HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 33 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Cisaat, Kabupten Sukabumi, Jawa Barat merupakan daerah yang memiiki luas wilayah sebesar 2.162,820 hektar yang terdiri dari sawah sebesar 1.202,54 hektar dan darat sebesar 960,28 hektar. Secara geografis, sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kadudampit, sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Gunungguruh, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cicantayan, dan sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kota Sukabumi. Kecamatan ini terdiri dari 13 desa dan memiliki jumlah penduduk secara keseluruhan yaitu sebanyak orang. Mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Cisolok adalah petani/buruh tani, sedangkan yang lainnya memiliki mata pencaharian sebagai pedagang, pegawai swasta, pegawai negeri sipil dan TNI/POLRI. Desa Padaasih Desa Padaasih merupakan bagian dari salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Cisaat. Desa Cisaat memiliki luas wilayah sebesar hektar dengan ketinggian sebesar 550 meter dari permukaan laut. Adapun batas wilayah Desa Cisaat, disebelah Utara dibatasi oleh Desa Cimahi, sebelah Selatan dibatasi oleh Desa Mangkalaya, sebelah Barat dibatasi oleh Desa Cantayan dan sebelah Timur dibatasi oleh Desa Cibatu. Desa ini terdiri dari 4 dusun dengan 10 RW dan 48 RT. Jumlah penduduk desa sebanyak orang. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Padaasih adalah buruh sedangkan yang lainnya memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta, petani, pedagang dan ada pula yang tidak memiliki pekerjaan. Karakteristik Keluarga Contoh Usia Suami dan Istri Menurut Hurlock (1980), usia dewasa terbagi menjadi tiga yaitu dewasa awal, madya, dan akhir. Usia dewasa awal dimulai pada usia matang secara hukum, yaitu usia tahun, sedangkan usia dewasa madya berada pada usia tahun, dan usia dewasa akhir berada pada usia 61 tahun ke atas. Usia suami berkisar antara 26 hingga 70 tahun dengan rata-rata umur 41,40 tahun. Tabel 2 menunjukkan bahwa separuh suami (50%) berada pada kategori dewasa awal (26-40 tahun), sedangkan hampir dari setengah suami (46,7%) berada pada kategori dewasa madya (41-60 tahun), dan sisanya (3,3%) berada pada

2 34 kategori dewasa akhir (62-70 tahun). Usia istri berkisar antara 22 hingga 50 tahun dengan rata-rata umur 33,47 tahun. Hampir seluruh istri (90%) berada pada kategori dewasa awal (22-40 tahun) sedangkan sisanya (10%) berada pada kategori dewasa madya (42-50 tahun) (Tabel 2). Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan umur suami dan istri Umur (Tahun) Suami Istri n % n % Dewasa awal (18-40) tahun) 30 50, Dewasa madya (41-60 tahun) 28 46, Dewasa akhir (62-70 tahun) 2 3,3 0 0 Total , Rata-rata ± sd (tahun) 41,40±8,36 33,47±6,67 Min-max (tahun) Keterangan : Klasifikasi menurut Hurlock (1980) Besar Keluarga Contoh Besar keluarga dibagi ke dalam tiga kategori yaitu keluarga kecil yang terdiri dari kurang dari sama dengan empat anggota keluarga, keluarga sedang dengan jumlah anggota keluarga lima sampai dengan tujuh orang, dan keluarga besar yang terdiri dari lebih dari sama dengan delapan orang. Jumlah anggota contoh berkisar antara dua sampai enam orang dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 1,13 orang. Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir seluruh contoh (86,7%) memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari sama dengan empat orang yang berada pada kategori keluarga kecil sedangkan sisanya (13,3%) memiliki jumlah anggota keluarga lima sampai dengan enam orang dan berada pada kategori keluarga sedang. Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Klasifikasi Besar Keluarga n % Keluarga kecil ( 4 orang) 52 86,7 Keluarga sedang (5-6 orang) 8 13,3 Keluarga besar ( 8 orang) 0 0,0 Total ,0 Keterangan : Klasifikasi menurut BKKBN (1996) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak sedangkan keluarga besar adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki ikatan darah baik yang disatukan oleh ikatan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi seperti ayah, ibu, anak, nenek, dan kakek. Tabel 4 menunjukkan bahwa sebesar 93,3 persen contoh terdiri dari keluarga inti sedangkan sisanya (6,7%) contoh terdiri dari keluarga besar karena kakek dan nenek hidup satu atap dengan keluarga inti.

3 35 Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan kategori keluarga Kategori n % Keluarga inti 56 93,3 Keluarga besar 4 6,7 Total ,0 Tingkat Pendidikan Suami dan Istri Tingkat pendidikan suami bervariasi mulai dari tidak sekolah hingga tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa persentase terbesar (48,3%) tingkat pendidikan suami adalah tamat Sekolah Dasar (SD) sedangkan persentase terkecil tingkat pendidikan suami yaitu tidak sampai Perguruan Tinggi (0%) dan Tidak Sekolah (1,7%). Istri memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi dari tidak sekolah hingga Perguruan Tinggi. Persentase terbesar (53,3%) tingkat pendidikan istri adalah tamat Sekolah Dasar (SD) namun persentase terkecil (1,7%) tingkat pendidikan istri yaitu tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan masuk ke Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan istri lebih tinggi dibandingkan dengan suami. Berdasarkan hasil penelitian, istri yang memiliki tingkat pendidikan mencapai perguruan tinggi bekerja sebagai pengasuh anak. Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan suami dan istri No Kategori pendidikan Suami Istri n % n % 1 Tidak Sekolah 1 1,7 1 1,7 2 Tidak tamat SD 12 20,0 4 6,7 3 Tamat SD 29 48, ,3 4 Tidak tamat SMP 5 8,3 1 1,7 5 Tamat SMP 10 16, ,7 6 Tamat SMA 3 5,0 5 8,3 7 Perguruan Tinggi 0 0,0 1 1,7 Total , ,0 Jenis Pekerjaan Suami dan Istri Pekerjaan suami sangat bervariasi saat istri berangkat menjadi TKW. Tabel 6 menyajikan bahwa persentase terbesar (40%) pekerjaan suami bekerja sebagai buruh. Hanya sebagian kecil suami (6,7%) yang tidak memiliki pekerjaan saat penelitian berlangsung. Sebagian besar suami (65%) tidak mempunyai pekerjaan sampingan yang dapat memberikan tambahan pendapatan keluarga. Hanya 11,6 persen suami yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai buruh dan pedagang.

4 36 Tabel 6 Sebaran suami berdasarkan pekerjaan Jenis Pekerjaan Utama Sampingan n % n % Wiraswasta 17 28,3 3 5,0 Petani 4 6,7 4 6,7 Buruh 24 40,0 7 11,6 Pedagang 11 3,4 7 11,6 Tidak memiliki pekerjaan 4 6, ,0 Total , ,0 Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hampir seluruh istri (91,7%) bekerja sebagai pembantu rumah tangga diluar negeri sedangkan sisanya 8,3 persen istri bekerja sebagai pengasuh anak. Rendahnya jenjang pendidikan yang ditempuh oleh istri mengakibatkan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh istri hanya sebagai pembantu rumah tangga dan pengasuh anak. Tabel 7 Sebaran istri berdasarkan pekerjaan Jenis Pekerjaan Saat TKW n % Pembantu rumahtangga 55 91,7 Buruh 0 0,0 Perawat kesehatan 0 0,0 Pengasuh anak 5 8,3 Kerja restoran 0 0,0 Dll 0 0,0 Total ,0 Keadaan Ekonomi Keluarga Contoh Total Pendapatan Keluarga. Tabel 8 menunjukkan total pendapatan contoh berkisar antara Rp ,00 sampai dengan lebih dari Rp ,00 per bulan. Persentase terbesar contoh (30%) memiliki pendapatan antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00. Rata-rata total pendapatan contoh per bulan sebesar Rp ,00.

