ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI

ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2

DINA FITMILINA A1A110053

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

ANALISIS MINAT BELAJAR BIOLOGI PADA RUMPUN LINTAS MINAT BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol. 3 No. 2 (2017) : 47-54

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

ANALISIS PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMP NEGERI SE-KOTA JAMBI. Tiara Aprilini Universitas Negeri Jambi

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

PERSEPSI SISWA TENTANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI LABORATORIUM SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

ANALISIS MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI IPA DALAM PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 KABUPATEN BATANG HARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEGIATAN PERKULIAHAN MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Aditya Nurmala Acep Mulyadi : Metode resitasi, kemandirian belajar siswa

Bimafika, 2016, 8, 10 15

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Soal pada Materi Virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah adalah pendekatan deskriptif. Apabila datanya telah

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

Kata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING (PTK Pembelajaran Matematika Kelas IV SD N Kutoharjo V Rembang) SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Agni Danaryanti dan Adelina Tri Lestari

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

ANALISIS KEBUTUHAN BUKU AJAR MATEMATIKA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK SISWA SMP KELAS VII

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PENGARUH SIKAP PEMIKIRAN KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS MULAWARMAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Rambah dan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Juli

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Astuti WAHYUNI 1), GARDJITO 1), Bambang HARIYADI 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi Email: astuti_wahyuni@yahoo.co.id Abstrak. Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Untuk menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatakan prestasi siswa, maka diperlukan pengorganisasian proses belajar yang baik. Untuk mencapai proses belajar yang baik, hendaknya siswa mampu mengenali kemampuan berpikir kritis mereka sendiri untuk menciptakan suasana aktivitas belajar yang baik. Penelitian ini mengkaji tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian dilaksanakan pada bulan april-mei 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas XI IPA Negeri 11 Kota Jambi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, angket dan wawancara. Hasil analisis persentase angket per-indikator secara keseluruhan yaitu watak untuk berpikir kritis sebesar 56,8% (cukup tinggi), kriteria dalam berpikir kritis sebesar 68,9% (tinggi), argumen sebesar 70,1% (tinggi), pertimbangan atau pemikiran sebesar 65,2% (tinggi), sudut pandang sebesar 70,5% (tinggi), dan prosedur penerapan kriteria sebesar 71,6% (tinggi). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi sudah dikatakan mampu untuk berpikir kritis dalam belajar. Kata Kunci : Berpikir, Kritis, Aktivitas, Belajar. 1

PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman terhadap suatu konsep, sehingga dalam proses pembelajaran siswa merupakan sentral kegiatan, dari perlakuan utama. Guru hanya menciptakan suasana yang dapat mendorong timbulnya motivasi belajar siswa. Untuk itu proses pembelajaran harus mengacu pada beberapa prinsip yaitu, berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, mengembangkan perlakuan sosial, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, belajar sepanjang hayat, perpaduan kompetisi, kerja sama dan solidaritas (Suryosubroto, 1997 : 3). Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar (Daryanto, 2010: 2). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2004: 75). Proses pengajaran yang baik adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan (Djamarah, 2010: 38). Kejiwaan juga mempengaruhi proses belajar anak kalau kejiwaannya terganggu tentu saja proses belajarnya tidak berjalan dengan baik dan juga bisa mengganggu teman sekelasnya saat proses pembelajaran, fisik juga misalnya anak yang tuli jelas proses belajar mengajarnya akan terganggu karena pendengarannya kurang bagus. Berpikir kritis sebagai sebuah proses aktif dan cara berpikir secara teratur atau sistematis untuk memahami informasi secara mendalam, sehingga membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan. Proses aktif menunjukan keinginan atau motivasi untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman. Dengan berpikir kritis, maka pemikir kritis menelaah proses berpikir diri 2

