GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM LSI DENNY JA Desember 2014
Golkar Pasca Putusan Menkumham Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) telah mengeluarkan keputusan bahwa pemerintah tak bisa menentukan apakah Munas Golkar Bali atau Munas Golkar Jakarta yang sah. Menkumham menyatakan kedua Munas tersebut sah dan meminta Golkar menyelesaikan terlebih dahulu dualisme kepemimpinan di tubuh Golkar. Pasca keputusan Menkumham soal Munas Golkar, mayoritas publik yaitu sebesar 72.94 % menginginkan pimpinan Golkar segera melakukan Islah dan menyelesaikan permasalahan dualisme kepemimpinan melalui Mahkamah Partai. Hanya minoritas yaitu sebesar 17.65 % yang menginginkan kedua versi Golkar itu bertarung kembali di pengadilan untuk menentukan pihak mana yang sah. Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA. LSI Denny JA kembali mengadakan survei khusus untuk memotret respon publik terhadap pelaksanaan Munas Golkar di Bali maupun Munas Jakarta. Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 16-17 Desember 2014. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia. Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview.
Harapan kedua kubu partai Golkar untuk melakukan islah melalui mahkamah partai merata di semua segmen masyarakat. Baik mereka yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan, pria maupun wanita, wong cilik maupun kelas ekonomi mapan, mereka yang terpelajar maupun berpendidikan rendah. Namun paling besar harapan ini berasal dari pemilih Golkar sendiri, lapisan masyarakat yang terdidik, tinggal di perkotaan, laki-laki, dan mereka yang kelas ekonomi mapan. ***** Dari hasil riset kualitatif yang dilakukan oleh LSI Denny-JA, ada 4 (empat) alasan yang mendasari harapan publik agar Golkar melakukan Islah melalui Mahkamah Partai. Pertama, publik memposisikan Golkar sebagai penyangga politik indonesia. Ibarat bangunan, jika penyangganya retak, maka bangunannya pun ikut retak. Baik dan buruknya Golkar, stabil dan pecahnya Golkar akan berpengaruh pada politik nasional. Instabilitas politik internal Golkar akan berdampak pada instabilitas politik nasional. Mayoritas publik sependapat bahwa konflik di tubuh Golkar akan menggangu stabilitas politik nasional.
Sebesar 63.20 % publik menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa konflik Golkar akan berpengaruh pada stabilitas politik. Hanya 28.75 % publik yang menyatakan bahwa konflik Golkar tidak berpengaruh pada stabilitas politik nasional. Kedua, publik menilai jika berhasil islah, maka golkar akan menjadi role model partai politik Indonesia. Kemampuan elit golkar untuk rujuk kembali (elite settlement melalui Mahkamah Partai) akan juga menjadi model partai lain untuk menempuh cara serupa. Ketiga, makin panjang konflik, makin retak Golkar. Jika elite Golkar tak mau berislah dan memilih jalur pengadilan, maka akan menambah dalam perpecahan di tubuh partai Golkar. Saat ini, fakta konflik Golkar masih pada level elite Jakarta dan fraksi di DPR. Jika kedua kubu semakin lama bertarung, maka perpecahan ini akan merambat ke daerah. Keempat, publik yakin Golkar punya tradisi panjang menyelesaikan konflik. Sebagai partai besar, paling tua dan berpengalaman, publik yakin bahwa partai Golkar punya kemampuan menyelesaikan konflik internalnya. Para elite Golkar pun sudah terbiasa berada dalam situasi konflik dan bisa mencapai win win solution untuk semua pihak.
Pengalaman dan kemampuan menyelesaikan konflik ini diharapkan publik bisa diterapkan dalam konflik dualisme kepemimpinan saat ini. Situasi terkini menunjukan bahwa dualisme kepemimpinan dan konflik internal yang berlarut-larut telah berdampak pada elektabilitas Partai Golkar. Survei LSI Denny JA, Desember 2014 menunjukan bahwa elektabilitas Golkar kini merosot jauh dibawah 10%. Jika pemilu legislatif dilakukan saat ini (saat survey dilakukan), maka elektabilitas Golkar hanya sebesar 8.4 %. Elektabilitas Golkar yang kini hanya dibawah 10 % merupakan terendah dalam sejarah perjalanan politik partai Golkar. Jika melihat perolehan suara Golkar di tiga pemilu terakhir pasca reformasi, elektabilitas Partai Golkar selalu diatas 10 %. Pada pemilu 1999, meski dihujat dan dianggap sebagai musuh reformasi, Partai Golkar masih bisa memperoleh 22.44 % suara. Pada Pemilu 2004, Golkar menjadi pemenang pemilu dengan perolehan suara sebesar 21.58%. Pada Pemilu 2009, Golkar memperoleh suara 14.45 %. Dan pada pemilu 2014, Partai Golkar masih tetap menjadi partai besar, pemenang kedua setelah PDIP dengan perolehan suara sebesar 14.75%. Jika konflik ini berlanjut, maka Golkar bisa saja menggali kuburnya sendiri. Elektabilitas partai akan semakin merosot karena citra buruk yang melekat akibat konflik elite partainya sendiri. Partai Golkar terancam hanya menjadi partai kelas dua atau bahkan partai gurem. Tak ada pilihan lain bagi Golkar selain melakukan Islah dan membenahi kembali partai bersama-sama. Konflik tersebut merugikan kedua kubu Golkar.
