PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON SKRIPSI

Model Regresi Zero Inflated Poisson Pada Data Overdispersion

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN:

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PENERAPAN HURDLE NEGATIVE BINOMIAL PADA DATA TERSENSOR

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, ISSN:

Penerapan Hurdle Negative Binomial pada Data Tersensor

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

BAGAN KENDALI ZERO INFLATED POISSON ADRIAN MATANDUNG. Pembimbing 1. Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si, 2. Dr. La Podje Talangko, M.Si.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI GENERALIZED POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMODELAN KEMATIAN BALITA MALNUTRISI DENGAN PENDEKATAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) REGRESSION DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI POISSON YANG DIPERUMUM UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

EARLY WARNING SYSTEM JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN METODE ZERO TRUNCATED NEGATIVE BINOMIAL

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI POISSON TERGENERALISASI TERBATAS DENGAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

Kata Kunci Overdispersi, regresi Zero-Inflated Generalized Poisson (ZIGP), Tetanus Neonatorum.

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2013 DAN 2014 DENGAN PENDEKATAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF

E-Jurnal Matematika Vol. 3 (3), Agustus 2014, pp ISSN:

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print)

PENERAPAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON DENGAN METODE BAYESIAN

(R.6) REGRESI MULTILEVEL ZERO INFLATED POISSON UNTUK PEMODELAN DATA RESPON COUNT (Studi Kasus: Kejadian Kematian Bayi)

PEMODELAN INFANT MORTALITY RATE (IMR) DENGAN PENDEKATAN ZERO INFLATED POISSON REGRESSION BERBASIS ALGORITMA EM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA DI PAPUA TAHUN 2015 DENGAN METODE REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP)

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dari masyarakat internasional. Menurut data World

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

ESTIMASI EROR STANDAR PARAMETER REGRESI LOGISTIK MENGGUNAKAN METODE BOOTSTRAP

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PEMODELAN JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI POISSON UNTUK WILAYAH REGIONAL 2 INDONESIA (SUMATERA)

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Prosiding Statistika ISSN:

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Bojonegoro Dengan Menggunakan Metode Analisis Regresi Binomial Negatif

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

Dosen Pembimbing : Dr. Purhadi, M.Sc

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang tema yang diambil dalam

PERBANDINGAN REGRESI ZERO INFLATED POISSON (ZIP) DAN REGRESI ZERO INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) PADA DATA OVERDISPERSION

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Saintia Matematika ISSN: Vol. 02, No. 04 (2014), pp

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pembelian Barang Tahan Lama Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Tobit

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

GENERALIZED POISSON REGRESSION (GPR)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah sejenis penyakit menular pada manusia. Sekitar

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

PENERAPAN REGRESI POISSON UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH SISWA SMA/SMK YANG TIDAK LULUS UN DI BALI

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

Sarimah. ABSTRACT

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

EARLY WARNING SYSTEM (EWS) UNTUK PREDIKSI KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI INDONESIA: PENDEKATAN MODEL REGRESI LOGISTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

Jurnal Matematika Vol. 2 No. 2, Desember ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui fenomena yang akan terjadi pada periode mendatang akan

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Analisis Data Kategorikal

Perbandingan Analisis Generalized Poisson Regression

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

METODE PREDICTION CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS (PCFA) UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK USER DAN NON USER MOTOR X DI JAWA BARAT ABSTRAK

PUSPA DEWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari data Profil

APLIKASI REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN GENERALIZED POISSON DALAM MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Kajian Generalisasi Distribusi Binomial yang Bertipe COM-Poisson dan Sifat-Sifatnya

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

ESTIMASI PARAMETER REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARES

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI COM-POISSON UNTUK DATA TERSENSOR KANAN MENGGUNAKAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD. Oleh DIAN ANGGRAENI NIM.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO ADJUSTED INVERSE GAUSSIAN (ZAIG) UNTUK MENENTUKAN BESAR KLAIM

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

PENGUJIAN KESAMAAN BEBERAPA MODEL REGRESI NON LINIER GEOMETRI (Studi Kasus : Data Emisi CO 2 dan Gross Nation Product di Malaysia, Bhutan, dan Nepal)

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

PEMODELAN POPULASI WERENG HIJAU PENYEBAB PENYAKIT TUNGRO PADA PADI DI KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN REGRESI ZERO-INFLATED POISSON SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

