HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

NURJANNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BARING KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI DPT DAN CAMPAK DI BPM SRI MARTUTI, SST KEMBANGSARI, PIYUNGAN, BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya 50% angk kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS (DPT) DI PUSKESMAS COT BA U KOTA SABANG

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U`Budiyah Banda Aceh Oleh : LISNA WATI NIM. 10010139 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRA STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

A B S T R A K Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013 Lisna Wati1, Abu Bakar2 xii + 40 halaman : 7 tabel, 7 lampiran. Latar belakang: masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap dikarenakan berbagai alasan seperti pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi dan rendahnya kesadaran ibu membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap karena takut anaknya sakit setelah pemberian anak menjadi mencret, dan ada pula yang merasa bahwa imunisasi tidak diperlukan, kurang informasi/ penjelasan dari petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi serta hambatan lainnya termasuk faktor pendidikan ibu yang rendah. Tujuan penelitian: yaitu bagaimana Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013 Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain crossectional populasi dalam penelitian ini 78 ibu yang memiliki anak 1-5 tahun, sampel diambil dengan teknik total sampling yaitu 78 ibu yang memiliki anak 1-5 tahun. Data dikumpulkan langsung dari responden dengan mengedarkan kuesioner. Hasil penelitian diolah dengan bantuan program komputer SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dan tabulasi silang. Penelitian dilakukan mulai tanggal 22 Juli sampai 29 Juli 2013. Hasil penelitian: P-value 0,003 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. P-value 0,003 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. P-value 0,220 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara informasi dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun Kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. tidak ada hubungan yang bermakna antara informasi dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun 1 Mahasiswi Prodi D-III KebidananSTIKes Ubudiyah 2 Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah

Kata kunci : Pengetahuan, Pendidikan, Informasi, Kelengkapan imunisasi dasar Sumber : 32 buku ( 2002 2012) dan 3 Artikel PERNYATAAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui Untuk dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKesU Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, Agustus 2013 Pembimbing (Drs. H.ABUBAKAR. BE, M. Kes) MENGETAHUI: KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH (CUT EFRIANA, SST) PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh Banda Aceh, September 2013 Tanda Tangan Pembimbing : Drs.ABUBAKAR.BE,M.Kes ( ) Penguji I : ZAHRUL FUADI, SKM.M.Kes ( ) Penguji II : CUT EFRIANA, SST ( ) MENYETUJUI KETUA STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH MENGETAHUI KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN (MARNIATI, M.Kes) (NUZULUL RAHMI, SST)

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan hidayah-nya serta shalawat dan salam kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis llmiah yang berjudul" Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013. Adapun tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Diploma III Kebidanan, dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima arahan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu. pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat 1. Bapak Dedi Zefrijal. S.T, selaku Ketua Yayasan STIKes U'budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes, Selaku Ketua STIKes U'budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi. SST, Selaku Ketua Prodi Jurusan Kebidanan U'budiyah Banda Aceh. 4. Bapak H. Muslem. S.Sos. Selaku Pengelola Ubudiyah Sigli. 5. Drs. H. Abubakar. BE, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat selesai dengan baik.

6. Seluruh Dosen pengajar kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U'budiyah yang telah membekali penulis dari awal bangku kuliah sampai selesai pendidikan ini. 7. Kepada Ayahanda serta Ibunda tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan baik materi maupun moril sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. 8. Teman-teman sejawat dan seangkatan di jurusan kebidanan STIKes Ubudiyah Banda Aceh yang telah banyak membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan, untuk itu kritik dan saran bersifat membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan penelitian ini, atas kritik dan saran penulis mengucapkan terima kasih. Banda Aceh, Agustus 2013 Penulis

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN PERSETUJUAN... ii PENGESAHAN PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI..... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah dan Permasalahan... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 1.Tujuan Umum... 5 2. Tujuan Khusus... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 BAB II TIJAUAN KEPUSTAKAAN... 7 A. Pengetahuan... 7 1. Pengertian... 7 2. Tujuan...... 8 3. Jenis Imunisasi... 9 4. Jadwal Pemberian... 11 B. Pengetahuan... 11 1. Definisi... 11 2. Tingkat Pengetahuan... 12 3. Cara Memperoleh Pengetahuan... 14 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 16 5. Pengukuran Pengetahuan... 19 C. Kerangka Teoritis... 19 BAB III KERANGKA PENELITIAN... 20 A. Kerangka Konsep... 20 B. Definisi Operasional... 21 C. Hipotesa Penelitian... 22

