TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN Eliza Hafni*, Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Phone/Fax: 08510799803 E-mail: zha:pu185@yahoo.co.id Abstrak Eksplorasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh lebih banyak informasi tentang suatu keadaan. Teknik orang ketiga merupakan mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga seperti dia atau mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh teknik orang ketiga terhadap eksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di RSUD dr.pirngadi Medan dengan desain penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan pre post test design yang dilakukan pada 30 orang responden pada bulan Maret sampai Mei 01. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan Uji Wilcoxon. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa teknik orang ketiga mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada perawat anak agar dapat menerapkan komunikasi teknik orang ketiga dalam mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit. Kata kunci : Teknik Orang Ketiga, Eksplorasi perasaan, Usia Sekolah PENDAHULUAN Anak adalah indvidu yang unik bukan miniatur orang dewasa. Untuk melakukan pendekatan perlu teknik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak (Mundakir, 006). Komunikasi pada anak merupakan proses pertukaran informasi yang disampaikan oleh anak kepada orang lain dengan harapan orang yang diajak dalam pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya (Hidayat, 005). Berdasarkan penelitian Redhian,I.P. (011),dengan tujuan untuk memahami dan menjelaskan bagaimana teknik yang digunakan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien anak dan juga orang tua, diperoleh hasil yaitu pasien anak, jika pasien sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik, perawat menanyakan langsung pada anak tapi jika tidak langsung ke orangtuanya. Seringkali perawat melakukan komunikasi pada orangtua pasien anak. Teknik komunikasi yang digunakan perawat adalah teknik bermain karena dianggap paling efektif. Cara komunikasi terapeutik yang sering diterapkan perawat seperti posisi badan, jarak interaksi, nada bicara, melakukan sentuhan dan mengalihkan aktivitas. Menurut penelitian Ekawati, L. (010) menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan perawat sangat penting untuk mengurangi kecemasan pada anak yang dirawat di rumah sakit, jadi dengan melakukan teknik komunikasi yang baik maka kecemasan pada anak dapat berkurang dan anak dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan selama dirawat di rumah sakit. Teknik orang ketiga merupakan mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga seperti dia atau mereka. Teknik tersebut mengurangi perasaan terancam dari pada langsung bertanya pada anak bagaimana perasaannya.. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang Teknik orang ketiga dengan eksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di RSUD dr.pirngadi Medan untuk mengidentifikasi pengaruh teknik orang ketiga terhadap eksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di RSUD dr.pirngadi Medan. METODE Desain penelitian Quasi eksperimen dengan menggunakan pre post test design pada satu kelompok penelitian. Kelompok tersebut diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi sesudah intervensi. Jumlah sampel 30 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kriteria inklusi adalah anak bersedia menjadi responden, umur 6-1 tahun, anak tidak iritabel, tingkat kesadaran anak compos mentis, dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat yaitu statistik deskriptif (frekuensi dan persentase) dan analisa bivariat yaitu statistik nonparametrik (Uji Wilcoxon). Prosedur penelitian yang dilakukan adalah peneliti mulai melakukan komunikasi pada anak mengidentifikasi perasaan yang dirasakan anak selama dirawat di rumah sakit sebelum dengan menggunakan teknik orang ketiga selama ±10 menit. Sesudah anak mengungkapkan perasaannya maka peneliti mengisi pada lembar observasi kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan sesuai skor yang telah ditetapkan dimana tahap ini merupakan tahap Pre Test. Sesudah itu peneliti mengakhiri