sendiri dan proses berpikir orang lain untuk mengetahui apakah proses berpikir yang digunakan sudah benar (masuk akal atau tidak). Secara tersirat, pemikir kritis mengevaluasi pemikiran yang tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca, dan meneliti proses berpikir diri sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuat keputusan, atau mengembangkan sebuah proyek. Pemikir kritis secara sistematis menganalisis sebuah informasi menggunakan pendekatan yang terorganisir berdasarkan logika untuk menguji kendala dari sebuah informasi, tidak hanya menerima begitu saja cara mengajarkan sesuatu hanya karena selama ini begitu cara mengerjakannya dan tidak menganggap suatu pernyataan benar hanya karena orang lain membenarkanya (Hendra, 2013: 159). Menurut Desmita (2009: 158) beberapa karakteristik yang diperlukan dalam pemikiran kritis atau membuat pertimbangan, yaitu: 1. Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan, 2. Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, 3. Kemampaun untuk berpikir secara deduktif, 4. Kemampuan untuk membuat interparetasi yang logis, dan 5. Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat. Aktivitas atau kegiatan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegitan dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar disusun secara sistematis agar pembelajaran dapat belajar secara efisen dan produktif. Tujuan aktivitas ini secara khusus agar semua potensi siswa optimal dalam belajar. Aktivias belajar dapat dilaksanakan di dalam atau di luar kelas sesuai dengan konteks pembelajaran (Sutrisno, 2012: 84). Dalam proses belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, menganjurkan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik atau diagram, inti sari dari pelajaran yang di sajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2010: 36). METODE Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan mendeskripsikan data secara sistematik dan faktual sebagaimana dikemukakan oleh Sayuti (2010:49) penelitian deskritif analitik berupaya memberikan gambaran tentang keadaan dan gejala-gejala sosial tertentu, sedangkan menurut Sukardi (2003:3) penelitian deskritif analitik bertujuan mendeskripsikan data secara sistematik dan faktual sehingga dapat menggambarkan keadaan subjek pada saat itu atau menggambarkan keadaan lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar dapat berpikir kritis dalam pembelajaran, dan tidak mendengar atau menerima 3

begitu saja apa yang dikatakan gurunya. Siswa tersebut diharapkan mampu berpikir secara kritis untuk membuat dan mempertahankan argumennya berdasarkan pengetahuannya. Menurut Arikunto (2010: 188) subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh penelitian. Berdasarkan penelitian ini subjek yang diambil adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, jumlah subjek penelitian ini sebanyak 123 siswa, yang terdiri dari 3 kelas yaitu, kelas XI IPA1, IPA 2, dan IPA 3, jumlah siswa di tiap-tiap kelas XI IPA1: 42, IPA 2 : 40, dan IPA 3 : 41. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung dari jawaban angket siswa-siswa kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi mengenai kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran biologi. Data juga diperoleh penulis dari wawancara langsung dengan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri 11 Kota Jambi yang dianggap mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar. Selain itu data juga diproleh dari observasi yang dilakukan secara langsung untuk lebih menyakinkan dalam pengambilan data. 1. Analisis observasi Teknik analisis data pada observasi dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan daftar cek (check list), Instrumen observasi bisa dilihat dilampiran 2. Penelitian ini dilakukan oleh pengamat itu sendiri. Persentase analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi sebagai berikut: P = x 100% (Riduwan, 2011: 89) Dimana: P = persentase analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam Aktivitas belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi F = skor jawaban responden N = skor total maksimum. Tabel 3.3 Interval dengan mengunakan Skala Guttman Interval 1 2 Ya Tidak 2. Anaslisi angket Keterangan: P = Persentase 4

F = Skor jawaban responden N = Skor total Menurut Arikunto (2010: 71) kriteria pengukuran reabilitas instrumen sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria pengukuran reabilitas NO Persentase (%) Kategori/ Aspek Kualitas 1 81-100 Sangat tinggi 2 61-80 Tinggi 3 41-60 Cukup 4 21-40 Rendah 0-20 Sangat rendah 3. Analisis wawancara Pada penelitian ini pengelolaan data hasil wawancara dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Membuat pertanyaan wawancara tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar pada pembelajaran biologi di kelas XI IPA SMA Negeri Kota Jambi. 2. Semua hasil wawancara yang didapat dalam bentuk tulisan 3. Menganalisis jawaban hasil wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi hasil validasi instrumen penelitian Validasi pada instrumen penelitian diperlukan agar angket dapat dikatakan layak untuk digunakan. Hasil validasi angket yang disajikan oleh tabel berikut: 5

