CORE NEEDLE BIOPSY PADA TUMOR PAYUDARA. Reni Widyastuti; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan

dokumen-dokumen yang mirip
Biopsi payudara (breast biopsy)

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Modul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )

BAB 1 PENDAHULUAN. Data medis manusia adalah salah satu data yang paling bermanfaat

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

PERANAN PATOLOGI DALAM DIAGNOSTIK TUMOR PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

Mempelajari kebenaran tentang kanker payudara dapat menyelamatkan hidup Anda MITOS, KEBENARAN DAN FAKTA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

drg. Muhammad Hamka Maha Putra

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

RANGKUMAN. Varikokel adalah pelebaran abnormal vena-vena di dalam testis maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

Secondary Brain Tumor

VALIDITAS DIAGNOSTIK BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS PADA KARSINOMA PAYUDARA

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

Uji Diagnostik Utrasonografi Gray Scale Dibandingkan dengan Histopatologi pada Karsinoma Payudara Tipe Invasif di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

KARSINOMA PAPILER PADA PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Curriculum Vitae. Writing Procedures

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

PENDAHULUAN METODE HASIL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

Anita Ekowati. PIT VI 2017 Palembang, 5-6 Agustus 2017

DIAGNOSIS PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES BERBASIS DESKTOP

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WANITA DALAM USAHA MENCEGAH KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Indira Suluh Paramita Andreas Makmur Effif Syofra Tripriadi ABSTRACT

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

Seminar Hasil Tugas Akhir

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

Ovarian Cysts: A Review

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

POSITRON, Vol. III, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

" The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings "

Hasil. Hasil penelusuran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian dengan analisis bivariat menggunakan Chi square test untuk

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

Transkripsi:

CORE NEEDLE BIOPSY PADA TUMOR PAYUDARA Reni Widyastuti; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan Bagian/SMF Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Saat ini tersedia berbagai jenis biopsi. Salah satu jenis biopsi yang bisa dilakukan pada payudara adalah core needle biopsy. Core needle biopsy adalah prosedur pengambilan sampel padat dari jaringan menggunakan hollow core needle yang berukuran antara 11-16 gauge. Operator bisa mengarahkan jarum secara langsung ke area lesi yang bisa dipalpasi ataupun dengan panduan imaging. Prosedur ini adalah prosedur yang aman, efektif, efisien waktu, dan tidak mahal. Kerugiannya antara lain dapat menyebabkan infeksi, bekas luka pada area biopsi, dan penyebaran sel ganas pada rute jarum. Kata kunci : Core needle biopsy BREAST CORE NEEDLE BIOPSY Reni Widyastuti; Putu Anda Tusta Adiputra; Sri Maliawan Departement of Surgery, Medical School, Udayana University/Sanglah Hospital Denpasar Nowadays, there are many kinds of biopsy. One that can be done in breast is core needle biopsy. Core needle biopsy is a tissue sampling procedure using hollow core needle size 11-16 gauge. The operator can direct the needle directly into the palpable lesion or by using imaging. This is a safe, effective, time efficient, and less costly. The disadvantage among others, can lead to infection, scarring at the biopsy area, and spread of malignant cells in the needle route. Keywords : Core needle biopsy 1

