Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

dokumen-dokumen yang mirip
Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL GENERATIF LEARNING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 3 MAN 3 BANJARMASIN MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VIRTUAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GENERATIF BERINTEGRASI IMTAK PADA MATERI AJAR LISTRIK DINAMIS BAGI SISWA KELAS X MAN 1 BANJARMASIN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION)

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pemahaman konsep matematis siswa untuk setiap sampel penelitian yaitu

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. ujian akhir semester (UAS) ganjil T.A 2011/2012. Ujian Akhir Semester Ganjil TB Rerata Kelas SMP Negeri 2 Pahae Julu

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMAN 10 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI FLUIDA STATIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-A MTS AL HAMID BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok getaran dan gelombang diajarkan dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMAN 10 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI FLUIDA STATIS

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB III METODE PENELITIAN

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 31 BANJARMASIN PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN GENERATIF Siti Nurkhayani, Zainuddin, dan Syubhan Annur Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin, nurlucuysia@ymail.com Abstrak: Minimnya hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar di kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan RPP, hasil belajar, mengatasi miskonsepsi, dan respon siswa terhadap pembelajaran generatif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model hopkins sebanyak 3 siklus. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan RPP meningkat setiap siklus dari 82,29%, 87,49% dan, 98,60%, ini berarti secara keseluruhan untuk pengelolaan kelas tergolong baik. Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat setiap siklus dari 45,45, 75,76% dan, 93,94%. Kemampuan siswa dalam mengatasi miskonsepsi selama proses pembelajaran mengalami penurunan pada setiap siklus dari 23,61%, 10,42%, dan 1,39%. Respon siswa terhadap pembelajaran berkategorikan baik. Diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran generatif efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin. Kata kunci: hasil belajar, generatif, getaran dan PENDAHULUAN Fisika adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan suatu pemahaman dan keterampilan, oleh kartena itu dibutuhkan adanya variasi dalam pembelajaran yaitu berupa strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Proses belajar mengajar fisika mengharapkan agar siswa terlibat aktif dalam menggali pengetahuannya sehingga akan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 76

berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan menarik. Kemampuan siswa untuk menangkap dan memperkembangkan bahan pengajaran yang dijarkan bergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik, maupun intelektualnya (Slameto, 1991). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dengan guru mitra di kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin dilihat dari nilai ulangan harian semester genap pada tahun ajaran 2011/2012, diperoleh: ketuntasan hasil belajar siswa dari 35 orang masih yaitu hanya terdapat 42,86% atau 15 siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan disekolah tersebut. Sisanya yaitu 57,14% atau 20 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan data awal dari ulangan harian siswa juga didapatkan 59,14% siswa mengalami miskonsepsi. Proses pembelajaran di sekolah masih banyak guru yang hanya menggunakan metode ceramah, sehingga siswa bersifat pasif dari pada gurunya. Akibatnya didapatkan berbagai masalah berupa siswa belum mampu menemukan sendiri konsep fisika yang telah dipelajari, siswa hanya menerapkan konsep-konsep yang diberikan oleh guru, serta selama pembelajaran di SMP Negeri 31 Banjarmasin jarang melakukan percobaaan pada materi getaran dan dan tanpa disertai diskusi yang menyebabkan hasil belajar kurang maksimal. Berdasarkan hasil diskusi (peneliti dan guru mitra), maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan ketuntasan belajar baik secara individual ataupun secara klasikal, mengembangkan penerapan pembelajaran generatif, dan mengurangi Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 77