5 37 Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan total pendapatan keluarga per bulan Pendapatan Kelarga (Rupiah/Bulan) Saat TKW % < , , , , , , , , ,3 > ,7 Total 100,0 Rata-rata ± SD ± Kisaran (min-max) Keterangan : Selang berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi 2010 = Rp ,00 Pendapatan Per Kapita Per Bulan. Kemampuan konsumsi untuk setiap anggota keluarga dapat digambarkan melalui pendapatan per kapita per bulan. Pendapatan per kapita per bulan diperoleh melalui hasil pembagian antara pendapatan keluarga per bulan dengan jumlah anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan persentase terbesar contoh (51,7%) memiliki pendapatan per kapita per bulan lebih dari Rp Rata-rata pendapatan per kapita per bulan contoh sebesar Rp ,4 (Tabel 9). Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan perkapita per bulan Pendapatan Kelarga (Rupiah/Bulan) Saat TKW % < , , , O 16,7 > ,7 Total 100,0 Rata-rata ± SD ,4 ± ,1 Kisaran (min-max) , ,0 Keterangan : Selang berdasarkan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Barat 2010 = Rp ,00 Negara Tujuan TKW Peran Istri sebagai TKW Pada saat penelitian dilakukan, sebagian besar (93,3%) negara tujuan istri Arab Saudi sedangkan sebesar 1,7 persen istri memilih untuk bekerja ke

6 38 Negara Malaysia, Hongkong, Singapore ada pula yang memilih kerja di negara lainnya (Tabel 10). Tabel 10 Sebaran istri berdasarkan negara tujuan TKW No Kategori n % 1 Arab 56 93,3 2 Malaysia 1 1,7 3 Hongkong 1 1,7 4 Singapore 1 1,7 5 Lainnya 1 1,7 Total ,0 Lama Bekerja Istri Tabel 11 menunjukkan bahwa hampir separuh istri (48,3%) bekerja sebagai TKW pada jangka waktu antara satu sampai dengan dua tahun dan persentase terbesar kedua (26,7%) yaitu kurang dari satu tahun. Sebesar 18,3 persen istri bekerja dalam jangka waktu dua sampai dengan lima tahun. Sisanya sebesar 6,7 persen istri bekerja dalam jangka waktu lebih dari lima tahun. Banyaknya masalah yang terjadi pada istri di tempat kerja pada saat menjadi TKW mengakibatkan sedikit sekali istri yang bekerja dalam jangka waktu lebih dari lima tahun. Tabel 11 Sebaran istri berdasarkan lama menjadi TKW No Kategori n % 1 < 1 tahun 16 26, tahun 29 48, tahun 11 18,3 4 > 5 tahun 4 6,7 Total ,0 Rata-rata ± STD 2,05 ± 0,852 Kisaran (min-max) 1-4 Motivasi Menjadi TKW Motivasi TKW dapat dibedakan menjadi motivasi ekonomi dan motivasi non ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 12 menunjukan bahwa motivasi ekonomi antara lain motivasi untuk membayar hutang, memenuhi kebutuhan keluarga, suami tidak bekerja, anak dapat melanjutkan sekolah, ingin membangun atau membeli rumah, ingin menambah penghasilan keluarga, dan ingin merubah status sosial ekonomi keluarga sedangkan motivasi non ekonomi diantaranya ingin menjadi perempuan mandiri, ingin naik haji, dan ingin membuat keluarga bahagia. Lebih dari separuh suami (60%) menyatakan bahwa tidak benar apabila kepergian istri sebagai TKW karena suami tidak bekerja dan untuk membayar hutang. Sebagian besar suami (78,3%) membenarkan bahwa

7 39 motivasi kepergian istri sebagai TKW untuk menambah penghasilan keluarga karena berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh suami menyatakan tidak sanggup untuk memberikan istri mereka uang yang lebih dari cukup. Lebih dari separuh suami (56,7%) membenarkan bahwa kepergian istri sebagai TKW untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal itu dikarenakan gaji suami yang kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan anak, istri maupun rumah tangga. Namun sebagian besar suami (78,3%) tidak membenarkan kepergian istri ingin membuat keluarga bahagia karena suami merasakan kebutuhan fisik dan batin anak dan dirinya tidak dapat terpenuhi oleh istri. Sebanyak 41,7 persen suami membenarkan bahwa motivasi istri bekerja di luar negeri agar menjadi perempuan mandiri dan tidak bergantung pada penghasilan kerja suami saja karena penghasilan dari suami yang diberikan kepada istri dirasa kurang untuk menghidupi keluarga. Hampir separuh suami (40%) tidak membenarkan bahwa kepergian istri untuk bekerja sebagai TKW agar anak dapat melanjutkan sekolah. Suami berpendapat bahwa masih bisa membiayai sekolah anak mereka walaupun istri bekerja sebagai TKW. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, hampir separuh suami (48%) tidak membenarkan bahwa kepergian istri untuk bekerja di luar negeri untuk membangun atau membeli rumah karena sebelum istri berangkat sebagai TKW mereka sudah memiliki tempat tinggal walaupun tidak begitu bagus namun layak untuk ditempati. Hampir separuh suami (43,3%) tidak membenarkan motivasi istri bekerja sebagai TKW karena ingin naik haji. Suami mengatakan bahwa kepergian istri sebagai TKW semata-mata hanya untuk bekerja dan mencari uang. Sebesar 36,7 persen suami menyatakan tidak benar bahwa kepergian istri menjadi TKW karena untuk merubah status sosial ekonomi keluarga. Bagi suami, selama istri berada di luar negeri untuk bekerja tidak terjadi perubahan status sosial ekonomi keluarga karena dalam kehidupan sehari-hari suami masih mengalami kekurangan baik dari segi ekonomi (keuangan dan aset) maupun non ekonomi (rumah dan lahan). Secara garis besar, suami menyatakan bahwa kepergian istri bukan untuk membayar hutang keluarga, karena suami tidak bekerja, agar anak dapat melanjutkan sekolah, ingin membangun atau membeli rumah, dan ingin merubah status sosial ekonomi keluarga. Motivasi istri menjadi TKW disebabkan oleh keinginan untuk menambah penghasilan keluarga agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu kepergian istri menjadi TKW karena ingin menjadi

8 40 perempuan yang mandiri. Keinginan membuat keluarga bahagia dan naik haji bukanlah motivasi istri menjadi TKW. Tabel 12 Sebaran suami berdasarkan motivasi istri menjadi TKW No Motivasi istri Menjadi TW % % % 1 Karena suami tidak bekerja 60,0 21,7 18,3 2 Karena membayar hutang keluarga 60,0 33,3 6,7 3 Untuk memenuhi kebutuhan keluarga 30,0 13,3 56,7 4 Agar menjadi perempuan mandiri 23,3 35,0 41,7 5 Agar anak dapat melanjutkan sekolah 40,0 38,3 21,7 6 Karena ingin membangun/membeli rumah 48,3 23,3 28,3 7 Untuk merubah status sosial ekonomi keluarga 36,7 30,0 33,3 8 Karena ingin naik haji 43,3 36,7 20,0 9 Karena ingin menambah penghasilan keluarga 10,0 11,7 78,3 10 Karena ingin membuat bahagia keluarga 78,3 13,3 8,3 Keterangan : 1. Tidak benar 2. Sebagian benar 3. Benar Permasalahan Selama menjadi TKW Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada lima contoh, terdapat informasi mengenai beberapa masalah yang menimpa TKW selama bekerja di luar negeri. Kasus yang menimpa para TKW hampir seluruhnya sama yaitu mengenai kesulitan dalam berkomunikasi dengan suami dan keluarga besar. Kasus pertama menimpa istri Bapak A. Istri Bapak A untuk pertama kalinya menjadi TKW ke Arab Saudi namun sudah dua kali istri Bapak A pindah majikan. Pada majikan pertama, istri Bapak A selalu melakukan kekerasan fisik setiap kali berkomunikasi dengan Bapak A. Namun saat pindah bekerja dimajikan kedua, istri Bapak A bebas berkomunikasi dengan Bapak A (Kotak 1). KOTAK 1 Permasalahan Istri Pak A Selama istri bekerja menjadi TKW di luar negeri, sudah dua kali istri Pak A pindah majikan. Saat bekerja dimajikan pertama, istri tidak diperbolehkan untuk berhubungan dengan Pak A. Menurut majikan istri Pak A, komunikasi antara istri dengan suami dan keluarga akan menganggu pekerjaan. Pada awal pertama kerja, istri Pak A masih berani mencuri-curi kesempatan untuk menelepon Pak A dan keluarga untuk memberi kabar. Sampai suatu hari, tindakan istri Pak A tersebut diketahui oleh majikannya. Saat istri Pak A selesai menelepon Pak A, ia dipukul oleh majikannya. Setelah insiden pukulan itu, istri Pak A tidak berani menelepon Pak A lagi. Pak A pun kebingungan karena sudah tiga bulan tidak dapat berkomunikasi dengan istri, disms dan ditelepon pun tidak aktif. Saat itu, Pak A berusaha meminta bantuan orang-orang di sekitarnya baik dari aparat desa maupun kecamatan namun tidak ada yang bisa membantu Pak A. Hampir sembilan bulan tidak ada kabar, akhirnya istri Pak A bisa dihubungi dan ia pun bercerita bahwa dirinya kabur dari rumah majikan pertamanya. Saat ini, istri Pak A memliki majikan kedua yang baik karena istri Pak A dibebaskan beromunikasi dengan keluarga dan Pak A.

