PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

ANALISIS DUKUNGAN SOSIAL, INTERAKSI SUAMI-ISTRI, DAN KUALITAS PERKAWINAN PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW) ATIRAH

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang sama-sama bergejolak menyebabkan masa remaja lebih rawan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 9. KELUARGA DAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penghasil devisa negara karena setiap bulan mereka mendapatkan

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. nafkah, sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri (migran).

FUNGSI PENGASUHAN DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA TERHADAP KUALITAS PERKAWINAN DAN KONDISI ANAK PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW)

BAB I PENDAHULUAN. menghadapinya. Menurut Reivich dan Shatte (2002), bahwa kapasitas seseorang

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

PENELITIAN KAJIAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

Menurut Knox (1985) terdapat tiga faktor yang menentukan kesiapan menikah, yaitu usia menikah, pendidikan, dan rencana karir. Pada dasarnya usia

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

ANALISIS FUNGSI PENGASUHAN DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA TERHADAP KUALITAS PERKAWINAN DAN KONDISI ANAK PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW)

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah. dalam sebuah pernikahan. Seperti pendapat Saxton (dalam Larasati, 2012) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. individu tersebut. DEPKES RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas hidup yang baik tentu menjadi dambaan setiap orang. Namun,

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

BABI PENDAHULUAN. Selama rentang waktu kehidupannya, manusta mengalami perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia dewasa awal. Akan tetapi, hal ini juga tergantung pada kesiapan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia banyak industri

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. zaman sekarang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum pria.

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh suatu negara. Berdasarkan data BPS tahun 2010, persentase kemiskinan saat ini mencapai 13,3 persen. Kemiskinan tersebut terjadi karena tingkat pendapatan yang rendah. Pengangguran merupakan salah satu dampak kurangnya lapangan pekerjaan yang menjadikan salah satu faktor kemiskinan semakin meningkat. Tersedianya informasi mengenai tata cara bekerja di luar negeri, desakan ekonomi, dan adanya keterkaitan sejarah sosial yang panjang di lingkungan masyarakat dapat menentukan minat masyarakat untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun rendahnya pendidikan dan keterampilan membuat para Tenaga Kerja Wanita (TKW) hanya dapat bekerja disektor informal atau lazim disebut sebagai pembantu rumahtangga (Pageh 2008). Program penempatan tenaga kerja di luar negeri memberikan dampak positif terhadap Negara Indonesia yaitu menumbuhkan remitansi (pengiriman uang) dan devisa. Selain itu, penempatan tenaga kerja di luar negeri menumbuhkan ekonomi keluarga, pendorong ekonomi masyarakat, menaikkan tabungan, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendidikan, dan masyarakat mendapatkan keterampilan baru. Dampak negatif yang dirasakan oleh TKI yaitu pekerjaan tidak sesuai Perjanjian Kerja (PK), gaji tidak dibayar, penganiayaan, pelecehan seksual, majikan bermasalah, komunikasi tidak lancar, kecelakaan kerja, sakit akibat kerja, TKI hamil, PHK sepihak dan masalah lainnya. Kekerasan yang dialami oleh TKI, sebagian besar terjadi pada TKI/TKW yang bekerja di sektor informal yang jumlahnya 80 persen dari total TKI yang telah diberangkatkan (Marzuki 2011). Dampak negatif yang timbul akibat kepergian istri menjadi TKW yaitu menyebabkan terjadinya pergeseran peran dalam keluarga dengan kondisi peran istri sebagai pencari nafkah utama serta suami yang mengasuh dan merawat anak. Blood (1972) diacu dalam Luthfiyasari (2004) menyatakan bahwa beberapa akibat yang mungkin terjadi dari keterpisahan anggota keluarga dan perubahan keberfungsian keluarga antara lain berkurangnya intensitas komunikasi, melemahnya ikatan kekerabatan, goyahnya stabilitas keluarga serta melonggarnya keterikatan moral terhadap budaya setempat. Parson dan Bales mengatakan bahwa peran orangtua di dalam suatu keluarga meliputi peran instrumental (pencari nafkah) yang