miskonsepsi yang dialami siswa agar terjadi perkembangan kemampuan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan sekitar. Harapannya sifat individualis siswa dapat berkurang. Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah diterapkan model pembelajaran generatif yang terdiri dari lima tahapan, yaitu memberikan pengingatan, memberi tantangan/konfrontasi, mereorganisasi kerangka konsep, memberi kesempatan penerapan, dan memberi kesempatan merefleksi. Menurut Osborne dan Wittrock, pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang (Holil, 2008). Model pembelajaran generatif ini, memungkinkan terjadinya pembelajaran yang dapat mengungkap konsepsi siswa, menciptakan adu argumentasi, dan mengubah konsep siswa yang salah menjadi benar dan yang tidak lengkap menjadi lengkap. Pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada teori belajar konstruktivis yang menekankan pada hakikat pengkonstruksian pengetahuan dan pembelajaran. Pembelajaran generatif ini berpusat pada guru dan siswa (Zainuddin, 2006: 34). Beberapa hasil penelitian diantaranya: Andrian (2010) bahwa dengan menerapkan model pembelajaran generatif mengalami peningkatan hasil belajar siswa tiap kali pertemuan. Sari (2012) menunjukkan dengan penerapan model pembelajaran generatif dapat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 78

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajar kalor di kelas VII E SMP Negeri 1 Banjarmasin, dan Fitriah (2012) yang menerapkan pembelajaran generatif berintegrasi imtak pada materi ajar listrik dinamis bagi siswa kelas X MAN 1 Banjarmasin juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendiskripsikan keefektifan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif. Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) bagaimanakah keterlaksanaan RPP model pembelajaran generatif? (2) bagaimanakah hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran generatif? (3) bagaimanakah miskonsepsi yang dialami siswa selama proses pembelajaran generatif? dan (4) bagaimanakah respon siswa terhadap proses pembelajaran generatif? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah mendeskripsikan keefektifan penerapan model pembelajaran generatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin pada pokok bahasan getaran dan. Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan memberikan alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran, salah satu alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan panduan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pembelajaran generatif. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 79

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus pengajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Penelitian ini meliputi keterlaksanaan RPP, hasil belajar siswa, pengurangan miskonsepsi siswa, dan respon siswa terhadap model pembelajaran generatif. Pengajaran pada penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus sebagaimana pemaparan berikut ini: Hasil Analisis Data Penelitian Persiklus Siklus I Plan (1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai alternatif pemecahan masalah, (2) Menyiapkan RPP model pembelajaran generatif, (3) Membuat materi ajar getaran, (4) Menyiapkan LKS 1: periode dan frekuensi bandul sederhana, (5) Menyiapkan instrumen LPK-RPP dan LP- M.Menyiapkan THB 1: getaran. Action dan observation Keterlaksanaan RPP Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP dalam proses kegiatan belajar mengajar selama siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi keterlaksanaan RPP siklus I No. Tahap Pembelajaran Persentase Kategori 1. Pengingatan 87,5% Sangat baik 2. Kegiatan inti 71,87% Baik 3. Penutup 87,50% Sangat baik Rata-rata 82,29% Sangat Baik Reliabilitas 96,16% Reliabilitas Ketuntasan hasil belajar Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 80

Ketuntasan hasil belajar siklus I diperoleh dari tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I Kualifikasi Tingkat ketuntasan Jumlah Persentase individual siswa klasikal (%) Tuntas 65 15 45,45 Tidak Tuntas 65 18 54,55 Jumlah 33 100 No Miskonsepsi siswa Hasil observasi miskonsepsi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar selama siklus I dapat dilihat pada Tabel 3. Miskonsepsi yang Diamati 1. Sebutkan contoh lain dari getaran 2. Alasan dari contoh getaran yang telah dikemukakan 3. Tanggapan dari kelompok lain mengenai contoh getaran 4. Pengertian getaran 5. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai pengertian getaran 6. Gambar ½ getaran, ¼ Tabel 3 Rekapitulasi miskonsepsi siswa siklus I Persentase Rerata non Kategori Miskonsepsi (%) Tinggi 10 83,33 Sangat Tinggi - - Tidak tahu konsep Persentase Miskonsepsi (%) Kategori 0,00 Sangat 16,67 Sangat - Tidak tahu konsep 11 91,67 Sangat 8,33 Sangat Tinggi 8 66,67 Tinggi 33,33 Rendah Tinggi 0,00 Sangat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 81

