DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. saat ini matematika dianggap sebagai program pendidikan yang berperan dalam

ABSTRAK. Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Menyelesaikan Soal

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 GORONTALO PADA MATERI ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visulization, Intellectually) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Agni Danaryanti dan Adelina Tri Lestari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

PROSES BERIPIKIR KRITIS SISWA SD DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Model Penemuan Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di semua bidang, salah satunya membangun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PQ4R PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tugas Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir. M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang baik. Hal ini sejalan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu materi mata pelajaran matematika yang diajarkan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Profil Berpikir Logis dalam Memecahkan Masalah oleh Mahasiswa Calon Guru Tipe Camper

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang unggul, dan siap menghadapi perubahan-perubahan atau perkembangan. dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS XI.IPA MAN 1 KOTA BENGKULU

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Indikator penalaran belajar matematika yaitu: a) membuat analogi

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik begitu pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Transkripsi:

1 DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis siswa kleas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontao pada materi garis singgung lingkaran pada indikator mengenal masalah, ditemukan siswa yang mampu mengenal masalah masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, Sedangkan siswa yang kurang mampu mengenal masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pada indikator menemukan cara untuk menangani masalah, diperoleh siswa yang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang. sedangkan siswa yang kurang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pada indikator menganalisis, diperoleh siswa yang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, sedangkan siswa yang kurang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Pada indikator menarik kesimpulan, diperoleh siswa yang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, Siswa yang kurang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang tidak mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Kata kunci : Kemampuan Bepikir Kritis, Berpikir Kritis

2 PENDAHULUAN Tujuan utama dari mengajarkan matematika di jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah tidak lain untuk membiasakan agar siswa mampu berpikir logis, kritis dan sistematis. Sehingga tujuan pembelajaran matematika seringkali menuntut penguasaan matematika tidak hanya sebatas penguasaan fakta dan prosedur matematika serta pemahaman konsep, tetapi juga berupa kemampuan proses matematika siswa. Semuanya harus saling menunjang dalam proses pembelajaran matematika sehingga akan membentuk siswa secara utuh dalam mengusai matematika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan sarana dan prasarana, program-program yang dibuat oleh pemerintah seperti pengadaan alat peraga agar siswa dapat dengan mudah menyerap materi yang diberikan oleh guru, penyempurnaan kurikulum yang dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya, selain itu pemerintah juga telah berupaya meningkatkan kualitas guru melalui sertifikasi guru dengan harapan dapat melahirkan guru-guru professional yang dapat menjawab tantangan globalisasi. Gurur juga telah berupaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan media pembelajaran seperti alat peraga dan berbagai metode dan model pembelajaran yang bervariasi. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan namun tidak menunjukkan peningkatan yang berarti, sebab hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari nilai ulangan yang diperoleh siswa SMP Negeri 7 Gorontalo khususnya kelas VIII pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi penulis di sekolah tersebut, nilai ulangan matematika siswa masih rendah, khususnya pada materi garis singgung lingkaran yang belum mencapai standar ketuntasan (KKM = 71). Rendahnya hasil belajar siswa ini dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan saat ulangan harian.

3 Dari hasil lembar kerja siswa terlihat bahwa dalam menjawab soal siswa tidak menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mampu mengenal masalah yang diberikan dalam soal sehingga mempengaruhi siswa dalam menentukan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Dalam soal tersebut siswa diminta menyelesaikan soal yang berhubungan dengan menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran namun dalam menyelesaikannya siswa menggunakan rumus untuk menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mampu menentukan cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam soal. Langkahlangkah yang ditempuh siswa dalam memperoleh jawaban juga tidak benar dan kurang sistematis. Setelah menuliskan jawaban siswa juga tidak memberikan kesimpulan dari jawaban yang telah diperoleh. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan garis singgung lingkaran belum optimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa adalah metode ataupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Guru lebih sering menggunakan metode pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, dan kurang melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Padahal dalam meyelesaikan soal-soal matematika siswa dituntut harus mampu berpikir kritis. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, siswa akan mampu menganalisis pertanyaan dan mencari solusi dari masalah yang ada dalam soal. Mengingat pentingnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika maka permasalahan yang dihadapi siswa harus segera diatasi, karena jika tidak segera diatasi maka akan berdampak buruk pada mutu dan kualitas pembelajaran matematika di SMP. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian dengan judul Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Garis Singgung Lingkaran (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo).

