BAB III TURBIN UAP 400 MW UNIT 1 4 PLTU SURALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Session 11 Steam Turbine Protection

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB IV DESKRIPSI MATERI

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

AC (AIR CONDITIONER)

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB III TURBIN DAN PERAWATAN TURBIN

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Tenaga Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

BAB II LANDASAN TEORI

TURBIN UAP LAPORAN ON JOB TRAINING TURBIN UAP

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

berupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar tabung boiler yang berisi air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

BAB II. LANDASAN TEORI

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menentukan macam-macam turbin yang biasa dipakai sehari-hari.

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA UAP

Transkripsi:

BAB III TURBIN UAP 400 MW UNIT 1 4 PLTU SURALAYA III.1 Fungsi Turbin Fungsi turbin adalah merupakan alat yang mengkonvesikan energy panas yang dikandung steam menjadi energy mekanis dalam bentuk energy putar poros turbin.energi panas dalam uap mula mula diubah menjadi energy kinetikoleh nozzle,selanjutnya uap yang berkecepatan tinggi ini memutar sudu sudu jalan turbin dan mengakibatkan gerakan rotasi pada rotor turbin. Bagian Bagian Utama Turbin: III.2 Rotor ( Sudu Sudu Jalan ) adalah merupakan serangkaian beberapah tingkat sudu sudu jalan.rotor merupakan bagian dari turbin yang berfungsi untuk mentransfer energy kinetik uap yang telah di ekspensikan oleh nozzle pada sudu sudu tetap menjadi energy putar poros. Stator adalah merupakan serangkaian beberapah tingkat sudu sudu tetap. Stator berfungsi sebagai nozzle yang mengubah energy panas uap menjadi energy kinetik uap. Poros bagian dari turbin yang menjadikan rotor rotor berbagai tingkat turbin menjadi satu kesatuan.poros mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian rotor generator listrik. Rumah Turbin ( Casing ) berfungsi untuk melindungi proses ekspensi uap dalam turbin agar tidak terjadi kebocoran. Bantalan ( Bearing ) adalah merupakan landasan tempat berputarnya rotor.bantalan juga digunakan untuk menahan gaya radial yangditimbulkan oleh rotor turbin. Deskripsi Turbin PLTU Suralaya LAPORAN KERJA PRAKTEK 25

Turbin uap PLTU Suralaya didesain untuk menghasilkan daya 400 MW. Turbin uap disusun oleh rangkaian seri 3 tingkat berdasarkan tekanan uap yang diekspansikan. 1. Turbin Tekanan Tinggi ( HP Turbin ) Turbin tekanan tinggi mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater dengan tekanan 170 kg.tekanan uap keluar turbin 41 kg.uap keluar turbin HP dipanaskan lagi pada bagian reheater diboiler untuk menaikan entalpi uap.uap reheat ini selanjutnya diekspansikan di turbin IP. Data Turbin HP : Jumlah turbin : satu buah Jumlah sudu sudu : 1 pasang sudu impuls ( tingkat 1 ) 10 pasang sudu reaksi ( tkt 12 11 ) Arah ekspansi uap LP1 : kebelakang ( kearah pedestal ) 2. Turbin Tekanan Menengah ( IP Turbin ) Turbin IP mengekspansikan uap reheat dengan tekanan 37 kg dan uap keluar turbin dengan tekanan 8,6 kg Data Turbin IP : Jumlah turbin : satu buah Jumlah sudu sudu : 10 pasang sudu reaksi (tkt 12 22) Arah ekspansi uap : kedepan ( kearah generator ) 3. Turbin Tekanan Rendah ( LP Turbin ) Turbin LP mengekspansikan uap bertekanan 8,6 kg dan uap keluar turbin LP dengan tekanan 55,6 mmhg.kondisi vacuum ini diciptakan di dalam kondensor. Data Turbin LP : Jumlah turbin : empat buah ( 2 pasang, LP1, LP2 ) Jumlah sudu sudu perturbin : 8 pasang sudu reaksi ( tkt 23 30 ) Arah ekspansi uap LP1 : turbin 1 kebelakang : turbin 2 kedepan LAPORAN KERJA PRAKTEK 26