getaran 7. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai gambar ½ getaran 8. Apakah simpangan sama dengan amplitudo 9. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai simpangan dengan amplitudo 10. Hubungan periode dan frekuensi 11. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai hubungan periode dan frekuensi 12. Jawaban dari LKS 11 91,67 Sangat Tinggi 8,33 Sangat 9 75,00 Tinggi 25,00 Rendah - - Tidak tahu konsep - Tidak tahu konsep 8 66,67 Tinggi 33,33 Rendah 6 50,00 Sedang 50,00 Sedang 11,5 95,83 Sangat 4,17 Sangat Reflective Hasil refleksi dan perencanaan ulang dari hasil pengamatan pada siklus I secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil refleksi siklus I menjadi dasar bahwa penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II, karena pada siklus I ini masih belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan serta untuk memperbaiki hasil refleksi yang ditemukan pada siklus I. Rencana untuk melaksanankan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 82

kegiatan di siklus II ini harus disusun dengan matang dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus II. Tabel 4 Hasil refleksi dan perencanaan ulang Hasil refleksi siklus I Keterlaksanaan RPP pada semua fase sudah semua terlaksana dan secara umum dalam kategori sangat baik. Pada saat guru menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan materi terlalu memakan waktu yang banyak. Dari obsever diperoleh keterangan bahwa pada saat siswa diminta memberikan pendapat atau alasan yang mendukung dugaan siswa merasa bingung dalam menjawabnya sehingga memakan waktu banyak dan guru kurang mempertentangkan secara jelas pendapat-pendapat yang bertentangan. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal belum tercapai, jumlah individu yang tuntas mencapai 45,45%, sedangkan yang belum tuntas sebesar 54,55%. Beberapa orang yang belum tuntas ini ternyata tidak pernah bertanya jika mereka belum mengerti. Ketuntasan TPK hampir semua TPK pada siklus 1 ini berkategori tidak tuntas, kecuali pada TPK nomor 1. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang bingung menentukan peristiwa 1 getaran pada bandul. Miskonsepsi siswa pada semua aspek ada yang berkategori dan sangat. kecuali pada aspek yang menanggapi pendapat temannya dan memberikan alasan-alasan dari dugaan yang sebelumnya mereka kemukakan berkategori sedang. Siswa terlihat bingung dalam membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan. Rencana tindakan pada siklus II Perlu dilakukan peningkatan keterlaksanaan RPP supaya menjadi sangat baik Mengefektifkan waktu dalam memulai pembelajaran dengan langsung menekankan ke pokok materi. Guru langsung memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengemukakan pendapatnya dan memperjelas secara detail pendapat- pendapat yang bertentangan dengan sesungguhnya. Perlu dilakukan peningkatan hasil belajar secara klasikal, yaitu dengan penekanan pada latihan soal agar ketuntasannya lebih meningkat lagi. Perlu dilakukan peningkatan ketuntasan TPK, yaitu dengan penekanan pada konsep dan analisis yang menjadi TPK. Perlu dilakukan pengurangan miskonsepsi siswa sehingga menjadi lebih baik untuk semua aspek, terutama aspek berpendapat. Memberikan penjelasan dan bimbingan kepada siswa tentang cara membuat kesimpulan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 83

Siklus II Hasil observasi pada siklus II yaitu: Keterlaksanaan RPP Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP dalam proses kegiatan belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Rekapitulasi keterlaksanaan RPP siklus II No. Tahap Pembelajaran Persentase Kategori 1. Pengingatan 87,5% Sangat baik 2. Kegiatan inti 83,33% Sangat baik 3. Penutup 91,67% Sangat baik Rata-rata 87,49% Sangat Baik Reliabilitas 99,2% Reliabilitas Ketuntasan hasil belajar Ketuntasan hasil belajar siklus II diperoleh dari tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II Kualifikasi Tingkat ketuntasan individual Jumlah siswa Persentase klasikal (%) Tuntas 70 25 75,76 Tidak Tuntas 70 8 24,24 Jumlah 33 100 (1) Miskonsepsi siswa Hasil observasi miskonsepsi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada Tabel 7. No Tabel 7 Rekapitulasi miskonsepsi siswa siklus II Keterampilan yang Diamati 1. Sebutkan contoh lain dari peristiwa Rerata Persentase non miskonsepsi (%) Kateg ori Persentase Miskonsep Kategori si (%) 0,00 Sangat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 84