PENDAHULUAN Sebagian besar kanker pada awalnya terdeteksi dari gejala dan tanda yang muncul ataupun melalui skrining. Begitu tumor terdeteksi, akan dilakukan berbagai tes diagnostik untuk menentukan karakteristik tumor dan menilai kemungkinan tumor tersebut adalah kanker. Setiap tahunnya, metode pendekatan untuk diagnosis kanker semakin berkembang. Saat ini, metode standar minimal yang digunakan untuk diagnosis kanker adalah pemeriksaan histopatologis yang diperkuat dengan pemeriksaan imunohistokimia dan diagnosis molekuler. 1,2,3 Dalam pemeriksaan histopatologi, jaringan bisa diperoleh melalui proses biopsi yaitu pengambilan sel atau jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik. Saat ini tersedia berbagai jenis biopsi. Pada payudara misalnya, jenis biopsi yang bisa dilakukan adalah fine needle aspiration (FNA), core needle biopsy, vacuum assisted biopsy, direct & frontal biopsy, dan open surgical biopsy. Metode biopsi yang dipilih tergantung dari beberapa faktor, diantaranya ukuran, lokasi, penampilan, dan karakteristik abnormalitas. 3 Core needle biopsy adalah prosedur pengambilan sampel padat dari jaringan menggunakan hollow core needle yang berukuran antara 11-16 gauge. Operator bisa mengarahkan jarum secara langsung ke area lesi yang bisa dipalpasi ataupun dengan panduan imaging seperti stereotactic radiography, ultrasound, dan MRI. 4 Core needle biopsy adalah prosedur yang aman, efektif, efisien waktu, dan tidak mahal. Untuk lesi yang memerlukan pemeriksaan imunohistokimia atau lesi yang tidak terdiagnosis setelah dilakukan FNA, core needle biopsy harus dipertimbangkan sebelum dilakukan biopsi eksisional. 3 2

DEFINISI CORE NEEDLE BIOPSY Core needle biopsy (CNB) adalah prosedur pengambilan sampel dari jaringan tumor menggunakan hollow core needle yang berukuran antara 11-16 gauge. 4 CNB bertujuan untuk mengumpulkan sampel sel dari sebuah tumor sehingga bisa diperiksa di bawah mikroskop. Sensitivitas dari CNB adalah 92%, dengan spesifisitas sebesar 100%. Untuk lesi yang bisa dipalpasi, operator biasanya akan memfiksasi lesi dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya melakukan biopsi. Untuk lesi yang tidak bisa dipalpasi, biasanya dibutuhkan panduan imaging, seperti mamografi, ultrasound, dan PEM ( positron emission mammography). CNB yang menggunakan bantuan imaging seperti ini untuk melokalisir masa disebut juga dengan CNB stereotaktik. 3 Pada mamografi stereotaktik, komputer digunakan untuk menunjukkan lokasi masa berdasarkan mammogram yang diambil dari dua sudut yang berbeda. Pada ultrasound stereotaktik, operator akan melihat jarum yang digunakan pada monitor sehingga dapat membantu mengarahkan jarum tersebut ke area yang tepat. 5 Jarum yang digunakan untuk CNB lebih besar dari jarum yang digunakan untuk FNA (Gambar 1). Jarum pada CNB juga memiliki ujung pemotong khusus yang memungkinkan pemindahan sampel jaringan dalam jumlah yang lebih besar. 3 TEKNIK CORE NEEDLE BIOPSY Core needle biopsy (CNB) termasuk prosedur biopsi yang sederhana. Hal pertama yang dilakukan adalah menginjeksikan anestesi lokal ke area di sekitar tumor. Anestesi lokal yang bisa diberikan misalnya lidokain. 5 Selanjutnya sebuah torehan dibuat di atas masa dengan menggunakan scalpel dan blade nomor 11 untuk mempermudah masuknya ujung jarum. 6 Jarum kemudian ditusukkan di atas tumor (Gambar 2). Operator menuntun jarum 3