9 41 Permasalahan kedua dialami oleh istri Bapak T. Istri Pak T sudah dua kali putaran menjadi TKW di Arab Saudi. Pada putaran pertama, istri Pak T mengalami kegagalan saat bekerja pada majikan pertama. Istri Pak T pun kabur dan pulang kembali ke Indonesia. Namun kejadian pada saat pertama kali menjadi TKW, tidak menyurutkan tekad istri Pak T untuk menjadi TKW kedua kalinya. Pada putaran kedua, istri Pak T dengan Pak T sudah kehilangan kontak selama 10 tahun (Kotak 2). KOTAK 2 Tekad Bulat TKW yang Berdampak Kekawatiran Keluarga Saat putaran pertama menjadi TKW, istri Pak T mengalami kegagalan karena majikan TKW sangat galak dan suka melakukan kekerasan fisik. Secara diam-diam istri Pak T pun kabur karena sudah merasa tidak tahan dengan kelakuan buruk majikannya. Akhirnya, istri Pak T dipulangkan dari Arab Saudi. Namun, tidak disangka-sangka oleh Pak T, istrinya berniat untuk menjadi TKW kembali ke Arab saudi. Akhirnya dengan berat hati Pak T mengizinkan karena istrinya tetap memaksa untuk pergi. Saat istri Pak T berangkat, ia berjanji untuk menghubungi Pak T dan anak-anaknya. Pada awal pertama masuk kerja, istri Pak T dengan Pak T masih lancar berkomunikasi namun setelah lama menjadi TKW komunikasi di antara Pak T dan istri menghilang begitu saja bahkan sudah hampir sepuluh tahun ia dan istrinya tidak berkomunikasi. Hal ini membuat Pak T dan anak-anaknya khawatir namun Pak T dan anak-anaknya hanya bisa berdoa saja dan berharap istrinya baik-baik saja. Permasalahan ketiga dialami oleh Bapak O. Untuk pertama kalinya istri Pak O menjadi TKW di Malaysia dan sudah dua tahun istrinya bekerja. Sebelum istri berangkat menjadi TKW, Pak O dan istri membuat komitmen untuk tetap menjaga komunikasi namun ternyata hal ini tidak sesuai dengan harapan Pak O dan istri karena majikan TKW tidak memperbolehkan Pak O untuk berkomunikasi dengan istri (Kotak 3). KOTAK 3 Sulitnya Komunikasi Untuk pertama kalinya istri berangkat menjadi TKW. Pak O dan istri berjanji untuk saling menjaga komunikasi di antara mereka. Namun sangat disayangkan harapan itu kandas karena majikan TKW tidak memberikan izin untuk berkomunikasi dengan Pak O. Pak O dan istri pun sangat kecewa dengan hal ini. Namun, keberuntungan datang kepada istri Pak O karena ada TKW Indonesia juga yang bekerja di Malaysia akhirnya istri Pak O memberikan no handphone temannya dan memberitahukan Pak O untuk menanyakan kabar istrinya lewat teman TKW. Perasaan Suami terhadap Istri Setiap pasangan suami istri yang tinggal secara berpisah dan cukup jauh dalam waktu yang cukup lama dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan rumahtangga. Pada Tabel 13 terlihat bahwa lebih dari separuh suami (61,7%)

10 42 yang ditinggalkan oleh istri pergi untuk bekerja di luar negeri memiliki perasaan biasa saja yaitu tidak sedih ataupun tidak juga gembira pada saat istri tidak dapat berperan sebagaimana mestinya. Suami mengatakan bahwa sudah terbiasa mengerjakan segala pekerjaan rumahtangga baik mengurus rumah maupun anak selama istri tidak ada dirumah. Pada awalnya suami terpaksa melakukan kegiatan rumahtangga dan mengasuh anak namun semakin lama perasaan terpaksa tersebut berubah menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan secara ikhlas sehingga suami pun menjadi terbiasa dengan kegiatan rumahtangga yang dilakukannya. Sebesar 36,7 persen suami merasa malu karena istri tidak dapat berperan sebagaimana mestinya layaknya seperti ibu rumahtangga. Suami menginginkan istri tidak bekerja disektor publik namun suami lebih menginginkan istri bekerja disektor domestik (memasak, menyuci, dan mengepel), mengasuh anak, dan dapat melayani suami dengan baik. Sisanya sebesar 1,7 persen suami merasa bangga meskipun istri tidak dapat berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan rumahtangga. Bagi suami mengerjakan pekerjaan rumahtangga adalah hal yang tidak mudah namun karena rasa kasih sayang terhadap anak maka suami rela berkorban untuk memberikan yang terbaik dalam mengasuh anak dan mengerjakan kegiatan rumahtangga. Kepergian istri ke luar negeri bukan untuk mencari kesenangan namun untuk membantu keuangan keluarga. Oleh karena itu, suami merasa bangga walaupun istri tidak dapat berperan sebagaimana mestinya seperti ibu rumahtangga lain namun dapat berperan membantu meningkatkan keuangan keluarga. Saat istri bekerja menjadi TKW sampai ke luar negeri, hampir lebih dari separuh suami (60%) memiliki perasaan biasa saja yaitu tidak sedih ataupun gembira terhadap kondisi pekerjaan istri yang bekerja sebagai TKW. Hal itu dikarenakan suami menganggap bahwa kepergian istri menjadi TKW adalah hal biasa di lingkungan masyarakat tempat tinggal suami meninjau bahwa di sekitar lingkungan tempat tinggal suami sudah terbiasa para suami ditinggalkan oleh para istrinya yang menjadi TKW di luar negeri. Sebesar 31,7 persen suami merasa malu saat istri bekerja menjadi TKW sampai ke luar negeri. Suami beranggapan bahwa istri bekerja menjadi TKW karena suami tidak sanggup mencukupi kebutuhan sang istri baik kebutuhan rumahtangga maupun kebutuhan pribadi istri. Pemikiran tersebut pada akhirnya menimbulkan rasa malu pada diri suami. Adapula suami yang bangga saat istri menjadi TKW