MODEL ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN DISTRIBUSI MIXED POISSON ABSTRACT

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 0 PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON Nurul Fittriyah, Alfian F. Hadi, Yuliani Setia Dewi 3,,3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember E-mail: afhadi@unej.ac.id Abstrak Penyakit Difteri merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya, karena terdapat 37 kasus kematian dari 955 kasus. Bakteri Corynebacterium diphteriae menyerang saluran pernafasan atas, racun menyebar melalui darah dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh terutama jantung dan saraf. Analisis regresi yang digunakan untuk variabel takbebas berupa data count adalah analisis regresi Poisson, namun seringkali terjadi overdispers pada regresi Poisson. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan regresi Binomial Negatif, namun seringkali overdispersi pada data cacahan dapat disebabkan oleh ecess zeros dan untuk mengatasinya digunakan regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP). Keterkaitan antara prosentase cakupan desa/kelurahan UCI, jumlah kasus gizi buruk, prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin, prosentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat, serta jumlah puskesmas dengan banyaknya kematian akibat penyakit difteri dapat didekati dengan analisis statistika yang mengkaji tentang hubungan variabel takbebas dan variabel bebas, yaitu analisis regresi. Langkahlangkah dalam penelitian ini adalah, pertama melakukan kajian pustaka tentang difteri. Kedua, melakukan pengujian model regresi Poisson pada data. Ketiga, mengidentifikasi overdispersi serta ecess zeros. Keempat melakukan pengujian model regresi Binomial Negatif dan ZIP secara saturated dan full model dengan bantuan program R. Langkah terakhir membandingkan nilai log- likelihood dari model yang didapatkan untuk mendapatkan model terbaik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model terbaik diperoleh dari model regresi ZIP dengan nilai log-likelihood sebesar -9,9. Kata Kunci: Difteri, Ecess zeros, Overdispersi, Regresi Binomial Negatif, Regresi Zero-Inflated Poisson. Pendahuluan Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat, melalui pembangunan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas hidup manusia. Pembangunan Kesehatan di Indonesia mempunyai beban ganda, dimana penyakit menular masih menjadi masalah. Salah satu upaya pencegahannya adalah dengan pemberian vaksin. Difteri merupakan salah satu penyakit menular yang telah ditemukan vaksinnya serta telah dijadikan program imunisasi nasional, namun adanya peningkatan jumlah kasus sebanyak dua

Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... 0 kali lipat dalam waktu tahun pada tahun 0 di Provinsi Jawa Timur menjadikan status difteri sebagai kejadian luar biasa. Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus difteri terbesar di Indonesia yaitu sebesar 74%, meskipun demikian terdapat kabupaten/kota yang jumlah kamatian akibat difteri bernilai nol atau tidak ada kematian akibat difteri []. Keterkaitan faktor-faktor penyebab banyaknya kematian yang diakibatkan difteri dapat didekati dengan analisis statistika yang mengkaji tentang hubungan variabel takbebas dan variabel bebas, yaitu analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan untuk variabel takbebas berupa data count adalah analisis regresi Poisson []. Pada regersi Poisson terdapat asumsi yang harus dipenuhi yaitu mean dan varian harus bernilai sama, namun seringkali dijumpai data count dengan varian lebih besar dari meannya yang disebut overdispersi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi overdispersi pada regresi Poisson adalah regresi Binomial Negatif. Pada distribusi Binomial Negatif varian tidak konstan seperti pada model Poisson, sehingga jika data yang dianalisis memiliki varian yang terlalu menyebar lebih baik digunakan model regresi Binomial Negatif [3]. Namun apabila dalam data penelitian terdapat banyak nilai nol maka dapat menyebabkan overdispersi pada regresi Poisson. Model regresi Zero-Inflated Poisson merupakan suatu metode untuk memodelkan data yang memiliki ecess zeros, model ini juga sekaligus menangani overdispersi yang terjadi [4]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model terbaik terhadap jumlah kematian akibat difteri tahun 0 di Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan regresi Binomial Negatif dan Zero-Inflated Poisson. OVERDISPERSI: REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN REGRESI ZERO-INFLATED POISSON Suatu peristiwa count mengacu pada berapa kali peristiwa itu terjadi. Metode utama yang dikembangkan untuk memahami distribusi dari data cacah (count) adalah regresi Poisson, dan kemudian menjadi metode standar yang digunakan untuk memodelkan data cacah [5]. Peubah acak Y dikatakan mengikuti distribusi Poisson, jika fungsi kepadatan peluangnya berbentuk: p(y) = e μ μ y y! Pada regresi Poisson terdapat asumsi yang harus dipenuhi yaitu mean dan varian harus bernilai sama, namun seringkali dijumpai data count dengan varian lebih besar dari meannya yang disebut overdispersi [6]. Overdispersi pada regresi Poisson dapat menyebabkan standard error dari taksiran parameter regresi yang dihasilkan memiliki kecenderungan untuk menjadi lebiih rendah dari seharusnya. Overdipersi pada regresi Poisson dapat dideteksi dengan melihat nilai dari pearson Chi-square dan residual deviaance yang dibagi dengan derajat bebasnya. Apabila kedua nilai ini lebih besar dari satu maka dikatakan overdispersi pada data [7]. Salah satu metode yang dikembangkan untuk mengatasi masalah overdispersi adalah model regresi Binomial Negatif. Model regresi Binomial Negatif dapat digunakan baik dalam keadaan equidispersion ataupun overdispersi. Model regresi Binomial Negatif yang dibangun memiliki sebaran Binomial Negatif dengan parameter μ dan k, dimana μ = αβ dan k = α, sehingga mean dan varian masing-masing adalah sebagai berikut.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 03 E(Y) = μ dan Var(Y) = μ + kμ Sehingga sebaran Y menjadi: f(y, μ, k) = Γ(y + k ) y! Γ(k ) ( kμ y + kμ ) ( + kμ ) Salah satu permasalahan regresi Poisson yaitu ecess zeros, dimana jumlah respon 0 yang diamati melebihi jumlah respon 0 yang diperkirakan oleh model. Data yang overdispersi terkadang disebabkan oleh ecess zeros. Dalam hal ini, munculnya kelebihan nol dapat diatasi dengan menggunakan model yang mengakomodasi overdispersi. Dalam banyak kasus nilai nol memiliki arti penting dalam penelitian yang bersangkutan, apabila nilai nol memiliki arti penting dalam penelitian maka dat tersebut harus dimasukkan dalam analisis. Ecess zeros dapat dilihat pada proporsi variabel respon yang bernilai nol lebih besar dari data diskrit lainnya [8]. Model Zero-Inflated Poisson pertama kali diperkenalkan oleh Lambert (99). Jika Y i merupakan variabel acak takbebas yang berdistribusi Zero-Inflated Poisson, maka penelitian nol dapat dikembangkan dalam dua langkah, yaitu [9]: 0, dengan peluang ω Y i ~ { Poisson(λ i ), dengan peluang ( ω) dengan mean dan variannya adalah sebagai berikut: E(Y i ) = ( ω)λ i = μ i dan var(y i ) = μ i + ( ω ω ) μ i Jika Y i merupakan variabel acak independen yang berdistribusi ZIP, nilai nol pada observasi diduga muncul dalam dua cara yang sesuai untuk keadaan (state) yang terpisah. Keadaan pertama disebut zero-state terjadi dengan probabilitas ωdan menghasilkan hanya observasi bernilai nol, sementara keadaan kedua disebut Poisson state terjadi dengan probabilitas ( ω). Sehingga model regresi Zero-Inflated Poisson didefinisikan sebagai berikut: ω + ( ω)e λ untuk Y i = 0 P(Y i = y i ) = { ( ω) e λ λ y i untuk Y y i! i =,,, n yang dinotasikan dengan Y i ~ZIP(λ, ω), dan untuk memodelkan ω umumnya digunakan model logit, yaitu: ω = ep(z i T λ) + ep(z T i λ) Untuk menerapkan model Zero-Inflated Poisson dalam model yang lebih praktis, Lambert (99) menyarankan hubungan model untukdanadalah sebagai berikut. log(λ) = i T β dan logit (ω) = log ( ω ω ) = i T γ dimana merupakan matriks kovarian sedangkan β dan γ adalah matriks berukuran (p + ) dan (q + ) dari parameter yang tidak diketahui atau yang akan ditaksir. k

Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... 04 3 Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Data tersebut merupakan datadata setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur tahun 0. Data yang digunakan adalah data jumlah kematian yang diakibatkan oleh difteri sebagai variabel respon (Y), dengan variabel-variabel prediktor () meliputi:. Cakupan desa/kelurahan UCI ( ). Jumlah kasus gizi buruk ( ) 3. Prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin ( 3 ) 4. Rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat ( 4 ) 5. Jumlah Puskesmas ( 5 ) Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software R, dan paket yang digunakan adalah paket MASS dan pscl. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:. Melakukan kajian pustaka tentang KLB difteri di Provinsi Jawa Timur tahun 0 serta menentukan faktor apa saja yang diduga mempengaruhi jumlah kematian akibat difteri. Memodelkan jumlah kematian akibat difteri menggunakan model regresi Poisson dengan software program R 3. Mengidentifikasi overdipersi dan ecess zeros 4. Pengujian model regresi Binomial Negatif dengan menggunakan software program R secara full dan saturated model 5. Pengujian model regresi Zero-Inflated Poisson dengan menggunakan software program R secara full dan saturated model 6. Membandingkan model-model yang telah didapatkan pada pengujian model regresi Binomial Negatif dan Zero-Inflated Poisson dengan melihat nilai Log-likelihood sehingga didapatkan model terbaik. 4 Hasil dan Pembahasan Model regresi Poisson, Binomial Negatif dan Zero-Inflated Poisson dapat dibentuk dari variabel takbebas dan beberapa variabel bebas yang diduga mempengaruhi. Pemodelan jumlah kematian akibat difteri mempunyai beberapa kombinasi model yang diperoleh dari full dan saturated model. Pengujian kesesuaian model regresi pada penelitian ini menggunakan uji rasio likelihood yang didefinisikan sebagai berikut [0]: L(y: w ) G = log [ L(y; Ω ) ] Perumusan hipotesis pengujian kesesuaian model regresi Binomial Negatif adalah sebagai berikut []: H 0 : β 0 = β = = β k = 0 H : β j 0, j =,,, k