2 dilakukan suami atau bapak serta peran emosional atau ekspresif (peran pemberi cinta, kelembutan serta kasih sayang) yang biasanya diperankan oleh istri atau ibu (Megawangi 1999). William F. Ogburn dan Talcot Parsons menyatakan bahwa pendekatan struktural fungsional mengakui adanya segala keberagaman dalam kehidupan sosial serta masing-masing akan memiliki fungsinya sendiri. Perbedaan fungsi yang terjadi dalam suatu keluarga tidak untuk memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan namun untuk mencapai tujuan bersama (Megawangi 1999). Perubahan peran dan fungsi yang terjadi pada keluarga TKW dikarenakan adanya tujuan yang diharapkan oleh keluarga TKW yaitu untuk memperoleh nasib yang lebih baik dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam segi materi. Adanya perubahan peran dan fungsi dalam anggota keluarga menjadi tantangan bagi keluarga TKW karena perlu melakukan penyesuaian dan adaptasi atas perubahan tersebut. Kepergian istri juga berpengaruh terhadap komunikasi di antara suamiistri dan keluarga. Saat suami-istri berpisah dan tidak bersatu dalam satu atap dalam waktu berkepanjangan akan menimbulkan kesenjangan komunikasi dua arah, baik fisik dan non fisik. Adanya kegagalan dalam komunikasi dan afeksi kemungkinan dapat menyebabkan menurunnya kebahagiaan dan kepuasan perkawinan (Nurcahyanti 2010). Oleh karena itu, komunikasi yang baik dan efektif merupakan hal yang sangat penting dalam memecahkan masalah kesenjangan komunikasi. Powers dan Hutchinson 1979 dalam Rice 1983 menyatakan bahwa komunikasi yang baik sebagai kunci dalam interaksi keluarga dan hubungan perkawinan. Hal ini sependapat dengan penelitian Setioningsih (2010) bahwa kualitas perkawinan memiliki hubungan dengan interaksi suamiistri yang ditinjau dari komunikasi dan ikatan bonding antara suami-istri karena tingginya interaksi di antara suami-istri menyebabkan semakin tingginya kualitas perkawinan keluarga. Selama istri pergi menjadi TKW dalam jangka waktu yang relatif cukup lama, suami memerlukan dukungan keluarga agar tetap dapat menjalankan fungsi keluarga dengan baik serta dapat bertahan hidup meskipun tanpa kehadiran istri. Cutrona (1996) menyatakan bahwa pemenuhan dukungan sosial sangat diperlukan pada saat seseorang mengalami peristiwa kehidupan yang sangat menegangkan atau saat kondisi pribadi dan lingkungan dalam keadaan buruk atau merugikan. Dukungan yang telah diberikan keluarga besar dapat

3 membantu meringankan beban ayah dan meminimalisir dampak kepergian istri. Adanya dukungan yang diberikan akan membuat ayah dapat lebih baik dalam memberikan pengasuhan kehangatan kepada anak, interaksi yang terjalin diantara seluruh anggota keluarga akan semakin baik, serta kualitas perkawinan juga semakin kokoh (Setioningsih 2010). Perumusan Masalah Kabupaten Sukabumi memiliki luas wilayah sebesar kurang lebih 419.970 Ha (BPS 2010) dengan jumlah penduduk yang relatif banyak. Hal ini memberikan tantangan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi untuk meminimalkan tingkat pengangguran yang meningkat seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk. Jumlah pengangguran di Kabupaten Sukabumi hingga 2011 masih terbilang tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi lebih dari 28.000 warga masih belum memiliki pekerjaan. Ketidakmampuan penguasaan keahlian yang diperlukan sektor industri merupakan faktor warga tidak bekerja. Hal itu berdampak terhadap ekonomi keluarga. Rendahnya tingkat pendapatan, mendorong wanita untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Banyak istri yang rela berpisah dengan suami demi meningkatkan kehidupan dan memperbaiki nasib. Tersedianya informasi mengenai tata cara bekerja di luar negeri dan keterkaitan sejarah sosial masyarakat yang panjang, juga menentukan minat masyarakat bekerja di luar negeri. Faktor pendorong lainnya seperti struktur persediaan tenaga kerja di negara asal, mendorong minat masyarakat untuk bekerja sebagai TKI. Hal inilah yang memicu para istri untuk ikut berpartisipasi menjadi TKI. Namun rendahnya pendidikan dan keterampilan membuat para istri hanya dapat bekerja disektor informal atau lazim disebut sebagai pembantu rumah tangga. Jumhur (2011) menyatakan bahwa data dari Pusat Penelitian dan Informasi (PUSLITFO) BNP2TKI menyebutkan jumlah penempatan TKI ke luar negeri daerah Sukabumi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2008 sebanyak 644.731 orang terdiri atas 212.413 TKI formal (33%) dan 432.318 TKI informal (67%) tahun 2010 melonjak menjadi 575.804 orang terdiri atas 158.363 TKI formal (28%) dan 417.441 TKI informal (72%). Disisi lain, kepergian istri menjadi TKW berdampak terhadap kehidupan keluarga yaitu beban suami semakin besar karena selain dituntut untuk bekerja setiap hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengatur pekerjaan di dalam rumah, suami juga

