BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

INDIKATOR MAKRO EKONOMI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2003

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Selain itu sektor industri juga merupakan salah satu sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB IV. SUMATERA UTARA : KEADAAN UMUM DAN PEREKONOMIAN. Daerah provinsi Sumatera Utara terletak diantara 1-4 o Lintang Utara (LU)

Kondisi Perekonomian Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

I. PENDAHULUAN. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi yang kuat. Beberapa negara di dunia yang ekonominya kuat umumnya memiliki pondasi yang baik dan kokoh. Secara umum hal tersebut di miliki oleh negara maju. Namun fakta yang terjadi pasca krisis Eropa dan Amerika Serikat tahun 2008, negara Eropa yang secara umum adalah negara maju terkena dampak krisis global yang lebih besar di bandingkan dengan beberapa negara Asia. Dibuktikan dengan negara-negara berkembang yang dapat tetap eksis dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, khususnya Indonesia. Ditengah krisis dan perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid. Menurut berita resmi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2008 meningkat sebesar 6,1 persen dari tahun 2007, tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen dari tahun 2008, dan 2010 meningkat sebesar 6,1 persen dari 2009. Kemudian tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen. Pertumbuhan ini memang sedikit menurun dari PDB tahun 2011 yang tumbuh mencapai 6,50 persen. Pertumbuhan yang terjadi sedemikian rupa ini tidak terlepas dari peranan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Peranan UKM dalam perekonomian nasional semakin meningkat dan terlihat terutama setelah krisis 1997. Setidaknya, UKM memiliki empat peran penting dalam perekonomian nasional (Departemen Koperasi, 2013) : (1) kedudukan nya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, 1

2 (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Serta mampu menyerap banyak tenaga kerja. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Departemen Koperasi dan UKM. (Kuncoro, 2010) Sejarah membuktikan pada pasca krisis moneter tahun 1998, yang membuat perekonomian Indonesia kian terpuruk hingga perlambatan pemulihan ekonomi tahun-tahun berikutnya setelah moneter. Dikarenakan kesalahan strategi pembangunan yang bias ke Usaha Besar (UB) dan mengabaikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Faktanya, saat krisis UB yang berbasis bahan baku impor mengalami kebangkrutan sementara UKM yang berbasis bahan baku domestik dapat tetap eksis dan terus berkembang. Sehingga dapat mengubah paradigma tumpuan atau fundamental perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UKM mampu bertahan dibanding dengan usaha besar yang cenderung mengalami keterpurukan pasca krisis tersebut. Beberapa alasan mengapa UKM bisa bertahan dan jumlah yang terus meningkat pada masa krisis dikarenakan: (1) Sebagian besar UKM memproduksi

3 barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan. (2) Sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Sedangkan usaha berskala besar yang mendapat modal pinjaman dari bank akan bangkrut karena tidak dapat membayar utangnya. (3) UKM mempunyai modal yang terbatas dan pasar yang bersaing, dampaknya UKM mempunyai spesialisasi produksi yang ketat. Hal ini memungkinkan UKM mudah untuk pindah dari usaha yang satu ke usaha yang lain, hambatan keluar masuk hampir tidak ada. (4) Reformasi menghapuskan hambatan-hambatan di pasar, proteksi industri hulu dihilangkan, UKM mempunyai pilihan lebih banyak dalam pengadaan bahan baku. Akibatnya biaya produksi turun dan efisiensi meningkat. Tetapi karena bersamaan denagan terjadinya krisis ekonomi, maka pengaruhnya tidak terlalu besar. (5) Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan pekerja-pekerjanya. Para penganggur tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang umumnya berskala kecil, akibatnya jumlah UKM meningkat. Karena berbagai keunggulan yang dimiliki oleh UKM, sektor ini pun mulai menyita perhatian berbagai pihak, tak terkecuali pemerintah. Perhatian pemerintah di tunjukkan dengan menghadirkan berbagai kebijakan yang mendukung peningkatan kesempatan, kemampuan dan perlindungan terhadap