ke arah tumor dengan melakukan palpasi atau dengan panduan imaging menggunakan mamografi atau ultrasound. 5 Untuk mendapatkan jumlah sampel yang cukup, insersi jarum dilakukan sebanyak 3-6 kali. Pasien mungkin merasakan adanya sedikit tekanan pada saat biopsi, tapi pasien tidak akan merasakan adanya nyeri yang signifikan. 5 Apabila sampel jaringan sudah terambil, akan terdengar bunyi klik dari jarum dan instrumen sampling. Setelah jarum dicabut, dilakukan penekanan pada area biopsi selama kira-kira 5 menit, kemudian dilakukan pembalutan pada area tersebut. Sampel diambil dari jarum dengan cara melepaskan outer canula (Gambar 3). Biasanya sampel yang diambil berukuran panjang 0,75 cm dan diameter 0,16 cm. 5 Sampel itu kemudian disimpan di dalam larutan buffered formalin 10% dengan volume 15-20 kali volume sampel dan dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk didiagnosis. 6 Hasil dari pemeriksaan patologi pada CNB payudara dapat dideskripsikan sebagai berikut 5 : Inadequate/ insufficient : sampel yang diambil tidak mencukupi untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker. Benign : Tidak ditemukan sel kanker. Benjolan masih terkontrol pertumbuhannya dan tidak menyebar ke area tubuh lain. Atypical/indeterminate : Hasilnya tidak jelas. Beberapa sel tampak abnormal, tapi tidak dapat digolongkan sebagai sel kanker. Surgical biopsy diperlukan pada kasus seperti ini untuk pengambilan sampel yang lebih adekuat. Malignant : Sel bersifat ganas, tidak terkontrol, dan mempunyai potensi untuk menyebar ke bagian tubuh lain. 4

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN CORE NEEDLE BIOPSY Core needle biopsy (CNB) adalah prosedur yang relatif aman, efektif, efisien waktu, dan tidak mahal. 6 Hasil dari CNB biasanya selesai dalam beberapa hari, ini berarti diagnosis dapat ditegakkan lebih cepat sehingga terapi juga bisa diberikan lebih awal. 7 CNB memungkinkan diagnosis yang lebih akurat dibandingkan dengan FNA ( fine needle aspiration) karena jarum yang digunakan pada CNB lebih besar sehingga dapat mengambil sampel jaringan dalam jumlah yang lebih banyak. 5 Jarum yang lebih besar juga memungkinkan operator untuk mengambil jaringan dalam bentuk yang lebih utuh (coherent slice). Keuntungannya, sel bisa diperiksa di bawah mikroskop dengan susunan yang sama seperti saat sel tersebut masih berada di dalam tubuh. Hal ini dapat membantu membedakan beberapa tipe lesi pra-kanker seperti ductal carcinoma in situ dan lobular carcinoma in situ. 7 Dibandingkan dengan open surgical biopsy, CNB menyebabkan lebih sedikit trauma, infeksi, dan nyeri. Karena masa penyembuhannya singkat, pasien juga tidak perlu rawat inap sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Selain itu CNB juga dapat dikerjakan dengan anestesi lokal. Hal ini dapat mengurangi resiko pasien mengalami komplikasi anestesi umum, seperti komplikasi pernafasan (obstruksi, hipokapnia, hiperkapnia, hipoventilasi, dan aspirasi pneumonia), kardiovaskuler (hipotensi, hipertensi, dan aritmia), dan komplikasi neurologis (sadar di tengah operasi, neuropati perioperatif). 7 Kerugian yang tidak dapat dihindari dari CNB adalah adanya sedikit resiko untuk terjadinya infeksi setelah dilakukannya prosedur CNB. Prosedur-prosedur medis yang menyebabkan terjadinya diskontinuitas pada kulit dapat mempermudah bakteri, virus, dan jamur untuk masuk melalui kulit dan menginvasi jaringan. Infeksi yang terjadi setelah CNB 5