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 05 statistik ujinya adalah: n G = {y i log ( y i ) (y μ i + α ) log ( + αy i )} i + αμ i G~X i= Sedangkan perumusan hipotesis untuk model regresi ZIP adalah sebgai berikut []: H 0 : β = β = = β p = γ = γ = = γ p = 0 H : paling sedikit ada satu β j atau γ j 0, j =,,.., p Dengan statistik uji sebagai berikut. n G = ( z i T i γ log( + ep( T i γ )) + ( z i )(y i T i β ) ) i= n ( z i y 0 log( + T i y ) + ( z i )(y i β o ep(β 0)) ) i= Pengujian parameter pada model regresi ZIP terbagi menjadi dua yaitu model log dan model logit. Perumusan hipotesis untuk model log adalah sebagai berikut: H 0 : β r = 0, r =,,, k H : β r 0 Sedangkan perumusan untuk model logit adalah sebagai berikut: H 0 : γ r = 0, r =,,, k H : γ r 0 Model regresi Poisson untuk full model adalah sebagai berikut: μ = ep(,006086 0,077546i + 0,039478 i + 0,039478 3i 0,0030006 4i + 0,0365877 5i ) dengan nilai log-likelihood dari full model Poisson adalah sebesar -60,990. Asumsi yang harus dipenuhi dari regresi Poisson adalah kesetaraan mean dan varian. Apabila variabel respon mengalami overdispersi maka model regresi Poisson tidak sesuai. Taksiran dispersi dapat diukur dengan nilai Residual deviance yang dibagi dengan derajat bebasnya, apabila nilai taksiran dispersi lebih dari maka ada indikasi overdispersi. Full model dari regresi Poisson di atas mengalami overdispersi, karena nilai taksiran dispersi dari model tersebut adalah,66. Seluruh kombinasi model regresi Poisson yang diperoleh dari saturated model diketahui mengalami overdispersi, karena nilai-nilai dari taksiran dispersi model-model tersebut lebih besar dari satu. Salah satu penyebab terjadinya overdispersi adalah adanya ecess zeros. Ecess zeros dapat dilihat dari proporsi variabel respon yang bernilai nol lebih besar dari data diskrit lainnya [9]. Berikut disajikan grafik proporsi jumlah kematian akibat difteri tahun 0 di Provinsi Jawa Timur: n i= n i=