Arah ekspansi uap LP2 : turbin 1 kebelakang : turbin 2 kedepan Turbin HP didesain sedemikian rupa sehingga menghasilkan resultan gaya aksial yang sama dengan turbin IP,arah gaya aksial pada turbin HP kebelakang sedangkan turbin IP kedepan sehingga saling mengimbangi. Pada turbin tekanan rendah pasangan LP1, turbin 1arah gaya aksial kebelakang dan turbin 2 kedepan, kerana kondisi fisis keduanya sama maka resultan gaya aksial nol. Hal yang sama pada terjadi pada pasangan LP2. III.3 PERALATAN BANTU TURBIN Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian system system yang terjadi atas peralatan yang mendukung operasi turbin secara aman dan terkendali. Peralatan bantu turbin meliputi: A. Sistem Pelumasan Berfungsi sebagai pelumas mencegah keausan,korosi dan pendinginan terhadap panas yang timbul kerana gesekan.sistem pelumasan pada turbin terutama bagian bearing.sistem pelumas merupakan sirkulasi tertutup yang menggunakan pompa pompa sebagai sumber tenaga sirkulasi dan pemipaansebagai serana alirann sirkulasi.peralatan system pelumas adalah: Pompa Pompa Tangki penampungan Pembersih ( Oil Conditioner ) Pipa Pipa Filter Minyak Pelumas A.1 Pompa Pompa LAPORAN KERJA PRAKTEK 27

System pelumas menggunakan beberapah pompa yang masing masing digunakan pada saat dan fungsi yang berbeda,pompa pompa tersebut antara lain: Pompa utama ( Main Oil Pump ) Pompa bantu ( Auxilliari Oil Pump ) Pompa pelumas turning gear Pompa pelumas darurat Jacking oil system a. Pompa Utama ( Main Oil Pump ) Pompa utama dikopel pada bagian pedestal pada poros turbin.fungis pompa ini untuk suplai minyak pelumas dan control oil ( minyak control pada system governor ) pada saat turbin telah mencapai kecepatan nominal ( 300 rpm ) dan ketika akan mencapai ketika akan mencapai kecepatan nominal. Data Teknis Pompa Utama : Type : Centrifugal Tekanan Outlat : 22 27 kg b. Pompa Bantu ( Auxilliary Oil Pump ) Pompa bantu fungsinya sama dengan pompa utama, digunakan pada saat start up turbin sampai turbin hamper mencapai kecepatan nominalnya.pompa ini juga digunakan pada saat shut down turbin.pompa ini akan otomatis beroperasi setelah takanan minyak pelumas turun sampai harga 0,8 0,9 kg ketika kecepatan turbin mulai turun ada proses shut down.pompa bantu terdiri atas 1 ( satu ) motor dan dua pompa,satu untuk system governor dan satu untuk pelumas.kedua pompa dikopel dalam satu poros. Data Teknis : Pabrik : Kosaka Laboratory japan Type : CSKT 2 125/80 Pompa 1 : Untuk System Governor LAPORAN KERJA PRAKTEK 28

Kapasitas : 1250 lt/min Tekanan Outlet : 21,1 kg G Tekanan Inlet : 0,545 m oil Kecepatan : 3000 rpm Pompa 2 : Untuk Pelumas Kapasitas : 2710 lt/min Tekanan Outlet : 3,5 kg Tekanan Inlet : 0,875 m oil Kecepatan : 3000 rpm Motor Daya : 140 kw Voltage : 380 AC Arus : 250 A Kecepatan : 3000 rpm Frekuensi : 50 Hz c. Pompa Pelumas Turning Gear Pompa ini digerakan oleh motor AC dan hanya mensuplai minyak pelumas saja. Pompa ini digunakan bila turbin diputar oleh turning gear pada kecepatan 3 rpm.pompa ini dioperasikan pada saat menjelang start up dan sampai akhir proses shut down. Data Teknis : Pabrik : Kosaka Laboratory japan Type : CSS 125 Kapasitas : 2520 lt/min Tekanan Outlet : 3 kg Tekanan Inlet : 0,88 m oil Kecepatan : 1500 rpm Motor : 30 kw LAPORAN KERJA PRAKTEK 29