2. Alasan dari contoh yang telah dikemukakan 3. Tanggapan dari kelompok lain mengenai contoh 4. Pengertian 5. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai pengertian 6. Gambar ½ transversal 7. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai gambar ½ transversal 8. Gambar ½ longitudinal 9. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai gambar ½ longitudinal 10. Hubungan antara frekuensi dengan periode 11 91,67 Sangat 8,33 Sangat 7 58,33 Sedang 41,67 Sedang 10 83,33 Sangat 11 91,67 Sangat 10 83,33 Sangat 10 83,33 Sangat 0 Sangat 16,67 Sangat 8,33 Sangat 16,67 Sangat 0 Sangat 0 Sangat 16,67 Sangat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 85

11. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai hubungan antara frekuensi dengan periode 12. Jawaban dari LKS 10 83,33 Sangat 16,67 Sangat 0,00 Sangat Reflective Hasil refleksi dan perencanaan ulang dari hasil pengamatan pada siklus II secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil refleksi dan perencanaan ulang Hasil refleksi siklus II Keterlaksanaan RPP sudah sangat baik. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal sudah tercapai, jumlah individu yang tuntas meningkat yaitu mencapai 75,76%, sedangkan yang belum tuntas sebesar 24,24%. Ketuntasan TPK hampir semua TPK pada siklus 1 ini berkategori tuntas, kecuali pada TPK nomor 2 dan 5. Hal ini menunjukkan masih lemahnya beberapa orang terhadap analisa gambar yang dipakai dalam menyelesaikan soal-soal THB serta ketidaktelitian siswa dalam mengerjakan atau waktu yang disediakan tidak mencukupi. Miskonsepsi siswa pada semua aspek sudah berkategori sangat, kecuali pada saat aspek ketiga menanggapi pendapat teman yang lainnya masih berkategori sedang. Masih ada sebagian siswa yang kurang mengerti membuat Rencana tindakan pada siklus III Mempertahankan keterlaksanaan tersebut dan melakukannya dengan lebih baik lagi. Perlu dilakukan peningkatan hasil belajar secara klasikal, yaitu dengan penekanan pada latihan soal. Perlu dilakukan peningkatan ketuntasan TPK, yaitu dengan penekanan pada konsep dan analisis yang menjadi TPK agar ketuntasannya lebih meningkat lagi. Pengurangan miskonsepsi siswa yang sangat baik perlu dipertahankan. Memberikan bimbingan yang intensif kepada siswa saat melakukan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 86

kesimpulan setelah melakukan percobaan. percobaan agar mereka tidak bingung membuat kesimpulan. Siklus III Hasil observasi pada siklus III yaitu: Keterlaksanaan RPP Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP dalam proses kegiatan belajar mengajar selama siklus III dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Rekapitulasi keterlaksanaan RPP siklus III No. Tahap Pembelajaran Persentase Kategori 1. Pengingatan 100% Sangat baik 2. Kegiatan inti 94,79% Sangat baik 3. Penutup 95,83% Sangat baik Rata-rata 98,60% Sangat Baik Reliabilitas 99,2% Reliabilitas Ketuntasan Hasil Belajar Ketuntasan hasil belajar siklus III diperoleh dari tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus III Kualifikasi Tingkat ketuntasan Jumlah Persentase klasikal individual siswa (%) Tuntas 70 31 93,94 Tidak Tuntas 70 2 6,06 Jumlah 33 100 Miskonsepsi Siswa Hasil observasi miskonsepsi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar selama siklus III dapat dilihat pada Tabel 11. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 87