4 Rmususan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan berpikir kritis siswa kleas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran. KAJIAN TEORI Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang berarti sanggup. Menurut Mohamad Zain (dalam Yusdi, 2011). Sedangkan menurut Robbins & Judge (2008 : 57) kemampuan (Ability) adalah kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Berpikir adalah aktivitas seseorang dalam mencari sebuah jawaban yang tepat, menyelesaikan berbagai masalah serta memutuskan sesuatu. Berpikir adalah sesuatu yang menjadi tuntutan dan seharusnya dilakukan oleh manusia dalam setiap aktivitas yang akan dilakukan. Menurut Beyer (1984) dalam (Iskandar, 2012:87) berpikir adalah upaya manusia untuk membentuk konsep, memberi sebab atau membuat penentuan. Sedangkan Vincent Ruggiero (1988) (dalam Johnson, 2007:187) mengartikan berpikir sebagai aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna. Menurut Richard Paul (dalam Iskandar, 2012:87) kemampuan berpikir dibagi menjadi dua komponen penting yaitu; (i) kemampuan berpikir kritis; dan, (ii) kemampuan berpikir kreatif. Kedua kemampuan berpikir tersebut merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemudian Scriven & Paul (2007) (dalam Syahbana, 2012:51) mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses disiplin intelektual yang secara aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh

5 pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Edward Glaser (dalam Fisher, 2008:7) mendaftarkan beberapa keterampilan yang dipandang sebagai landasan dalam berpikir kritis yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (h) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (i) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (j) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, (l) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Hal senada juga katakan oleh Angelo (dalam Pamudji, 2012) bahwa ada lima indikator dalam berpikir kritis yaitu (1) Menganalisis, (2) Mensintesis, (3) Mengenal dan memecahkan masalah, (4) Menyimpulkan dan (5) Mengevaluasi atau menilai. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. Menurut Manfaat (2010:147) Matematika adalah kumpulan konsep yang mempunyai struktur sistematis, urut dengan alur logika yang jelas dan mempunyai hirarki antara satu konsep dengan konsep yang lain saling menunjang dan berhubungan. Sehingga dengan belajar matematika seseorang dapat mengasah kemampuan berpikirnya. Sembiring (dalam Kurniawati, 2011) juga mengatakan dengan belajar matematika keterampilan berpikir siswa akan meningkat karena pola berpikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran matematika tidak lain adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

6 Hal senada juga dikatakan oleh Soedjadi (dalam Kurniawati, 2011) bahwa pemberian mata pelajaran matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi (1) tujuan yang bersifat formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika. Kemampuan memecahkan masalah matematika sangat dipengaruhi oleh kemampuan berpikir kritis siswa, sebab dalam memecahkan masalah dibutuhkan kemampuan berpikir untuk dapat mengenal masalah matematika, menemukan cara untuk menangani masalah tersebut hingga masalah dapat dipecahkan. Berpikir kritis merupakan berpikir tingkat tinggi yang harus dilatih pada siswa dalam belajar matematika. Menurut Glazer (dalam Syahbana, 2012:52) yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi matematis yang kurang dikenal dalam cara yang reflektif. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam proses memecahkan suatu masalah. Sehingga kemampuan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan seseorang dalam proses memecahkan suatu masalah dalam matematika. Berdasarkan beberapa landasan berpikir kritis dan indikator berpikir kritis yang dikemukakan oleh Edward Glaser dan Angelo maka indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Mengenal masalah 2) Menemukan cara untuk menangani masalah 3) Menganalisis 4) Menarik kesimpulan METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo, Jl. Achmad Najamudin Kelurahan Limba U2 Kota Gorontalo.

7 Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei 20 Juni 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang ditujukan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo pada materi garis singgung lingkaran. Data dalam penelitian berupa data primer tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo yang tersebar di lima kelas, yaitu kelas VIII A,VIII B, VIII C, VIII D dan VIII E dengan rata-rata jumlah siswa setiap kelas 29-32 orang. Total siswa kelas VIII berjumlah 155 siswa. Karena keterbatasan waktu dan faktor-faktor lain maka dari lima kelas, diambil satu kelas sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.dengan pertimbangan bahwa kondisi populasi cukup homogen. Pengambilan sampel dilakukan dengan merandom lima kelas yang ada. Sehingga dari lima kelas terpilih satu kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas VIII D yang berjumlah 29 orang. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu tes dan wawancara. Tes diberikan dalam bentuk essay tertulis untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran dan terdiri dari 5 item soal. Selanjutnya hasil tes digunakan sebagai bahan untuk pengembangan wawancara. Tes ini diberikan kepada 29 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian. Wawancara menjadi instrumen pendukung dalam penelitian ini dan dimaksudkan untuk menjaring informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran. Wawancara ini menggunakan instrument berupa pedoman wawancara. Pengambilan subjek wawancara didasarkan pada kelompok kemampuan berpikir kritis tinggi, kelompok kemampuan berpikir kritis sedang dan kelompok kemampuan berpikir kritis rendah.

