BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADARUREUM DARAH MENCIT (Mus musculus) galur Swiss Webster

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan dan membersihkan tempat minuman. yang dikemas dalam kemasan siap saji. Pada minuman ringan sering

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

EFEK PENGGUNAAN KALDU INSTAN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN TERHADAP EMBRIO MENCIT (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat digemari oleh masyarakat di dunia pada umumnya. Beberapa negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. rutin, dengan waktu dan cara yang tepat. 2 Kebiasaan menyikat gigi, terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suplemen berenergi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk. stamina tubuh seseorang yang meminumnya. (

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. nyata dapat disaksikan setiap hari yakni semakin gencarnya perusahaanperusahaan

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi jenis makanan cepat saji, makanan kemasan dan awetan yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. Buah-buahan sangat penting bagi kesehatan. Mengkonsumsi buah-buahan setiap. secara kuantitatif maupun kualitatif (Rukmana, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan makanan jajanan. Makanan jajanan (street food) merupakan makanan

PENDAHULUAN. 2 Keamanan Air Minum Isi Ulang. Suprihatin.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernnisasi ini dan berdasarkan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang semakin besar, Sumber Daya Manusia lebih berperan dalam menunjang jalannya perekonomian yang mandiri. Dalam perkembangan dunia usaha di Indonesia juga semakin meningkat serta gaya hidup masyarakat yang semakin mudah, termasuk dalam memilih minuman ringan yang menyegarkan seperti minuman berkarbonasi. Bertahun-tahun produk minuman ringan (soft drink) telah beredar di berbagai sudut kota hingga desa-desa terpencil, tetapi hingga saat ini produk tersebut tidak ada habisnya, bahkan semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dunia. Banyak inovasi yang telah dilakukan untuk penyempurnaan minuman ringan tersebut, baik ditinjau dari segi tampilan, cita rasa, maupun nilai gizinya. Minuman bersoda atau yang disebut juga sebagai minuman berkarbonasi, merupakan salah satu minuman ringan yang kian populer di masyarakat indonesia. Saat ini beragam minuman bersoda telah ditawarkan di pasaran. Keragaman dapat dilihat dari merk dagang, jenis dan bentuk kemasan, warna, rasa, serta harga jual produk. Keragaman tersebut sering membuat konsumen bingung dalam memilih mana yang terbaik. Oleh karena itu, konsumen harus jeli dalam menilai sebelum memutuskan untuk membeli (Astawan, 2012). Minuman berkarbonasi merupakan minuman yang sudah tidak memiliki kandungan alkohol. minuman berkarbonasi atau sering disebut minuman bersoda banyak beredar di masyarakat. Akan tetapi sebagian besar masyarakat hanya mengetahui sedikit atau bahkan sama sekali tidak 1

2 mengetahui bahaya dari minuman bersoda tersebut, serta masyarakat banyak yang kesulitan untuk mengurangi konsumsi minuman bersoda ini (Candrakirana, 2012). Banyak makanan dan minuman kemasan yang diproduksi dengan memperhatikan aspek selera, sehingga makanan dan minuman tersebut disukai oleh kaum tua maupun muda. Minuman soft drink yang rasanya menyengat ternyata bisa dinikmati oleh anak balita, apalagi junk food berupa makanan ringan yang memang rasanya menggugah selera. Kecanggihan teknologi pengolahan makanan, pengemasan, dan penyimpanan secara tidak langsung sebagian memang menguntungkan konsumen. Makanan atau minuman kemasan kini mudah dijumpai diberbagai toko, warung, atau supermarket. Pertumbuhan makanan atau minuman kemasan ini demikian cepat, pada waktu dulu hanya bisa dijumpai kurang lebih 1000 produk kemasan, kini bisa dijumpai lebih dari 10.000 produk yang siap dikonsumsi. Rahasia membanjirnya produk makanan atau minuman kemasan adalah dengan peranan bahan tambahan makanan (BTM) sangat besar untuk menghasilkan produk-produk kemasan (Khomsan,2003). Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan. Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan (Cahyadi, 2008).