Tabel 11 Rekapitulasi miskonsepsi siswa siklus III No Keterampilan yang Diamati 1. Sebutkan contoh pemanfaatan 2. Alasan dari contoh pemantfaatan yang telah dikemukakan 3. Tanggapan dari kelompok lain mengenai contoh pemanfaatan 4. Pengertian cepat rambat 5. Contoh pemantulan 6. Alasan pemantulan 7. Hubungan cepat rambat dengan panjang, periode, dan frekuensi 8. Alasan atau tanggapan dari kelompok lain mengenai hubungan cepat rambat Persentase non Rerata Miskonsepsi Kategori (%) 11 91,67 Sangat 11 91,67 Sangat Persentase Miskonsepi Kategori (%) 0 Sangat 8,33 Sangat 0 Sangat 0 Sangat 0 Sangat 0 Sangat 0 Sangat Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 88

dengan panjang, periode, dan frekuensi 9. Jawaban dari LKS 0 Sangat Respon Siswa Pada akhir siklus III, peneliti juga menyebarkan angket respon siswa terhadap metode pembelajaran yang telah peneliti terapkan kepada siswa selama penelitian. Hasil respon siswa tersebut dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Perolehan angket respon siswa Respon Siswa Aspek yang Diamati Persentase Rerata (%) Kategori Pernyataan positif 3,67 75,20 Baik Pernyataan negative 3,56 75,45 Baik Reflective Hasil refleksi akhir dan saran dari hasil pengamatan pada siklus III secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Tabel hasil refleksi akhir dan saran Refleksi Keterlaksanaan RPP sudah sangat baik, meskipun semua kategori persentasenya tidak mencapai 100%, tapi semua kategori mengalami peningkatan dan guru bisa menguasai kelas dengan baik. Saran Tetap pertahankan terus keterlaksanaan RPP tersebut. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 89

Ketuntasan menguasai hasil belajar siswa secara klasikal yang dicapai pada siklus III ini meningkat dari siklus II, yaitu pada siklus II sebesar 75,76% menjadi 93,94% pada siklus III. Ketuntasan TPK pada siklus III ini berkategori tuntas kecuali, soal no 4, masih banyak siswa yang hanya menyebutkan 1contoh saja sedangkan yang diminta disoal minimal adalah 2 contoh. Miskonsepsi siswa pada semua aspek sudah berkategori sangat, meskipun semua kategori persentasenya tidak 0%, tapi semua kategori mengalami penurunan miskonsepsi. Masih adanya siswa yang mendapat nilai di bawah KKM menunjukkan agar guru harus lebih memperhatikan siswa yang masih bermasalah dalam hal menganalisis penerapan rumus. Tetap pertahankan dan terus tingkatkan lagi. Penurunan miskonsepsi siswa hendaknya guru lebih sering membiasakan mereka bertanya, mengutarakan pendapat-pendapat dan alasan-alasan yang mendukungnya di dalam pembelajaran. Pembahasan Hasil Penelitian Keterlaksanaan pembelajaran generatif Langkah-langkah yang terdapat pada RPP telah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat pada persentase keterlaksanaan rata-rata RPP pada siklus I sebesar 82,29% dengan kategori sangat baik. Pada siklus II persentase keterlaksanaan rata-rata RPP sebesar 87,49% dengan kategori sangat baik. Pada siklus III persentase keterlaksanaan rata-rata RPP sebesar 98,60% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan RPP pada tiap siklusnya mengalami peningkatan dari tiap pertemuan dan sesuai dengan harapan peneliti. Keterlaksanaan RPP dengan model pembelajaran generatif selama tiga siklus dapat dilihat pada gambar 1. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 90