payudara misalnya, dapat menyebabkan payudara menjadi merah, bengkak, nyeri, dan dapat memicu terjadinya gangguan yang lebih serius seperti abses payudara. Untuk meminimalisir resiko infeksi, CNB dilakukan pada kondisi steril. Prosedur biopsi yang benar, dikombinasikan dengan pembersihan luka yang cermat dan pembalutan luka setelahnya, dapat menurunkan resiko infeksi secara drastis. 8 Kerugian lain dari CNB adalah adanya bekas luka pada tempat biopsi, khususnya pada tempat injeksi jarum. Hal ini disebabkan karena jarum yang digunakan pada CNB adalah jarum yang cukup besar (medium gauge). Menurut New York University Medical Center, pasien yang menjalani CNB payudara juga dapat mengalami bekas luka pada jaringan internal payudara. Hal ini dapat mengaburkan gambaran masa dan lesi payudara yang kecil pada mammogram. 8 Oleh karena itu needle biopsy dilakukan setelah USG atau mamografi, bukan sebelumnya. 3 Pada beberapa kasus, CNB payudara tidak dapat mengumpulkan sampel dalam jumlah yang cukup untuk membuat diagnosis. Benjolan yang terjadi jauh di dalam jaringan payudara sulit diakses dengan CNB. Hal ini menyebabkan dokter tidak bisa mendiagnosis secara akurat. Pada kasus seperti ini, biasanya akan dilakukan prosedur biopsi yang lebih invasif seperti surgical biopsy yang memungkinkan untuk mengumpulkan jaringan dalam jumlah yang lebih banyak. 8 Kerugian lainnya adalah kemungkinan adanya sel kanker yang menyebar ke area lainnya ketika jarum dipindahkan. Insiden penyebaran sel kanker tersebut bervariasi tergantung dari lokasi anatomis, fluktuasi dengan ukuran jarum, dan tergantung dari tipe malignansi dan terapinya. Insiden penyebaran sel kanker payudara setelah dilakukannya 6

large core needle biopsy adalah 2-5%. Untuk kanker prostat insiden penyebarannya adalah 1% setelah dilakukan CNB dengan jarum sebesar 14 gauge. 8 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI STEREOTACTIC CORE NEEDLE BIOPSY Needle biopsy dikerjakan apabila sudah dilakukan pemeriksaan imaging dan pemeriksaan fisik. Adapun indikasi dilakukannya Stereotactic Core Needle Biopsy adalah sebagai berikut 9 : 1. Lesi solid dan tidak terpalpasi yang berhubungan dengan: Bentuk ireguler Batas tidak tegas Kalsifikasi Penebalan fokal pada kulit 2. Mikrokalsifikasi dengan karakteristik: Morfologi: ukuran dan bentuk bervariasi (pleomorfik); linier, bercabang, atau granular. Distribusi : clustered, linier, atau regional. 3. Area dengan distorsi arsitektural pada tempat biopsi sebelumnya yang menunjukkan adanya perubahan yang mencurigakan dibandingkan mamografi sebelumnya. 4. Asimetri yang dihubungkan dengan adanya kalsifikasi, distorsi arsitektural, masa nonkistik, dilatasi duktus soliter, dan penebalan fokal kulit. 5. Masa solid yang dominan ( biasanya >1 cm) atau menunjukkan pertumbuhan dibandingkan mamografi sebelumnya. 7

Tidak semua pasien dengan abnormalitas payudara yang tidak terpalpasi akan menjadi kandidat untuk biopsi stereotaktik. Kontraindikasi dari Stereotactic Core Needle Biopsy adalah 9 : 1. Tumor yang: Berbatas tegas, densitas rendah, kurang dari 1 cm atau tidak berubah dari mammogram sebelumnya. Mengandung lemak intralesi yang patognomonik untuk limfenodi, kista, dan hamartoma. Multipel, tidak terkalsifikasi. 2. Mikrokalsifikasi yang tipis, bulat, seragam, dalam cluster. 3. Tumor yang bisa dipalpasi. 4. Pasien dengan gangguan pembekuan darah atau yang sedang menjalani terapi antikoagulan. KOMUNIKASI HASIL Setelah mengerjakan CNB, hal selanjutnya yang wajib dilakukan oleh dokter adalah memberikan KIE (konseling, informasi, dan edukasi) mengenai hasil dari biopsi yang dilakukan. Untuk biopsi yang menunjukkan adanya invasive carcinoma, pasien harus diberikan informasi mengenai pilihan terapi yang bisa dikerjakan, seperti terapi konservasi payudara dan mastektomi radikal dengan atau tanpa rekonstruksi. Untuk carcinoma in situ, pasien harus diberikan informasi mengenai pilihan terapi berupa operasi konservatif dengan atau tanpa terapi radiasi, mastektomi total, atau mastektomi dengan rekonstruksi. 9 Jika hasil dari CNB menunjukkan hasil yang jinak, pasien harus diberikan informasi mengenai perubahan status resiko dan follow up yang harus dilakukan. College of American 8

