POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO)

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

GRAND DESIGN BEM MATEMATIKA UNJ

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

DESKRIPSI KERJA KABINET

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2018

Anggaran Dasar ASASI DEKLARASI

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

ANGGARAN DASAR AL-JANNATUL FIRDAUS (AJF) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA. Bismillahirrohmanirrohim

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. SURAT KETETAPAN No. 003/TAP SI/DPM-H IPB/II/2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

.::KONSEP DASAR FULDKT::.

ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Association Indonesian Of Public Health Student Organization

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara R

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridho Tuhan Yang Maha Esa, Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia;

TENTANG TATA KELOLA KEPENGURUSAN PERHIMPUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI INDIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah singkat terbentuknya kantor Inspektorat Pelalawan

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

URAIAN PEKERJAAN. Ketua Komite Pelaksana GDEAI Anggota Koordinator 4 Nama

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Transkripsi:

POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO) IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI INDONESIA (IKAHIMBI) PERIODE 2011-2013

POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO) BADAN PENGURUS PUSAT IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI INDONESIA PERIODE 2011-2013 BAB I POLA UMUM KEBIJAKAN Pasal 1 1. Melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap kinerja Badan Pengurus Pusat sebelumnya dan melanjutkan agenda atau program kerja yang bersifat kontinu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. 2. Menciptakan tata administrasi organisasi yang tertib, terpadu dan mapan guna mendukung penyelenggaraan organisasi yang profesional serta dalam rangka menjaga eksistensi dan keberlangsungan organisasi. 3. Mengupayakan dengan sungguh-sungguh usaha yang mengarah pada aspek pendanaan bagi keperluan organisasi. Pengurus dituntut untuk mampu bekerja sama dan membuka jaringan seluas-luasnya dengan instansi, badan usaha atau orang perseorangan dalam rangka optimalisasi penggalangan dana. Usaha yang dimaksud harus bersifat kreatif, inovatif, dan kontinu dengan tetap menjaga kredibilitas dan independensi organisasi. 4. Memberikan kesempatan kepada koordinator wilayah untuk menerapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kultur dan ciri khas yang ada dan berkembang di wilayah masing-masing. 5. Melaksanakan penyelenggaraan organisasi yang profesional, solid, terpadu, transparan, dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. 6. Membina pola hubungan pengurus yang harmonis, komunikatif serta menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan kekeluargaan dengan tetap berpegang teguh pada kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Optimalisasi proses penyampaian informasi dan wawasan tentang Ikahimbi kepada masyarakat luas, meliputi : instansi pemerintah/swasta, badan-badan usaha, lembaga swadaya masyarakat, kalangan akademisi, pelajar, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Sehingga kedepannya Ikahimbi akan lebih dikenal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia untuk turut serta dalam menyukseskan pembangunan nasional. 8. Bersifat terbuka dan selektif terhadap segala bentuk informasi demi bagi

terciptanya proses dinamisasi organisasi, sehingga Ikahimbi dapat tampil dinamis dan mengikuti perkembangan zaman.. 9. Pengurus bersama-sama dengan seluruh komponen Ikahimbi untuk saling bahumembahu mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk mendukung usaha-usaha yang mengarah pada gerak organisasi dalam satu gerak nasional agar terciptanya optimalisasi kinerja di Ikahimbi. Kedepannya, pengurus akan mengusahakan suatu proses untuk menasionalkan Ikahimbi sebagai satu-satunya organisasi profesi Himpunan Mahasiswa Biologi (HMB) yang diakui di Indonesia. Sehingga diharapkan fungsi dan peran Ikahimbi lebih optimal serta dampak yang ditimbulkan dari setiap gebrakan Ikahimbi akan lebih terasa manfaatnya oleh anggota dan masyarakat luas. 10. Menjalin kerjasama yang baik dengan organisasi lain dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan Ikahimbi 11. Memberikan dukungan serta berpartisipasi aktif dalam proses pengembangan dan peningkatan IPTEK baik di dalam maupun di luar negeri. 12. Bersikap responsif, solutif, kritis, dan independen terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan wilayah Ikahimbi. 13. Menyelenggarakan program pengkaderan yang terbuka, terpadu dan komprehensif guna tersedianya SDM yang handal agar proses regenerasi kepengurusan organisasi dapat berjalan dengan baik. BAB II KOMPOSISI PENGURUS IKAHIMBI Pasal 2 1. Sekretaris Jenderal 2. Wakil Sekretaris Jenderal I 3. Wakil Sekretaris Jenderal II 4. Wakil Sekretaris Jenderal III 5. Kepala Biro Kesekretariatan 6. Kepala Biro Keuangan 7. Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan 8. Kepala Departemen Keilmuan dan Kajian Strategis 9. Kepala Departemen Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi 10. Kepala Departemen Informasi dan Komunikasi 11. Koordinator Wilayah