Ketuntasan Klasikal (%) Persentase Keterlaksanaan (%) KETERLAKSANAAN RPP 100 82.2987.49 98.6 50 Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 1 keterlaksanaan RPP model pembelajaran generatif. Ketuntasan hasil belajar Ketuntasan hasil belajar siswa adalah skor yang diperoleh siswa pada akhir siklus setelah menerima model pembelajaran generatif. Ketuntasan hasil belajar diukur dengan tes hasil belajar produk yang dibandingkan dengan KKM dan dinyatakan dengan tuntas ( 70%) dan tidak tuntas(< 70%). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I, II, dan III dapat dilihat pada gambar 2. KETUNTASAN HASIL BELAJAR 100 45.45 75.76 93.94 Siklus I Siklus II 0 Siklus Penelitian Siklus III Gambar 2 Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal Peningkatan hasil belajar ini terlihat bahwa model pembelajaran generatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 91

pokok bahasan getaran dan. Hal ini sejalan dengan pendapat (Slameto, 2010) yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah metode belajar dan alat pengajaran. Selain itu meningkatnya hasil belajar siswa juga sejalan dengan menurunnya miskonsepsi siswa setiap siklus. Meningkatnya hasil belajar siswa ini juga sejalan dengan hasil penelitian Linden dan Wittrock (1981) dalam Sudyana (2007), yang menemukan bahwa model pembelajaran generatif dapat meningkatkan pemahaman siswa yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Artinya, suatu pembelajaran yang dilakukan dengan mengunakan model pembelajaran generatif akan cenderung memiliki pemahaman yang, dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional yang masih sering diterapkan disekolah. Miskonsepsi Siswa Miskonsepsi siswa adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para ilmuwan, direkam dengan lembar pengamatan miskonsepsi siswa, dikategorikan dengan sangat,, sedang,, dan sangat dilihat penurunannya dari siklus I dan seterusnya. Penurunan miskonsepsi siswa ini terlihat bahwa model pembelajaran generatif selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat menurunkan miskonsepsi siswa dalam pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut Suparno (2005) dalam Amryeanthy (2012) menyatakan salah satu penyebab miskonsepsi siswa yaitu metode mengajar yang hanya berisi ceramah dan menulis, tidak mengungkapkan miskonsepsi, model analogi yang di pakai kurang tepat. Guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali konsepsi awalnya, kemudian siswa diharapkan menyadari Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 92

miskonsepsi yang terjadi dalam pikirannya dan bersedia memperbaiki miskonsepsi tersebut. Respon Siswa Respon siswa adalah nilai tanggapan siswa berupa minat terhadap pembelajaran generatif, yang direkam dengan angket respon siswa, dan selanjutnya dikategorikan sangat tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran generatif pada pokok bahasan getaran dan di kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin secara umum dikategorikan baik. Keefektifan Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh informasi bahwa: (1) keterlaksanaan RPP untuk setiap siklus penelitian sudah berkategori sangat baik, (2) ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan dan berkategori baik, (3) miskonsepsi siswa pada saat proses pembelajaran mengalami penurunan untuk setiap siklus dan berkategori sangat baik, (4) respon siswa terhadap pembelajaran berkategori baik. Berdasarkan informasi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran generatif efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin pada pokok bahasan getaran dan. Hal ini sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah dikelas tersebut. Hasil ini sejalan dengan penelitian Linden dan Wittrock (1981), Mackenzie dan White (1982), serta Osborne dan Wittrock (1983) yang menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran generatif terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil penelitian Andrian (2010), Fitriah (2012), dan Sari (2012) juga menunjukkan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 93