11 43 dengan persentase 8,3 persen. Hal itu dikarenakan, istri bekerja menjadi TKW di luar negeri dapat menambah penghasilan keluarga sehingga dapat meringkan beban suami dalam mencukupi kebutuhan anak dan rumahtangga. Suami yang ditinggal istri bekerja ke luar negeri, akan hidup tanpa istri untuk sementara waktu walaupun tidak jelas kapan tepat waktunya istri pulang. Sebesar 51,7 persen suami memiliki perasaan biasa saja saat hidup tanpa istri untuk sementara. Suami tidak merasa sedih ataupun gembira terhadap keadaan yang sedang dialaminya saat ini. Bagi suami, hal tersebut merupakan hal biasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya karena adapula tetangga yang bernasib sama ditinggalkan istri bekerja menjadi TKW hingga ke luar negeri. Tabel 13 menunjukkan bahwa sebesar 33,3 persen suami merasa malu karena hidup tanpa istri untuk sementara. Suami beranggapan bahwa karena kesalahan diri sendiri yang membuat istri bekerja hingga ke luar negeri yang pada akhirnya berakibat harus hidup tanpa istri untuk sementara. Sebagian kecil suami (3,3%) yang merasa bangga hidup tanpa istri. Suami menyatakan bahwa istri sudah bersusah payah mencari uang demi meningkatkan keuangan keluarga sehingga perlu adanya rasa bangga terhadap hasil kerja keras istri. Pada tabel menunjukkan bahwa lebih dari separuh suami (51,7%) memiliki perasaan biasa saja saat istri mempunyai penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena suami beranggapan yang paling utama adalah istri dapat mengirimkan uang untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga dan anak karena apabila hanya bergantung pada penghasilan suami saja tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan rumahtangga dan anak (Tabel 13). Sebesar 38,3 persen suami merasa malu karena istri mempunyai penghasilan lebih tinggi. Apabila istri mempunyai penghasilan tinggi daripada suami berarti suami gagal dalam mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Sisanya sebesesar 10 persen suami bangga istri mempunyai penghasilan lebih tinggi karena dengan begitu istri dapat meringkan beban dan tanggung jawab suami dalam menafkahi keluarga (Tabel 13). Pada intinya suami merasa biasa saja terhadap situasi keluarga yang dialaminya. Hal ini dapat terlihat dari perasaan suami yang tidak sedih ataupun gembira saat istri tidak dapat berperan sebagaimana mestinya, istri bekerja menjadi TKW sampai ke luar negeri, hidup tanpa istri untuk sementara, dan istri punya penghasilan lebih tinggi.

12 44 Tabel 13 Sebaran suami berdasarkan perasaan suami terhadap istri No Perasaan suami terhadap situasi keluarga % % % 1 Istri tidak dapat berperan sebagaimana 36,7 61,7 1,7 mestinya 2 Istri bekerja menjadi TKW sampai ke luar 31,7 60,0 8,3 negeri 3 Hidup tanpa istri untuk sementara 33,3 63,3 3,3 4 Istri punya penghasilan lebih tinggi 38,3 51,7 10,0 Keterangan : 1. Malu 2. Netral 3. Bangga Dukungan Sosial Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam menjalani kehidupannya, juga bagi keluarga dalam menjalani kehidupan perkawinannya bagi pelaksanaan pengasuhan anak. Dukungan sosial diukur melalui dimensi emosi, ekonomi, dan informasi. Dukungan sosial dapat diperoleh melalui keluarga, masyarakat, maupun dari lembaga-lembaga masyarakat yang berada di lingkungan sekitar. Dukungan sosial mampu memberikan kekuatan yang dimana dapat mengurangi kesulitan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Kualitas dukungan sosial yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik yang semakin tinggi pula (Tati 2004). Dukungan keluarga besar adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga besar kepada suami baik berupa dukungan emosi, instrumen, penghargaan maupun informasi. Dukungan emosi yang sering diberikan keluarga besar kepada suami yaitu ketika keluarga besar mau mendengarkan masalah yang sedang saya hadapi, menunjukkan kepedulian serta memperlihatkan perhatian yang tinggi, berbagi kesulitan dengan suami, dan saat keluarga besar memberikan semangat hidup selama istri bekerja sebagai TKW. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dukungan instrumen yang sering diberikan keluarga besar kepada suami adalah bantuan dalam mengasuh anak (48,3%). Hampir separuh suami (41,7%) menyatakan bahwa keluarga besar kadang-kadang memberikan bantuan saat mengalami kesulitan keuangan. Lebih dari separuh suami (55%) mengatakan bahwa keluarga besar tidak pernah membantu meringankan pekerjaan rumah tangga selama istri menjadi TKW. Hal tersebut dikarenakan suami dan anak bekerja sama dalam melakukan pekerjaan rumah tangga serta tidak ingin merepotkan keluarga besar dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Dukungan penghargaan yang sering diberikan keluarga besar kepada suami yaitu ketika keluarga besar mengatakan sesuatu yang dapat membuat tenang dan merasa dihargai serta apapun yang suami lakukan

13 45 keluarga besar selalu mendukung tindakan suami selama tindakan tersebut positif. Berdasarkan hasil wawancara, lebih dari satu pertiga suami (36,17%) sering memperoleh dukungan informasi dari keluarga besar yaitu saat keluarga besar banyak memberi solusi setiap suami menghadapi masalah. Keluarga inti dalam penelitian ini terdiri dari suami dan anak maka dari itu dukungan keluarga inti adalah dukungan yang diberikan anak kepada suami. Adapun dukungan yang diberikan oleh keluarga inti dirasakan tinggi oleh semua suami. Lebih dari separuh suami (55%) menyatakan bahwa suami dan anakanak sering saling membantu dan mendukung selama istri menjadi TKW. Sebagian besar suami (75%) menyatakan bahwa suami dan anak-anak sering berkomunikasi dan saling terbuka. Tabel 14 menunjukan bahwa dukungan emosi yang diberikan tetangga dirasakan tinggi oleh suami. Adapun dukungan emosi yang sering diberikan oleh tetangga yaitu ketika lingkungan sosial masyarakat memberikan perasaan aman kepada suami terutama ketika istri menjadi TKW, suami merasa tenang dengan lingkungan tempat tinggalnya karena merupakan lingkungan yang baik untuk menumbuh kembangkan anak, dan teman-teman suami selalu menghibur ketika sedang menghadapi masalah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dukungan informasi yang sering diberikan oleh tetangga kepada suami yaitu saat suami dan tetangga selalu bertukar pikiran dan berbagi masalah (43,3%). Separuh suami (50%) mengatakan bahwa kadang-kadang tetangga memberikan solusi ketika menghadapi masalah dan sebesar 35 persen lingkungan sosial masyarakat memberikan nasihat dan saran kepada suami ketika menghadapi masalah. PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyaluran jasa keluar negeri dan PJTKI memiliki tugas dan tanggung jawab dari awal keberangkatan TKW hingga saat TKW sudah berangkat dan bekerja di luar negeri. Tabel 14 menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh PJTKI dirasakan rendah oleh semua suami. Hampir seluruh suami menyatakan bahwa PJTKI tidak pernah memberikan dukungan sosial kepada keluarga contoh. Suami menyatakan bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh PJTKI kepada keluarga contoh diberikan sebelum istri berangkat menjadi TKW. Saat istri sudah berangkat dan bekerja menjadi TKW, PJTKI tidak pernah memberikan dukungan sosial kepada keluarga contoh. Bagi suami, hal tersebut dapat terjadi karena PJTKI menganggap bahwa setelah istri sudah