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN... 23 A. Jenis Penelitian... 23 B. Tempat dan Waktu Penelitian... 23 C. Populasi dan Sampel... 23 1. Populasi... 23 2. Sampel... 23 D. Cara pengumpulan Data... 24 1. Data Primer... 24 2. Data Skunder... 24 E. Instrumen Penelitian... 24 F. Pengolahan Data dan Analisa Data... 24 1. Pengolahan Data... 24 2. Analisa Data... 25 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum... 27 B. Hasil Penelitian... 27 1. Analisa Univariat... 27 2. Analisa tabulasi silang... 30 C. Pembahasan... 34 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 39 B. Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Definisi Operasional... 21 Hal Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 28 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi pendidikan ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 28 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi informasi ibu tentang imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 29 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi kelengkapan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 29 Tabel 5.5. Tabulasi silang antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 31 Tabel 5.6. Tabulasi silang antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 32 Tabel 5.7. Tabulasi silang antara informasi dengan kelengkapan imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2013... 33

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1. Kerangka Teori... 19 Gambar 3.1. Kerangka Konsep... 20

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembaran Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2. Lembaran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Surat Study Pendahuluan Lampiran 5. Surat izin penelitian Lampiran 6. Surat telah melakukan penelitian Lampiran 7. Lembaran Konsultasi Lampiran 8. Daftar Hadir Seminar proposal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mempunyai komitmen yang kuat untuk pencapaian Millenium Development Goals (MDGs),termasuk komitmen dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak. Hasil yang di capai dapat terliat pada indikator kesehatan anak dan bayi yang menunjukkan kecenderungan membaik dan jika terus membaik,maka pada tahun 2015 nanti target dapat tercapai. Namun upaa penurunan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) terkait target MGDs di tahu 2015 ini tidak bisa hsnya di kawal oleh pemerintah saja. Partisipasi kelompok professional, dunia usaha, dan masyarakat luas juga sangat menentukan keberhasilan pencapaian tersebut (Depkes RI, 2010). Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan ini juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan, layanan petugas kesehatan, perlindungan kesehatan anak, faktor sosial ekonomi dan pendidikan ibu. Penyebab kematian bayi di Indonesia adalah akibat berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi seperti tetanus, campak dan difteri. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberi imunisasi pada anak (Azis, 2009). Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka kematian anak yang merupakan salah satu tujuan dari MDGs. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen

pemerintah untuk mencapai MDGs khususnya menurunkan angka kematian pada anak (Kemenkes RI, 2010). Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan misalnya vaksin BCG, DPT dan campak dan melalui mulut misalnya vaksin polio (Hidayat, 2009). Imunisasi bukan saja dapat melindungi individu dari penyakit yang serius namun dapat juga menghindari tersebarnya penyakit menular. World Health Organization (WHO) dan UNICEF mencanangkan GIVS (Global Immunization Vision and Strategy) yaitu rancangan kerja 10 tahun untuk mencegah penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Sasaran GIVS hingga tahun 2010 adalah meningkatkan cakupan imunisasi negara sekurang-kurangnya 90% cakupan imunisasi nasional dan sekurang-kurangnya 80% cakupan imunisasi dalam setiap distrik atau daerah administratif untuk mengetahui pemerataan penyebaran imunisasi pada semua anak (Prayogo dkk, 2009). Indonesia telah menetapkan target tahun 2010 seluruh (100%) desa/kelurahan harus sudah mencapai UCI (Universal Child Immunization), artinya setiap desa/kelurahan minimal 80% bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