bahwa implementasi pembelajaran generatif efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kelemahan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditemukan kelemahan-kelemahannya yaitu sebagai berikut: (1) Berdasarkan instrumen pembelajaran yang telah diujikan kepada siswa dan hasil analisis tes butir soal meliputi validitas, reliabilitas dan taraf kesukaran, maka ada beberapa soal THB yang digunakan dengan kategori validitas sangat dan. (2) Walaupun sudah diterapkan model pembelajaran generatif ternyata ketuntasan klasikal belum mencapai 100%. (3) Waktu yang tersedia pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran sangat terbatas sedangkan pelaksanaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung memerlukan waktu yang banyak. PENUTUP Temuan Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh temuan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Keterlaksanaan RPP model pembelajaran generatif didapatkan persentase pada siklus I adalah 82,29%, pada siklus II adalah 87,49% dan pada siklus III dalah 98,60%, yang dikriteriakan sangat baik. (2) Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran generatif meningkat dengan didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 45,45% (tidak tuntas), pada siklus II sebesar 75,76% (tuntas) dan siklus III sebesar 93,94% (tuntas). Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 94

(3) Kemampuan siswa dalam mengatasi miskonsepsi selama proses pembelajaran model generatif pada siklus I adalah sebesar 23,61% (), pada siklus II adalah 10,42% (sangat ), dan pada siklus III adalah 1,39% (sangat ). (4) Respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah diterapkan guru pada aspek pernyataan positif sebesar 75,20% berkategori baik dan untuk aspek pernyataan negatif sebesar 75,45% berkategori baik. Simpulan Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keefektifan penerapan model pembelajaran generatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin pada pokok bahasan getaran dan berkategori efektif. Saran Beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) bagi guru, penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, memperbaiki pembelajaran dan mengembangkan kemampuan dalam melakukan penelitian tindakan kelas, namun guru yang mau menggunakan perangkat ini masih perlu melakukan revisi-revisi yang disesuaikan. (2) bagi peneliti selanjutnya, jika ingin menggunakan model pembelajaran generatif agar lebih memperhatikan pengaturan waktu dengan baik selama pembelajaran berlangsung. (3) bagi sekolah, model pembelajaran generatif efektif digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 95

DAFTAR PUSTAKA Andrian, G. 2010. Pengembangan Model Generatif Learning Pada Materi Ajar Kalor di SMP Negeri 24 Banjarmasin. Skripsi Sarjana. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan. Dewi, R. 2008. Upaya Mengurangi Miskonsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Generatif. http://repository.upi.edu/skripsiview. phpnoskripsi2047. Diakses 2 Desember 2012 Fitriah, L. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Generatif Berintegrasi Imtak Pada Materi Ajar Listrik Dinamis Bagi Siswa Kelas XMAN 1 Banjarmasin. Skripsi Sarjana. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan. Halomoan, M. 2008. Analisis Konsepsi Guru Mata Pelajaran Fisika Madrasah Aliyah Terhadap Konsep Gaya Pada Benda Diam Dan Bergera. http://sumut.kemenag.go.id/. Diakses 13 Januari 2013 Holil, A. 2008. Pembelajaran Generatif. http://anwarholil.blogspot.com. Diakses 5 Juni 2012. Nurkhayani, Siti. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 31 Banjarmasin Pada Pokok Bahasan Getaran Dan Gelombang Melalui Penerapan Pembelajaran Generatif. Skripsi Sarjana. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi. Jakarta: bumi Aksara Sari, R.Y. 2012. Penerapan Model Generative Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ajar Kalor Di Kelas VII E SMP Negeri 1 Banjarmasin. Skripsi Sarjana. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. Tidak Dipublikasikan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 96

Setya, A. 2012. Respon Siswa. http://id.shvoong.com/socialsciences/aducation/ 2253012-respon-siswa/#ixzz1owggecpM. Diakses tanggal 24 Pebruari 2012. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara Sudyana, I.N. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran dan Strategi Belajar Kooperatif Terhadap Pemahaman dan Hasil Belajar Kimia Siswa Sekolah Menengah Atas. http://www.undiksha.ac.id/jpp/index.php?c=jpp%20- %204danmdmndankid722danactviewdan mi910danli0. Diakses 6 Juni 2012. Zainuddin & Suriasa. 2006. Strategi Belajar-Mengajar Fisika. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013 97