Tabel.Data hasil validasi instrumen penelitian No Indikator Sebelum Setelah Catatan divalidasi divalidasi Jumlah soal Jumlah soal Diperbaiki 1 Watak untuk berpikir kritis 17 17 kalimat 2 Keriteria dalam berpikir 13 13 yang 3 kritis Argumen 6 6 kurang cocok 4 Pertimbangan atau 2 2 untuk 5 pemikiran kritis Sudut pandang 2 2 tiap-tiap indikator 6 Prosedur penerapan 4 4 kriteria Total 43 43 2. Deskripsi hasil observasi instrumen penelitian Observasi yang dilakukan di SMA Negeri 11 Kota Jambi mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel. Distribusi hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar No Kelas Per Indikator Frekuensi Persentas Kategori 1 2 3 4 5 6 e % 1 XI 4 2 0 1 3 1 11 55 Cukup IPA 1 2 XI 2 3 1 3 2 1 12 60 Tinggi IPA 2 3 XI IPA 3 0 3 2 3 2 1 11 55 Cukup 6

3. Deskripsi hasil angket instrumen penelitian secara keseluruhan Tabel. Distribusi hasil persentase angket secara keseluruhan dari indikator kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi No Indikator Frekuensi Persentase Rentang % Kategori 1 Watak untuk 1880 65,86 61-80 Tinggi berpikir kritis 2 Keriteria dalam 1506 68,9 61-80 Tinggi berpikir kritis 3 Argumen 706 70,1 61-80 Tinggi 4 Pertimbangan atau 219 65,2 61-80 Tinggi pemikiran kritis 5 Sudut pandang 237 70,5 61-80 Tinggi 6 Prosedur penerapan kriteria 361 71,6 61-80 Tinggi Pada Tabel diatas dapat dijelaskan dari tabel yang ada, hasil keseluruhan setiap indikator kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi sebagai berikut: terlihat semua indikator tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil observasi dan angket dapat diterangkan bahwa siswa kelas XI IPA SMA 11 Kota Jambi sudah mampu berpikir kritis dalam aktivitas belajar. Hal tersebut tersebut ketika siswa melakukan kegitan membaca, menulis, berbicara, mendengar, berdiskusi, dan sebagainya. Akan tetapi ada juga siswa kelas XI IPA SMA 11 Kota Jambi yang hanya dan menerima begitu saja apa yang dikatakan guru atau teman-teman di kelas. Menurut Hendra (2013: 169) berpikir kritis itu sangat penting, karena memungkinkan seseorang untuk menganalisis, menilai, menjelaskan, dan merestrukturisasi pemikirannya, sehingga mampu berpikir dan bertindak untuk memcahkan suatu masalah. Dari hasil angket diperoleh dengan cara distribusi persentase secara keseluruhan dari semua indikator angket kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, sebagai berikut: 7

persentase (%) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 65.86 68.9 70.1 65.2 70.5 71.6 prosedur penerapan kriteria sudut pandang pertimbangan atau pemikiran argumen kriteria dalam berpikir kritis Gambar. Distribusi persentase secara keseluruhan hasil angket pada indikator kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi Berdasarkan distribusi angket dapat dilihat bahwa prosedur penerapan kriteria di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, berada pada kategori tinggi. Pada dasarnya kemampuan berpikir kritis tersebut harus mampu mengidentifikasi informasi yang relevan dan mampu memecahkan masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 170) berpikir kritis akan memudahkan dalam memahami bidang ilmu tertentu secara lebih mendalam persis ketika seseorang memiliki sikap untuk tidak percaya begitu saja pada apa yang telah dipaparkan, seseorang berusaha mencari informasi secara lebih mendalam dan lengkap, mengevaluasi konsistensi logis dari pemikiran-pemikiran yang disajikan, dan sebagainya. Didalam aktivitas belajar dibutuhkan siswa yang mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 162) seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. Ketekunan siswa dalam memahami pelajaran biologi dengan kemampuan berpikir kritisnya berada pada kategori tinggi, karena sebagian siswa sudah bisa memecahkan masalah dengan mencari referensi buku lain atau pun dengan menggunkan internet, serta sudah kelihatan siswa mampu menyelesaikan tugas dengan sendiri, apabila siswa tidak mengerti dia berusaha bertanya kepada guru dan disini guru juga berperan penting dalam pemikiran kritis siswa. Menurut Desmita (2009: 157) jika anak tidak didorong untuk mencari alternatif penjelasan dan interprensi tentang masalah- 8