Banyak Data Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... 06 5 4 0 5 0 5 0 7 0 3 4 7 Banyaknya Kematian akibat difteri Gambar Grafik Proporsi Data Dari Gambar diketahui bahwa proporsi variabel respon yang bernilai nol adalah sebanyak 4 data atau 75% dari data kematian tersebut bernilai nol, sehingga disimpulkan bahwa data tersebut mengalami ecess zeros. Selain ecess zeros, data juga diperiksa terdapat outlier atau tidak. Karena jika dalam data terdapat outlier akan menyebabkan model tidak sesuai untuk menggambarkan data. Untuk memeriksa terdapat outlier digunakan bantuan program R dengan fungsi sebagai berikut: > outlier.test(glm(y~++3+4+5,family=poisson(log), data=difteri)) ma rstudent = 6.588096, unadjusted p = 4.455036e-, Bonferroni p =.6994e-09 Observation: 7 Dari keluaran program tersebut diketahui bahwa pengamatan ke-7 dideteksi sebagai outlier, sehingga harus dikeluarkan. Untuk mengatasi masalah overdispersi dan ecess zeros model regresi Poisson tersebut, maka perlu dilakukan analisis dengan model regresi Binomial Negatif dan ZIP. Berikut ini adalah model regresi Binomial Negatif untuk full model setelah pengamatan ke-7 dikeluarkan: μ = ep( 4,0564935 0,008504i + 0,00643 i + 0,07908 3i + 0,00064 4i + 0,030073 5i ) dengan nilai log-likelihood dari model di atas adalah -34,83748. Untuk mendapatkan terbaik dari model Binomial Negatif maka akan dibandingkan nilai-nilai log-likelihood dari model yang didapatkan. Berikut disajikan tabel hasil penelitian tentang pengujian hipotesis untuk keseuaian model regresi Binomial Negatif.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 07 No. 3 4 5 6 7 8 9 0 Tabel. Rangkuman Model Regresi Binomial Negatif dengan Dua Variabel Bebas Log- Variabel G Likelihood Hitung df X v,α Keputusan P-value Sig 0,308 ns -40,948,5 Tolak H 0,05 * 0,606094 ns -37,96837 6,678 Terima H 3 0,000377 *** 0,547 ns -43,636 7,5876 Tolak H 4 0,753 ns 0,887 ns -43,47 7,695 Tolak H 5 0,47 ns 0,0383 * -36,389,6084 Terima H 3 0,00075 *** 4 9,488 0,086 * -4,0467,7344 Tolak H 4 0,686 ns 0,059 ns -4,064,4495 Tolak H 5 0,479 ns 3 0,0005 *** -37,3003 4,9566 Terima H 4 0,980 ns 3 0,00050 *** -36,65963 3,6443 Terima H 5 0,3667 ns 4 0,5 ns -43,947 6,7839 Tolak H 5 0,6 ns Berdasarkan Tabel, dari sepuluh model regresi Binomial Negatif dengan dua variabel bebas yang dibentuk menghasilkan empat model yang sama dengan full model, karena G Hitung < X v,α sehingga keputusan yang diperoleh dari model-model tersebut adalah Terima H 0. Selanjutnya diseleksi untuk memperoleh model terbaik dari model-model tersebut, model dengan nilai log-likelihood terbesar dan tingkat signifikansi yang tinggi dapat dipilih sebagai model terbaik. Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa model terbaik regresi Binomial Negatif dengan dua variabel adalah model dengan variabel bebas dan 3 dengan nilai log-likelihood -36,389. No. 3 4 5 6 Tabel. Rangkuman Model Regresi Binomial Negatif dengan Tiga Variabel Bebas Log- Variabel Likelihood G Hitung df X v,α Keputusan P-value Sig 0,34493 ns -35,7440,8308 Terima H 0 0,03435 * 3 0,00733 *** 0,83 ns -40,5570,43908 Tolak H 0 0,05 * 4 0,40 ns 0,408 ns -40,8304,98588 Tolak H 0 0,037 * 5 0,6707 ns 0,97500 ns 3-37,9976 4,9456 Terima H 0 0,00063 *** 4 0,3466 ns 0,97930 ns 3-36,65935 3,64374 Terima H 0 0,00058 *** 5 5,070 0,34635 ns 0,73 ns 4-43,889 6,704 Tolak H 0 0,480 ns 5 0,308 ns

Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... 08 No. 7 8 9 0 Variabel Log- Likelihood G Hitung df X v,α Keputusan P-value Sig 0,,054086 ns 3-35,66989,6648 Terima H 0 0,000453 *** 4 0,30385 ns 0,06548 ns 3-35,0608 0,377 Terima H 0 0,000398 *** 5 0,63858 ns 0,038 * 4-40,633,5697 Tolak H 0 0,3609 ns 5 0,834 ns 3 0,00068 *** 4-36,54 3,3675 Terima H 0 0,6834 ns 5 0,63999 ns Berdasarkan Tabel, dari kesepuluh model regresi Binomial Negatif dengan tiga variabel bebas keputusan yang diperoleh adalah Terima H 0 untuk enam model, maka model-model tersebut dianggap sama dengan full model. Selanjutnya diseleksi untuk memperoleh model terbaik dari model-model tersebut, model dengan nilai loglikelihood terbesar dan tingkat signifikansi yang tinggi dapat dipilih sebagai model terbaik. Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa model terbaik regresi Binomial Negatif dengan tiga variabel adalah model dengan variabel bebas bebas, 3 dan 5. Meskipun hanya variabel 3 saja yang signifikan namun nilai log-likelihood untuk model tersebut adalah yang terbesar yaitu -35,0608. Tabel 3. Rangkuman Model Regresi Binomial Negatif dengan Empat Variabel Bebas No. Variabel Log- Likelihood G Hitung df X v,α Keputusan P-value Sig 0,535565 ns 0,035409 * -35,5086,3456 Terima H 3 0,000579 *** 4 0,4663 ns 0,5068 ns -34,83908 3, 0 3 0,039665 * Terima H 3 0,000474 *** 5 0,98577 ns 0,675 ns 3 0,008 * -40,887 0,7046 6,59 Terima H 4 0,606 ns 5 0,395 ns 0,878 ns 4 3 0,0006 *** -36,5057 3,3468 Terima H 4 0,60798 ns 5 0,555 ns 0,070468 ns 5 3 0,000543 *** -34,98806 0,306 Terima H 4 0,78569 ns 5 0,73857 ns Berdasarkan Tabel 3, dari kelima model regresi Binomial Negatif dengan empat variabel bebas keputusan yang diperoleh adalah terima H 0 untuk semua model, maka model-model tersebut dianggap sama dengan full model. Selanjutnya diseleksi untuk memperoleh model terbaik dari model-model tersebut, model dengan nilai log-