3 Kegunaan Bahan Tambahan Pangan dalam makanan adalah diantaranya mengawetkan pangan, membentuk pangan menjadi lebih baik, renyah dan lebih enak, memberikan warna dan aroma lebih menarik, meningkatkan warna dan aroma lebih menarik, dan menghemat biaya (Fatima, 2012). Penggunaan bahan pengawet pada produk pangan tentunya mempunyai efek, baik efek jangka panjang ataupun jangka pendek. Akibat jangka pendek dari penggunaan bahan tambahan pangan ini adalah mual, muntah, pusing, diare, radang tenggorokan, alergi, gatal, sesak nafas dan jantung berdebar. Efek jangka panjang penggunaan bahan tambahan pangan berbeda pada setiap jenisnya. Misalnya asam benzoat dan natrium benzoat menyebabkan alergi dan penyempitan syaraf.namun, penyakit yang bisa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal dan lain-lain (Zulkhan, 2013). Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin. Ginjal membantu mempertahankan komposisi cairan ekstraselular tubuh, dan meregulasi ion (misalnya : Na +, K +, Ca +, Mg + ). Ginjal juga memiliki fungsi endokrin. Plasma difiltrasi oleh kapiler di glomerulus dan komposisi filtrat akan dimodifikasi melalui reabsorpsi dan sekresi di nefron. Rata-rata keluaran urin adalah 1,5 l per hari, walaupun bisa berkurang hingga < 1 L per harinya dan meningkat hingga mendekati 20 L per hari (Jeremy, 2009). Kebanyakan zat proses filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuantitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerolus atau reabsorpsi tubulus, secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar (Syaifuddin, 2009). Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hatiyang mencapai ginjal. Kandungan ureum normal

4 dalam darah sekitar 30-100 cc, namun tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum (Lukaningsih, 2011). Menurut Haribi (2009) dalam penelitiannya, pemeriksaan pathologi klinik sebelum tikus diberi perlakuan dipakai sebagai kontrol. Pada waktu suplementasi tawas pada pakan dengan paparan waktu 4 minggu, konsentrasi suplementasi tawas sampai 6%, belum menunjukkan adanya pengaruh kenaikan konsentrasi enzim SGOT (Serum Glutamic Oxalocetic Transminase), konsentrasi total billirubin, dan konsentrasi kreatinin dalam darah. Akan tetapi suplementasi tawas dalam pakan tersebut ada pengaruhnya pada konsentrasi enzim SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase), konsentrasi total protein dan ureum darah. Adanya kenaikan konsentrasi total protein dan ureum, mengarah kepada adanya awal kerusakan jaringan ginjal. Berdasarkan data observasi yang dilakukan di kampus 1 dan 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta, dapat disimpulkan bahwa dari berbagai mahasiswa di kampus 1 dan 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta lebih banyak yang memilih dan mengkonsumsi minuman berkarbonasi merk Big Cola rasa stroberi tanpa mempertimbangkan efek samping dari minuman tersebut. Pada minuman berkarbonasi merk Big cola terdapat bahan tambahan pangan yang disertakan pada label komposisi diantaranya: (Air, Gula, CO 2, pengatur keasaman asa m sitrat, perisa stroberi,pengawet natrium benzoat, pewarna karmoisin Cl 14720). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka telah dilakukan penelitian dengan judul : PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR UREUM DARAH MENCIT (Mus musculus) galur Swiss Webster.

5 B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini agar memiliki arah dan ruang lingkup yang jelas maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah sebagai berikut : 1. Subyek penelitian ini adalah minuman berkarbonasi merk Big cola rasa stroberi. 2. Obyek penelitian ini adalah darah Mencit (Mus musculus). 3. Parameter yang diamati adalah Kadar ureum darah mencit (Mus musculus). C. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh minuman berkarbonasi terhadap kadar ureum darah mencit (Mus musculus). D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minuman berkarbonasi terhadap kadar ureum darah mencit (Mus musculus). E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama tentang pengaruh minuman berkarbonasi terhadap kadar ureum darah mencit (Mus musculus). 2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang komposisi bahan minuman berkarbonasi terhadap kadar ureum darah.