komunikasi untuk sementara dan membuat perjanjian kepada anak untuk melakukan komunikasi dengan menggunakan teknik orang ketiga. Sesudah 30 menit peneliti mulai melakukan komunikasi dengan menggunakan teknik orang ketiga selama ±15 menit. Peneliti menanyakan tentang perasaan yang dirasakan anak selama dirawat di rumah sakit dengan menggunakan teknik orang ketiga. Seperti:, Dek, teman kamu yang disebelah sana kemarin bercerita tentang perasaannya selama dirawat di rumah sakit, dia menyatakan bahwa dia merasa senang selama dirawat di rumah sakit karena dia mendapatkan banyak teman. Kalau kamu bagaimana?coba ceritakan, Sesudah anak mengungkapkan perasaannya maka peneliti mengisi pada lembar observasi kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan sesuai skor yang telah ditetapkan dimana tahap ini adalah tahap Post Test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden Karakteristik responden f % 1. Jenis Kelamin Perempuan Laki- laki. Usia 6 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 1 18 5 5 7 9 1 tahun 3. Pengalaman Masuk Rumah Sakit Pernah Belum Pernah 17 13 4. Suku Bangsa Jawa Batak Melayu Minang 9 18 1 40 60 1 1 3,3 30,0 5 43,3 30,0 60.0 3,3 Berdasarkan karakteristik responden diperoleh mayoritas laki- laki, usia 1 tahun, pernah masuk rumah sakit dan bersuku Batak. Tabel 1 dipaparkan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang dirawat di rumah sakit. 55
Tabel. Distribusi responden berdasarkan pertanyaan pendahuluan untuk mengidentifikasi perilaku anak sebelum masuk ke rumah sakit (n=30) Variabel f % Pertanyaan 1 a. Pendiam b. Periang c. Mudah bergaul d. Banyak bicara Pertanyaan a. Menangis b. Diam saja c. Memberitah ukan kepada orangtua Pertanyaan 3 a. Ya b. Tidak Pertanyaan 4 a. Bertanya tentang penyakit nya b. Menolak diri Pertanyaan 5 a. Ya b. Tidak Pertanyaan 6 a. Ya b. Tidak Pertanyaan 7 a. Mudah 5 4 18 3 6 7 17 17 13 8 4 6 6 4 1 13,3 60.0 10,0 0,0 3,3 5 5 43,3 93,3 80.0 0,0 8 13,3 30 100,0 berinteraksi Berdasarkan pertanyaan pendahuluan diperoleh mayoritas anak mudah bergaul, anak memberitahukan kepada orangtua jika mengalami cedera, mengeluh tentang sakitnya, merespon terhadap penyakitnya dengan bertanya tentang penyakitnya, selalu meminta ibunya selalu berada didekatnya jika anak sedang sakit, mengalami kesulitan untuk tidur, dan mudah berinteraksi. Tabel dipaparkan untuk mengetahui perilaku anak sebelum masuk ke rumah sakit. Tabel 3. Kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Anak Usia Sekolah Mengungkapkan Perasaan Sebelum dan Setelah Dilakukan Teknik Orang Ketiga di RSUD dr. Pirngadi Medan (n = 30). Sebelum Intervensi Setelah Intervensi f % f % Anak diam 1 3,3 0 0 Anak terbata-bata 6 0,0 0 0 Anak mengungkapkan satu kalimat 0 6 0 0 Anak 3 10.0 30 100 mengungkapkan lebih dari 1 kalimat Berdasarkan kemampuan anak mengungkapkan perasaan diperoleh mayoritas anak hanya mengungkapkan satu kalimat sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi mayoritas anak mampu mengungkapkan lebih dari satu kalimat tentang perasaannya. Tabel 3 dipaparkan untuk mengidentifikasi kemampuan anak mengungkapkan perasaan sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Perasaan yang diungkapkan Anak Selama Dirawat Di RSUD dr. Pirngadi Medan pada saat dilakukan teknik orang ketiga (n=30) Perasaan anak f % selama dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan Takut terhadap 16 53,3 tindakan medis Kehilangan 1 3,3 kendali Cemas tidak 6 8 masuk sekolah Bosan 7 90,0 Sedih 13 43,3 Berdasarkan perasaan yang diungkapkan anak pada saat dilakukan teknik orang ketiga diperoleh mayoritas anak bosan selama di rumah sakit. Tabel 4 56