741/Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (Kemenkes RI, 2010). Menurut Depkes RI (2009) lima imunisasi dasar lengkap untuk bayi usia dibawah 1 tahun yaitu Hepatitis B (HB) 0 pada usia 7 hari, BCG, Polio 1 pada usia 1 bulan, DPT/HB 1, Polio 2 pada usia 2 bulan, DPT/HB 2, Polio 3 pada usia 3 bulan, DPT/HB 3, Polio 4 pada usia 4 bulan, campak pada usia 9 bulan. Pemberian imunisasi dasar lengkap berguna untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya. Dengan memberikan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal, tubuh bayi dirangsang untuk memiliki kekebalan sehingga tubuhnya mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya. Usmays (2010) dalam pertemuan nasional evaluasi kegiatan akselerasi imunisasi mennjelaskan bahwa untuk mengukur pencapaian program imunisasi maka cukup banyak angka dan ukuran yang terkait, beberapa indikator yang telah disepakati diantaranya UCI desa dimana pada tahun 2010 harus mencapai UCI desa 80%. Artinya 80% dari semua anak di satu kelurahan atau desa sebelum berulang tahun pertama telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT-HB, Polio dan Campak). Pada tahun 2009 UCI desa hanya mampu dicapai sebesar 69,8%. Depkes RI (2011) menunjukkan bahwa jumlah bayi di Indonesia adalah sebanyak 4.462.562 bayi. Sedangkan berdasarkan data Riskesdas (2010) persentase Anak Umur 12-23 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar di Indonesia yaitu BCG (77,9%), Polio (66,7%), DPT-HB (61,9%) dan campak (74,4%). Persentase imunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi (59,1%) daripada di perdesaan (48,3%) dan masih terdapat 17,7% anak 12-23 bulan di perdesaan yang tidak mendapat imunisasi sama sekali.

Sedangkan untuk Provinsi Aceh berdasarkan data Dinkes Aceh (2012) diketahui jumlah bayi di provinsi Aceh adalah 98.705 bayi. Data Riskesdas menunjukkan di provinsi Aceh persentase imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG (57,3%), Polio (52,4%), DPT-HB (40,2%) dan Campak (62,2%). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie tahun 2012 jumlah bayi 8.645 orang diantaranya laki-laki 4.195 orang sedangkan perempuan 4.450% bayi yang mendapatkan imunisasi polio yaitu 6.648 orang bayi (70,50%) yang mana tugas imunisasi polio harus mencapai 85% (Dinkes, 2012). Data dari Puskemas Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie tahun 2012 jumlah bayi 138 orang diantaranya laki-laki 69 orang dan perempuan 69, persentase bayi yang mendapatkan imunisasi polio yaitu 93 orang bayi (67,07%) (Puskemas, 2012). Berdasarkan survey awal penulis diketahui bahwa ibu yang memiliki bayi di Puskesmas Titeu Kabupaten Pidie pada bulan Januari 2013 adalah sebanyak 78 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang ibu didapatkan hasil bahwa kelima ibu tersebut belum lengkap memberikan imunisasi dasar pada bayinya. Peran ibu pada program imunisasi ibu sangatlah penting karena penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan faktor ibu. Walaupun imunisasi sudah diberikan gratis oleh pemerintah. Namun masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap hal tersebut dikarenakan dengan berbagai alasan seperti pengetahuan ibu yang kurang tentang imunisasi dan rendahnya kesadaran ibu membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap karena takut anaknya sakit setelah pemberian anak menjadi mencret, dan ada pula yang merasa bahwa imunisasi

tidak diperlukan untuk bayinya, kurang informasi/ penjelasan dari petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi serta hambatan lainnya termasuk faktor pendidikan dimana pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian imunisasi pada anak. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Apakah Ada Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013

