Telepon: , , Faksimili: ,

dokumen-dokumen yang mirip
Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

Nomor : 432l45lBGL.Yl2014 Sifat I. PENDAHULUAN

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH,

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

G. TALANG, SUMATERA BARAT

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB III METODA PENELITIAN

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 25 Maret 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 19 Maret 2009

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

BADAN GEOLOGI - ESDM

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KELUD TAHUN 2014 DI KOTA BATU

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 16 April 2009

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 21 Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

BAB III METODE PENELITIAN

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 25 April 2009

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 31 Agustus 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 04 Juni 2009

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA

Transkripsi:

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371 Faksimili: 022-7216444, 021-5228372 E-mail: geologi@bgl.esdm.go.id Nomor : 2607/45/BGL.V/2016 26 September 2016 Sifat : Penting Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Peningkatan Tingkat Aktivitas G. Bromo dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) Yang Terhormat, 1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2. GubernurJawaTimur 3. Bupati Probolinggo 4. Bupati Malang 5. Bupati Pasuruan Bersama ini dengan hormat disampaikan peningkatan tingkat aktivitas Gunung api Bromo (G. Bromo) di Provinsi Jawa Timur dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). I. PENDAHULUAN G. Bromo secara geografis terletak pada 7 55 30 LS dan 11237 00 BT dengan tinggi puncaknya 2329 meter dari permukaan laut. Secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Pada November 2010 aktivitas G. Bromo meningkat sehingga pada 23 November 2010 pukul 08:00 WIB, tingkat aktivitas G. Bromo dinaikan dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga). Aktivitas masih terus meningkat sehingga pada tanggal 23 November 2010, pukul 15.30 WIB dinaikan lagi dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas). Pada Desember 2010 potensi ancaman dari erupsi mulai berkurang (walaupun erupsi masih tetap terjadi) sehingga pada tanggal 8 Desember 2010, pukul 12.00 WIB tingkat aktivitas diturunkan dari level IV (Awas) menjadi level II (Siaga), dan pada tanggal 13 Juni 2011, pukul 18.00 WIB tingkat aktivitas G. Bromo diturunkan dari level III (Siaga) menjadi level II (Waspada). Aktivitas vulkanik G. Bromo terjadi peningkatan sehingga tingkat aktivitas dinaikkan dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) sejak 4 Desember 2015 Pukul 14.00 WIB, dan tanggal 26 Februari 2016, pukul 13.00 WIB tingkat aktivitas G. Bromo di turunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada). II. PEMANTAUAN 1. Visual 1 15 Juni 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat laut-barat, suhu udara 7-26C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-600 meter di atas bibir kawah, sesekali teramati sinar api di kawah, dan suara gemuruh dari kawah, tercium bau belerang sampai Pos PGA Bromo.

16 23 Juni 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat laut-barat, suhu udara 7-20C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-900 meter di atas bibir kawah, tercium bau belerang sampai Pos PGA Bromo. 24 Juni 17 Juli 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat lautbarat, suhu udara 8-20C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-1200 meter di atas bibir kawah, kadang tercium bau belerang sampai Pos PGA Bromo, dan teramati sinar api di kawah. 18 31 Juli 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat laut-barat daya, suhu udara 6-24C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-1000 meter di atas bibir kawah, terdengar suara gemuruh lemah-kuat, kaca/pintu pos bergetar. 1 15 Agustus 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat lautbarat daya, suhu udara 7-22C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-800 meter di atas bibir kawah, terdengar suara gemuruh lemah-kuat, kaca/pintu pos bergetar. 16 31 Agustus 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat lautbarat daya, suhu udara 4-24C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-800 meter di atas bibir kawah, terdengar suara gemuruh lemah-kuat. 1 15 September 2016, cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat - barat daya, suhu udara 6-24C teramati asap kawah putih tipis-tebal hingga kelabu kecoklatan, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-900 meter di atas bibir kawah, terdengar suara gemuruh lemah-kuat, kaca/pintu pos bergetar, teramati sinar api samar-samar dari kawah. 16 25 September 2016 (hingga Pukul 18.00), cuaca terang hingga mendung, angin tenang ke barat -barat daya, suhu udara 8-20C. huja gerimis-deras (45.3 mm). Teramati asap kawah putih tipis-tebal, kebiruan tipis hingga kelabu kecoklatan kemerahan tipis-tebal, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap berkisar 50-800 meter di atas bibir kawah, terdengar suara gemuruh lemah-sedang, kaca/pintu pos bergetar, teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah. 2. Kegempaan 1 15 Juni 2016, terekam Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 35 mm (dominan 3 mm), 12 kali Gempa Hembusan, 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), ), 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 5 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). 16 23 Juni 2016, terekam Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 25 mm (dominan 3 mm), 18 kali Gempa Hembusan, 4 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), dan 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). 24 Juni 17 Juli 2016, terekam 25 kali Gempa Letusan, 52 kali Gempa Hembusan, Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 21 mm (dominan 1 3 mm), 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 1 (satu) kali Gempa Tektonik Jauh (TJ).