dipaparkan untuk mengidentifikasi perasaan yang diungkapkan anak saat dilakukan teknik orang ketiga. Tabel 5. Perbedaan Kemampuan Anak Mengungkapkan Perasaan Sebelum dan Setelah Dilakukan Teknik Orang Ketiga selama dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan (n=30) Variabel z Nilai p Kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan sebelum dan setelah teknik orang ketiga -4,78 0,000 *p< 0,05 Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil bahwa ada pengaruh teknik orang ketiga terhadap eksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat dirawat di rumah sakit. Pembahasan Berdasarkan jenis kelamin terlihat perbedaan kemampuan mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karnadi (009) yaitu terdapat perbedaan kemampuan dalam mengemukakan pendapat antara anak laki- laki dengan anak perempuan yang sangat signifikan, yaitu kemampuan mengemukakan pendapat pada anak lakilaki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena anak laki- laki cenderung lebih berani dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan walaupun memilki kemampuan lebih dalam kosakata bahasa, namun kadang- kadang mereka masih sering merasa takut atau malu untuk menyampaikan kemampuan bahasa di depan yang lain. Berdasarkan usia terlihat perbedaan kemampuan mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wong (009) yaitu menurut Piaget perkembangan kognitif pada tingkatan usia berbeda satu sama lain, semakin bertambahnya usia maka intelegensia semakin meningkat sehingga komunikasi dapat lebih baik. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada masa awal sekolah dasar (usia 6 tahun) anak sudah menguasai sekitar 500 kata, usia 8 tahun 0000 kata dan pada masa akhir (usia 11-1 tahun) telah menguasai sekitar 50000 kata. Selain itu hal ini sesuai dengan pendapat Supartini (004) yaitu reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap di rumah sakit berbedabeda pada masing-masing individu. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perkembangan usia anak merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit dan proses perawatan (Ernawulan, 003). Berdasarkan pengalaman masuk rumah sakit terlihat perbedaan kemampuan mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Supartini (004) yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah pengalaman sebelumnya dirawat di rumah sakit yaitu apabila anak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dirawat di rumah sakit sebelumnya akan menyebabkan anak takut atau trauma. Sebaliknya apabila anak dirawat dirumah sakit mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan anak lebih kooperatif pada perawat ataupun dokter. Berdasarkan pertanyaan pendahuluan yang ditujukan pada orangtua untuk mengidentifikasi keadaan anak sebelum masuk rumah sakit diperoleh yaitu mayoritas anak mudah bergaul dan mudah berinteraksi terhadap orang baru. Tetapi selama dilakukan komunikasi pada anak selama dirawat dirumah sakit anak kurang mampu untuk berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wong (009) yaitu penyakit dan hospitalisasi sering kali menjdi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak memiliki jumlah mekanisme koping yang terbatas untuk 57
menyelesaikan stressor sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap komunikasi yang dilakukan oleh anak. Berdasarkan kemampuan anak usia sekolah dalam mengungkapkan perasaan sebelum dilakukan teknik orang ketiga terlihat perbedaan kemampuan mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Juliana,R. (010) yaitu pada anak -anak yang dirawat dirumah sakit karena banyaknya permasalahan yang dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya maupun karena ketakutan dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan sering komunikasi menjadi terganggu. Anak menjadi lebih pendiam ataupun tidak mau berkomunikasi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Engel (1999) yaitu anak usia sekolah (6 sampai 1 tahun) berpikir secara konkrit. Umumnya mereka telah mempunyai hubungan yang cukup dengan petugas perawatan kesehatan dimana mereka dapat mengandalkan pengalamanpengalaman masa lalu untuk menuntun mereka. Tergantung pada kualitas pengalaman masa lalu, mereka mungkin tampak malu atau ragu-ragu selama pengkajian kesehatan. Seringkali mereka mungkin takut terluka atau merasa malu. Berdasarkan kemampuan anak usia sekolah dalam mengungkapkan perasaan setelah dilakukan teknik orang ketiga terlihat perbedaan kemampuan mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mundakir (006) yaitu untuk melakukan pendekatan pada anak perlu teknik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak. Teknik komunikasi yang terapeutik dengan anak yang harus dipahami oleh perawat antara lain teknik orang ketiga. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Redhian I.P. (011) yaitu diperlukan juga untuk perawat menerapkan teknik komunikasi terapeutik secara verbal seperti teknik orang ketiga yang berguna untuk mengurangi perasaan terancam pada pasien anak selama dirawat dirumah sakit. Dengan semakin sering perawat melakukan teknik komunikasi terapeutik dengan cara verbal maupun nonverbal, secara tidak langsung akan dapat menciptakan hubungan yang lebih baik antara perawat dengan pasien anak sehingga dapat mengeksplorasi perasan anak selama dirawat di rumah sakit. Berdasarkan perasaan yang diungkapkan pada saat melakukan teknik orang ketiga yaitu mayoritas responden menyatakan takut terhadap tindakan medis, merasa cemas tidak masuk sekolah dan bosan. Ada tiga faktor utama yang merupakan ketakutan anak usia sekolah saat dihospitalisasi yaitu takut berpisah dengan keluarga, tinggal dirumah sakit dalam waktu yang lama, dan ada sesuatu yang salah yang sedang terjadi dalam tubuhnya (Wanda, D., Hayati, H. 007). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Wong (009) yaitu salah satu masalah yang paling signifikan dari anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit berpusat pada kebosanan. Selain itu anak usia sekolah mulai menunjukkan kekhwatiran terhadap suatu prosedur tindakan yang dilakukan dirumah sakit. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh teknik orang ketiga terhadap eksplorasi perasaan yang signifikan sebelum dan setelah intervensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wong (009) yaitu teknik orang ketiga merupakan mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga seperti dia atau mereka. Teknik ini mengurangi perasaan terancam dari pada langsung bertanya pada anak bagaimana perasaannya. Cara seperti ini memberikan kesempatan untuk setuju atau tidak setuju tanpa ingin bertahan dan diam tidak mampu mengungkapkan perasaan sehingga dengan menggunakan teknik orang ketiga ini anak sudah mampu mengungkapkan perasaan yang dirasakan selama dirawat di rumah sakit. 58
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Tamsuri (006) yaitu salah satu teknik komunikasi yang harus dipahami perawat adalah teknik orang ketiga yang dapat digunakan untuk berkomunikasi pada anak. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini membuktikan bahwa teknik orang ketiga merupakan komunikasi yang efektif yang digunakan untuk mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit. Oleh sebab itu teknik ini tepat digunakan oleh perawat anak dalam mengeksplorasi perasaan anak. DAFTAR PUSTAKA Ekawati, L. (010).Hubungan sikap dan teknik komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan anak prasekolah diruang perawatan RS Elisabeth Bekasi. Diambil pada tanggal 5 Juli 01 dari http://www.library.upnvj.ac.id Mundakir. (006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Redhian, I.P. (011). Komunikasi Teraupetik Perawat dengan Pasien Anak dan Orangtua. diambil pada tanggal 5 Oktober 011 dari http://eprints.undip.ac.id Tamsuri, A. (006). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta:EGC Supartini, Y. (004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperwatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Wanda, D., Hayati, H. (007) Studi Kualitatif Pengalaman Anak Pascarawat Inap. Diambil pada tanggal 5 Juni 01 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id. Wong, Donna L, dkk. (009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Engel, J. (008). Pengkajian Pediatrik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ernawulan (003). Perkembangan pada anak usia dini. Diambil pada tanggal 0 Juni 01 dari http://file.upi.edu Hidayat,A.A.A. (005).Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Juliana, R. (010). Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah. Diambil pada tanggal Juli 01 dari http://rikajulyners.com/010/1/ko munikasi-terapeutik-pada-anakusia.html. Karnadi. (009). Pengaruh Jenis Kelamin dan Kreativitas Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Anak Kelas Rendah di Sekolah Dasar. Diambil pada tanggal 15 Juni 01 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id 59