4 harus mampu untuk mendidik, mengasuh serta mengawasi anak-anaknya (LPPM UMP 2009). Dampak dari kepergian istri menjadi TKW terhadap keluarga yang ditinggalkan terlihat dari banyaknya peristiwa-peristiwa yang negatif terhadap keluarga yaitu suami yang harus berjuang sebagai penopang ekonomi tunggal demi menghidupi kedua anaknya saat istrinya memutuskan untuk menjadi TKW diluar negeri terlebih lagi istri hilang tanpa kabar yang pasti (Rimanews 2010), suami kehilangan komunikasi dengan istri dan sudah banyak menghabiskan banyak biaya dan waktu untuk mencari istrinya harus kecewa karena istri selingkuh lagi dengan laki-laki lain (Fatkhulmuin 2011), suami yang mengalami kecemasan yang berlebihan, sakit yang terlampau parah, dan rumah tangga yang tidak harmonis sehingga berujung pada perceraian yang terjadi dengan istri saat istri yang dicintai pergi menjadi TKW keluar negeri (Suryaputra 2011), dan peristiwa yang cukup berat saat suami yang ditinggalkan istri yang menjadi TKW telah melakukan perbuatan yang dilarang agama yaitu memperkosa anak tetangga dan anak kandung dengan alasan tidak kuat menahan nafsu birahi karena ditinggal istri yang bekerja di luar negeri sebagai TKW (Dimas 2010 dan Wahid dan Aristianti 2011). Selain itu, terjadinya peningkatan kasus perceraian di kota Sukabumi sebagai dampak dari kepergian istri menjadi TKW di luar negeri. Hal ini terlihat dari pada tahun 2008 kasus perceraian yang telah berhasil disidangkan mencapai 266 sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 346 kasus. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 415 kasus dan pada tahun 2011 hingga bulan juni perkara yang berhasil disidangkan mencapai 213 kasus (Radar Sukabumi 2011). Hasil penelitian Setioningsih (2010) menyatakan bahwa kepergian istri menjadi TKW dalam waktu yang relatif lama membuat komunikasi dan ikatan bonding di antara suami-istri semakin melemah begitu pula untuk ikatan bonding yang terjalin di antara ibu dan anak akan semakin melemah mengakibatkan menurunnya kondisi anak hingga semakin stres, keterampilan sosial melemah, dan prestasi akademik yang menurun. Selain itu, semakin lemah komunikasi dan ikatan bonding di antara suami-istri akan membuat semakin menurunnya kualitas perkawinan yang dirasakan pasangan. Kepergian istri menjadi TKW memberikan dampak positif yaitu pendapatan yang diperoleh selama bekerja sebagai TKW dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, termasuk dalam investasi untuk pendidikan anak, namun dampak negatif yang ditimbulkan saat istri menjadi TKW

5 yaitu adanya ketidakseimbangan ekosistem keluarga TKW yang beresiko menurunkan kualitas perkawinan, menurunkan keterampilan sosial anak, meningkatkan stres anak, serta menurunkan prestasi akademik anak akibat tidak adanya perhatian ibu terhadap anak. Oleh karena itu, benefit dan cost rasio akibat kepergian istri menjadi TKW tidaklah seimbang. Dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar dari pada dampak positif yang didapatkan. Akibat ketidakseimbangan yang terjadi dalam kehidupan keluarga maka diperlukan dukungan sosial yang dapat meringankan beban ayah dan dapat membantu meminimalisir dampak kepergian istri. Dukungan yang diberikan dapat membuat ayah lebih baik dalam memberikan pengasuhan kehangatan kepada anak, interaksi yang terjalin di antara seluruh anggota keluarga semakin baik, serta kualitas perkawinan juga semakin kokoh. Pentingnya peran PJTKI sebagai penghubung antara ibu dengan anak sehingga dapat meminimalisir stres anak. Dengan demikian, sangat menarik untuk diteliti mengenai interaksi suami-istri dan dukungan sosial yang memiliki peran penting dalam menentukan kualitas perkawinan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana karakteristik keluarga TKW, (2) Seberapa besar dukungan sosial yang diterima dari keluarga TKW, interaksi yang terjadi di antara suami-istri, dan kualitas perkawinan selama istri bekerja di luar negeri?, (3) Apakah terdapat hubungan antara karakteristik keluarga TKW dengan dukungan sosial, interaksi suami-istri dan kualitas perkawinan?, (4) Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial, interaksi suami-istri, dan kualitas perkawinan pada keluarga TKW?. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial, interaksi suami-istri dan kualitas perkawinan pada keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW). Tujuan Khusus: 1. Mengetahui karakteristik contoh keluarga TKW 2. Mengidentifikasi dukungan sosial, interaksi suami-istri, dan kualitas perkawinan pada keluarga TKW.

6 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga TKW dengan dukungan sosial, interaksi suami-istri dan kualitas perkawinan. 4. Menganalisis hubungan antara dukungan sosial, interaksi suami-istri dan kualitas perkawinan. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat mengenai hubungan dukungan sosial dan interaksi suami-istri terhadap kualitas perkawinan pada keluarga yang istrinya bekerja sebagai TKW sehingga dapat menentukan keputusan yang tepat sebelum menjadi TKW. Bagi penulis, penelitian ini pun diharapkan dapat menambah wawasan khususnya dibidang ilmu keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pemerintah, lembaga konsultasi keluarga, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam upaya pengembangan usaha peningkatan kualitas perkawinan. Penelitian dengan topik dukungan sosial, interaksi suami-istri, dan kualitas perkawinan ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu keluarga (family studies) khususnya di Institut Pertanian Bogor dan pada umumnya di Indonesia.