LSI Denny JA menemukan bahwa ada dua produk islah melalui Mahkamah Partai yang disarankan oleh publik. Kedua produk islah tersebut antara lain: Pertama, sebaiknya Golkar melakukan munas bersama atau munas rekonsiliasi. Munas rekonsiliasi dilakukan atas dasar kesepakatan kedua kubu mengenai panitia penyelenggara, tempat dan waktu. Dalam munas ini, semua pihak dibolehkan bertarung kembali. Ketua umum hasil munas rekonsiliasi inilah yang nantinya akan diakui bersama. Namun cara ini menurut publik membutuhkan waktu lama dan mahal. Kedua, islah dengan cara kesepakatan power sharing. Pada cara kedua ini, baik kubu Agung Laksono (Munas Jakarta) dan kubu Aburizal Bakrie (Munas Bali) harus sepakat untuk mengelola Golkar secara bersama-sama dimana semua pihak merasa diakomodasi dalam jabatan dan peran. Menurut publik, ini adalah cara yang murah dan cepat namun dibutuhkan kerelaan kedua pihak untuk berbagi. Namun demikian, ada 2 (dua) isu yang akan menjadi kendala dalam upaya islah tersebut. Pertama, isu siapakah yang menjadi ketua umum Golkar. Jika kedua kubu sama-sama bertahan dengan hasil munas masing-masing, maka sulit terjadi islah.
Kedua, isu posisi Golkar sebagai ketua KMP. Isu ini pun akan menjadi kendala dalam upaya rekonsiliasi. Karena kubu Munas Bali telah menetapkan Golkar tetap di KMP. Sedangkan kubu Munas Jakarta merekomendasikan Golkar keluar dari KMP dan mengisyaratkan mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Mayoritas publik berharap konflik Golkar cepat selesai. Sebesar 86.75% publik menyatakan harapan itu. Hanya 6.02 % yang tidak menginginkan konflik Golkar cepat selesai. Jika tidak, maka Golkar semakin ditinggalkan banyak pemilih. Meski demikian, mayoritas publik yakin Partai Golkar bisa bangkit kembali dan menjadi juara pada pemilu 2019. Sebesar 65.45 % yakin Partai Golkar bisa menjadi pemenang pemilu pada pemilu 2019 jika konfliknya cepat diselesaikan dan membuat program pro rakyat. Hanya 25.45 % yang tak yakin Golkar bisa bangkit kembali dan menjadi pemenang pemilu 2019. Jumat, 19 Desember 2014 Lingkaran Survei Indonesia - Denny JA Narasumber : Ardian Sopa (0819.88.20.20 / 0856.858.3694) Moderator : Fitri Hari (0813.801.40.260) Tim Riset LSI: Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, Fitri Hari, Dewi Arum.
Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILEG 2014 NAMA PARTAI PREDIKSI LSI* HASIL KPU TERBUKTI/TIDAK TERBUKTI PDIP DIATAS 16% 18.95% TERBUKTI GOLKAR DIATAS 16% 14.75% *Selisih 1,3% GERINDRA 8-16% 11.81% TERBUKTI DEMOKRAT 8-16% 10.19% TERBUKTI PKB 3,5%-8% 9.04% * Selisih 1.05% PAN 3,5%-8% 7.59% TERBUKTI PKS 3,5%-8% 6.79% TERBUKTI NASDEM 3,5%-8% 6.72% TERBUKTI PPP 3,5%-8% 6.53% TERBUKTI HANURA 3,5%-8% 5.26% TERBUKTI PBB TIDAK LOLOS PT 1.46% TERBUKTI PKPI TIDAK LOLOS PT 0.91% TERBUKTI Dimuat, antara lain di Rakyat Merdeka 8 April 2014, hal 12 Sehari Sebelum PILEG Hanya 2 partai dari 12 partai yang selisih 1.3% 8
Track Record LSI Prediksi Survei Yang Diiklankan Sebelum PILPRES 2009 DUKUNGAN PEMILIH SURVEI LSI AWAL JUNI 2009 SURVEI LSI AKHIR JUNI 2009 PREDIKSI PEMENANG PILPRES 2009 HASIL KPU DI ATAS 50% SBY- BOEDIONO SBY- BOEDIONO SBY-BOEDIONO TERBUKTI 30%-50% - - - - DI BAWAH 30% MEGA- PRABOWO JK-WIRANTO MEGA- PRABOWO JK-WIRANTO - TERBUKTI Dimuat di KOMPAS pada tanggal 3 Juli 2009 halaman 3. Tepat 5 hari sebelum Pemilihan Presiden 2009. 9
Track Record LSI Quick Count Paling Akurat Pasangan Capres- Cawapres Quick Count LSI (Data 100 %) Hasil Resmi KPU 22 Juli 2014 Prabowo-Hatta 46. 70 % 46. 85 % Jokowi-JK 53. 30 % 53. 15 % *Simpangan baku antara hasil KPU vs LSI hanya 0. 15 %
METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 16-17 Desember 2014 Quickpoll (smartphone LSI) Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden : 1200 responden Margin of error : ± 2.9 % Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar In Depth Interview Analsis media nasional Semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden 11
Mayoritas Publik Ingin Golkar Islah Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Hanya dibawah 20% publik mendukung penyelesaian konflik Golkar melalui pengadilan
Laki-Laki Lebih Banyak Dukung Islah Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Gender Base Menginginkan Islah Menginginkan Jalur Pengadilan TT/TJ Laki-laki 50 % 80. 95 % 13. 10 % 5. 95 % Perempuan 50 % 65. 12 % 22. 09 % 12. 79 % Baik laki-laki maupun perempuan diatas 60 % yang mendukung Golkar sebaiknya menyelesaikan konflik melalui mekanisme internal partai / Islah.
Publik Di Kota Lebih Setuju Islah Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Gender Base Menginginkan Islah Menginginkan Jalur Pengadilan TT/TJ Desa 77.51 % 72. 39 % 19. 40 % 8. 21 % Kota 22.49 % 75. 00 % 11. 11 % 13. 89 % Publik di Kota lebih setuju penyelesaian konflik partai diselesaikan melalui mekanisme internal partai.
Wong Cilik Mendukung Islah Partai Golkar Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Tingkat Pendapatan Menengah Bawah Base Menginginkan Islah Menginginkan Jalur Pengadilan TT/TJ 45.89 % 68. 42 % 15. 79 % 15. 79 % Menengah 29.11 % 72. 94 % 20. 01 % 7. 06 % Menengah Atas 24.63 % 74. 24 % 15. 15 % 10. 60 % Di semua segmen ekonomi hanya dibawah 20 % yang mendukung penyelesaian konflik Golkar melalui jalur pengadilan.
Kelompok Terpelajar Mendukung Islah Golkar Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Tingkat Pendidikan Tamat SLTP ke bawah Tamat SLTA ke bawah Tamat D3/S1/diatasnya Base Menginginkan Islah Menginginkan Jalur Pengadilan TT/TJ 48.13 % 69. 38 % 20. 40 % 10. 22 % 38.43 % 74. 63 % 17. 91 % 7. 47 % 13.44 % 75. 00 % 12. 50 % 12. 50 % Di semua segmen pendidikan diatas 65 % yang menyatakan mendukung penyelesaian konflik Golkar melalui mekanisme internal partai.
Konstituen Partai KIH Setuju Golkar Islah Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Pilihan Partai Pileg 2014 Menginginkan Islah Menginginkan Jalur Pengadilan TT / TJ PDIP 63. 64 % 27. 27 % 9. 09 % PKB 92. 25 % 6. 25 % 1. 50 % HANURA 73. 33 % 13. 33 % 13. 33 % NASDEM 83. 33 % 8. 33 % 8. 33 % Rata-rata pemilih partai hanya dibawah 30 % yang mendukung penyelesaian konflik partai melalui pengadilan.
