BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

PERSEPSI ATLET TERHADAP KEBUTUHAN CAIRAN (HIDRASI) SAAT LATIHAN FISIK DAN RECOVERY PADA UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah komponen penyusun tubuh terbesar, yaitu sebanyak 50%-60%

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

Specific Dynamic Action

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL...

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

Kajian Karakteristik dan Asupan Cairan pada Atlet di SMA Negeri 1 Sewon

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: persepsi atlet, macam fungsi cairan, kadar hidrasi tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak hanya bergantung pada makanan tetapi juga minuman, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup beminggu minggu tanpa makanan, tetapi beberapa hari tanpa air maka menyebabkan kematian. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang layak diminum tanpa mengganggu kesehatan (Depkes RI, 2003). Air merupakan gizi penting karena dapat memenuhi permintaan metabolik, sehingga membantu untuk menjaga keseimbangan tubuh (Laforenza, 2005). Tubuh manusia membutuhkan air untuk hidup aktif dan sehat. Kebutuhan air dapat bervariasi tergantung pada aktivitas fisik, kelompok umur, berat badan, iklim dan diet. Pemerintah melalui Pedoman Umum Gizi Seimbang sudah menyertakan pentingnya air minum sebagai bagian dari kecukupan gizi untuk tubuh sehat (Hardinsyah, 2012). Prestasi olahraga di Indonesia cenderung mengalami pasang surut yang tidak terkontrol dan tidak stabil, bahkan akhir-akhir ini terus mengalami penurunan di ajang internasional seperti pada kejuaraan Sea Games dan Asian Games. Penurunan prestasi olahraga yang diraih Indonesia dalam event olahraga internasional ditandai dengan penurunan jumlah perolehan medali maupun peringkat (KEMENPORA, 2010). Prestasi atlet dipengaruhi beberapa faktor, 1

salah satunya adalah yang berkaitan dengan gizi (Sudiana, 2007). Salah satu unsur gizi yang penting adalah air. Konsumsi cairan yang tidak mencukupi dapat mempengaruhi kelelahan, status hidrasi dan performa atlet (Silva et al., 2011). Untuk mendapatkan atlet yang berprestasi, faktor gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat pembinaan di tempat pelatihan sampai pada saat pertandingan (Depkeskessos RI, 2000). Sebagai ilustrasi, kekurangan 2% kebutuhan hidrasi tubuh ditemukan dapat menghambat performa atlet. Hal ini terjadi mengingat volume darah yang berkurang menuntut sistem kardiovaskular dituntut untuk bekerja lebih keras untuk menyesuaikan dengan kebutuhan oksigenasi akibat aktivitas fisik yang pada akhirnya mengurangi performa fisiologis atlet. Selain itu, volume plasma yang rendah juga berdampak pada lambatnya proses eliminasi produk metabolisme hasil aktivitas fisik (Fatmah, 2011). Sehubungan dengan ini pengetahuan sangat diperlukan dalam menjaga status hidrasi yang baik. Pengetahuan merupakan aspek penting yang mempengaruhi terbentuknya tindakan seseorang termasuk dalam konsumsi air minum. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Sobana (2012) pada 120 atlet perguruan tinggi yang masing-masing 60 atlet pria dan atlet wanita sebagai control dan 60 nya lagi sebagai kelompok intervensi. Hasilnya secara signifikan atlet wanita memiliki nilai yang lebih pada pengetahuan. Namun, secara signifikan atlet pria lebih baik status hidrasinya dibandingkan pada atlet wanita. Hidrasi diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam tubuh dan merupakan syarat penting untuk menjamin fungsi metabolisme sel tubuh. Sementara