BAB III STRUKTUR DAN HIERARKI PENGURUS IKAHIMBI Pasal 3 Struktur Pengurus Ikahimbi Terlampir Pasal 4 Hierarki Pengurus Ikahimbi Sekretaris Jenderal bertanggungjawab kepada Munas Ikahimbi 1. Pengurus Ikahimbi berhak meminta nasehat kepada dewan penasehat. 2. Dewan Pengawas bertugas mengawasi kinerja pengurus Ikahimbi. 3. Seluruh Staf bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal. 4. Wakil Sekretaris Jenderal I, II dan III bertanggungjawab langsung kepada Sekretaris Jenderal. 5. Biro Kesekretariatan dan Biro Keuangan bertanggung jawab terhadap Wakil Sekretaris Jenderal I. 6. Departemen Penelitian dan Pengembangan, Departemen Keilmuan dan Kajian Strategis bertanggungjawab terhadap Wakil Sekretaris Jenderal II. 7. Departemen Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi, dan Departemen Informasi dan Komunikasi bertanggung jawab terhadap Wakil Sekretaris Jenderal III. 8. Koordinator Wilayah bertanggung jawab terhadap Sekretaris Jenderal. BAB IV DESKRIPSI TUGAS PENGURUS IKAHIMBI Pasal 5 1. Sekretaris Jenderal a. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Munas, Mukernas, Rakornas Ikahimbi dan peraturan lainnya. b. Melaksanakan dengan penuh tanggung jawab Pola Dasar Penyelenggaraan Organisasi (PDPO) periode 2011-2013. c. Membuat kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada kemajuan organisasi. d. Mengkoordinasi program kerja Ikahimbi secara keseluruhan. e. Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinasikan semua fungsi dan peran pengurus Ikahimbi untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. f. Menyusun Staf untuk membantu tugasnya.

g. Menaungi dan melakukan koordinasi dengan Pengurus Pusat dan Koordinator Wilayah. h. Melaporkan hasil Munas, Mukernas, dan Rakornas Ikahimbi ke Direktorat Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan perguruan tempat Sekretariat jenderal berada. 2. Wakil Sekretaris Jenderal I, II dan III a. Membantu Sekretaris Jenderal dalam melaksanakan tugas-tugasnya. b. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal melaksanakan aktivitas keberlangsungan organisasi. c. Melaksanakan tugas yang dimandatkan oleh Sekretaris Jenderal. d. Membantu Sekretaris Jenderal dalam merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi. e. Menggantikan tugas Sekretaris Jenderal dalam melaksanakan kinerja Badan Pengurus Pusat apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap. f. Bertindak sebagai koordinator tiap biro dan departemen sesuai AD dan ART. 3. Biro Kesekretariatan a. Membuat sistem kearsipan dan dokumentasi organisasi yang tertata dan teratur. b. Melaksanakan kegiatan administrasi sesuai dengan peraturan administrasi organisasi. c. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal dalam pelaksanaan tugas administrasi. 4. Biro Keuangan a. Melakukan pengaturan keuangan berdasarkan Peraturan Keuangan Organisasi. b. Membuat program-program yang berkaitan dengan penggalangan dana organisasi yang tidak bertentangan dengan AD dan ART serta tanpa mengesampingkan aspek profesionalisme, kreativitas dan keinovasian. c. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal dalam pelaksanaan tugas anggaran 5. Departemen Penelitian dan Pengembangan a. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Biologi. b. Memberdayakan secara optimal potensi sumber daya lokal. c. Mewujudkan lingkungan hidup yang seimbang dan berkelanjutan. d. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait guna melaksanakan penelitian