8 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran. Instrumen tersebut berupa tes yang berbentuk essay tertulis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah teknik analisis data kualitatif. Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2012:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tes diadakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo yang berjumlah 29 orang. Sebelum diberikan, tes terlebih dahulu divalidasi oleh validator. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran terdiri dari 5 item soal. Setiap soal memuat empat indikator dalam kemampuan berpikir kritis yang meliputi kemampuan mengenal masalah, menemukan cara untuk menangani masalah, menganalisis dan menarik kesimpulan. Materi garis singgung lingkaran dinilai sulit dalam mata pelajaran matematika karena rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung panjang sebuah garis singgung diperoleh dari rumus-rumus maupun teorema pada materimateri sebelumnya, misalnya teorema phytagoras, rumus mencari luas segitiga, luas layang-layang. Hal ini yang membuat materi garis singgung lingkaran sulit diselesaikan oleh siswa. Untuk itu siswa dituntut harus mampu berpikir kritis agar dapat menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi garis singgung lingkaran. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo. Menurut Edward Glaser (dalam Fisher, 2008:7) beberapa keterampilan yang dipandang sebagai landasan dalam berpikir kritis yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan

9 menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan, (h) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah, (i) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, (j) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas, (l) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan landasan dalam berpikir kritis tersebut maka peneliti mengambil 4 indikator yang dinilai sesuai dengan indikator materi yang akan diteliti yaitu materi garis singgung lingkaran. Ke 4 indikator tersebut adalah mengenal masalah, menemukan cara untuk menangani masalah, menganalisis dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran sebagai berikut. Pada indikator mengenal masalah, ditemukan siswa yang mampu mengenal masalah masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, sebab siswa tersebut mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Sedangkan siswa yang kurang mampu mengenal masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah, sebab siswa tersebut hanya mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal no,1. Pada indikator menemukan cara untuk menangani masalah, diperoleh siswa yang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menentukan cara maupun rumus untuk menyelesaikan soal, sedangkan siswa yang kurang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah sebab siswa kurang mampu menentukan rumus untuk menyelesaikan soal. Pada indikator menganalisis, diperoleh siswa yang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan benar dan sistematis.

10 Sedangkan siswa yang kurang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah sebab siswa tersebut menyelesaikan soal dengan langkahlangkah yang kurang benar dan kurang sistematis. Pada indikator menarik kesimpulan, diperoleh siswa yang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sebab siswa mampu memberikan kesimpulan pada setiap akhir jawaban. Siswa yang kurang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang tidak mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh gambaran kemampuan berpikir kritis siswa pada materi garis singgung lingkaran sebagai berikut. Pada indikator mengenal masalah, ditemukan siswa yang mampu mengenal masalah masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang, sebab siswa tersebut mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Sedangkan siswa yang kurang mampu mengenal masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah, sebab siswa tersebut hanya mampu menuliskan semua hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal no,1. Pada indikator menemukan cara untuk menangani masalah, diperoleh siswa yang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menentukan cara maupun rumus untuk menyelesaikan soal, sedangkan siswa yang kurang mampu menemukan cara untuk menangani masalah adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah sebab siswa kurang mampu menentukan rumus untuk menyelesaikan soal. Pada indikator menganalisis, diperoleh siswa yang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang sebab siswa tersebut mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan benar dan sistematis. Sedangkan siswa yang kurang mampu menganalisis adalah siswa yang memiliki

11 kemampuan rendah sebab siswa tersebut menyelesaikan soal dengan langkahlangkah yang kurang benar dan kurang sistematis. Pada indikator menarik kesimpulan, diperoleh siswa yang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sebab siswa mampu memberikan kesimpulan pada setiap akhir jawaban. Siswa yang kurang mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang tidak mampu menarik kesimpulan adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. (1) Untuk siswa, hendaknya lebih giat dalam belajar dan mengerjakan latihan-latihan soal yang terkait dengan materi garis singgung lingkaran, agar kemampuan berpikir kritis terus terasah dan siswa lebih mudah menyelesaikan soal-soal matematika. (2) Untuk guru sebaiknya lebih sering menanamkan pada siswa bahwa proses dan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah lebih penting dari hasil akhirnya. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika optimal, khususnya soal-soal yang terkait dengan materi garis singgung lingkaran. DAFTAR PUSTAKA Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis (Sebuah Pengantar). Jakarta: Erlangga Iskandar. 2012. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Referensi Johnson, Elaine B. 2007. Conrextual Teaching And Learning (Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna). Bandung: Mizan Learning Center (MLC) Kurniawati, Ririn. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Metode Pembelajaran Analitik Sintetik. [Online]. Tersedia: http://ri2nkurniawati.blogspot.com/2011/12/meningkatkankemampuan-berpikir-kritis.html. Diakses: 10 Juli 2013 Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika. Jakarta: Eduvision Publishing Pamudji, Sugeng. 2012. Membangun Pola Berpikir Kritis Bagi Siswa. [Online]. Tersedia: http://bermutuipataman1.guru-indonesia.net/artikel_detail- 25018.html Diakses: 10 April 2013

12 Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Syahbana, Ali. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Edumatica Volume 02 Nomor 01. ISSN: 2088-2157 Yusdi, Milman. 2011. Pengertian Kemampuan. [Online]. Tersedia: http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian.kemampuan.htm l/ Diakses: 10 April 2013.