b. Untuk Mengetahui Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 tahun ditinjau dari pendidikan Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013 c. Untuk Mengetahui Hubungan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 tahun ditinjau dari informasi Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Dapat menjadi pengetahuan dan pemahaman keluarga akan pentingnya memberikan imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan akan dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi pendidikan keperawatan dalam meningkatkan Ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada pada anak 1-5 tahun. 3. Bagi Penulis Menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat, juga berguna sebagai masukan tentang hubungan pengentahuan, pendidikan dan informasi ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan misalnya vaksin BCG, DPT dan campak dan melalui mulut misalnya vaksin polio (Hidayat, 2009). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan (Kepmenkes RI, 2004). Menurut Mansjoer (2005) jenis imunisasi yang diuraikan mencakup BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B yang sesuai dengan sasaran agar setiap anak mendapatkan imunisasi dasar terhadap 7 penyakit utama yang dapat dicegah dengan imunisasi. Demikian juga Yusmi (2011) yang menjelaskan bahwa program imunisasi merupakan suatu program yang digunakan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita, program ini dilaksanakan untuk penyakit-penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetatus, Hepatitis B, Polio dan Campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, HB 3 kali dan Campak 1 kali. 2. Tujuan Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tetap tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) PD3I (Utami, 2007). Menurut Muslihatun (2010) ada tiga tujuan utama pemberian imunisasi pada seseorang yaitu mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi) serta menghilangkan penyakit tertentu dari dunia, hanya mungkin pada penyakit yang ditularkan pada manusia. Untuk tujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang ditempuh dengan cara memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun apabila terjangkit penyakit tersebut, anak tidak sakit karena tubuh cepat membentuk anti bodi dan mematikan antigen yang masuk tersebut. 3. Jenis Imunisasi

Jenis-jenis vaksin dalam program imunisasi bayi menurut Depkes RI (2005) adalah sebagai berikut: a. Vaksin campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. b. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebaan aktif terhadap tuberkulosa. c. Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. d. Vaksin Polio, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis e. Vaksin DPT, untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. f. Vaksin DPT-HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B. Menurut Hidayat (2009) di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan ada juga yang dianjurkan. Yang termasuk dalam imunisasi dasar yaitu: a. BCG Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis dan reaksi panas. b. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intra muskuler. c. Polio Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomielitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan, imunisasi diberikan melalui oral. d. DPT Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti bodi. Imunisasi DPT diberikan melalui intra muskuler. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam dan syok. e. Campak Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang telah dilemahkan. Imunisasi campak

diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. 4. Jadwal Pemberian Menurut Muslihatun (2010) jadwal imunisasi yang diwajibkan sesuai program pengembangan imunisasi (PPI) adalah BCG, polio, hepatitis B, DPT dan campak. Jadwal imunisasi yang dianjurkan sesuai program pengembangan imunisasi non PPI adalah MMR, hib, tifoid, hepatitis A, varisella, influenza. Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi dasar berdasarkan petunjuk pelaksanaan program imunisasi di Indonesia adalah (UNICEF, 2011). Tabel 2.1. Jadwal pemberian imunisasi (vaksinasi) bayi Umur Vaksin Selang Waktu Tempat 0-7 Hari Hb O Imunisasi Hb 0 di berikan dimana tempat bayi di lahirkan 1 bulan BCG, polio 1 4 Minggu Posyandu 2 bulan DPT /HB 1, polio 2 4 Minggu Posyandu 3 bulan DPT /HB 2, polio 3 4 Minggu Posyandu 4 bulan DPT /HB 3, polio 4 4 Minggu Posyandu 9 bulan Campak Posyandu (Sumber : UNICEF, 2011) B. Pengetahuan 1. Definisi

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Adapun cara mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa dan sebagainya yang merupakan bagian dari alat indera manusia (Ahmad, 2008). Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behaviour). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2005). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (dalam Sunaryo, 2005) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana individu sudah mulai mencoba prilaku baru.

Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada kondisi atau keadaan yang nyata (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan/ menguraikan atau menganalisis suatu material atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau Kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2007). 3. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut pendekatan kontruktivistik, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru (Erfandi, 2009). Menurut Notoatmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah: 1) Trial and Error Dimana bila seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil, oleh karena itu cara ini disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah). 2) Kekuasaan atau Otoritas