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 09 likelihood terbesar dan tingkat signifikansi yang tinggi dapat dipilih sebagai model terbaik. Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa model terbaik regresi Binomial Negatif dengan empat variabel adalah model dengan variabel bebas,, 3 dan 5, nilai log-likelihood untuk model tersebut adalah -34,83908. Dari uraian di atas dapat diketahui model Binomial Negatif terbaiknya adalah model dengan nilai log-likelihood terbesar, model tersebut adalah full model Binomial Negatif dengan nilai log-likelihood -34,83748. Meskipun demikian, model regresi Binomial Negatif dengan empat variabel bebas dab full model memiliki selisih nilai log-likelihood yang sangat kecil, dan keputusan dari uji kesesuaian model adalah terima, sehingga model dengan empat variabel bebas dandapat dikatakan sebagai model terbaik karena pada full model variabel tidak signifikan. Metode lain yang digunakan untuk mengatasi overdispersi adalah regresi Zero- Inflated Poisson. Berikut adalah full model dari regresi Zero-Inflated Poisson setelah pengamatan ke-7 dikeluarkan: dan log(μ) = 4,093956 0,0496945i + 0,0056 i + 0,0068677 3i 0,003070 4i 0,067398 5i logit (μ) = 33,0070,046i + 0,043 i 3,43 3i 0,39 4i,88 5i dengan nilai log-likelihood dari model ZIP di atas adalah -3,84. Untuk mendapatkan model terbaik dari model ZIP, maka dilakukan langkah yang sama untuk mencari model terbaik dari model Binomial Negatif yaitu dengan memandingkan nilai-nilai loglikelihood dari model ZIP yang didapatkan. Tabel 4. Rangkuman Model Regresi Zero-Inflated Poisson dengan DuaVariabel Bebas Log- Sig No. Variabel G Likelihood Hitung df X v,α Keputusan Log Logit -4 34,3 Tolak H -39, 30,7 Tolak H 3 ns * 3-43,59 39,5 Tolak H 4 4-4,04 34,4 Tolak H 5 * ns 5 * ns -35,66 3,64 Tolak H 3 * ns 6,59 6-40,58 33,48 Tolak H 4 7-39,0 30,36 Tolak H 5 8 3 ns ** -37,09 6,5 Tolak H 4 9 3 ns * -36,38 5,08 Tolak H 5 ns * 0 4-4,75 37,8 Tolak H 5

Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... 0 Berdasarkan Tabel 4, dari kesepuluh model ZIP di atas keputusan yang diperoleh adalah tolak H 0 untuk semua model dengan dua variabel bebas. Berdasarkan keputusan tersebut, model-model dengan dua variabel bebas dianggap berbeda dengan full model ZIP. Selanjutnya diseleksi untuk memperoleh model terbaik dari model-model tersebut, model dengan nilai log-likelihood terbesar dan tingkat signifikansi yang tinggi dapat dipilih sebagai model terbaik. Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa model terbaik regresi ZIP dengan dua variabel adalah model dengan variabel bebas dan 3 dengan nilai log-likelihood -35,66. Tabel 5. Rangkuman Model Regresi Zero-Inflated Poisson dengan Tiga Variabel Bebas No. Variabel Log- G Sig Likelihood Hitung df X v,α Keputusan Log Logit -3,6 6,84 Tolak H 0 3-3,65 7,6 Tolak H 0 * 4 3-34,94, Tolak H 0 * 5 4 3-35,37 3,06 Tolak H 0 4 5 3-33,8 9,9 Tolak H 0 5 8 5,507 6 4-40,7 33,74 Tolak H 0 ns * 5 7 3-34, 0,7 Tolak H 0 ns * 4 * 8 3-33,37 9,06 Tolak H 0 * ns 5 9 4-38,95 30, Tolak H 0 5 3 ns * 0 4-35,79 3,9 Tolak H 0 5 Berdasarkan Tabel 5, dari kesepuluh model ZIP di atas keputusan yang diperoleh adalah tolak H 0 untuk semua model dengan tiga variabel bebas. Berdasarkan keputusan tersebut, model-model dengan dua variabel bebas dianggap berbeda dengan full model ZIP. Selanjutnya diseleksi untuk memperoleh model terbaik dari model-model tersebut, model dengan nilai log-likelihood terbesar dan tingkat signifikansi yang tinggi dapat dipilih sebagai model terbaik. Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa model terbaik regresi ZIP dengan tiga variabel adalah model dengan variabel bebas, dan 3 dengan nilai log-likelihood -3,6.

