hukum Humaniter Internasional Kebiasaan dan Konvensi Den Haag IV 1907 dengan cara mengeluarkan resolusi. 6 Malcolm N. Shaw QC, 2013, Hukum Internasional, terjemahan Derta Sri Widowatie, Imam Baehaqi dan M. Khozim, Nusa Media, Bandung, h.1195. 4

Daftar Bacaan Buku Malcolm N. Shaw QC, 2013, Hukum Internasional, terjemahan Derta Sri Widowatie, Imam Baehaqi dan M. Khozim, Nusa Media, Bandung Mandra, I Ketut, Johanes Usfunan dan Pt. Tuni Sakabawa, tanpa tahun terbit, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan Sebagai Organ Utamanya, Percetakan Aksara, Denpasar. Permanasari, Arlina dkk, 1999, Pengantar Hukum Humaniter, International Committee of the Red Cross, Jakarta Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Internet Rita Uli Hutapea, 2013, Akhirnya! DK PBB Keluarkan Resolusi Penghancuran Senjata Kimia Suriah, URL : http://news.detik.com/read/2013/09/28/124416/2372085/1148/akhirnya-dk-pbbkeluarkan-resolusi-penghancuran-senjata-kimia-suriah. Instrumen Internasional Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa Hukum Humaniter Internasional Kebiasan (HHIK) Konvensi Den Haag IV 1907 Resolution 2118 United Nations Security Council (S/RES/2118(2013)) 5