Dimana pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi. Dimana pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. 4) Jalan Pikiran Disini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan, dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menjalankan jalan pikirannya, baik melalui induksi atau deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan. Kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. b. Cara Ilmiah atau Cara Modern Dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini menggunakan cara yang sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau popular disebut metodelogi penelitian (Research Methodologi). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Erfandi (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal b. Mass media / informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut c. Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu e. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. f. Usia a. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. 5. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes / kuesioner tentang object pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 (Erfandi, 2009). Sementara Nursalam (2008) menjelaskan bahwa skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan jenjang atau peringkat dalam penelitian biasanya dituliskan dalam persentase misalnya pengetahuan baik = 76-100%, cukup = 56-75% dan kurang = 56% C. Kerangka Teoritis Notoatmodjo, 2007 - Pengetahuan Notoatmodjo, 2009 - Pendidikan Kelengkapan imunisasi dasar Notoatmodjo, 2005 - Informasi Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan Teori Notoadmodjo (2007) dan Manjoer (2005) maka untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titeu Kabupaten Pidie. sehingga dapat digambarkan pada suatu kerangka konsep seperti pada gambar berikut ini: Variabel independen Variabel dependen Pengetahuan Pendidikan Kelangkapan imunisasi dasar Informasi Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional Tabel 3.2.1. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Variabel dependen 1 Imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun Suatu usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak usia 1-5 tahun sehingga bayi dan anak dapat tumbuh sehat Variabel independen Menyebarkan kuesioner tentang pengetahuan dengan kriteria: a. Lengkap, bila mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usia anak dengan melihat KMS b. Tidak lengkap, bila tidak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usia anak dengan melihat KMS Kuesioner a. Lengkap b. Tidak lengka Ordinal 1 Pengetahuan Hasil tahu ibu dalam melakukan pengindraan tentang imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun 2 Pendidikan Pendidikan formal yang terakhir yang di tamatkan ibu dan Menyebarkan kuesioner tentang pengetahuan dengan kriteria: a. Baik, jika jawaban benar > 75%-100% b. Cukup, jika jawaban benar 56%-75% c. Kurang, jika jawaban benar <56% Menyebarkan kuesioner tentang pendidikan kriteria: a. Tinggi, bila responden Kuesioner a. Baik b. Cukup c. Kurang Kuesioner a. Tinggi b. Menengah c. Dasar Ordinal Ordinal

mempunyai ijazah 3 Informasi Segala sumber yang berasal dari media cetak dan elektronik yang berhubungan dengan informasi imunisasi polio tamatan perguruan tinggi. b. Menengah, bila responden tamatan SMA/MAN sederajat. c. Dasar, bila responden tamat SD/SMP sederajat Penyebaran kuesioner dengan kriteria: a. Pernah jika responden mendapatkan informasi b. tidak pernah jika responden tidak mendapatkan informasi Kuesioner a. Pernah b. Tidak pernah Ordinal C. Hipotesa Penelitian 1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5 tahun di puskesmas titeu kecamatan titeu 2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5 tahun puskesmas titeu kecamatan titeu 3. Ada hubungan informasi ibu dengan kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5 tahun puskesmas titeu kecamatan titeu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik dengan pendekatan cros sectional yaitu cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dimana pengumpulan data variable Dependen dan Independen dilakukan penelitian disaat yang bersamaan. (Notoadmojo, 2005) B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Titeu berjumlah 78 orang. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Titeu berjumlah 40 orang dengan tekhnik pengambilan sampel accindental sampling.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini di lakukan di Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie 2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 17-19 September 2013 D. Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada semua ibu yang mempunyai anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Titeu. 2. Data Sekunder Didapat dari bagian Imunisasi Puskesmas Titeu serta referensi buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian serta pendukung lainnya. E. Instrumen Penelitian Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 13 pertanyaan, diantaranya 10 pertanyaan tentang

pengetahuan 1 pertanyaan tentang pendidikan dan 2 pertanyaan tentang informasi. F. Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Budiarto (2002) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: a. Editing, Kegiatan pengeditan dimaksudkan untuk meneliti kembali atau melakukan pengecekan pada setiap jawaban yang masuk. Apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan pencocokan segera pada responden. b. Coding, Setelah selesai editing, peneliti melakukan pengkodean data yakni untuk pertanyaan tertutup melalui symbol setiap jawaban. c. Transfering, Kegiatan mengklasifikasikan jawaban, data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti. d. Tabulating, Kegiatan memindahkan data, pengelompokan responden yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi 2. Analisa Data. a. Analisa Univariat Penelitian ini bersifat deskriptif, maka dalam analisanya menggunakan perhitungan-perhitungan statistik secara sederhana berdasarkan hasil penyebaran data menurut frekuensi antar kategori.