4 UKM, dengan rumusan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. (Departemen Koperasi dan UKM, 2013). 800000 700000 600000 500000 400000 300000 PPKP PP IP 200000 100000 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 Keterangan : PPKP = Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan PP = Sektor Pertambangan dan Penggalian IP = Sektor Industri Pengolahan Gambar 1.1. PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2012. Salah satu indikator penting dalam analisis ekonomi makro adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam gambar 1.1 terlihat selama tahun 2000-2012, kontribusi secara sektoral untuk PDB di dominasi oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Kegiatan sektor ini secara umum sangat mudah di jumpai di Indonesia, dalam pengaplikasiannya dikuasai lebih dari 90 persen oleh UKM. (BPS, 2013) Berbeda dengan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor Industri Pengolahan yang peningkatan nilai tambahnya terhadap PBD tidak terlalu meningkat tajam. Bahkan di sektor Industri pengolahan terjadi beberapakali

5 penurunan walaupun tidak terlalu signifikan, dimana kegiatan sektor ini sebagian besar di kuasai oleh usaha besar. (BPS, 2013) Dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja UKM memiliki peran yang besar dekarenakan UKM adalah kelompok usaha yang relatif padat karya bukan padat modal. Dalam Tabel 1.1, dapat dilihat bagaimana perkembanagn peranan UKM dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Di tahun 2005 saja UMKM menyerap 86.305.825 orang tenaga kerja dan terus meningkat di tahun berikutnya hingga 2011 sedangkan Usaha Besar hanya menyerap 2.719.209 orang di tahun 2005 dan menurun 2006 menjadi 2.441.181 orang kemudian merangkak naik sampai tahun 2011. Tabel 1.1 Data Perkembanagan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005-2011 NO INDIKATOR SATUAN TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009* 2010* 2011** 1 Unit Usaha (A+B) (Unit) 47,022,084 49,026,380 50,150,263 51,414,261 52,769,280 53,828,569 55,211,396 A. UMKM (Unit) 47,017,062 49,021,803 50,145,800 51,409,612 52,764,603 53,823,732 55,206,444 B. Usaha Besar (UB) (Unit) 5,022 4,577 4,463 4,650 4,677 4,838 4,952 2 Tenaga Kerja (A+B) (Orang) 86,305,825 90,350,778 93,027,341 96,780,483 98,886,003 102,241,486 104,613,681 A. UMKM (Orang) 83,586,616 87,909,598 90,491,930 94,024,278 96,211,332 99,401,775 101,722,458 B. Usaha Besar (UB) (Orang) 2,719,209 2,441,181 2,535,411 2,756,205 2,674,671 2,839,711 2,891,224 3 PDB Atas Dasar Harga Berlaku (A+B) (Rp. Milyar) 2,774,281.2 3,171,417.1 3,745,549.3 4,693,809.0 5,294,860.9 6,068,762.8 7,427,086.1 A. UMKM (Rp. Milyar) 1,494,631.9 1,783,423.8 2,107,868.1 2,613,226.1 2,993,151.7 3,466,393.3 4,303,571.5 B. Usaha Besar (UB) (Rp. Milyar) 1,279,649.4 1,387,993.3 1,637,681.2 2,080,582.9 2,301,709.2 2,602,369.5 3,123,514.6 4 PDB Atas Dasar Harga Konstan (A+B) (Rp. Milyar) 1,750,815.2 1,770,508.3 1,883,549.1 1,997,938.0 2,089,058.5 2,217,947.0 2,377,110.0 A. UMKM (Rp. Milyar) 979,501.3 1,035,615.3 1,100,670.9 1,165,753.2 1,212,599.3 1,282,571.8 1,369,326.0 B. Usaha Besar (UB) (Rp. Milyar) 771,314.0 734,893.0 782,878.2 832,184.8 876,459.2 935,375.2 1,007,784.0 5 Total Ekspor Non Migas (A+B) (Rp. Milyar) 544,201.0 689,412.5 794,872.1 983,540.4 953,089.9 1,112,719.9 1,140,451.1 A. UMKM (Rp. Milyar) 110,338.1 123,767.9 140,363.8 178,008.3 162,254.5 175,894.9 187,441.8 B. Usaha Besar (UB) (Rp. Milyar) 433,863.7 565,644.7 654,508.3 805,532.1 790,835.3 936,825.0 953,009.3 Sumber : Departemen Koperasi, 2012 Keterangan : *) Angka Sementara ; **) Angka Sangat Sementara Dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti, Usaha Kecil Menengah (UKM) memang memiliki peran sentral dalam menstimulus atau peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional ataupun pertumbuhan Produk Nasional Bruto (PDB) sekaligus meningkatkan kesejahteraaan mayarakat. Penelitian yang dilakuan oleh Abidin, Abdullah (2004)