d. Pompa Pelumas Darurat ( emergency Oil Pump ) Pompa ini digerakan oleh motor DC,pompa ini berfung si mensuplai minyak pelumas saja dan hanya pada keadaan darurat.keadaan darurat yang dimaksudkan adalah jika pompa lain terganggu dan tidak dapat beroperasi baik disebabkan kerusakan alat atau kerana gagalnya suplay daya listrik AC.contohnya pada kondisi black out. Data Teknis : Pabrik : Kosaka Laboratory Type : CCS 125 Kapasitas : 250 lt/min Tekanan Outlet : 3 kg Tekanan Intlet : 0,88 m oil Motor : 30 kw DC e. Jacking Oil System Jacking oil system digunakan saat persiapan pemutaran rotor turbin dengan turning gear.dalam keadaan istirahat maka poros akan barsentuhan langsung dengan permukaan bearing.jika dalam keadaan diam seperti ini kemudian rotor turbin langsung diputarmaka diperlukan daya yang sangat besar,tetapi hal yang terjadi adalah rusaknya permukaan logam putih pada bantalandan juga permukaan poros kerana terjadi gesekan langsung daantara keduanya. Jacking oil system didesain untuk mampu sedikit mengangkat poros turbin ketika sedang diputar.tekanan minyak dapat mencapai tekanan 140 kg yang diperoleh dari jacking oil pump tipe milti silinder.pipa saluran jacking oil pasang pada setiap bagian bawah bantalan dan menembus bantalan sehingga ketika dipompakan akan terbentuk lapisan tipis minyak antara permukaan bantalan dan poros.ketika terbentuk lapisan tipis antara poros dan LAPORAN KERJA PRAKTEK 30

bantalan maka poros sedikit terangkat,selanjutnya rotor dapat diputar cukup dangan daya yang kecil dan aman. Data Teknis : Pabrik : Tsubakimoto Chain Japan Tekanan Outlet : 140 kg ( max ) Tekanan Inlet : 3,5 kg Type : Centrifugal Multi Silinder A.2 Tangki Utama ( Main Oil Tank ) Tangki utama minyak digunakan sebagai reservoir minyak pelumas dan juga sekaligus minyak control yang menampung pelumas sebelum dan sesudah disirkulasikan.disamping itu fungsi lainnya adalah untuk menciptakan positif displacement bagi pompa pompa sentryfugal minyak pelumas ( AOP, EOP, TOP, DAN JOP ) DI MOT ini terdapat juga vapor dan gas gas yang dianggap mengganggu di dalam MOT gas gas yang mungkin ada di dalam tanki utama diantaranya adalah oksigen, Hydrogen, uap air dan uap minyak pelumas itu sendiri dengan dipasangnya saat ini maka tekanan didalam tengki sedikit negative. Data Teknik: Type : SP D 4 Kapasitas : 13 /min Tekanan Outlet Tekanan Inlet Motor : + 550 mm Aq : - 150 mm Aq : 3,7 kw/380 V/50 Hz A.3 Oil Conditioner ( pembersih ) Selama minyak pelumas melakukan ada kemungkinann tercampur dengan air, terdifusi udara tercampur dengan material pengotor LAPORAN KERJA PRAKTEK 31

lainnya.kehadiran material dan gas gas pengotor akan mengganggu ujuk kerja dari minyak pelumas untuk itu minyak pelumas perlu dimurnikan lagi setelah menjalani kerja. Oil conditioner merupakan peralatan yang disediakanuntuk membersihkan minyak dari kotoran.alat ini terdiri dari atas ruang dengan depan, ruang penyaringan, ruang penyimpanan, ejector air otomatis, saringan pengendap, kotak penyaring, dan venting fan. Oil conditioner dipasang secara siklus tertutup dengan MOT dan dipasang pompa sebagai daya sirkulasi. A.4 Oil Cooler Perputaran pada bering akan menimbulkan panas, panas yang dibangkitkan ini diserap oleh minyak pelumas yang mengalir pada celah sempit antara permukaan rotor dan bantalan. Kerana menyerap panas maka sauhu minyak akan naik.disamping itu panas yang diserapminyak juga panas pada bantalan hasil konduksi dari rotor turbin. Oil cooler dipakai sebagai pendingin minyak baik minyak pelumas maupun minyak control.maksud pendinginan minyak adalah untuk mengembalikan kondisi kerja minyak yaitu ditinjau dari segi kekentalannya.pada suhu tinggi kekentalan minyak akan turun untuk mengembalikan ke harga yang dikehandaki dilakukan dengan cara mendinginkan minyak.maksud lain pendinginan minyak adalah untuk menghindari minyak pelumas mencapai titik nyala yang bias menyebabkan kebakaran. A.5 Pipa Pipa Dan Filter Untuk sarana mengalirkan minyak pelumas dari tanki utama ke alat alat yang perlu dilumasi digunakan pipa pipa. Sedangkan filter dipasang pada tempat tempat tertentu pada system pemipaan untuk menyaring kotoran yamg mungkin terkandung dalam minyak. Filter LAPORAN KERJA PRAKTEK 32