terpadu. 6. Departemen Keilmuan dan Kajian Strategis a. Melakukan kajian lebih lanjut terhadap permasalahan-permasalahan ilmu biologi yang dihadapi oleh departemen penelitian dan pengembangan b. Meningkatkan penalaran mahasiswa biologi akan masalah ke-biologi-an di lingkungan dan menemukan solusinya. c. Mendapatkan informasi hasil penelitian mahasiswa biologi terbaik dan mempublikasikannya kepada masyarakat dunia. d. Melakukan kajian ilmiah pada permasalahan ke-biologi-an yang berpengaruh besar terhadap masyarakat dan negara Indonesia. e. Melakukan kajian intensif terhadap permasalahan pemanasan global dengan lebih menitik beratkan pada sudut pandang ilmu biologi. f. Melakukan tindakan nyata ke masyarakat dan negara Indonesia setelah melakukan kajian-kajian strategis permasalahan ke-biologi-an di tanah air Indonesia. 7. Departemen Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi a. Membuat pola pengkaderan organisasi yang efektif, efisien dan berkala. b. Melakukan pengkajian terhadap kebijakan Pengurus Pusat dan Wilayah yang berkaitan dengan pengembangan organisasi dan kaderisasi. c. Membuat strategi pengembangan organisasi untuk tingkat nasional dan wilayah. d. Melakukan kajian dan membuat program-program yang berkaitan dengan pengembangan organisasi. 8. Departemen Informasi dan Komunikasi a. Melakukan pendataan anggota-anggota Ikahimbi yang belum terdaftar. b. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang kokoh dan kuat. c. Meningkatkan pemahaman anggota Ikahimbi tentang konsep Ikahimbi Melakukan distribusi komunikasi. d. Menjalin kerja sama dengan Instansi terkait dan masyarakat. 9. Koordinator Wilayah a. Bertanggung jawab atas wilayah kerjanya. b. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang ada di wilayah kerjanya.

BAB V STAF SEKRETARIS JENDERAL Pasal 6 Staf Sekretaris Jenderal 1. Staf Sekretaris Jenderal diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Jenderal. 2. Staf Sekretaris Jenderal bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam merealisasikan ketetapan Munas, Mukernas, dan Rakornas Ikahimbi serta bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Pasal 7 Hak dan Kewajiban Staf Sekretaris Jenderal 1. Hak Staf Sekretaris Jenderal a. Mendapat perlakuan dan pelayanan yang sama. b. Mengajukan saran dan kritik yang mengarah kepada kemajuan organisasi. c. Menggunakan fasilitas organisasi untuk kepentingan organisasi serta bertanggung jawab dalam menggunakannya. 2. Kewajiban Staf Sekretaris Jenderal a. Menjaga nama baik organisasi. b. Mematuhi AD/ART, ketetapan-ketetapan Munas dan Mukernas, dan peraturan lainnya yang berlaku di lingkungan Ikahimbi. c. Mensukseskan program-program organisasi. d. Mendukung pelaksanaan pola umum kebijakan organisasi. e. Melaksanakan dengan penuh tanggung jawab Pola Dasar Penyelenggaraan Organisasi (PDPO) periode 2011-2013. f. Menjalin hubungan baik sesama pengurus dan anggota. g. Melaksanakan publikasi dan sosialisasi program-program organisasi maupun Ikahimbi secara keseluruhan. h. Bersikap tanggap dan bijak dalam menyikapi perkembangan masyarakat dan bangsa. i. Terlibat aktif dalam setiap kegiatan organisasi.

BAB VI MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 8 Tingkatan Keputusan 1. Keputusan tertinggi dalam Badan Pengurus Pusat Ikahimbi berada pada Sekretaris Jenderal. 2. Jika Sekretaris Jenderal berhalangan tetap (sakit parah, meninggal, dan kondisi darurat atau luar biasa) maka keputusan tertinggi dalam badan pengurus pusat Ikahimbi berada pada Wasekjen I hingga batas yang ditentukan sampai terselenggaranya Munaslub. 3. Jika Sekretaris Jenderal dan Wasekjen I berhalangan tetap, maka keputusan tertinggi dalam Badan Pengurus Pusat Ikahimbi berada pada Wasekjen II hingga batas waktu yang ditentukan sampai terselengaranya Munaslub. 4. Jika Sekretaris Jenderal dan Wasekjen II berhalangan tetap, maka keputusan tertinggi dalam Badan Pengurus Pusat Ikahimbi berada pada Wasekjen III hingga batas waktu yang ditentukan sampai terselengaranya Munaslub. Pasal 9 Penentuan Keputusan 1. Sekretaris Jenderal dapat mengeluarkan keputusan berupa kebijakan-kebijakan baik dalam ruang lingkup internal maupun eksternal organisasi. 2. Kepala Biro dan Kepala departemen dapat mengeluarkan keputusan berupa kebijakan-kebijakan Biro terhadap masalah tertentu yang berkaitan dengan spesifikasi kerja Biro dan Departemen, setelah sebelumnya dimusyawarahkan dengan staf dalam rapat Biro atau Departemen dan harus dikonsultasikan kepada Sekretaris Jenderal untuk mendapat persetujuan. 3. Koordinator Wilayah dapat mengeluarkan keputusan berupa kebijakan-kebijakan Wilayah Ikahimbi terhadap kebijakan tertentu yang berkaitan dengan wilayah kerjanya, setelah sebelumnya dimusyawarahkan dengan anggota tiap Wilayah kerja dan harus dikonsultasikan kepada Sekretaris Jenderal untuk mendapat persetujuan.