Pathologist biasanya menggunakan klasifikasi resiko berdasarkan hasil pemeriksaan histologi (tabel 1). Diskusi mengenai resiko memerlukan anamnesis yang lengkap untuk mengetahui faktor lain yang berkontribusi terhadap resiko individu yang bersangkutan. Misalnya, meskipun pasien dengan kategori 2 memiliki peningkatan resiko relatif yang cukup signifikan, tapi kalau tidak ada faktor resiko lain maka peningkatan resiko ini tidak terlalu berarti secara klinis. Evaluasi oleh dokter yang berpengalaman dalam penilaian resiko sangat penting untuk pasien dengan diagnosis akhir berupa hiperplasia atipikal atau lobular carcinoma in situ. 9 RINGKASAN Core needle biopsy (CNB) adalah prosedur pengambilan sampel dari jaringan tumor menggunakan hollow core needle yang berukuran antara 11-16 gauge. Core needle biopsy (CNB) termasuk prosedur biopsi yang sederhana. Keuntungan dari Core needle biopsy (CNB) adalah CNB merupakan prosedur yang relatif aman, efektif, efisien waktu, dan tidak mahal. Sedangkan kerugiannya diantaranya CNB dapat menyebabkan infeksi, bekas luka pada area biopsi, dan penyebaran sel ganas pada rute jarum. Indikasi dari Stereotactic Core Needle Biopsy adalah adanya lesi solid dan tidak terpalpasi, sedangkan kontraindikasinya adalah mikrokalsifikasi yang tipis, bulat, seragam, dalam cluster dan masa yang bisa dipalpasi. Setelah mengerjakan CNB, hal selanjutnya yang wajib dilakukan oleh dokter adalah memberikan KIE (konseling, informasi, dan edukasi) mengenai hasil dari biopsi yang dilakukan. 9

DAFTAR PUSTAKA 1. Cancer [serial online] 2011 [diupdate 4 April 2011; diakses 5 April 2011] Diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/cancer 2. Epidemiology of Cancer [serial online] 2011 [diupdate 2 April 2011; diakses 5 April 2011] Diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/epidemiology_of_cancer 3. Biopsy [serial online] 2011 [diupdate 4 Maret 2011; diakses 5 April 2011] Diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/biopsy 4. Clinician Guide:Core-Needle Biopsy for Breast Abnormalities [serial online] 2009 [diupdate 4 Maret 2011; diakses 2 April 2011] Diakses dari: www.effectivehealthcare.ahrq.gov 5. Imaginis Core Needle Biopsy [serial online] 2010 [diupdate 4 Maret 2011; diakses 2 April 2011] Diakses pada 4 April 2011 dari : www.imaginis.com/breast-healthbiopsy/core-needle-biopsy 6. Gurston Nyquist, William David, Stanley Mui. Automatic Core Needle Biopsy. Arch Otolaryngolhead Neck Surgery. 2008; 134 (2):184-188. 7. Core Biopsy [serial online] 2010 [diupdate 4 Maret 2011; diakses 7 April 2011] Diakses dari: http://www.virtualmedicalcentre.com/healthinvestigations.asp?sid=46&title=core- Biopsy 8. Disadvantages of a Breast Core Biopsy [serial online] 2008 [diupdate 5 Agustus 2010; diakses 7 April 2011] Diakses dari: http://www.livestrong.com/article/197370-disadvantages-of-a-breast-core-biopsy/ 9. Lawrence Bassete, David Winchester, Robert Caplan. Stereotactic Core Needle Biopsy Of the Breast. Jacksonville [serial online] 1998 [diupdate 8 Maret 1998; diakses 15 April 2011] Diakses dari: http://www.dcmsonline.org/jaxmedicine/1998journals/march98/stereotactic.pdf 10

Gambar 1. Quick-core cutting needle. 3 Gambar 2. Diagram skematik yang menunjukkan aksi sistem CNB. 6 Gambar 3. Prosedur Core Needle Biopsy 5 11