14 46 berangkat dan bekerja di luar negeri segala urusan yang berkaitan dengan keluarga contoh telah selesai. No Tabel 14 Sebaran suami berdasarkan penerimaan dukungan sosial Dukungan Sosial Keluarga Besar 1 Keluarga besar berperan banyak dalam membantu meringankan pekerjaan rumah tangga selama istri menjadi TKW 2 Keluarga besar berperan banyak dalam membantu kesulitan keuangan 3 Keluarga besar berperan banyak dalam membantu pengasuhan anak 4 Keluarga besar banyak memberi solusi setiap saya menghadapi masalah 5 Keluarga mau mendengarkan masalah yang sedang saya hadapi 6 Keluarga menunjukkan kepedulian serta memperlihatkan perhatian yang tinggi 7 Saya selalu berbagi kesulitan dengan keluarga besar 8 Keluarga saya memberikan semangat hidup selama istri bekerja sebagai TKW 9 Keluarga saya selalu mengatakan sesuatu yang dapat membuat saya tenang dan merasa dihargai 10 Apapun yang saya lakukan, keluarga selalu mendukung tindakan saya selama tindakan tersebut positif Keluarga Inti 1 Saya dan anak-anak saling membantu dan mendukung selama istri menjadi TKW 2 Saya dan anak-anak berkomunikasi dan saling terbuka Tetangga 1 Lingkungan sosial masyarakat memberikan perasaan aman terutama ketika istri menjadi TKW 2 Tetangga membantu meminjamkan uang atau barang ketika saya menghadapi kesulitan 3 Masyarakat selalu memberikan pertolongan ketika saya sedang menghadapi kesulitan 4 Saya selalu bertukar pikiran dan berbagi masalah dengan tetangga 5 Saya memiliki teman-teman yang saya yakini bahwa mereka dapat menghargai dan mendukung tindakan saya selama tindakan tersebut positif 6 Tetangga sering memberikan solusi ketika ketika saya menghadapi masalah Rata-rata Skor % % % % 55,0 18,3 26,7 1,72 38,3 41,7 20,0 1,82 26,7 25,0 48,3 2,22 35,0 28,3 36,7 2,02 28,3 35,0 36,7 2,08 8,3 38,3 53,3 2,45 21,7 35,0 43,3 2,22 16,7 33,3 50,0 2,33 13,3 28,3 58,3 2,45 10,0 23,3 66,7 2,57 21,7 23,3 55,0 2,33 5,0 20,0 75,0 2,70 6,7 15,0 78,3 2,72 45,0 43,3 11,7 1,67 23,3 58,3 18,3 1,95 26,7 30,0 43,3 2,17 16,7 30,0 53,3 2,37 30,0 50,0 20,0 1,90

15 47 Tabel 14 (lanjutan) 7 Saya merasa tenang dengan lingkungan tempat tinggal saya karena merupakan lingkungan yang baik untuk menumbuh kembangkan anak 6,7 25,0 68,3 2,62 8 Lingkungan sosial masyarakat banyak 31,7 35,0 33,3 2,02 memberikan nasihat dan saran kepada saya ketika saya menghadapi masalah 9 Teman-teman saya mau mendengarkan 16,7 55,0 28,3 2,12 masalah yang sedang saya hadapi 10 Teman-teman saya selalu menghibur saya 3,3 20,0 76,7 2,73 ketika saya sedang menghadapi masalah 11 Bila keluarga sedang bermasalah, apakah 100,0 0,0 0,0 1,00 mendapat dukungan uang/sembako/tenaga/obat-obatan dari teman? 12 Apakah keluarga juga mendapat dukungan 95,0 3,3 1,7 1,07 tersebut dari kelompok atau anggota kemasyarakatan? PJTKI 1 Melakukan sosialisasi/penyuluhan program 98,3 1,7 0,0 1,02 penempatan TKW ke luar negeri 2 Membantu mengurus pembuatan paspor 98,3 1,7 0,0 1,02 ke kantor imigrasi yang ditunjuk Dinas Kabupaten 3 Menjelaskan isi lembar kontrak kepada 100,0 0,0 0,0 1,00 TKW dan anggota keluarga lainnya 4 Menjamin perlindungan dan keselamatan 76,7 23,3 0,0 1,23 TKW 5 Memberikan reward (penghargaan) baik 88,3 11,7 0,0 1,12 materi maupun non materi atas prestasi yang diberikan oleh TKW 6 Merespon ketika TKW mengalami masalah 98,3 1,7 0,0 1,02 dalam melengkapi persyaratan kerja 7 Mengadakan pertemuan antar TKW di luar 71,7 15,0 13,3 1,42 negeri untuk mempererat silaturahmi para TKW 8 Banyak memberikan saran dan nasehat 95,0 5,0 0,0 1,05 kepada TKW demi keselamatan dan keberhasilan kerja TKW diluar negeri 9 Memeriksa/mengontrol kondisi kesehatan jasmani dan rohani TKW meskipun dari jarak jauh 90,0 10,0 0,0 1,10 10 Memberikan pelatihan dan pengajaran 100,0 0,0 0,0 1,00 yang baik dan benar kepada TKW demi mencapai keberhasilan kerja diluar negeri. Keterangan : 1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering Hasil penelitian pada Tabel 15 menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan keluarga besar kepada suami berada pada kategori tinggi dan sedang (43,3%) dan sisanya (13,3%) berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga besar cukup peduli dan memberikan dukungan sosial yang cukup baik kepada suami. Sebesar (71,7%) suami memperoleh

16 48 dukungan sosial keluarga inti termasuk kategori tinggi, 20 persen suami merasa bahwa dukungan sosial yang diberikan keluarga inti berada pada kategori sedang, dan sisanya (8,3%) berada pada kategori rendah dalam menerima dukungan sosial dari keluarga inti. Tergambar bahwa suami mendapatkan dukungan penuh dan baik dari keluarga inti sehingga merasa semangat dan kuat dalam menjalani hidup. Sebanyak 65 persen suami memperoleh dukungan sosial dari tetangga termasuk ke dalam kategori sedang, 20 persen berada pada kategori tinggi, dan sisanya (15%) berada pada kategori rendah dalam menerima dukungan sosial tetangga. Hal ini menggambarkan bahwa dukungan sosial yang diberikan tetangga tergolong cukup baik sehingga suami cukup merasa tenang, nyaman, dan aman hidup di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Hampir seluruh contoh (100%) memperoleh dukungan sosial yang diberikan oleh PJTKI berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh PJTKI dirasakan sangat kurang dan tidak lebih baik oleh contoh. Menurut contoh, dukungan yang diberikan oleh PJTKI diberikan sebelum istri menjadi TKW saja. Namun, setelah istri menjadi TKW, dukungan sosial hampir tidak pernah diberikan oleh PJTKI kepada contoh. Secara keseluruhan dukungan sosial yang diberikan kepada suami baik yang berasal dari keluarga besar, keluarga inti, tetangga, dan PJTKI berada pada kategori sedang (83,3%). Sebanyak 11,7 persen dukungan sosial yang diberikan kepada suami berada pada kategori tinggi dan sisanya (5%) berada pada kategori rendah. Tabel 15 menggambarkan bahwa keluarga besar memberikan dukungan yang sangat baik kepada suami. Namun, terkadang keluarga besar memberikan dukungan yang cukup baik kepada suami dan hal ini terlihat dari bantuan yang diberikan keluarga besar ketika suami mengalami kesulitan keuangan. Dukungan yang diberikan oleh keluarga inti kepada suami dapat dikatakan sangat baik hal dikarenakan keluarga keluarga inti selalu memberikan dukungan penuh kepada suami saat istri menjadi TKW. Dukungan yang selalu diberikan kepada suami, akan membangkitkan semangat hidup dan juang dalam diri suami untuk tetap bertahan dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi dalam keluarga. Dukungan yang diberikan tetangga kepada suami dirasakan cukup baik namun untuk dukungan yang diberikan oleh PJTKI suami merasa tidak pernah memperoleh dukungan. Menurut suami, PJTKI tidak memberikan dukungan lagi kepada contoh karena saat istri berangkat menjadi TKW segala urusan yang

17 49 berkaitan dengan contoh telah selesai. Secara garis besar dukungan sosial yang diberikan kepada suami baik dari keluarga besar, keluarga inti, tetangga, dan PJTKI berada pada kategori sedang yang artinya suami merasa cukup baik dalam memperoleh dukungan sosial baik dari keluarga besar, keluarga inti, tetangga, dan PJTKI. Tingkat Dukungan Sosial Tabel 15 Sebaran suami berdasarkan kategori dukungan sosial Keluarga Besar Keluarga Inti Dukungan Sosial Tetangga PJTKI Dukungan Sosial % % % % % Rendah ( 33,33) 13,30 8,30 20,00 100,00 11,70 Sedang (33,34-43,30 20,00 65,00 0,00 83,30 66,67) Tinggi (>66,68) 43,30 71,70 15,00 0,00 5,00 Min-max Rataan ± SD 2,30±0,70 2,63±0,64 1,95±0,59 1,00±0,00 1,93±0,41 Interaksi Suami dan Istri Komunikasi Istri dan Keluarga Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau bisa juga merupakan interaksi antara dua individu atau lebih. Komunikasi dapat dikatakan juga sebagai jembatan penghubung antar individu sehingga dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas kerja (Surbakti 2008). Menata komunikasi dalam kehidupan keluarga dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda. Pendekatakan komunikasi dibedakan menjadi empat komponen yang saling berhubungan dan menunjang keharmonisan suatu keluarga, yaitu: (1) Komunikasi pribadi dengan Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang beriman dan bertaqwa, menjalin komunikasi yang baik dengan Tuhan merupakan suatu kebutuhan yang harus dilaksanakan setiap waktu dan dimanapun dalam menjalani kehidupan keluarga. Komunikasi dengan Tuhan merupakan dasar utama dan penting dalam membentuk dan menata keluarga yang sakinah. (2) Komunikasi antar anggota keluarga inti. Keluarga terdiri dari anggota keluarga (ayah, ibu, anak, dan kerabat), fasiltas (rumah, makanan, minuman, kendaraan, uang, dll) serta ajaran agama yang telah dianut secara turun-temurun dari keluarga sebelumnya. (3) Komunikasi antar keluarga besar. Salah satu dari bentuk komunikasi keluarga yang harus terus dipertahankan yaitu menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan anggota keluarga besar. Hal itu perlu dilakukan agar hubungan keluarga inti dengan keluarga besar semakin