filter dipasang untuk meningkatkan keandalan system pelumasan dan juga system control oil. A.6 Minyak Pelumas Minyak Pelumas dan minyak control harus memenuhi syarat fisika maupun kimia antara lain adalah : Viskositas kinematic ( 40 ) : 28,8 35,2 /s Angka netralisasi : 0,2 ( max ) Residu carbon : 0,10 % ( max ) Test resisteansi korosi Test resisteansi oksidasi Angka keasaman : harus lulus : harus lulus : < 0,2 mg KOH/g Indek warna : < 5 Kandungan air : < 0,1 % Kadar lumpur : < 0,5% B. Sistem Perapat Turbin Sistem perapat digunakan untuk kebocoran uap dari dalam turbin ke udara luar atau kebocoran udara kedalam turbin melewati kelenjar kelenjar perapat ( gland seal ) sepanjang poros turbin. Sepanjang poros turbin terdapat 6 tempat dipasang gland seal, 2 buah didepan dan dibelakang turbin LP1,2 buah di depan dan dibelakang turbin LP2, 2 buah didepan dan dibelakang turbin IP HP. Ada turbin HP IP saat operasi normal system perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin udara luar, kerana tekanan dalam turbin lebih tinggi. Sedangkan pada proses start up system perapat digunakan untuk mencegah kebocoran udara luar ke dalam turbin. Pada LAPORAN KERJA PRAKTEK 33

turbin LP baik pada start up maupun pada keadaan operasi normal system perapat digunakan untuk mencegah kebocoran udara luar kedalam turbin,kerana tekanan dalam turbin pada sudu tingkat terakhir tekanannya lebih rindah dari tekanan udara luar ( Vacuum ). System perapat turbin terdiri dari atas dua komponen labirin perapat dan uap perapat. Labirin adalah plat tipis yang terbuat dari baja.labirin perapat terdiri atas beberapah lapis yang dirangkai menjadi satu bentuk melingkar yang disebut segmen.labirin perapat digunakan untuk menutup celah kebocoran yang dibenttuk oleh casing turbin dan poros turbin.beberapah segmen labirin dipasang melingkari poros turbin secara seri sedemikian rupa maupun menutup celah antara casing dan poros turbin.meskipun demikian masih ada celah sempit antara labirin dengan permukaan poros turbin.celah ini bias mengakibatkan kebocoran.celah sempit ini disebut clearance.perapat terdiri atas dua sisi inner gland dan outer gland.inner gland adalah segemen labirin yang berhadapan dengan udara luar. B.1 Aliran Uap Perapat Uap perapat digunakan untuk menyempurnakan proses penanggulangan kebocoran yang terjadi pada clearance.aliran uap perapat dibedakan menjadi dua yaitu: Aliran perapat pada turbin HP IP Pada saat start up perapat disuplai dari auxiliary steam header, kemudian dialirkan ke inner gland.setelah uap perapat masuk ke inner gland sebagai uap mengalir ke dalam turbin jika tekanan dalam turbin masih rendah selanjutnya uap ini ikut bersama aliran uap turbin. Sedangkan bagian lain mengalir ke outer gland.labirin labirin perapat bersifat menthrotle uap yang mengalir menembusnya,akibatnya tekanan uap semakin turun.uap perapat yang mengalir ke outer gland setelah di throttleoleh labirin dialirkan kedalam pipa yang dipasang pada outer gland untuk LAPORAN KERJA PRAKTEK 34