Analisis dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Kemudian ditentukan persentase (P) dengan menentukan rumus (Budiarto, 2005) sebagai berikut. P = n F X 100% Keterangan : P = Persentase n = Sampel F = Frekuensi Teramati b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan mengunakan uji data kategori Chi square Test (X 2 ) pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (P < 0,05) sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program computer SPSS for windows. Melalui perhitungan uji Chi Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila nilai P lebih kecil atau sama dengan nilai alpha (0,05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kecamatan Titeu merupakan salah satu kecamatan baru di Kabupaten Pidie, dengan wilayah kerjanya terdiri dari 2 kemukiman, 19 gampong dengan jumlah penduduk 9.754 jiwa, yang terdiri dari laki laki 4.301 jiwa dan perempuan 5.453 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.769 KK. Sesuai data tahun 2012. Jarak dari ibu kota Kabupaten sejauh 18 Km, dengan Batas wilayah Kecamatan Pidie terdiri dari: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Pengunungan. b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bakti c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mila d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuemala. B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dari tanggal 22 Juli sampai dengan 29 Juli 2013 terhadap 78 responden di wilayah kerja Puskesmas Titeu tentang Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013, maka hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Analisa Univariat a. Pengetahuan Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu tentang Imunisasi Dasar Anak Usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Pengetahuan F Persentase (%) 1 Baik 23 29,5 2 Cukup 36 46,2 3 Kurang 19 24,3 Jumlah 78 100 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 78 responden ternyata mayoritas pengetahuan responden adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 36 responden (46,2 %). b. Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2012 No Pendidikan F Persentase (%) 1 Tinggi 12 15,4 2 Menengah 46 59,0 3 Dasar 20 25,6 Jumlah 78 100 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013 Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 78 responden ternyata mayoritas memiliki tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 46 responden (59,0 %). c. Informasi Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Informasi ibu tentang Imunisasi Dasar Anak Usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Titeu Kecamatan

Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Informasi F Persentase (%) 1 Pernah 74 94,9 2 Tidak pernah 4 5,1 Jumlah 78 100 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013 Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 78 responden ternyata mayoritas pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 74 responden (94,9%). d. Imunisasi dasar anak usia 1-5 tahun Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Usia 1-5 tahun berdasarkan KMS di wilayah kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Kelengkapan Imunisasi dasar F Persentase (%) 1 Lengkap 59 75,6 2 Tidak lengkap 19 24,4 Jumlah 78 100 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013

Dari tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 78 responden ternyata mayoritas mendapatkan imunisasi anaknya lengkap sebanyak 59 responden (75,6 %). 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah untuk menganalisa secara bersama - sama antara variabel dependen dengan variabel independent. Adapun analisa statistic yang digunakan adalah chi- square test (X 2 ). Berdasarkan data hasil penelitian dapat dilakukan analisa tentang Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie Tahun 2013, yaitu dengan memasukan hasil katagori katagori responden kedalam tabel contigensi. Selanjutnya tabel contigensi tersebut dianalisa dengan mengunakan formula chi-square test (X 2 ) dengan tingkat pemaknaan (α) adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) adalah 2. Hasil analisa statistik untuk melihat hubungan tersebut dapat dilihat pada lampiran yang telah ditabelkan pada tabel 5.5 berikut ini:

a. Hubungan antara Pengetahuan responden dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun di wilayah kerja kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2013 Kelengkapan Imunisasi Pengetahuan Lengkap Tidak Total P -Value F % F % F % Baik 23 100 0 0 23 100 Cukup 25 69,4 11 30,6 36 100 Kurang 11 57,8 8 42,2 19 100 Jumlah 59 19 78 100 0,003 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa dari 23 responden yang berpengetahuan baik semuanya memiliki imunisasi lengkap yaitu 23 responden (100%), dari 36 responden yang berpengetahuan cukup ternyata sebagian besar memiliki imunisasi lengkap yaitu sebanyak 25 responden (69,4 %), dari 19 responden dengan pengetahuan kurang ternyata sebagian

besar memiliki imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 11 responden (57,8%). Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh P-value adalah 0,003. selanjutnya dilakukan pengujian dimana P-value 0,003 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. b. Hubungan antara pendidikan responden dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun Tabel 5.6 Tabulasi Silang Antara Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun di wilayah kerja kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2013 Kelengkapan Imunisasi Pendidikan Lengkap Tidak Total P -Value F % F % F % Tinggi 12 100 0 0 12 100 Menengah 37 80,4 9 19,6 46 100 Dasar 10 50,0 10 50,0 20 100 Jumlah 59 19 78 100 0,003 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013

Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa dari 12 responden yang berpendidikan tinggi semuanya memiliki imunisasi lengkap yaitu 12 responden (100%), dari 46 responden yang berpendidikan menengah ternyata mayoritas memiliki imunisasi lengkap yaitu sebanyak 37 responden (80,44 %), dari 20 responden dengan berpendidikan dasar ternyata mayoritas memiliki imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 10 responden (50,0%). Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh P-value adalah 0,003. selanjutnya dilakukan pengujian dimana P-value 0,003 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. c. Hubungan antara informasi responden dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun Tabel 5.7 Tabulasi Silang Antara Informasi dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun di wilayah kerja kerja Puskesmas Titeu Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie Tahun 2013 Kelengkapan Imunisasi Informasi Lengkap Tidak Total P -Value F % F % F % Pernah 57 77,0 17 23,0 74 100

Tidak pernah 2 50,0 2 50,0 4 100 0,220 Jumlah 59 19 78 100 Sumber : Hasil Penelitian diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5.7 terlihat bahwa dari 74 responden yang pernah mendapatkan informasi tentang imunisasi mayoritas memiliki imunisasi lengkap yaitu 57 responden (77,0%), dari 4 responden yang tidak memiliki informasi tentang imunisasi ternyata mayoritas memiliki imunisasi lengkap yaitu sebanyak 2 responden (50,0 %). Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh P-value adalah 0,220. selanjutnya dilakukan pengujian dimana P-value 0,220 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara informasi dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. C. Pembahasan 1. Hubungan Antara Pengetahuan responden dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari 23 responden yang berpengetahuan baik semuanya memiliki iimunisasi lengkap yaitu 23 responden (100%), dari 36 responden yang berpengetahuan cukup ternyata sebagian besar memiliki imunisasi lengkap yaitu sebanyak 25 responden (69,4 %), dari 19

responden dengan pengetahuan kurang ternyata sebagian besar memiliki imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 11 responden (57,8%). Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh P-value adalah 0,003. selanjutnya dilakukan pengujian dimana P-value 0,003 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupan. Pengetahuan merupakan penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu, juga mencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum dibuktikan secara sistimatis (Slameto, 2003). Pengetahuan seseorang didapat dari pengalaman dan informasi yang didapat, baik melalui pelatihan, bimbingan, pembinaan maupun melalui pengamatan, sehingga dapat memberikan tanggapan atau respon terhadap apa yang diamatinya (Haryoto, 2003). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmaini dengan judul Gambaran status imunisasi bayi di Puskesmas Sampit Kalimantan Timur tahun 2009 mendapatkan hasil umumnya pengetahuan sedang dengan status imunisasi tidak lengkap 64%.

Asumsi peneliti adalah hasil penelitian diatas menggambarkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden dengan kelengkapan imunisasi anak 1-5 tahun di Wilayah kerja Puskesmas Titeu. hal ini terjadi disebabkan dengan pengetahuan yang baik tentang imunisasi, kegunaan imunisasi maka ibu akan berusaha untuk memberiukan imunisasi karena tampa imunisasi anak akan rentah terhadap penyakit, semakin baik pengetahuan seorang tentang imunisasi maka semakin besar kemungkinan mengimunisasi anaknya secara lengkap, demikian pula sebaliknya semakin rendah pengetahuan seseorang tentang imunisasi maka semakin kecil mengumkinan anaknya di imunisasi karena beranggapan imunisasi tidak perlu hanya mambuat bayi sakit setelah di imunisasi. 2. Hubungan Antara Pendidikan responden dengan Kelengkapan Imunisasi dasar pada anak 1-5 tahun Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari 12 responden yang berpendidikan tinggi semuanya memiliki imunisasi lengkap yaitu 12 responden (100%), dari 46 responden yang berpendidikan menengah ternyata mayoritas memiliki imunisasi lengkap yaitu sebanyak 37 responden (80,44 %), dari 20 responden dengan berpendidikan dasar ternyata mayoritas memiliki imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 10 responden (50,0%). Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh P-value adalah 0,003. selanjutnya dilakukan pengujian dimana P-value 0,003 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi pada anak 1-5 tahun.