Kontrasepsi Hormonal (PIL)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon sintetik dan hormon alamiah. (Baziad, 2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pil progestin adalah pil oral yang memiliki kandungan dosis. progestin tunggal yang rendah (Varney, 2007; h. 477).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya. kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga

SAP KELUARGA BERENCANA

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH PADA WANITA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara Tingkat Kepatuhan dengan Keberhasilan Akseptor KB Pil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Keluarga Berencana. dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori. 1. Pendidikan. a. Definisi Pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suparlan Suhartono dalam Tim Pengembangan

Kontrasepsi Emergensi Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi fertilitas. (Prawirohardjo, 2006) kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (Mochtar, 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan tindakan medis di Amerika Serikat dan Eropa sejak tahun 1960.

PIL KB Jenis - Jenis PIL KB: A. PIL KOMBINASI B. PIL SEKWENSI C. PIL NORMOFASIK D. MORNING AFTER PIL E. PIL TRIFASIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

KONTRASEPSI. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah dan

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

M etode P engendalian K elahiran

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

KEPERAWATAN MATERNITAS II

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Anamnesa pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 18.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI (KELUARGA BERENCANA)

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS. Contraception

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

tanda ceklis ( ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

JENIS PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN GANGGUAN MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahirkan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

PENGARUH FREKUENSI KONTRASEPSI SUNTIK DMPA TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA. Oleh: ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETERATURAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL DENGAN PERUBAHAN SIKLUS MENSTRUASI DI POLINDES TAMPUNG REJO KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO 2014

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

HUBUNGAN LAMANYA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEMBALINYA KESUBURAN PADA POST AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA. Oleh:

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR. Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** ABSTRAK

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat memberikan

KB SUNTIK 3 (TIGA) BULAN DENGAN EFEK SAMPING GANGGUAN HAID DAN PENANGANANNYA

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

Transkripsi:

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

A.KONTRASEPSI HORMONAL Adalah: kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron

Bentuk kontrasepsi hormonal, antara lain: 1. Kontrasepsi oral 2. Kontrasepsi suntik 3. Kontrasepsi implan/subkutis 4. Cincin vagina 5. Kontrasepsi koyo

Pil Oral Kombinasi Pil Mini Kontrasepsi Oral Pil Sekuensial Pi Pascasanggama Sumber: Baziad, 2008

POK Merupakan pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi secara alami oleh wanita (Lucky, 2013)

1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif 2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Menekan ovulasi Mengurangi transpor sperma di bagian atas saluran genital (tuba fallopii) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma)

INDIKASI Usia reproduksi Telah memiliki anak atau pun yang belum Gemuk atau kurus Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi Setelah melahirkan dan tidak menyusui Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut Pascakeguguran Anemia karena haid berlebihan Nyeri haid hebat Siklus haid tidak teratur Riwayat kehamilan ektopik Kelainan payudara jinak Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin) Varises vena.

KONTRAINDIKASI Hamil atau dicurigai hamil Menyusui eksklusif Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya Penyakit hati akut (hepatitis) Perokok dengan usia >35 th Riwayat penyakit jantung, stroke, atau TD >180/110 mmhg Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 th Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara Migrain atau gejala neorologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

Amenorea (tidak ada perdahan atau spotting) Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi anafilaktik) Perdarahan pervaginam/ spotting

2. Pil mini Hanya berisi progestin/minipil Jenis Minipil Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 30 µg noretindron Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel

Cara Kerja Minipil 1. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat) 2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit 3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma 4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.

INDIKASI Usia reproduksi Telah memiliki anak atau pun yang belum Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui Pascapersalinan/tidak menyusui Pascakeguguran Perokok segala usia Mempunyai TD tinggi (selama < 180/110 mmhg) atau dengan masalah pembekuan darah Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunaka estrogen.

KONTRAINDIKASI Hamil atau diduga hamil Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara Sering lupa menggunakan pil Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.

EFEKTIFITAS Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar.

3. Pil Sekuensial Di Indonesia pil sekuensial tidak diedarkan. Pada cara kontrasepsi ini diminum pil hanya mengandung estrogen saja untuk 14-16 hari, disusul dengan pil yang mengandung estrogen dan progestagen untuk 5-7 hari. Cara kerja Penekanan terhadap sekresi gonadotropin tidak begitu kuat bila dibandingkan dengan sediaan kombinasi monofasik, karena pada fase pertama hanya estrogen yang bekerja menekan sekresi gonadotropin, sedangkan pada sediaan kombinasi monofasik estrogen dan progesteron sudah sejak awal sama-sama bekerja menekan sekresi gonadotropin. Efek terhadap lendir serviks juga tidak begitu baik pada penggunaan sediaan sekuensial, sehingga tetap saja dapat terjadi penetrasi sperma.

4. Pil Pascasanggama disebut juga dengan Istilah : morning after pill menerangkan bahwa pil atau obat tersebut harus dimulai dalam waktu beberapa jam atau diberikan esok paginya. Post coital pill menerangkan bahwa obatnya segera digunakan setelah koitus atau sanggama Emergency contraception digunakan sebagai prosedur darurat untuk mencegah kehamilan setelah sanggama tampa perlindungan.

INDIKASI Hanya diindikasikan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apapun, dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus. Kontrasepsi pascasanggama hanya bermanfaat bila digunakan sebelum implantasi terjadi. Kalau implantasi telah terjadi, kehamilan tidak dapat dicegah lagi, bahkan kehamilan tersebut perlu diakhiri karena karena steroid seks memiliki efek teratogenik terhadap bayi. EFEK SAMPING Obat untuk kontrasepsi pascasanggama dapat menimbulkan sakit kepala, mual, dan muntah.