masalah dan isu-isu, kemukinan kesimpulan-kesimpulan yang mereka ambil lebih didasarkan pada harapan-harapan mereka sendiri, prasangka, dan pengalamanpengalaman pribadi, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kesimpulan-kesimpulan yang keliru. Perkembangan pemikiran kritis terjadi bersamaan dengan perkembangan aspek kognitif lainnya. Berdasarkan analisis wawancara pada guru biologi tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, siswa sudah mampu berpikir kritis karena siswa sudah termasuk beberapa karakteristik yang diperlukan dalam pemikiran kritis seperti kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan, kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, kemampuan untuk berpikir secara deduktif, kemampuan untuk membuat interprensi yang logis dan kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat. Menurut Hendra (2013: 162) berpikir kritis juga melatih kemampuan untuk memahami dan mengunakan bahasa dengan akurat, jelas, dapat membedakan setiap makna, kemampuan untuk menafsirkan data, menilai bukti-bukti dan argumentasi serat mengenali ada tidaknya hubungan yang logis antara dugaan satu dan dugaan lainnya. Tetapi disetiap kelas itu tidak semua siswa mampu untuk berpikir kritis masih ada siswa yang belum mampu berpikir kritis itu disebabkan tingkatan-tingkatan kemampuan berpikir siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah, karena siswa malas untuk belajar dan tingkatan kemauan belajarnya sangat kurang. Sedangkan untuk mampu berpikir kritis itu harus bersemangat dan gigih untuk mencari informasiinformasi yang lebih banyak sehingga wawasan dalam berpikir bisa berkembang dan butuh keingin tahuan memecah masalah yang ada. Menurut Hendra (2013: 170) pemikiran kritis membantu mempelajari bidang ilmu tertentu dengan perspektif yang lebih terfokus. Berpikir kritis akan memudahkan memahami bidang ilmu tertentu secara lebih mendalam memiliki sikap untuk tidak percaya begitu saja pada apa yang dipaparkan, berusaha mencari informasi secara lebih mendalam dan lengkap, mengevaluasi konsentrasi logika dari pemikiran-pemikiran yang disajikan PENUTUP Simpulan. Setelah dilakukan analisis pada penelitian ini mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi, dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara keseluruhan terlihat kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi. Dari 6 indikator terlihat siswa sudah termasuk dalam kategori tinggi. Persentase indikator tersebut adalah sebagai berikut: watak untuk berpikir kritis sebesar 65,86% (tinggi), kriteria dalam berpikir kritis sebesar 68,9% (tinggi), argumen dalam berpikir kritis sebesar 70,1%, 9

pertimbangan atau pemikiran sebesar 65,2% (tinggi), sudut pandang sebesar 70,5% (tinggi) dan prosedur penerapan kriteria sebesar 71,6% (tinggi). 2. Dari hasil wawancara kepada guru biologi mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam aktivitas belajar biologi sebagian siswa sudah mampu berpikir kritis, tetapi ada juga siswa cenderung hanya menerima begitu saja apa yang diberikan oleh guru atau teman-temannya. Saran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan: 1. Perlunya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan cara menganti metode-metode mutu pembelajaran yang membuat siswa termotivasi. 2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, lembaga pendidikan terkait dapat mengasah kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar biologi dengan cara meningkatkan motivasinya untuk belajar dalam memecahkan suatu masalah didalam aktivitas belajar biologi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama Widya Desmita. 2009. Piskologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Djamarah, B. S.,2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka cipta. Hendra,S. 2013. Belajar orang Genius. Jakarta: Gramedia. Riduwan. 2011. Dasar Dasar statistik. Bandung : Alfabeta Sardiman, A. M. 2004. Interkasi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sayuti. 2010. Diakses tanggal 22 Januari 2014. Ahmad Sayuti Unair Bad 4. http://www. Damandiri.or.id/id/file/ahmad sayuti unair bab4/pdf Slameto. 2010. Belajar dan faktor-fakto yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno.2012. Kreatif mengembangkan aktivitas pembelajaran berbasis TIK. Jakarta: Referensi. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara. Suryosubroto,B. 1997. Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Reneka cipta 10