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 No. 3 4 5 Tabel 6 Rangkuman Model Regresi ZIP dengan Empat Variabel Bebas Variabel Log- G Sig Likelihood Hitung df X v,α Keputusan Log Logit * -6,76 5,84 Terima H 3 4 * -5,33,98 Terima H 3 5 * -33, 8,74 0 8,307 Tolak H 4 5 * ns 3-8,49 9,3 Terima H 4 5 3 ns * -33,8 8,68 Tolak H 4 5 Berdasarkan Tabel 6, dari kelima model ZIP diketahui terdapat dua model dengan keputusan tolak H 0, model tersebut dianggap berbeda dengan full model. Sedangkan untuk tiga model lainnya keputusan yang diperoleh adalah terima H 0, berarti model tersebut dianggap sama dengan full model. Selanjutnya diseleksi untuk memperoleh model terbaik dari model-model tersebut. Model dengan nilai log-likelihood terbesar dan tingkat signifikansi yang tinggi dapat dipilih sebagai model terbaik. Berdasarkan Tabel 6, dapat dikethui bahwa model terbaik regresi ZIP dengan empat variabel adalah model dengan variabel bebas,, 3 dan 5 dengan nilai log-likelihood -5,33. Dari uraian di atas dapat diketahui model ZIP terbaiknya adalah model dengan nilai log-likelihood terbesar, model tersebut adalah full model ZIP dengan nilai log-likelihood -3,84. Model-model terbaik dari masing-masing motode dapat dirangkum pada Tabel 7. Tabel 7. Model Terbaik untuk Regresi Poisson, Binomial Negatif dan ZIP Model Regresi Log-likelihood Poisson -60,990 Binomial Negatif -34,83748 ZIP -3,84 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa model terbaik untuk memodelkan jumlah kematian akibat penyakit difteri di Provinsi Jawa Timur pada tahun 0 adalah dengan regresi ZIP. Nilai log-likelihood dari model ZIP lebih besar dari model Poisson maupun Binomial Negatif. Dari uraian tersebut didapatkan model terbaiknya adalah sebagai berikut: log(μ) = 4,093956 0,0496945i + 0,0056 i + 0,0068677 3i 0,003070 4i 0,067398 5i

Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... dan logit (μ) = 33,0070,046i + 0,043 i 3,43 3i 0,39 4i,88 5i dimana adalah prosentase cakupan Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization), adalah banyaknya kasus gizi buruk, 3 adalah prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin, 4 adalah prosentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat, dan 5 merupakan banyaknya Puskesmas yang tersedia di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Tabel 8 Interpretasi Model Regresi ZIP β atau γ ep(β) atau ep(γ) Pengaruh Model Log β = 0,0496945 0,955 Menurun sebesar 4,85% β = 0,0056,0053 Meningkatkan sebesar 0,5% β 3 = 0,0068677,00689 Meningkatkan sebesar 0,69% β 4 = 0,003070 0,99693 Menurun sebesar 0,3% β 5 = 0,067398 0,9736 Menurun sebesar,64% Model Logit γ =,046 0,3337 Menurun sebesar 86,66% γ = 0,043,043 Meningkatkan sebesar 4,3% γ 3 = 3,43 0,036 Menurun sebesar 96,74% γ 4 = 0,39 0,8704 Menurun sebesar,99% γ 5 =,88 0,73 Menurun sebesar 88,73% Dari Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa terdapat interpretasi yang tidak sesuai dengan kajian pustaka difteri, yaitu pada variabel bebas prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin ( 3 ) pada model logit. Variabel tersebut seharusnya meningkatkan, namun hasil estimasi variabel terbebut menurunkan resiko terjadi kematian akibat difteri. Oleh karena itu, selanjutnya dicari model yang dianggap sama dengan full model dan sesuai dengan kajian pustaka tentang difteri. Pada model regresi Zero-Inflated Poisson, variabel bebas yang terdapat pada model log dan logit tidak harus sama sehingga dimungkinkan terdapat model yang sesuai dan dapat dianggap sama dengan full model untuk menggambarkan data. Dan berikut adalah model regresi ZIP yang sesuai dan dapat dianggap sama dengan full model: dan log(μ) = 0,8343938 0,044970i + 0,007490 i + 0,0475583 3i 0,0009 4i logit (μ) = 65,5809,840897i + 0,0040 i 0,45 4i dengan nilai log-likelhood -9,9. Interpretasi dari model tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 9 Interpretasi Model Regresi ZIP Terbaik β atau γ ep(β) atau ep(γ) Pengaruh Model Log β = 0,04497 0,95607 Menurun sebesar 4,39% β = 0,007490,0075 Meningkatkan sebesar 0,75% β 3 = 0,0475583,0487 Meningkatkan sebesar 4,87% β 4 = 0,0009 0,99779 Menurun sebesar 0,%