18 50 erat dan harmonis. (4) Komunikasi dengan masyarakat luas. Hubungan komunikasi tidak hanya terbatas kepada hubungan komunikasi antar anggota keluarga saja tetapi adapula hubungan komunikasi dengan masyarakat yang ada disekitar keluarga. Hubungan komunikasi ini sangat kompleks karena melibatkan banyak orang yang dimana memiliki karakteristik yang sangat beragam. Hubungan komunikasi dengan masyarakat dapat terjalin harmonis apabila suatu keluarga dapat memahami karakteristik serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Keharmonisan yang terjadi dalam masyarakat bergantung pada keharmonisan yang terjadi dalam keluarga (Sauri 2008). Dalam penelitian ini, komunikasi yang akan dibahas adalah komunikasi antara istri dan keluarga, menggunakan media apa dalam berkomunikasi, seberapa sering istri melakukan komunikasi dengan keluarga serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali komunikasi. Seiring berjalannya waktu teknologi pun semakin canggih sehingga media yang digunakan pada zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Penting mengetahui media apa yang akan kita gunakan dalam komunikasi agar tercipta efisiensi dan efektifitas dalam penyampaian suatu pesan atau informasi. Telepon seluler merupakan media yang mudah dan sering digunakan. Frekuensi komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi yang diberikan secara teratur dalam kejadian tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar (80%) frekuensi komunikasi antara istri dan keluarga sebanyak satu sampai tiga kali dan lebih dari tiga kali dalam satu bulan sedangkan sisanya sebesar 20% istri atau ibu dan keluarga tidak pernah berkomunikasi dalam waktu satu bulan. Waktu penyampaian komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam mencapai keefekifan komunikasi. Lebih dari separuh istri dan keluarga (61,7%) melakukan intensitas komunikasi kurang dari 15 menit, 35 persen komunikasi dilalukan dalam selang waktu 15 sampai 30 menit, dan sebesar 3,3 persen berkomunikasi lebih dari 30 menit. Tabel 16 menunjukkan bahwa lebih dari separuh suami (58,3%) mengatakan bahwa ibu sering berkomunikasi melalui telepon atau pengiriman pesan singkat (sms) kepada keluarga. Sebesar 48,3 persen suami mengaku bahwa keluarga kadang-kadang berkomunikasi melalui telepon atau pengiriman pesan singkat (sms). Hal tersebut menggambarkan bahwa komunikasi ibu dengan keluarga melalui telepon atau sms lebih baik dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan keluarga kepada ibu baik melalui telepon ataupun

19 51 sms. Berdasarkan data yang diperoleh, lebih dari separuh suami (61,7%) menjelaskan bahwa baik ibu maupun keluarga tidak pernah memberikan ucapan selamat kepada anggota keluarga yang sedang berulang tahun. Pada saat hari raya atau hari besar, sebesar 38,3 persen suami mengaku bahwa ibu sering berkomunikasi melalui telepon pada saat hari penting yaitu ketika hari raya atau hari besar. Begitupun sebaliknya sebesar 31,7 persen suami mengatakan bahwa keluarga sering berkomunikasi kepada ibu di hari raya atau hari besar. Tabel 16 Sebaran suami berdasarkan komunikasi antara istri dan keluarga No Komunikasi Istri dan Keluarga Rata-rata Skor % % % % 1 Ibu telepon/sms kepada keluarga 5,0 36,7 58,3 2,53 2 Ibu telepon saat ulang tahun suami/anak 61,7 18,3 20,0 1,58 3 Ibu telepon pada saat hari raya atau hari 28,3 33,3 38,3 2,10 besar 4 Keluarga sms/telepon kepada ibu 11,7 48,3 40,0 2,28 5 Keluarga telepon pada saat ulang tahun ibu 61,7 18,3 20,0 1,57 6 Keluarga telepon pada saat hari raya/hari besar 36,7 31,7 31,7 1,98 Keterangan : 1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering Interaksi Suami Istri Komunikasi yang terjalin dengan baik antara suami dan istri adalah elemen penting dari kualitas perkawinan. Tabel 17 menunjukkan bahwa hampir seluruh suami (85%) menyatakan selalu berusaha berkomunikasi untuk membicarakan soal anak dengan istri. Suami menyatakan bahwa topik pembicaraan mengenai anak adalah hal yang penting dikomunikasikan kepada istri agar istri mengetahui bagaimana perkembangan jiwa dan psikologis anak. Hampir separuh suami (38,3%) terkadang berusaha berkomunikasi dengan istri untuk membicarakan masalah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Hal ini penting bagi suami karena meskipun dipisahkan oleh jarak dan waktu, suami dan istri tetap dapat berdiskusi dalam mencari solusi untuk masalah yang yang sedang terjadi dalam rumahtangga namun suami memikirkan perasaan istri yang sedang bekerja di luar negeri. Suami takut apabila ia bercerita kepada istrinya mengenai masalah yang terjadi dalam rumah tangga dapat menganggu istri nya bekerja. Oleh karena itu, suami terkadang menceritakan masalah dalam rumahtangga kepada istri namun terkadang juga tidak bercerita dan hal ini disesuai dengan kondisi istri yaitu apakah istri siap mendengarkan atau tidak. Selama istri menjadi TKW, suami dan istri sering (65%) membicarakan rasa cinta

20 52 di antara keduanya. Hal ini selalu ditekankan oleh suami agar rasa cinta dan sayang di antara istri dan suami tidak akan pudar meskipun dipisahkan oleh jarak dan waktu. Hampir seluruh suami (83,3%) menyatakan bahwa tidak pernah memiliki konflik atau masalah yang berat dengan istri selama istri menjadi TKW. Suami menyatakan bahwa beban istri untuk bekerja saja sudah sangat berat sehingga suami sangat menghargai istri dan tidak mau mencari masalah atau konflik dengan istri. Sebesar 46,7 persen suami selalu membicarakan masalah keuangan rumah tangga dengan istri. Hal ini penting bagi suami karena mengingat kepergian istri dikarenakan ingin menambah penghasilan keluarga dan memenuhi kebutuhan keluarga maka suami selalu membicarakan masalah keuangan kepada istri saat suami membutuhkan uang dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sebanyak 86,7 persen suami selalu membicarakan mengenai keaadaan istri di tempat kerja saat berkomunikasi dengan istri. Bagi suami, hal ini sangatlah penting karena dengan begitu suami dapat mengetahui perkembangan kesehatan jasmani dan rohani sang istri di tempat kerja. Masa depan yang indah adalah impian dari setiap keluarga. Lebih dari separuh suami (56,7%) mengakui sering membicarakan masa depan keluarga dengan istri. Pembicaraan mengenai masa depan yang indah dan baik merupakan hal yang penting bagi suami istri agar keduanya selalu bersemangat dan saling bahu membahu saat menginginkan masa depan indah yang diimpikan menjadi kenyataan. Sebesar 51,7 persen suami menyatakan bahwa sering meminta izin dan melaporkan pada istri mengenai penggunaan keuangan. Penting hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap suami akan penggunaan uang untuk berfoya-foya atau melakukan hal-hal buruk yang dapat merugikan istri. Lebih dari separuh suami (56,7%) meminta ijin pada istri mengenai rencana pendidikan anak. Bagi suami dan istri, pendidikan anak adalah hal yang sangat penting. Suami dan istri ingin memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak. Oleh karena itu, setiap perkembangan pendidikan anak harus diinformasikan kepada istri. Interaksi suami dan istri ditinjau dari aspek bonding menunjukkan bahwa hampir seluruh suami (98,3%) selalu mendoakan keselamatan dan kesehatan istri selama jadi TKW. Berdoa kepada tuhan setiap hari merupakan hal yang rutin dilakukan suami. Hal itu dilakukan demi ketentraman batin karena suami tidak