dehidrasi berarti kurangnya cairan di dalam tubuh karena jumlah yang keluar lebih besar dari jumlah yang masuk. Jika tubuh kehilangan banyak cairan, maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Menurut Asian Food Information Centre (2000), dehidrasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, serta dehidrasi tingkat berat. Dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan dan pengaturan suhu tubuh, dan pada tingkat yang sudah sangat berat, bisa berujung pada penurunan kesadaran dan koma. Dehidrasi bisa melemahkan anggota gerak, hipotonia, hipotensi dan takikardia, kesulitan berbicara bahkan terkadang juga sampai pingsan (Je quier dan Constant, 2009). Dehidrasi yang terjadi terus menerus juga bisa meningkatkan resiko penyakit batu ginjal, infeksi saluran kencing, kanker usus besar, konstipasi, obesitas, stroke pembuluh darah otak dan gangguan lainnya (Permanasari, 2010). Frank Yatsu dari Universitas Houston, Texas (AS) menambahkan bahwa pengentalan darah yang terjadi akibat kekurangan minum membuat aliran darah menjadi berat. Hal tersebut merupakan awal dari timbulnya stroke (Cahanar dan Suhandar, 2006). Tubuh akan mencapai batasnya saat 20% air dalam tubuh hilang, saat itulah semua organ dalam tubuh tidak akan bekerja dan bisa berakibat pada kematian (Rinzler, 2006). Sebuah penelitian di Brazil, mendapatkan hasil yaitu sebesar 22% pada atlet remaja ternyata masih mengkonsumsi air dibawah jumlah yang cukup (Sousa et al, 2007). Penelitian lain di Hongkong menunjukkan hasil bahwa 50% subjek penelitian minum air kurang dari 8 gelas dan bahkan 30% diantaranya minum kurang dari 5 gelas. Penelitian yang dilakukan oleh Alim (2012) pada 56 atlet

mengenai persepsi terhadap kebutuhan cairan (hidrasi) saat latihan fisik dan recovery di Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa 14,3% atlet mempunyai persepsi terhadap kebutuhan cairan (hidrasi) saat latihan fisik dan recovery yang baik; 53,6% atlet dengan persepsi cukup baik dan 32,1% atlet dengan persepsi kurang baik, serta tidak ada responden yang persepsinya berada pada kategori tidak baik. Mayoritas persepsinya berada pada kategori cukup baik (53,6%). Studi dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jennifer (2012) tentang status hidrasi, keseimbangan cairan dan keringat pada 34 atlet sepak bola wanita di kanada pada lingkungan yang dingin, hasilnya menunjukkan bahwa 45% dari pemain dalam keadaan hypohydrated dengan asupan cairan yang rendah (63,6% pemain mengkonsumsi cairan <250 ml). Sehubungan dengan ini, atlet/individu yang memulai latihan/pertandingan-nya dengan level hidrasi tubuh yang baik akan mempunyai performa daya tahan (endurance), kecepatan respon atau reaksi dan juga performa olahraga yang lebih prima. Hal ini membuat strategi hidrasi yang baik menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi atlet profesional dunia tidak hanya untuk menjaga performa olahraganya namun juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Cara yang paling mudah dan akurat untuk mengetahui status/level hidrasi tubuh sebelum olahraga adalah dengan melihat warna dan volume urin saat buang air kecil. Warna urin cerah dengan volume yang banyak menunjukan level hidrasi yang baik, sedangkan warna urin yang gelap atau keruh dengan volume yang sedikit menunjukan level hidrasi yang rendah di dalam tubuh.

Marching band merupakan cabang olahraga yang melakukan aktifitas fisik untuk jangka waktu yang lama. Diperkirakan bahwa atlet marching band latihan pada intensitas 4,5-6 Metabolik Equivalents (METs). Kategori MET ini hampir sama dengan kategori olahraga seperti tenis, golf, dan bersepeda (Sharma et al., 2008). Hal tersebut menunjukkan bahwa cabang olahraga Marching band juga memerlukan perhatian khusus terkait pemenuhan gizinya untuk mencapai performa yang optimal.namun kenyataannya, meskipun atlet marching band memiliki intensitas aktifitas fisik yang tinggi, sebagian besar populasi ini belum banyak dipelajari, terutama yang berkaitan dengan status hidrasi yang sebenarnya dapat menunjang prestasi mereka (Sharma et al., 2008). Secara ideal pada saat latihan atau juga dalam pertandingan atlet disarankan untuk minum air secara rutin agar level hidrasi di dalam tubuh dapat terjaga. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Putriana (2014) pada 47 atlet sepak bola remaja laki-laki (usia 13-16 tahun) Rerata konsumsi cairan pada periode latihan (1678,77±457,99 ml) masih kurang dari kebutuhan (2400-3400 ml). Rerata keringat yang hilang adalah 1364,19±448,68 ml. Semua atlet sepak bola remaja mengalami dehidrasi, sebagian besar mengalami significant dehydration (89,4%) dan yang lain mengalami minimal dehydration (10,6%). Penting bagi atlet untuk dapat menjaga level hidrasi di dalam tubuh melalui pola konsumsi cairan secara rutin baik pada saat sebelum dan sedang berolahraga dan setelah berolahraga agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan baik terutama fungsi thermoregulasi (pangaturan panas). Dengan pola konsumsi rutin ini juga diharapkan agar berkurangnya cairan dari dalam tubuh saat latihan tidak