Pasal 10 Bentuk-bentuk Rapat 1. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Badan Pengurus Pusat Ikahimbi a. Dihadiri oleh Sekretaris Jenderal beserta seluruh staf Badan Pengurus Pusat Ikahimbi, Koordinator Wilayah, Dewan Pengawas dan undangan. b. Bertujuan untuk menyusun agenda program kerja, merumuskan kebijakankebijakan Badan Pengurus Pusat Ikahimbi dan lain sebagainya. 2. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas ) Badan Pengurus Pusat Ikahimbi a. Dihadiri oleh Sekretaris Jenderal beserta seluruh staf Badan Pengurus Pusat Ikahimbi, Koordinator Wilayah, Dewan Pengawas dan undangan. b. Dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan pelaksanaan Seminar Hasil Penelitian II (SHP II). c. Bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan program kerja, merumuskan rekomendasi-rekomendasi Badan Pengurus Pusat Ikahimbi dan lain sebagainya. 3. Rapat Pengurus Pusat Terbatas a. Dihadiri oleh Sekretaris Jenderal beserta staf Badan Pengurus Pusat Ikahimbi yang terkait dengan agenda pembahasan rapat. b. Dilaksanakan berkala. c. Bertujuan untuk membahas dan merumuskan kebijakan Badan Pengurus Pusat terhadap agenda rapat. 4. Rapat Biro atau Departemen a. Dihadiri oleh Kepala Biro atau Departemen dan staf serta undangan baik dari unsur internal maupun eksternal organisasi. b. Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. c. Bertujuan untuk membahas dan merumuskan kebijakan Departemen atau Biro terhadap permasalahan yang berkembang sesuai dengan spesifikasi Departemen atau Biro yang bersangkutan. BAB VII SISTEM KEARSIPAN Pasal 11 1. Sistem kearsipan yang dianut adalah sistem terkendali dan terpusat. 2. Terkendali maksudnya segala sesuatu yang berhubungan dengan arsip organisasi harus diketahui dan diaudit oleh Badan Pengurus Pusat secara berkala

dan kontinu. 3. Terpusat maksudnya semua arsip organisasi yang otentik harus tersimpan dengan rapih dan aman di kantor pusat kecuali arsip berupa duplikat (salinan) dapat disebar sesuai keperluan organisasi setelah sebelumnya diaudit oleh Biro Kesekretariatan. 4. Arsip organisasi yang berhubungan dengan sejarah perkembangan Ikahimbi akan disusun dalam bentuk cakram kompak dan album organisasi. Arsip yang dimaksud meliputi dokumentasi Munas/Mukernas dan dan kegiatan kegiatan tingkat nasional atau wilayah yang telah dilaksanakan. 5. Arsip organisasi yang berhubungan dengan draf naskah akan dilakukan penjilidan atau pembukuan naskah yang disusun secara kronologis dan terstruktur. 6. Setiap biro dan departemen wajib mengamankan arsip-arsip yang berhubungan dengan agenda atau program atau kegiatan masing-masing biro serta melaporkannya Biro Kesekretariatan. 7. Untuk selanjutnya segala sesuatu yang berhubungan dengan arsip organisasi akan dikelola sepenuhnya oleh Biro Kesekretariatan. BAB VIII SISTEM ADMINISTRASI Pasal 12 1. Sistem administrasi yang akan diterapkan yaitu sistem terpadu, instan dan terkendali. 2. Terpadu maksudnya tata administrasi organisasi merujuk pada Peraturan Administrasi Organisasi (PAO) yang berlaku, dengan kata lain adanya keseragaman bentuk baku administrasi. 3. Instan maksudnya regulasi dan sirkulasi administrasi organisasi bersifat mudah, cepat, fleksibel dan mempunyai daya akses yang akurat. 4. Terkendali maksudnya segala sesuatu yang menyangkut administrasi organisasi harus diketahui dan diaudit Badan Pengurus Pusat Ikahimbi. 5. Untuk kelancaran sistem administrasi maka disusun Peraturan Organisasi Administrasi (PAO) yang berlaku umum dan menjadi pedoman di lingkungan Ikahimbi. 6. Dalam rangka mendukung sistem administrasi, maka setiap Kepala Biro dan Kepala Departemen akan diberikan mandat berupa 1 buah stempel dan kop surat untuk dipergunakan sepenuhnya bagi kepentingan organisasi.