Pemilih Partai Golkar Setuju Islah Q : Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM memutuskan tidak akan mengesahkan kepengurusan hasil Munas Golkar Bali maupun kepengurusan hasil Munas Jakarta. Penyelesaian konflik dikembalikan melalui mekanisme internal partai (Islah) atau melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui cara yang mana, apakah melalui mekanisme internal partai berupa Islah ataukah melalui jalur hukum pengadilan yang lebih Anda dukung? Pilihan Partai Pileg 2014 Menginginkan Islah Menginginkan Jalur Pengadilan TT / TJ Golkar 90. 91% 9. 09 % 0. 00 % Demokrat 74. 58 % 18. 15 % 7. 27 % Gerindra 76. 26 % 15. 45 % 8. 29 % PAN 87. 09 % 9. 78 % 3. 13 % PKS 79. 44 % 16. 85 % 3. 71 % PPP 67. 20 % 28. 20 % 4. 60 % Rata-rata pemilih partai hanya dibawah 30 % yang mendukung penyelesaian konflik partai melalui pengadilan.
4 Alasan Publik Dukung Golkar Islah Melalui Mahkamah Partai 19
1. Golkar Penyangga Politik Indonesia Publik memposisikan Golkar sebagai penyangga politik Indonesia. Baik dan buruknya Golkar, stabil dan pecahnya Golkar akan berpengaruh pada politik nasional Sebesar 63.20% publik menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa konflik Golkar akan berpengaruh pada stabilitas politik.
2. Menjadi Role Model Penyelesaian Konflik Partai Publik menilai jika berhasil islah, maka golkar akan menjadi role model partai politik Indonesia. Kemampuan elit golkar untuk rujuk kembali (elite settlement melalui Mahkamah Partai) akan juga menjadi model partai lain untuk menempuh cara serupa.
3. Makin Panjang Konflik, Makin Retak Golkar Jika elite Golkar tak mau berislah dan memilih jalur pengadilan, maka akan menambah dalam perpecahan di tubuh partai Golkar. Saat ini, fakta konflik Golkar masih pada level elite Jakarta dan fraksi di DPR. Jika kedua kubu semakin lama bertarung, maka perpecahan ini akan merambat ke daerah.
4. Golkar Punya Tradisi Panjang Atasi Konflik Sebagai partai besar, paling tua dan berpengalaman, publik yakin bahwa partai Golkar punya kemampuan menyelesaikan konflik internalnya. Para elite Golkar pun sudah terbiasa berada dalam situasi konflik dan bisa mencapai win win solution untuk semua pihak.
Akibat Konflik, Elektabilitas Golkar Dibawah 10 % Survei LSI Denny JA, Desember 2014 menunjukan bahwa elektabilitas Golkar kini merosot jauh dibawah 10%. Jika pemilu legislatif dilakukan saat ini (saat survey dilakukan), maka elektabilitas Golkar hanya sebesar 8.4 %.
Suara Golkar Terendah Dalam Sejarah Periode Suara Golkar Pemilu 1999 22. 44 % Pemilu 2004 21. 58 % Pemilu 2009 14. 45 % Pemilu 2014 14. 75 % Survei LSI Desember 2015 8. 4 % Jika konflik ini berlanjut, maka Golkar bisa saja menggali kuburnya sendiri. Elektabilitas partai akan semakin merosot karena citra buruk yang melekat akibat konflik elite partainya sendiri.
Dua Produk Islah Dalam Mahkamah Partai Pertama, sebaiknya Golkar melakukan munas bersama atau munas rekonsiliasi. Namun cara ini menurut publik membutuhkan waktu lama dan mahal. Kedua, islah dengan cara kesepakatan power sharing. Menurut publik, ini adalah cara yang murah dan cepat namun dibutuhkan kerelaan kedua pihak untuk berbagi.
Dua Isu Yang Menjadi Kendala Islah Pertama, siapa yang menjadi ketua umum Golkar? Jika kedua kubu ngotot, sulit terjadi islah. Kedua, posisi Golkar sebagai Ketua KMP. Karena Munas jakarta merekomendasikan mendukung pemerintah.
Publik Harap Konflik Golkar Cepat Selesai Q : Konflik yang terus berlarut akan membawa efek buruk bagi citra Golkar sebagai partai paling tua di Indonesia. Apakah Anda berharap agar konflik internal ini dapat segera diselesaikan secepatnya oleh kedua kubu yang bertikai?
Golkar Bisa Bangkit dan Menang di Pemilu 2019 Mayoritas publik yakin Partai Golkar bisa bangkit kembali dan menjadi juara pada pemilu 2019. Sebesar 65.45 % yakin Partai Golkar bisa menjadi pemenang pemilu pada pemilu 2019 jika konfliknya cepat diselesaikan dan membuat program pro rakyat.