6 mengemukakan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah Memiliki Posisi Penting, bukan saja dalam penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat di daerah, dalam berbagai hal mereka menjadi perekat dan menstabilkan masalah kesenjangan sosial. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, Sri (2009) yaitu jumlah UKM paling banyak bergerak di bidang perdagangan dan paling sedikit bergerak di bidang listrik dan air bersih; secara total UKM menyerap tenaga kerja sebanyak 43.911.721 orang serta sumbangan UKM dalam Produk Nasional Bruto (PDB) sebesar Rp. 1.648.555.770.662. Berdasarkan uraian diatas, bagaimana besarnya peran UKM terhadap penyerapan tenaga kerja dan dan sumbangsihnya terhadap Produk Nasional Bruto (PDB), peneliti berkeinginan dan tertarik untuk meneliti beberapa indikator variabel UKM yang mempengaruhi besaran PDB dengan judul penelitian Pengaruh UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Peningkatan PDB (Produk Domestok Bruto) Indonesia Tahun 1997-2012 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan paparkan diatas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan PDB Indonesia ditengah krisris global yang melanda Eropa dan Amerika Serikat tahun 2008? 2. Bagaimana peranan UKM dalam Perekonomian Indonesia tahun 1997-2012?

7 3. Mengapa UKM dapat bertahan menghadapi gejolak ekonomi yang tidak menentu. Tahun 1997-2012? 4. Apa peranan pemerintah dalam pemberdayaan UKM? 5. Bagaimana pertumbuhan UKM dapat mempengaruhi jumlah PDB tahun 1997-2012? 1.3 Pembatasan Masalah Agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah bagaimana pertumbuhan UKM, jumlah tenaga kerja yang diserap UKM dan Pendapatan UKM mempengaruhi pertumbuhan Peroduk Domestik Bruto (PDB) tahun 1997-2012. 1.4 Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pertumbuhan UKM mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah pendapatan UKM tahun 1997-2012? 2. Apakah tenaga kerja yang di serap UKM mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah pendapatan UKM tahun 1997-2012? 3. Apakah pertumbuhan UKM mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pertumbuhan PDB tahun 1997-2012? 4. Apakah tenaga kerja UKM mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap jumlah pertumbuhan PDB tahun 1997-2012? 5. Apakah pendapatan UKM mempunyai pengaruh langsung terhadap jumlah pertumbuhan PDB tahun 1997-2012?

8 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh pertumbuhan UKM terhadap jumlah pendapatan UKM tahun 1997-2012. 2. Mengetahui pengaruh tenaga kerja yang di serap UKM terhadap jumlah pendapatan UKM tahun 1997-2012. 3. Mengetahui pengaruh langsung/tidak langsung pertumbuhan UKM terhadap pertumbuhan PDB tahun 1997-2012. 4. Mengetahui pengaruh langsung/tidak langsung tenaga kerja UKM terhadap jumlah pertumbuhan PDB tahun 1997-2012. 5. Mengetahui pengaruh pendapatan UKM terhadap jumlah pertumbuhan PDB tahun 1997-2012. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Dari penelitian ini penulis berharap dapat menggali wawasan dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang yang berkaitan dengan UKM dan PDB. 2. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana peranan UKM dalam Perekonomian Nasional, sehingga pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengambil keputusan untuk kegiatan UKM.

9 3. Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai referensi atau bahan bacaan bagi pembaca atau mahasiswa. 4. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan penelitian yang ada pada universitas. Dan juga diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang membantu dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.