18 31 Juli 2016, terekam 1 (satu) kali Gempa Letusan, 4 kali Gempa Hembusan, Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 23 mm (dominan 1 3 mm), 4 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 8 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 3 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). 1 15 Agustus 2016, terekam 1 (satu) kali Gempa Hembusan, Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 35 mm (dominan 1 3 mm), 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 5 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 4 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). 16 31 Agustus 2016, terekam 1 (satu) kali Gempa Hembusan, Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 27 mm (dominan 1 3 mm), 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 4 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). 1 15 September 2016, terekam Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 23 mm (dominan 1 3 mm),1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 5 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). 16 25 September 2016 (hingga Pukul 18.00), terekam Gempa Tremor menerus amplituda maksimum 0,5 17 mm (dominan 1 3 mm), 63 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 3 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), dan 5 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ). Periode 1 25 September 2016 gempa yang terekam adalah Gempa Tremor menerus yang amplituda maksimum berfluktuatif berkisar 0,5 23 mm (dominan 1 3 mm), Gempa Hembusan, Gempa Vulkanik Dangkal (VB), dan Gempa Vulkanik Dalam (VA). Sejak 24 September 2016 terjadi peningkatan signifikan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang mencapai jumlah 63 kejadian dan kejadian tremor menerus hari ini sejak pukul 13:00 WIB. (Lampiran 1) 3. Deformasi Pemantauan deformasi di G. Bromo menggunakan metoda EDM (Elektronik Distance Measurement) dan Tiltmeter. Metoda pengukuran EDM dilakukan dengan menggunakan 3 titik pantau yang permanen di G. Kursi, Bromo dan G. Batok. Pengukuran EDM dalam periode 16-24 September 2016, terutama pada data 3 hari terakhir, menunjukkan kecenderungan inflasi (Lampiran 2). Pengukuran dengan tiltmeter dan borhole tiltmeter (berjarak 600 meter dari kawah aktif) tidak dapat dilakukan sejak 18 September 2016 karena sebagian besar komponen alat penunjang hilang sehingga pengukuran tiltmeter belum dapat dilakukan lagi. 4. Geokimia Pengukuran fluks gas SO2 di G. Bromo bertujuan mengukur konsentrasi gas SO2 (Sulfur Dioksida/belerang oksida) dalam asap hembusan/letusan G. Bromo yang dimulai sejak tanggal 17 Juli 2016. Pada periode tanggal 7 24 September 2016 fluks SO2 berkecenderungan berfluktuasi. (Lampiran 3).