melebihi 2%, karena pada nilai lebih dari 2% performa tubuh sudah berkurang sebesar 10%. Melihat banyaknya faktor terkait gizi yang berperan penting dalam menunjang performa atlet, dengan ini peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang cairan, konsumsi cairan, IMT dan status hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten 2016. B. Identifikasi Masalah Konsumsi air seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, aktivitas fisik, pengetahuan, status ekonomi, suhu dan kelembaban lingkungan. Penelitian oleh Hardinsyah et al.(2009) di Indonesia menunjukkan bahwa remaja merupakan kelompok yang paling tinggi mengalami dehidrasi ringan. Dengan melihat latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagaiberikut: 1. Terbatasnya pengetahuan atlet akan pentingnya kebutuhan cairan (hidrasi) untuk menunjang aktivitas saat berlatih. 2. Belum diketahuinya strategi minum yang baik agar hidrasi tubuh selalu terjaga. 3. Terbatasnya pengetahuan atlet tentang dehidrasi yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan konsentrasi, kecepatan reaksi, meningkatkan suhu tubuh dan menghambat laju produksi energi.

C. Perumusan Masalah Air merupakan salah satu unsur penting dalam tubuh. Namun, konsumsi air lebih sering dilupakan dibandingkan zat gizi lainnya. Konsumsi cairan yang kurang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan. Selain itu, pada atlet marching band kebutuhan cairan diperlukan agar level hidrasi di dalam tubuh dapat terjaga. Berdasarakan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah adalah bagaimana perbedaan pengetahuan tentang cairan, konsumsi cairan, IMT dan status hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten 2016. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang cairan, konsumsi cairan, IMT dan status hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten tahun 2016. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui karakteristik atlet marching band di Pelatda PON Banten. b. Mengidentifikasi pengetahuan tentang cairan pada atlet marching band di Pelatda PON Banten. c. Mengidentifikasi konsumsi cairan atlet marching band di Pelatda PON Banten.

d. Mengidentifikasi IMT atlet marching band di Pelatda PON Banten. e. Mengidentifikasi status hidrasi atlet marching band di Pelatda PON Banten. f. Menganalisis perbedaan pengetahuan tentang cairan dan status hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten. g. Menganalisis perbedaan IMT dan status hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sampel Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan bagi atlet marching band Pelatda PON Banten mengenai pengetahuan tentang cairan, konsumsi cairan dan status hidrasi serta meningkatkan kepedulian akan pentingnya asupan cairan dengan cara mengkonsumsi cairan secara rutin dalam jumlah yang cukup baik pada saat sebelum latihan, saat latihan maupun setelah latihan. 2. Bagi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Bagi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang cairan, tingkat kebutuhan cairan, konsumsi cairan dan status hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten serta bermanfaat sebagai bahan informasi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program perencanaan gizi serta penanganan masalah gizi terutama masalah hidrasi.

3. Bagi Peneliti Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) Gizi di Universitas Esa Unggul Jakarta serta menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat hidrasi pada atlet marching band di Pelatda PON Banten dan sebagai media untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah. 4. Bagi Pelatih dan Official KONI Banten Memberikan gambaran pentingnya dapat menjaga level hidrasi di dalam tubuh melalui pola konsumsi cairan secara rutin baik pada saat sebelum dan sedang berolahraga dan setelah berolahraga agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan baik sehingga diharapkan pelatih dan official dapat selalu memperhatikan dan memantau perkembangan status hidrasi atletnya.