21 53 dapat berada disamping istri saat menjadi TKW dan suami berharap bahwa istri selalu diberikan perlindungan dan kesehatan oleh Tuhan dimanapun dia berada. Sebanyak 91,7 persen suami menjaga kesetiaan terhadap istri. Bagi suami menjaga kesetiaan adalah hal yang penting dilakukan agar hubungan antara istri dan suami semakin baik dan terhindar dari keretakan rumah tangga seperti perceraian. Suami menyatakan bahwa sering merasa terikat perasaan dengan istri dengan persentase terbesar 65 persen. Lebih dari separuh suami (60%) menyatakan terkadang memimpikan istri namun terkadang juga tidak. Rasa rindulah yang menyebabkan suami memimpikan istri. Selain itu, keinginan untuk bertemu dengan istri namun tidak dapat tercapai membuat suami memimpikan istri. Sebesar 78,3 persen suami merasa kesepian saat ditinggal istri terlalu lama. Ketidakhadiran istri disamping suami, menimbulkan perasaan kehilangan sekali sehingga membuat suami merasa kesepian dan merasa hampa. Hampir seluruh suami (80%) selalu merindukan istri. Berada jauh dari sang istri merupakan hal yang sangat sulit karena suami tidak dapat bertemu dalam waktu yang lama sehingga perasaan rindu baik rindu bertatap muka dengan istri maupun bercengkrama dengan istri akan selalu muncul dalam benak atau pikiran suami. Kenangan indah adalah kenangan yang tidak pernah dapat dilupakan oleh setiap manusia. Sebesar 53,3 persen suami selalu mengingat hari-hari spesial saat bersama istri. Suami selalu mengingat masa-masa indah saat istri masih berada di rumah dan berada di samping suami. Hal inilah yang membuat suami merasa kehilangan teramat dalam. Setiap malam suami pun selalu teringat istri dengan persentase terbesar 46,7 persen. No Tabel 17 Sebaran suami berdasarkan interaksi suami-istri Interaksi Suami-Istri Komunikasi 1 Saya dan istri berusaha berkomunikasi untuk membicarakan soal anak 2 Saya dan istri berusaha berkomunikasi membicarakan masalah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga 3 Saya dan istri selama menjadi TKW membicarakan rasa cinta diantara kami 4 Saya dan istri sering konflik selama menjadi TKW 5 Saya dan istri membicarakan masalah keuangan rumah tangga Rata-rata Skor % % % % 5,0 10,0 85,0 2,80 36,7 38,3 25,0 1,88 16,7 18,3 65,0 2,48 83,3 15,0 1,7 1,18 21,7 31,7 46,7 2,25

22 54 Tabel 17 (lanjutan) Rata-rata No Pertanyaan Skor % % % % 6 Saya dan istri membicarakan mengenai 3,3 10,0 86,7 2,83 keaadaan istri di tempat kerja 7 Saya dan istri membicarakan masa 16,7 26,7 56,7 2,40 depan keluarga 8 Saya minta ijin dan melaporkan pada istri 23,3 25,0 51,7 2,28 tentang penggunaan keuangan 9 Saya minta ijin pada istri saya mengenai rencana pendidikan anak 23,3 20,0 56,7 2,33 Bonding 1 Saya mendoakan keselamatan dan 1,7 0,0 98,3 2,97 kesehatan istri selama jadi TKW 2 Saya menjaga kesetiaan terhadap istri 1,7 6,7 91,7 2,90 saya 3 Saya merasa terikat perasaan dengan 6,7 28,3 65,0 2,58 istri saya 4 Saya bermimpi istri saya 16,7 60,0 23,3 2,07 5 Saya merasa kesepian saat ditinggal istri 3,3 18,3 78,3 2,75 terlalu lama 6 Saya selalu merindukan istri 1,7 18,3 80,0 2,78 7 Saya selalu mengingat hari-hari special 8,3 38,3 53,3 2,45 saat bersama istri 8 Setiap malam saya selalu teringat istri 10,0 43,3 46,7 2,37 Keterangan : 1. Tidak pernah 2. Kadang-kadang 3. Sering Sebesar 56,7 persen suami dan istri memiliki tingkat komunikasi yang sedang, 38,3 persen berada pada kategori tinggi, dan sisanya (5%) berada pada kategori rendah. Rendahnya komunikasi yang terjadi diantara suami istri disebabkan karena suami telah kehilangan kontak atau komunikasi dengan istri. Hal ini membuat suami khawatir namun segala daya upaya yang digunakan untuk mencari informasi mengenai istri hanya sia-sia dikarenakan pengaduan suami tidak ditanggapi oleh PJTKI. Adapula suami yang tidak peduli tidak mendapat kabar dan berkomunikasi dengan istri hal ini dikarenakan suami sudah mulai tidak peduli dengan keadaan istri ditempat kerjanya. Sebanyak 86,7 persen suami dan istri memiliki kategori bonding yang tinggi, 10 persen berada pada kategori sedang, dan sisanya (3,3%) berada pada kategori rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan interaksi suami-istri (komunikasi dan bonding) memiliki kategori yang tinggi (73,3%), 23,3 persen berada pada kategori sedang, dan sisanya (3,3%) berada pada kategori rendah. Tabel 18 menggambarkan bahwa suami dan istri selalu berkomunikasi dengan baik. Seringnya berkomunikasi di antara suami-istri yang membuat ikatan bonding di antara suami-istri semakin dekat dan tetap terjaga

23 55 serta bertahan dengan baik. Dengan demikian, interaksi di antara suami-istri pun akan selalu terjaga dengan baik dan tidak pernah terputus. Tabel 18 Sebaran suami berdasarkan kategori interaksi suami-istri Tingkat Interaksi Suami-Istri Interaksi Suami Istri Komunikasi Bonding Interaksi Suami-Istri % % % Rendah ( 33,33) 5,00 3,30 3,30 Sedang (33,34-66,67) 56,70 10,00 23,30 Tinggi (>66,68) 38,30 86,70 73,30 Min-max Rataan ± SD 2,33±0,57 2,83±0,46 2,70±0,53 Kualitas Perkawinan Kebahagiaan Perkawinan. Kebahagiaan perkawinan dalam penelitian ini bersifat subjektif dan individual maka dari itu kebahagiaan perkawinan yang diukur dalam penelitian ini meliputi aspek perasaan bahagia terhadap istri dan perasaan bahagia dan bersyukur dengan perkawinan di antara suami dengan istri. Tabel 19 menunjukkan bahwa lebih dari separuh suami (55%) merasa tidak bahagia dengan istri. Hasil wawancara menyatakan bahwa suami merasa bahagia apabila istri berada di samping mereka dan tidak bekerja hingga ke luar negeri. Suami lebih menyukai istri mereka tidak bekerja dan diam saja di rumah mengurusi suami, anak, dan rumahtangga. Keberangkatan istri ke luar negeri untuk bekerja membuat suami merasakan tidak adanya pengertian dari istri akan rasa kebutuhan suami baik secara fisik maupun batin. Hal ini sesuai dengan teori Elder et al. (1991) bahwa kebahagiaan diukur dari besarnya rasa cinta, pengertian, serta hubungan seksual merupakan bagian dari kualitas perkawinan. Sebesar 40 persen suami merasa cukup bahagia dengan istri. Bagi suami, terkadang merasa bahagia apabila istri dapat bekerja dan bisa membantu meringankan beban suami dari segi keuangan namun terkadang suami merasa tidak bahagia karena istri tidak ada di samping suami dan juga suami merasa kerepotan mengurus rumahtangga dan anak sendirian meskipun ada bantuan dari keluarga besar. Sisanya 5 persen suami merasa bahagia dengan istri. Bagi suami, hanya mengandalkan penghasilan dari suami saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Suami menyatakan dengan istri bekerja menjadi TKW dapat menambah keuangan keluarga karena istri bisa mengirimkan uang untuk kebutuhan anak dan rumahtangga sehingga kebutuhan rumahtangga dan anak tercukupi. Hal ini sesuai dengan pendapat Puspitawati (2009) bahwa perempuan mampu menjadi penyelamat keluarga di masa krisis