III. POTENSI BAHAYA Potensi erupsi magmatik menerus masih dapat terjadi, yang dapat disertai sebaran material vulkanik hasil erupsi berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 km dari pusat erupsi. IV. KESIMPULAN Aktivitas kegempaan, yang didominasi oleh Gempa Vulkanik Dangkal (VB), getaran tremor, dan deformasi yang menunjukkan kecenderungan inflasi. Pada periode September 2016 terdengar suara gemuruh dari kawah G. Bromo, diikuti oleh keluarnya asap tebal dari lubang kawah dengan tinggi 50-900 m, dan teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah Ancaman erupsi magmatik berupa abu dan lontaran material pijar bisa terjadi sampai radius 2,5 km. Berdasarkan data pengamatan dan analisa data kegempaan, visual, dan potensi bahaya erupsi maka tingkat aktivitas G. Bromo dinaikan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (SIAGA ) terhitung 26 September 2016 Pukul 06:00 WIB. Tingkat aktivitas G. Bromo akan dinaikan/diturunkan jika terjadi peningkatan/penurunan aktivitas yang dipantai secara intensif oleh ahli gunungapi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. V. REKOMENDASI Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Bromo Level III (SIAGA), maka direkomendasikan 1. Masyarakat di sekitar G. Bromo dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif G. Bromo. 2. Masyarakat di sekitar G. Bromo diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Bromo, dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap kejadian erupsi yang menerus dan lebih besar. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD) dan Pemerintah Kabupaten/BPBD Probolinggo, Malang dan Pasuruan tentang aktivitas G. Bromo. 3. Jika terjadi erupsi yang disertai hujan abu (arah bergantung besar dan arah angin), masyarakat agar menyiapkan/menggunakan masker penutup hidung dan pelindung mata. 4. Pemerintah Kabupaten Probolinggo diharapkan segera memasang papan-papan peringatan di lautan pasir yang menyatakan batas radius 2,5 km dari Kawah G. Bromo.

5. Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Bromo di Desa Ngadisari, Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. 6. Agar BPBD Kabupaten Probolinggo, Malang dan Pasuruan senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Bromo di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat). 7. Badan Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BNPB, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (BPBD), dan BPBD Kabupaten Probolinggo tentang aktivitas G. Bromo. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamannya kami ucapkan terima kasih. Tembusan : 1. Kepala Badan Geologi 2. Sekretaris Badan Geologi 3. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana KEMENDAGRI 4. Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan 5. Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 6. Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan 7. Inspektorat Jenderal KESDM 8. Biro HukumKESDM 9. Pusat Data dan Teknologi Informasi KESDM 10. Pusat Komunikasi Publik KESDM 11. Mabes TNI 12. Mabes POLRI 13. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 14. BPBD Provinsi Jawa Timur 15. BPBD Kabupaten Probolinggo 16. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Timur 17. Bandara Juanda Surabaya

Lampiran 1. Grafik Harian Kegempaan G. Bromo periode 1Januari 2016 24 September 2016. Periode 1 Juni 2016 24 September 2016 gempa yang terekam adalah Gempa Letusan, Gempa Tremor menerus yang amplituda maksimum berfluktuasi berkisar 0,5 23 mm (dominan 1 3 mm). Terjadi peningkatan amplituda gempa tremor menerus pada tanggal 25 September 2016, dan jumlah Gempa Vulkanik Dangkal (VB) pada 24 September 2016.

Lampiran 2. Grafik EDM periode 7 Februari 24 September 2016 Pengukuran EDM sering terkendala kabut, pengukuran EDM mulai tanggal 7 Februari menggunakan titik baru. Hasil pengukuran pada periode 15-24 September 2016, deformasi berkecenderungan inflasi.

Lampiran 3. Grafik Fluks SO2 G. Bromo periode 17 15 September 2016 Pengukuran fluks gas SO2 di G. Bromo (sering terkendala kabut) yang bertujuan mengukur konsentrasi gas SO2 (Sulfur Dioksida/belerang oksida) dalam asap hembusan/letusan G. Bromo dimulai kembali pada tanggal 17 Juli 2016. Pengukuran sebelumnya pernah diukur pada Oktober 2005, Maret 2007, Desember 2008, dan Desember 2009. Pada periode tanggal 7 24 September 2016 fluks gas SO2 berkecenderungan berfluktuasi.

Lampiran 4. Peta Kawasan Rawan Bencana G. Bromo