dialirkan kedalam gland condenser.dengan proses ini tidak terjadi kebocoran adalah dari dalam turbin keudara luar.uap dari dalam tubin mengalir menembus inner gland.uap yang menembus inner gland sebagai dipipakan untuk uap perapat pada turbin LP,dan sebagai lain dipipakan untuk dialirkan ke gland condenser. Aliran Uap Perapat Pada Turbi LP Aliran uap pada turbin LP baik pada saat normal maupun pada saat start up adalah sebagai berikut : uap perapat yang disuplai dari auxilliry steam header pada saat start up atau dari glan turbin HP IP dipipakan kedalam inner gland.uap perapat dari inner gland sebagian masuk kedalam turbin dan bercampur dengan uap siklus turbin,sedangkan sebagian manembus outer gland.uap perapat yang mengalir ke outer gland dipipakan ke gland condenser untuk diembunkan. B.2 Kontrol Uap Perapat Untuk mencapai proses penanggulangan kebocoran dilakukan pengaturan uap.variabel yang diatur adalah suhu dan tekanan.untuk mengatur suhu digunakan spayer air yang dikontrol secara otomatis.kontrol terhadap tekanan dilakukan dengn pressure controller.suhu diatur antara 150 dan tekanan diatur 0,35 G. C. Turning Gear Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi untuk menyukseskan operasi turbin pada saat start up dan shut down.bila beban turbin dikurangi untuk akhirnya dihentikan maka temperature casing dan rotor turbin masih sangat tinggi 450 500. bila poros turbin kemudian dibiarkan untuk tetap diam dalam jangka waktu tertantu,maka akan terjadi beda temperatur antara bagian atas dengan bagian bawah rotor maupun casing.beda temperature akan menyebabkan bagian bawah rotor akan menyusut lebih cepat dibandingkan bagian atas sehingga terjadi LAPORAN KERJA PRAKTEK 35

pembengkokan keatas atau disebut hogging.hal ini akhirnya akan menyebabkan terjadinya persinggungan mekanis antara bagian yang bergerak ( rotor ) dan bagian diam ( stator ). Apa bila turbin dicoba diputar dalam kondisi ini akan menyebabkan timbulnya getaran yang serius dan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan.kejadian ini dapat dicegahbila perosesnya dijaga tetap berputar meski secara perlahan lahan selama pendinginan.untuk ini turbin dilengkapi dengan turning gear. Turning gear terdiri atas motor dan suatu rangkaian roda gigi pengurang putaran yang dapat dihubungkan ke roda gigi pada poros turbin dan dapat diputus hubungannya secara otomatis. Reduction gear dihubungkan roda gigi poros turbin ketika turbin mencapai tahap penurunan kecepatan. Peralatan zero speed indicator yang berfungsi mendeteksi bahwa kecepatan turbin telah 0 rpm ( diam ) akan memerintah kan ke turning gear untuk menghubungkan bagiab reduction dengan roda gigi pada poros generator.,selanjutnya rotor turbin generator berputar sekitar 3 rpm.hal ini terjadi pada ahkir proses shut down turbin. Dengan cara ini rotor menjadi dingin dan penggerakan sudu sudu pada rotor akan menghasilkan sirkulasi udara dalam casing sehingga mengakibatkan pendinginan yang merata pada bagian bagian turbin.ketika proses start up turbin dijalankan turning gear juga digunakan sebagai pemutar awal rotor turbin generator,sebelum generator di rolling dengan menggunakan uap. D. Sistem Governing Dan Kontrol Fungsi system control yang dipasang pada turbin berfungsi untuk mengtur laju aliran uap kedalam turbin.dengan dipasangnya system control dan governing maka akan didapat kelebihan kelebihan berikut : Pada saat unit sudah masuk jaringan. Memungkinkan mesin untuk berkerja secara paralleldengan unit pembangkit lain. LAPORAN KERJA PRAKTEK 36

Memungkinkan output masing masing unit untuk mengkompensasi sendiri terhadap permintaan beban. Memungkinkan system jaringan listrik mengkompensasi sendiri terhadap permintaan beban. Pada saat unit tidak masuk jaringan. Memungkinkan melalui proses start up,speed up dan shut down secara aman. Mengontrol kecepatan lebih ( over speed ) pada waktu unit kehilangan beban. D.1 Desain system control Sistem control turbin didesain sedemikian rupa dengan memadukan system hidrolis, system elektronis dan mekanis.disain system control pada PLTU Suralaya didesain untuk biasa beroperasi secara handal dan mudah dioperasikan. Bagian bagian system control turbin. a) Main Stop Valve ( MSV ) Dan Servomotor Main stop valve merupakan valve yang mengatur uap utama LAPORAN KERJA PRAKTEK 37

1. Sistem Perapat 2. Sistem Governor Dan Kontrol 3. Sistem Proteksi 4. Sistem Aliran Pendingin LAPORAN KERJA PRAKTEK 38