Lampiran 1 Peta Lokasi Kabupaten Sukabumi

Lampiran 1 Peta Lokasi Kabupaten Sukabumi LAMPIRAN 97 Lampiran 1 Peta Lokasi Kabupaten Sukabumi 95 96 Lampiran 2 Indepth Interview KASUS 1 Suami di-phk, Istri pun Menjadi TKW Dulu hidup kami serba berkecukupan Neng, kenang Bapak A (43 tahun) di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh suatu negara. Berdasarkan data BPS tahun 2010, persentase kemiskinan saat ini mencapai 13,3 persen. Kemiskinan tersebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG A. Profil Responden Tenaga kerja wanita di Desa Tembong Kec. Carita sangatlah banyak, istri yang pergi ke

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.

BAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil

Lebih terperinci

HASIL. Karakteristik Remaja

HASIL. Karakteristik Remaja HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. 1 PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sulitnya memperoleh lapangan kerja saat ini menimbulkan berbagai dampak mulai dari pengangguran, kemiskinan, hilangnya rasa percaya diri, dan stres. Bahkan

Lebih terperinci

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suami yang tidak bekerja di Surabaya, peran istri dalam meningkatkan perekonomian keluarga, penyebab istri bekerja, peran

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai self esteem pada wanita yang menderita infertilitas, maka peneliti dapat menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN MASALAH BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Tujuan perkawinan adalah mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan, dan keturunan. Menikah dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan ikatan dan janji bersama seumur hidup antara pria dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga bersama. Duvall

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : Bab 5 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan muda yang tinggal bersama, maka dapat dibuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tercipta sebagai mahkluk sosial. Sebagai mahkluk sosial manusia harus saling berinteraksi, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KRISIS EKONOMI PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN KASUS PEMBUNUHAN KEKERASAN PADA ANAK KASUS PENJUALAN BAYI KOMUNIKASI SUAMI DAN ISTRI

LATAR BELAKANG KRISIS EKONOMI PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN KASUS PEMBUNUHAN KEKERASAN PADA ANAK KASUS PENJUALAN BAYI KOMUNIKASI SUAMI DAN ISTRI TINGKAT KETAHANAN MENTAL IBU MUDA KELUARGA MISKIN PERKOTAAN DALAM MENGHADAPI KESULITAN EKONOMI (Studi Kasus Di Kota Bandung dan Indramayu) OLEH ANNE HAFINA NANDANG RUSMANA AHMAD YANI LATAR BELAKANG KRISIS

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama BAB III PENYAJIAN DATA A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama Dalam Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kota Pekanbaru Dalam kehidupan kita berbagai konflik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b.

: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b. LAMPIRAN 80 Lampiran 2 : Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Tabel 4.13 Penjelasan Item-Item Alat Ukur Personal Style Inventory Tipe Kepribadian No item Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a,

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG A. Diskripsi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang 1. Keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk setiap masing-masing

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Impian setiap pasangan adalah membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dalam menjalani rumah tangga setiap pasangan pasti memiliki berbagai keinginan yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Panti sosial asuhan anak menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (2004:4) adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. pertanyaan yang mewakili seluruh indikator, baik variabel (X) ataupun variabel

BAB III PENYAJIAN DATA. pertanyaan yang mewakili seluruh indikator, baik variabel (X) ataupun variabel BAB III PENYAJIAN DATA A. Penjelasan Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang didapatkan di lapangan, adapun bentuk dari data-data yang di kumpulkan adalah sesuai dengan teknik pengumpulan data.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Desa

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?... Identitas diri: 1. Jenis kelamin : Pria / Perempuan 2. Status pernikahan : Menikah / Tidak Menikah 3. Apakah saat ini Anda bercerai? : Ya / Tidak 4. Apakah Anda sudah menjalani pernikahan 1-5 tahun? :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan menjumpai berbagai permasalahan kecil ataupun besar sedikit ataupun banyak. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika seorang laki-laki dan perempuan bertemu dan berkenalan kemudian saling mengenal satu sama lain dan menemukan kecocokan diantara mereka, pasti mereka memutuskan

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa

Lebih terperinci

BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN. Desa Paku merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Simpang Empat

BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN. Desa Paku merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Simpang Empat BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Paku merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar dengan Pambakal Hj. Masnoryani (2014-2020). Dahulunya

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN

BAB III TEMUAN PENELITIAN BAB III TEMUAN PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang menjabarkan temuan penelitian yang mencakup : karakteristik responden, peran significant others, konsep diri, kemampuan mereduksi konflik dalam pemutusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

SUSI RACHMAWATI F

SUSI RACHMAWATI F HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting bagi perkembangan penyesuaian diri individu. Keluarga juga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut, didapat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, karakteristik keluarga TKW yang menjadi responden penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA 35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angka perceraian di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut data 20 tahun lalu yang dinyatakan oleh Wakil Menteri Agama Prof.Dr. Nazaruddin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang senantiasa memerlukan interaksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya,

Lebih terperinci

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB III SINTESIS MAKNA TEKSTURAL DAN STRUKTURAL. selanjutnya dalam studi fenomenologi adalah penggabungan secara intuitif

BAB III SINTESIS MAKNA TEKSTURAL DAN STRUKTURAL. selanjutnya dalam studi fenomenologi adalah penggabungan secara intuitif BAB III SINTESIS MAKNA TEKSTURAL DAN STRUKTURAL Setelah mendeskripsikan hasil dari temuan secara tekstural dan structural mengenai pemeliharaan hubungan pada keluarga poligami, maka langkah selanjutnya

Lebih terperinci

Astry Evana P.Y.H. Universitas Sumatera Utara

Astry Evana P.Y.H. Universitas Sumatera Utara Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan studi di Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Saya bermaksud mengadakan penelitian. Untuk itu Saya membutuhkan sejumlah data yang hanya Saya peroleh dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh Bagan 2 Kondisi keluarga : penuh tekanan, memandang agama sebagai rutinitas dan aktivitas, ada keluarga besar yang selingkuh, Relasi ayah-ibu : ibu lebih mendominasi dan selalu menyalahkan sedangkan ayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari kehidupan di negeri orang sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi seseorang, kecuali di sekitar tempat kediamannya tidak terdapat kesempatan kerja.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

Lingkungan Mahasiswa

Lingkungan Mahasiswa Lingkungan Mahasiswa Pernikahan Apa Hubungannya ya Lingkungan Mahasiswa dengan Pernikahan????? Pernikahan Dini Pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang masih muda, seperti mahasiswa atau mahasiswi yang

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

HASIL. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

HASIL. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 30 HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara umum Desa ini berupa dataran dan

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : DENI HERBYANTI F 100 050 123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang senantiasa mendambakan suasana lingkungan yang kondusif, penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan dimana mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lestarinya perkawinan adalah harapan bagi setiap pasangan suami istri dan seluruh keluarga. Karena tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan teknologi yang sangat pesat, memaksa manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan teknologi yang sangat pesat, memaksa manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang sangat pesat, memaksa manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Perubahan-perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

(Elisabeth Riahta Santhany) ( ) 292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena perceraian merupakan hal yang sudah umum terjadi di masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk, yang terjadi apabila

Lebih terperinci