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 9 November 04 3 β atau γ ep(β) atau ep(γ) Pengaruh Model Logit γ =,840897 0,05837 Menurun sebesar 94,6% γ = 0,0040,004 Meningkatkan sebesar 0,4% γ 4 = 0,45 0,8858 Menurunkan sebesar,4% Dari Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa model log dari regresi ZIP menunjukkan bahwa setiap kenaikan % dari prosentase cakupan Desa/Kelurahan UCI ( ) dapat menurunkan resiko kematian akibat difteri sebesar 4,39%, untuk setiap kenaikan kasus gizi buruk ( ) berdampak pada peningkatan resiko terjadinya kematian akibat difteri sebesar 0,75%. Untuk setiap kenaikan % dari prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin ( 3 ) akan berdampak pada peningkatan terjadinya kematian akibat difteri sebesar 4,87%, dan untuk setiap kenaikan % rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat ( 4 ) dapat menurunkan resiko terjadinya kematian akibat difteri sebesar 0,%. Dan dari model logit dari regresi ZIP menunjukkan bahwa setiap kenaikan % dari prosentase cakupan Desa/Kelurahan UCI ( ) dapat menurunkan resiko kematian akibat difteri sebesar 94,6%, untuk setiap kenaikan kasus gizi buruk ( ) berdampak pada peningkatan resiko terjadinya kematian akibat difteri sebesar 0,4%, sedangkan untuk setiap kenaikan % rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat ( 4 ) dapat menurunkan resiko terjadinya kematian akibat difteri sebesar,4%. 5 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi ZIP menghasilkan nilai lebih besar dibandingkan dengan model regresi Poisson dan Binomial Negatif. Dari pemodelan regresi Poisson, Binomial Negatif, dan ZIP didapatkan model terbaik untuk memodelkan jumlah kematian akibat difteri di Provinsi Jawa Timur pada tahun 0 adalah model regresi ZIP dengan variabel bebas model log adalah prosentase cakupan Desa/Kelurahan UCI, jumlah kasus gizi buruk, prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin, dan prosentase rumah tangga yang berperilaku bersih dan sehat. Sedangkan pada model logit adalah prosentase cakupan Desa/Kelurahan UCI, jumlah kasus gizi buruk, dan prosentase rumah tangga yang berperilaku bersih dan sehat. Dengan demikian yang perlu ditingkatkan oleh pemerintah setempat untuk dapat menekan terjadinya kematian akibat penyakit difteri adalah cakupan Desa/Kelurahan UCI dan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, pemerintah juga perlu menindak lanjuti masalah gizi buruk serta mencari solusi untuk mengurangi prosentase masyarakat miskin dan hampir miskin. Daftar Pustaka [] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 0. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 03. [] Berk, R. & MacDonald, J. M. Overdispersion and Poisson Regression, Journal Quant Criminol, vol. 4, pp.69-8, April 008. [3] Ismail, N. & Jemain, A. A. Generalized Poisson Regression: An Alternative For Risk Classification, Jurnal Teknologi, vol. 43, pp. 39-54, 005.

Nurul F, et. Al. Pemodelan Jumlah Kematian Akibat Difteri... 4 [4] Jansakul, N. & Hinde, J. P. Score Tests for Zero-Inflated Poisson Models, Computational Statistics & Data Analysis, vol. 40, pp. 75-96, 00. [5] Hilbe, J. M. Negative Binomial Regression Second Edition. New York: Cambridge University Press. 0. [6] Agresti, A. Categorical Data Analysis Second Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. 00. [7] Hardin, J. W. dan Hilbe, J. M. Generalized Linier Models and Etensions. Teas: Stata Press. 007. [8] Little, T. D. 03. The Oford Handbook of Quantitative Methods, Volume Statistical Analysis. [serial on line]. http://books.google.co.id/books?id- =_ulgdl4bph0c&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad= 0#v=onepage&q&f=false. [ Maret 04]. [9] Lambert, D. Zero-Inflated Poisson Regression, With an Application to Defects in Manufacturing, Technometrics, vol. 34, pp. -4, February 99. [0] Hosmer, D. W. & Lemeshow, S. Applied Logistic Regression Second Edition. John Wiley & Sons, Inc, 000. [] Wahyuni, W. 0. Penaksiran Parameter Model Regresi Binomial Negatif Pada Kasus Overdispersi. Tidak Diterbbitkan. Skripsi. Depok: FMIPA Universitas Indonesia. [] Hall, D. B. & Shen, J. Robust Estimation for Zero-Inflated Poisson Regression, Scandinavian Journal of Statistis, 0./j/467-9469.009.00657.., 009.