7. Untuk selanjutnya segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi organisasi akan dikelola sepenuhnya oleh Biro Kesekretariatan. BAB IX SISTEM KEUANGAN Pasal 13 1. Sistem keuangan yang dianut adalah sistem akuntabel, transparan dan terkendali. 2. Akuntabel maksudnya proses penyelenggaraan keuangan organisasi berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi. 3. Transparan maksudnya segala sesuatunya yang menyangkut dengan proses penyelenggaraan keuangan organisasi harus dapat diketahui oleh publik dan dapat dipertanggungjawabkan. 4. Terkendali maksudnya segala sesuatu yang menyangkut keuangan organisasi harus diketahui dan diaudit oleh Badan Pengurus Pusat. 5. Dalam rangka mendukung sistem keuangan, maka disusun Peraturan Keuangan Organisasi (PKO) yang menjadi pedoman dan berlaku umum di lingkungan Ikahimbi. 6. Segala keuntungan yang diperoleh oleh bagian kewirausahaan harus dikonsultasikan dan diaudit oleh Biro Keuangan. 7. Untuk selanjutnya, Biro Keuangan mengelola sepenuhnya keuangan organisasi. BAB X SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI Pasal 14 1. Sistem informasi dan komunikasi yang dianut yaitu reversibel, aksesibilitas tinggi dan terpadu. 2. Reversibel maksudnya proses penyelenggaraan informasi dan komunikasi dapat terjamin berlangsung dua arah saling mendukung satu sama lainnya. 3. Aksesibilitas tinggi maksudnya proses penyelenggaraan informasi dan komunikasi mempunyai daya akses yang mudah, cepat dan akurat. 4. Terpadu maksudnya proses penyelenggaraan dan komunikasi berlangsung dengan baik berdasarkan pedoman yang ada seperti surat elektronik, jaringan situs, daftar surat elektronik dan sebagainya yang dirangkum dalam pusat pengelolaan informasi dan komunikasi.

5. Dalam rangka mendukung sistem informasi dan komunikasi, maka disusun suatu Pusat Pengelolaan Informasi dan Komunikasi. 6. Membangun dan memperkuat jaringan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas pengurus. 7. Staf informasi dan komunikasi bertanggung jawab penuh menyelenggarakan kegiatan seputar informasi dan komunikasi organisasi BAB XI MEKANISME PENGUNAAN STEMPEL Pasal 15 1. Sekretaris Jenderal mempunyai hak, wewenang dan otoritas penuh terhadap penggunaan stempel Badan Pengurus Pusat dalam menjalankan tugasnya bagi keperluan organisasi. 2. Pengunaan stempel Badan Pengurus Pusat oleh staf Sekretaris Jenderal dilakukan demi keperluan organisasi atas izin dan persetujuan Sekretaris Jenderal. 3. Biro Kesekretariatan difasilitasi stempel Badan Pengurus Pusat untuk memudahkan kerja Sekretaris Jenderal. 4. Biro Kesekretariatan berwenang menandatangani berkas-berkas untuk kepentingan organisasi atas nama Sekretaris Jenderal disertai stempel Badan Pengurus Pusat setelah mendapat izin dan persetujuan tertulis dari Sekretaris Jenderal. 5. Kepala Biro dan Kepala Departemen difasilitasi stempel Badan Pengurus Pusat apabila kedudukan berjauhan dengan kantor pusat. 6. Kepala Biro berwenang menandatangani berkas-berkas untuk kepentingan organisasi atas nama Sekretaris Jenderal disertai stempel Badan Pengurus Pusat setelah mendapat izin dan persetujuan tertulis dari Sekretaris Jenderal. 7. Untuk mendapatkan izin dan persetujuan yang dimaksud di atas Kepala Biro dan Kepala Departemen harus mengkonfirmasi secara formal (substansi atau salinan) berkas-berkas yang dimaksud Sekretaris Jenderal dengan mengirimkan via pos, faks, atau surat elektronik.

BAB XII ATURAN TAMBAHAN Pasal 16 Segala sesuatu yang belum diatur dan ditetapkan dalam Pola Dasar Penyelengaraan Organisasi (PDPO) ini akan diatur kemudian.